• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATEGORI

KODE Quote Informan Story Line

Pengetahuan tentang Program/ Radio

002 Kita pengen mimpinya memang punya radio FM tapi ga pernah kesampean karena

kemalahan kan, dari segi apa namanya, biaya lisensi, perizinan, segala macem, itu ga masuk akal. Dan salah satu solusi yang waktu itu kita pikirin adalah masuk ke online radio, karena kita ngelihat perkembangannya juga dunia digital itu semakin bagus kan. (I2)

Jadi memang program pagi itu menjadi andalan hampir di setiap radio – konvensional mau pun streaming – untuk memulai

Marketeers berangkat dari sebuah

komunitas offline untuk Marketing Professional yang ada di Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Medan. Pada tahun 2008, mereka sadar bahwa membangun komunitas offline untuk professional

marketer/ pemasar

merupakan hal yang sulit. Banyak segala macam inisiatif cara yang mereka lakukan, antara lain

mengembangkan komunitas Marketeers yang sudah ada ke hal-hal yang sifatnya lebih ke

media-centric, yakni

dengan membuat majalah, online portal, dan radio online. Morning Movement adalah program andalan di radio online Marketeers.FM yang mengudara setiap pagi. Program ini mengudara setiap hari Senin – Jumat, pukul 09.00 – 11.00 WIB; alasan

siarannya. Dan radio siaran pagi itu memang jadi pilihan masyarakat umumnya hingga hari ini. Nah, dari situ dibentuklah program pagi untuk Marketeers Radio nya sendiri tapi yang dibutuhkan selain program pagi, juga dibutuhkan nama, dibutuhkan bentuknya, dibutuhkan kemasannya yang jelas juga. Nah, dari situ pun, dari Marketeers sudah ada segmen yang namanya Movement. Movement itu datang dari majalahnya sendiri, datang dari net nya sendiri dan akhirnya dibentuklah program pagi nya dengan ‘Morning’ dan ‘Movement’, karena memang program pagi jadi yaudah.. dibentuklah program pagi yang untuk sebagai awal siaran di setiap harinya untuk Marketeers Radio sebagai pembukaan. (I1)

Pengalaman dari setahun ke belakang ya. Itu, pertama kita punya program Morning Movement, kemudian dari itu... program itu berjalan dari jam 9 hingga jam 11 siang ya. Setelah itu dari jam 11 sampai jam 4 kita total lagu, karena melihat mungkin di jam siang itu orang-orang pengennya dengerin lagu gitu (I3)

siar tersebut karena melihat perilaku masyarakat yang beraktivitas setiap hari Senin – Jumat dan umumnya memilih untuk mengawali hari dengan informasi-informasi ringan dan terbaru di setiap pagi.

Judul ‘Morning Movement’ diambil dari nama segmen ‘Movement’ yang lebih dulu ada di majalah Marketeers. Nama segmen tersebut diambil untuk program pagi dengan

menambahkan ‘Morning’ dan ‘Movement’ pada judulnya. Setiap pagi, program ini selalu menyajikan informasi terbaru seputar dunia marketing dan bisnis secara ringan, fun, dan menarik.

Format Program/ Radio

003 Jadi secara psikografis, yang kita bidik itu adalah orang-orang yang marketing enthusiast. Tapi secara demografik kayak gimana itu yang dengerin... marketing

enthusiast yang dengerin radio kita. Nah, kalo kita liat sih memang marketing enthusiast yang ada di kampus gitu ya, yang pas lagi nggak di jam kampus gitu mereka dengerin. Atau ngga, orang-orang yang... yang kerja sambil ngapain di cafe, gitu. Walaupun secara tradisional, kita tahu bahwa itu nggak sesuai sama eee... traditional target audience Marketeers secara keseluruhan. (I2)

Morning Movement nggak berkonsentrasi untuk anak muda. Morning Movement itu justru banyak lebih ke dewasa muda. Jadi remaja – dewasa, dan remaja – dewasa nya itu 17 - 25 (tahun) dan dewasa nya sendiri itu 25 (tahun) ke atas. Nah itu semua menjadi target marketnya dan konsentrasinya bukan lebih ke (kaum) muda nya tapi lebih ke (kaum) dewasa nya yang sudah bekerja. Bahkan kalau (dari) Morning Movement punya misi untuk menginspirasi juga, gitu. Nah, makanya Senin – Jumat itu adalah waktu di mana orang beraktifitas dengan pasti dan selama orang beraktifitas dengan pasti itu yang kita provide dengan informasi-informasi, movement-movement di setiap pagi untuk memulai hari mereka. (I1)

Awalnya ini kita melihat bahwa (radio) ini sebuah radio yang bisa dijadikan referensi gitu ya untuk orang-orang yang mau tau tentang dunia marketing. Dan dari awal kita tau bahwa kita ini DNA nya marketing, jadi memang harus menyediakan marketing gitu secara konten. Packaging nya kita memang desain... lewat secara payungnya ya ‘Good Marketing, Great Music, Anytime’. Kita ini kan

Secara keseluruhan, radio online Marketeers.FM menyasarkan target audiens nya kepada orang-orang dewasa muda yang memiliki umur 25 tahun ke atas dan secara psikografis memiliki ketertarikan terhadap dunia marketing (marketing enthusiast). Kalau secara demografis nya, target audiens yang mendengarkan radio Marketeers.FM umumnya adalah orang-orang yang berkecimpung di dunia marketing (marketeer professional). Untuk

target sekunder nya, radio Marketeers.FM membidik ke kaum muda (youth) terutama dari kalangan mahasiswa. Oleh karena itu, program Morning Movement memiliki format packaging yang selalu berisi konten aktual seputar marketing yang dibungkus secara ringan, fun, dan dibumbui dengan musik yang

easy-listening karena pada

dasarnya program ini ingin menyediakan informasi-informasi berguna dan menginspirasi pendengarnya.

pioneer ya, kita mau jadi pioneer lah, di online radio gitu yang dikelola secara professional. (I2)

KATEGORISASI CODE QUOTE INFORMAN STORY LINE

Proses Pra-Produksi 004 Kita mencari berita dari portal-portal website yang sudah ada. Jadi misalkan ada beberapa misalkan detik.com, kompas.com,

suarapembaruan.com, kontan.co.id dan termasuk the-marketeers.com nya sendiri. Kita mengangkat dari situ karena kita juga

membawa kredit portal media itu sendiri jadi misalkan flash news nya kita sebut “berita dari kompas.com”, nah kredit dari kompas.com nya pun kita baca juga (I1)

Sudah selesai semua konsep dan angle nya, baru setelah itu cari narasumbernya. Jika narasumbernya sudah didapat, baru menyusun bagian-bagian tertentu – seperti mau masuk di bagian yang mana? Misalkan sudah ada tema nya, sudah ada narasumbernya, mau

(dimasukkan) di bagian awal apa di bagian akhir? Itu nanti ditentukan setelah semuanya sudah didapat. (I1)

Sebenarnya bahan-bahan kita dari materi siaran, source untuk narasumber, kita bisa ambil dari internal juga. Karena kan disini ada

Langkah awal pada pra-produksi ialah produser mencari isu yang paling baru dan umum di mana orang bisa mengerti dan bisa saling

mengkorelasikan isu yang ada. Berita atau isu yang produser angkat merupakan berita yang didapat dari portal-portal website berita. Alasan produser mengambil berita dari portal-portal website tersebut ialah karena sumber nya yang terpercaya dan kredibel. Pada penyempurnaan naskah dan pembuatan rundown, produser lebih menyesuaikan dengan konsep dan angle yang sudah ditentuk dalam perencanaan pra-produksi. Setelah itu, produser menentukan jadwal interview narasumber untuk dimasukkan ke dalam rundown program agar konsep program dapat lengkap dan kaya akan sudut

MarkPlus Institute, ada Research untuk kita misalkan menanyakan hasil riset. Ya kan? Terus ada juga Consulting gitu untuk sharing bagaimana produk bisa berkembang, lah. Dan lain lain lah. Ada banyak banget sebenarnya. Mungkin dari itu, kita memanfaatkan itu sebenernya. Dibandingkan kita mesti mencari narasumber di luar, kita juga bisa

menggunakan narasumber dari dalam juga. (I3)

(angle) cerita.

Selain mengambil sumber berita dari portal website yang kredibel, produser dapat mengambil berita dari sumber internal atau network yang dimiliki MarkPlus,Inc. Karena di dalam MarkPlus ada terdapat lembaga survey, ada pusat training juga, jadi dapat memudahkan produser dalam mencari narasumber atau sumber informasi.

KATEGORISASI CODE QUOTES INFORMAN STORY LINE

Proses Produksi 005 Produksinya selama bersiaran (ialah) mengikuti rundown siaran yang sudah ada dan mengeksekusi susunan siaran yang sudah dibentuk. Jadi, prosesnya adalah dari opening siaran kita melakukan masing-masing segmen dengan lancar dan mempersiapkan narasumber di tengah-tengah siaran. (I1)

Jadi mereka (penyiar) nge-tweet, mereka ngasih tau ke teman-teman kantornya untuk dipromosikan. Nah itu sebenernya kelebihan-kelebihan tersendiri yang membuat program Morning Movement nya pun semakin terbentuk. Dan satu lagi, karena mereka (dari) media, mereka punya koneksi dan link untuk narasumber – di mana itu yang akhirnya memang menjadi kelebihan yang dimanfaatkan

Pada tahapan produksi, produser Morning Movement bekerja sama dengan kedua penyiar acara, yaitu Akbari Madjid dan Mehu Sitepu, untuk mewujudkan apa yang

direncanakan dalam kertas dan tulisan (script) ke dalam bentuk theater of

mind. Selain

mengeksekusi siaran, produser dan penyiar bertanggung jawab dalam memegang akun sosial twitter

oleh program Morning Movement. (I1)

Kita nggak bisa memutarkan lagu yang istilahnya keras atau kencang pagi-pagi. Kencang dan keras ini contohnya adalah yang metal atau yang rock nya terlalu rock banget. Mungkin kalau lagu EDM (Electronic Dance Music) mungkin masih bisa kalau pagi tapi juga itu akan disesuaikan jumlahnya. Muter lagu pelannya juga bisa, tapi tetap harus disesuaikan (dengan) seberapa sering kita putarnya dan itu semua harus dipilih saat siaran (I1)

Karena kita di Marketeers dan juga di MarkPlus secara keseluruhan, secara grup, memang punya client business yang banyak. Di Marketeers sendiri kita juga ngerjain tactical marketing solution; jadi sponsorship and advertising dan juga activation itu something yang kita memang kerjain dari waktu ke waktu dan memang itu sumber revenue kita. Salah satu yang bisa kita kerjain adalah kita sebagai production house buat si client karena si client itu kan dia pasti harus punya program activation di radio (I2)

Membagi informasi dalam bentuk Adlibs – Ada kerjasama-kerjasama yang perlu kita bentuk juga, yang perlu dieksekusi berdasarkan kontrak, (di mana) kita eksekusi juga sampai akhirnya menutup siaran. (I1)

masing-masing sebagai alat promosi dan interaksi dengan audiens.

Pada pemilihan musik, musik yang diputar adalah musik

all-time-hits dari

tahun 90-an hingga tahun 2000, dimana pemilihan lagu disesuaikan dengan jenis program Morning Movement yang lebih mengutamakan lagu-lagu easy-listening daripada lagu-lagu kencang seperti rock/ metal. Selain mengikuti rundown siaran, para crew (produser dan penyiar) harus turut mengeksekusi perjanjian/ kerjasama kontrak dengan sponsor contohnya dengan membacakan adlibs atau jenis iklan promo lainnya.

Pada eksekusi adlibs, Marketeers.FM turut membantu para klien MarkPlus Consulting dengan membuat program activation di radio. Contoh jenis program activation adalah

bentuk kerja sama program Morning Movement dengan perusahaan taksi BlueBird Group

dimana kompensasi yang diberikan oleh Marketeers.FM adalah memberikan spesialisasi berbentuk penyebutan iklan/ adlibs dan pencantuman logoBlueBird di publikasi program di majalah Marketeers.

KATEGORISASI CODE QUOTES INFORMAN STORY LINE

Proses Pasca-Produksi 006 Pada tahap ini (pasca-produksi), seluruh siarannya itu direkam semuanya. Nah, siarannya nanti akan kita kemas ulang, dirapihkan kembali untuk re-run siarannya. Selain itu, kita langsung mempersiapkan dan bergerak cepat untuk mempersiapkan next siarannya. (I1)

Kita kalau dibandingin sama radio konvensional, kita bisa berani untuk

memberikan angka yang real time. Sedangkan konvensional, ya kita nggak tahu apakah itu benar apa nggak, kalau ini (online radio) kan memang benar. Dan itu enaknya kita ngerjain sebuah online radio karena data (listener) itu feasible and real-time. (I2)

Keseluruhan siaran program di radio online

Marketeers.FM pada akhirnya direkam dan dibentuk menjadi suatu program yang matang secara audio oleh Aji Radhyantomo, selaku Creative Production, untuk kemudian dijadikan sebagai bahan siaran cadangan apabila terjadi kendala teknis. Selain sistem podcasting, tahapan pasca-produksi di radio online Marketeers.FM juga mencakup pengaksesan data traffic jumlah pendengar yang didapat secara

real-time/ langsung

setelah tahapan produksi eksekusi sudah selesai

dilaksanakan. Dari hasil data yang didapat secara real-time tersebut, para team radio dapat melakukan evaluasi pendengar dengan mudah dan cepat dibandingkan dengan radio konvensional yang membutuhkan waktu cukup lama untuk mendapatkan data traffic jumlah pendengar.

KATEGORISASI CODE QUOTES INFORMAN STORY LINE

Kendala Proses dalam Tahapan Produksi

007 Pra-produksi... kendala yang ditemukan memang adalah narasumber. Kendala narasumber dan ketentuan rundown. Jadi gini, ketentuan rundown itu adalah, dengan narasumber yang sulit untuk ditemukan, rundown pun jadi berantakan. Dan eksekusi... jadi, jadi untuk eksekusi perencanaan, eksekusi siaran besok itu menjadi... apa ya... menjadi kendala untuk memperlancar siarannya sendiri. Kadang-kadang sampai programnya sudah berjalan pun, kendala itu masih ada. (I1)

Kendala kerap datang dari narasumber, dimana narasumber kerap berhalangan hadir untuk diwawancara. Dalam mengatasi kendala tersebut, produser masih bisa mengatasinya dengan mengganti narasumber yang masih bisa relate (berhubungan) di dalam satu topik pembahasan atau memilih untuk tidak memasukkan narasumber sama sekali ke dalam

Kendala teknis; kita nggak bisa ngapa-ngapain. Paling bisa, (atau) paling mentok ialah kita menginformasikannya lewat sosial media kalau kita lagi menghadapi kendala teknis sambil mencari solusinya apabila (masalahnya) bisa dipecahkan. Misalkan ternyata internetnya mati, yaudah kita telefon providernya, listriknya mati yaudah kita coba pakai gensetnya. (I1)

rundown programnya.

Kendala teknis yang biasa terjadi di lapangan ialah terputusnya koneksi internet yang disebabkan oleh sentral gedung. Dalam mengatasi kendala teknis tersebut, personil radio meminta bantuan kepada divisi IT (Information

Technology) unit

MarkPlus, Inc. yang memiliki spesifikasi tanggung jawab untuk masalah teknis digital secara keseluruhan. Dalam mengatasi kendala teknis yang sering muncul, pada dasarnya produser tidak bisa

mengatasinya secara sendiri. Oleh karena itu, produser perlu menaruh antisipasi yang besar terhadap kendala teknis apabila kendala tersebut muncul.

Penyiar seringkali datang telat ke studio ketika jam siaran seharusnya sudah mulai. Hal ini kerap mempersulit proses eksekusi perencanaan pra-produksi yang sudah dirancang oleh produser karena rundown terpaksa

Karena kondisi Jakarta kadang-kadang penyiarnya datang telat – siaran sudah harus mulai tetapi penyiarnya datang telat. Dalam mengatasi kendalanya, ya sudah kita mulai siaran tanpa penyiar, mulai bumper dan lagu nya saja dulu. Masih nggak datang, ya sudah, mau nggak mau mungkin produsernya sendiri yang ngobrol atau teman-teman radio yang lain yang bisa nemenin siaran. (I1)

Masalah radio ini purely operational, loh. Jadi, online radio tuh... mau dibikin apa pun idenya tuh banyak banget, bisa dibikin apa pun banyak banget, gitu. Cuma kuncinya cuma satu, operational nya. (I2)

Cara nge-run-nya itu sangat beda antara radio online dan radio konvensional, nggak bisa di-plek-in sama gitu. Dan itu yang...yang menyebabkan mereka mungkin agak kewalahan juga, gitu, terus akhirnya mereka nggak bisa bertahan lama juga disini. (I2)

harus mundur dan menyebabkan produser harus menghilangkan beberapa segmen siaran di dalam rundown.

Kunci utama dalam mengatasi kendala yang kerap terjadi di tahapan produksi ialah dari segi operasional nya. Hingga saat ini, radio online

Marketeers.FM telah mengalami proses pembelajaran dan perubahan dari segi operasional nya yang semakin matang dari hari ke hari. Formula operasional

Marketeers.FM sendiri sudah mulai

KATEGORISASI CODE QUOTES INFORMAN STORY LINE TOWS (Threats, Opportunities, Weaknesses, Strengths) 008

Aktualisasi target marketnya (untuk radio online Marketeers.FM) juga belum tepat, belum sesuai, dan belum jelas. Karena memang yang tadinya kita menargetkan marketing enthusiast yang sudah bekerja, tapi tidak menutup kemungkinan sekarang mahasiswa yang mendengarkan. Sedangkan targetnya (untuk radio online) Marketeers sendiri adalah marketing enthusiast yang sudah dewasa. (I1)

In terms of target listener, kita harus tau juga ya bahwa setelah kita melewati beberapa fase kita harus tau sebetulnya mana yang mau kita lebih bidik. Dan kita tahu bahwa secara audiens itu memang pada akhirnya yang dengerin radio online di Indonesia itu mungkin tend to be younger, gitu. Tend to be younger, karena orang-orang yang lewat dari umur 35 - 40 tahun ke atas itu kayaknya masih agak susah untuk bisa paham bahwa ada yang namanya radio online gitu, ya. Jadi early adopters nya itu adalah orang-orang yang memang anak muda. (I2)

Pada dasarnya program pagi ini ternyata tidak efektif untuk radio streaming dengan target market yang sudah ditentukan. Konsentrasi genre nya Marketeers sendiri ternyata tidak sinergi dengan pendengarnya. Ketika di jam (siar) nya Morning Movement, karakter pendengar justru (sedang) tidak aktif dalam mendengarkan radio (online), tidak aktif dalam mencari informasi. Mereka lebih aktif untuk bekerja, untuk meeting, untuk mulai masuk kantor dan lain-lain. Itu sebenarnya yang membuat Morning Movement tidak terlalu berpengaruh (terhadap tubuh radio online Marketeers.FM) – jadi Morning Movement entah harus dipindah jam nya lebih sore atau

Ancaman (threats) program datang dari konten program yang ternyata tidak sesuai atau tidak efektif dengan target audiens yang sudah

ditentukan. Dari profil target audiens yang ditetapkan – yakni kaum dewasa (25 tahun ke atas) – ternyata terjadi mistarget antara profil demografis target audiens yang ingin diraih. Karena kenyataannya, yang mendengarkan radio online

Marketeers.FM cenderung kaum muda yang datang dari kalangan mahasiswa.

Ancaman (threats) turut datang dari kesalahan/ mispersepsi team radio akan kebiasaan/ perilaku pendengar radio online yang ternyata bertolak

mungkin harus dipindah jadi lebih pagi, bahkan. (I1)

Mungkin karena kita semua ini berasal dari radio konvensional, jadi kita ngelihat perilaku (audiens) nya itu mungkin sama, gitu. Kita ngelihat riset yang udah ada dari radio konvensional mungkin akan sama (dengan radio online). Cuman di pertengahan tahun itu kita ngelihat sebenarnya perilaku pendengar kita tuh beda. Kita nggak bisa sama dengan radio konvensional. Akhirnya kita pun ngelakuin perombakkan. (I3)

Program yang menjadi saingan Morning Movement adalah siaran program pagi radio konvensional. Itu yang menjadi saingannya. Walaupun, dari genre yang berbeda – Mereka dari genre konvensional, kita dari radio streaming. Namun menjadi memberikan opsi untuk pendengar (untuk) lebih memilih yang mana? Lebih enak mendengarkan yang mana? Lebih memberikan informasi menarik yang mana? Lebih mempunyai informasi menguntungkan yang mana? Jadi memang kompetitornya saat ini adalah radio konvensional. (I1)

Kalau masalah ancaman sih, pastinya banyak ya karena kita tahu bahwa sebuah online radio ini di saat media ini terkonvergensi agak banyak gitu yang harus kita lawan untuk bisa merebut hati audience. Karena ketika kita

belakang dengan kebiasaan/ perilaku pendengar radio konvensional. Hal ini terjadi karena di dalam team radio online

Marketeers.FM, orang-orangnya berasal dari radio konvensional dan mereka masih memandang perilaku audiens radio online dengan radio konvensional itu sama, namun pada akhirnya mereka menemukan bahwa perilaku antara dua audiens tersebut berbeda dan tidak bisa disamakan. Hal ini akhirnya menyadarkan produser untuk mengubah format jam siar program Morning Movement ke jam siar yang lebih efektif dengan pendengar radio online.

Informan utama melihat program-program pagi di radio konvensional lain sebagai pesaing utama untuk program Morning Movement – terutama program-program pagi yang memiliki target audiens yang sama dengan target audiens program Morning

dengerin sebuah online radio, ya kita juga bisa aja dengerin online radio yang lain, karena banyak yang sudah masuk ke situ (radio online) kayak misalnya komunitas-komunitas kayak Kaskus, Detik, segala macem. Tapi di sisi lain juga media-media online pun juga mau menggarap audience yang sama kan, jadi itu ancaman kita juga disitu. Selain itu juga dari konvensional radio yang mau masuk ke online pasti semua kan menjadi satu practice sendiri. (I2)

Ancamannya semakin banyak radio streaming bermunculan. Kayak Demajors, meskipun kita beda segmen, tetapi pasti peluang yang dituju – segmen yang dituju dan pendengarnya pun sama, di mana pendengar yang suka marketing tapi suka lagu, mereka juga (bisa) mendengarkan lagu mereka (Demajors) yang begitu. Tapi kalau misalkan mereka pendengar yang pencinta lagu tapi suka marketing, mereka bisa denger kita. (I3)

Kita (Marketeers.FM) menunjukkan dan memberikan kenyamanan (kepada audiens) dalam mendengarkan radio streaming. Jadi karena mereka (program pesaing) konvensional, mungkin mereka punya streaming juga, tapi streaming nya mereka pun pasti masih berdasarkan dan memaksimalkan konsep konvensional – gaya-gaya siarannya pun kadang-kadang masih konvensional gitu. Kalau kita streaming justru kita bebas banget, kita 24 jam on-air, ditengah-tengah kita mau siaran langsung juga kita masih bebas. Dan Marketeers Radio ini masih lebih mudah untuk mengikuti permintaan pendengar. (I1)

Peluang, ya. Kita melihat tuh dari perangkat yang ada sekarang. Terus dari social media juga – Ternyata radio itu memiliki sebuah media di mana radio-radio ini berkumpul

Movement di radio online Marketeers.FM. Beliau memandang radio konvensional sebagai kompetitor karena melihat dari radio online di Indonesia yang masih

Dokumen terkait