Gambar 2.53 Struktur Model Rhosomon
Sumber : https://learn.canvas.net/courses/3/pages/level-10-dot-0-kinds-of-stories, n.d.
Dalam pembuatan cerita naratif, pemilihan salah satu struktur-struktur di atas belum tentu dapat memenuhi kebutuhan dari perancang. Oleh sebab itu, perancang dapat membentuk strukturnya sendiri atau menggabungkan beberapa struktur yang sudah ada. Pembentukan struktur ini tidak kaku, tetapi penting untuk dilakukan untuk membantu penulisan cerita interaktif.
Desain Karakter
Buku The Character Design yang ditulis oleh 21 Draws (2019) menjelaskan bahwa dalam merancang suatu karakter, penting untuk diperhatikan bahwa perancang mampu mengkomunikasikan tujuan dari karakter tersebut kepada audiensi. Oleh karena itu, perlunya kehati-hatian dan pertimbangan dalam melakukan suatu perancangan agar ide dari perancang mudah dimengerti oleh audiensi tanpa perlu dipelajari lebih dalam. 2 hal yang paling penting dalam merancang karakter adalah Bahasa bentuk dan juga gestur.
1) Shape Language
Sama halnya sebuah warna, garis, tekstur, atau nilai juga memiliki bahasanya sendiri. Begitu pula dengan bentuk. Bentuk yang berbeda juga dapat menimbulkan perasaan atau makna yang berbeda pula dari audiensi.
Dengan proporsi, pose, dan ekspresi yang sama, adanya bentuk dasar ini mampu memberikan nuansa karakter yang berbeda. Dalam pembuatan karakter ini, terdapat 3 bentuk dasar yang memiliki asosiasi yang kuat dari segi psikologi dengan makna tertentu, yaitu persegi, lingkaran, dan segitiga.
62
Perancangan Cerita Interaktif…, Agnes Ratna Dully Lilo, Universitas Multimedia Nusantara
a) Bentuk lingkaran
BentuklLingkaran dapat memunculkan makna kedamaian, kebaikan, kelembutan, perasaan aman, dan keutuhan. Bentuk ini lebih sering dihubungkan pada kaum wanita. Selain itu, bentuk ini juga dapat menimbulkan makna kekosongan, kesepian, keajaiban, dan misteri.
Gambar 2.54 Karakter dengan Dasar Lingkaran Sumber : (21 Draw, 2019)
b) Bentuk persegi
Bentuk persegi mencerminkan fisikal. Dengan bentuk persegi ini dapat menggambarkan pandangan seperti stabilitas, keteguhan. Disiplin, kekuatan, dan keandalan dari suatu karakter. Berkebalikan dengan bentuk lingkaran, bentuk persegi ini lebih sering dikaitkan dengan maskulinitas atau kaum pria. Selain itu, bentuk persegi juga dapat menggambarkan kebosanan, stasioneritas, dan kebodohan.
Gambar 2.55 Karakter dengan Dasar Persegi Sumber : (21 Draw, 2019)
63
Perancangan Cerita Interaktif…, Agnes Ratna Dully Lilo, Universitas Multimedia Nusantara
c) Bentuk Segitiga
Berbeda dengan kedua bentuk sebelumnya, bentuk segitiga ini lebih menggambarkan akan gerakan, penyimpangan, atau ketajaman. Dengan menggunakan bentuk ini dapat meningkatkat kesan karakter yang lebih berat, tidak stabil, dan berbahaya. Penggunaan bentuk dasar segitiga juga membuat karakter terpisah dari sifat maskulin, feminim, atau heroik.
Gambar 2.56 Karakter dengan Dasar Sumber : (21 Draw, 2019)
Jika pada suatu cerita membutuhkan beberapa karakter, maka diperlukan adanya kesinambungan shape language ini untuk masing-masing karakter yang ada sehingga karakter-karakter tersebut terlihat dari dunia yang sama seperti sebuah aksen. Walaupun karakter terdiri dari berbagai usia, namun dapat terlihat aksen kesamaan dari setiap karakter yang ada. Tampilan untuk anak lebih menekankan pada fitur yang lebih melingkar yang dapat memberikan kesan aman dan sesuai untuk anak. Sementara untuk dewasa, lebih menekankan fitur sudut ataupun kotak-kota dengan lebih menekankan pada fisik dan ketegangan.
2) Gestur
Dalam pembuatan karakter, gestur dan pose merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan. Pada bagian ini, banyak sekali pertanyaan seputar menjadikan suatu gambar terlihat bergerak atau mengalir. Dasarnya dalam
64
Perancangan Cerita Interaktif…, Agnes Ratna Dully Lilo, Universitas Multimedia Nusantara
membuat gestur dan pose yang terlihat dinamis, perlu diperhatikan 4 hal, yaitu tilts, flow, dan rhythm, twist
a) Tilts atau kemiringkan merupakan suatu proses dalam menempatkan bentuk karakter pada suatu sudut kemiringan tertentu sehingga dapat menciptakan pose yang lebih kuat yang mampu menarik minat visual.
Dengan sudut kemiringan ini, dapat meningkatkan pula ritme dari karakter yang akan dibentuk. Salah satunya dalam menggambarkan pose contrapposto.
Gambar 2.57 Tilts Karakter Sumber : (21 Draw, 2019)
b) Flow atau aliran merupakan cara agar karakter yang dibentuk mengalir dari satu sisi ke sisi yang lainnya. Aliran ini dapat dibentuk dengan membuat garis lengkungan yang membentuk cembungan atau cekungan.
Gambar 2.58 Flow Karakter Sumber : (21 Draw, 2019)
65
Perancangan Cerita Interaktif…, Agnes Ratna Dully Lilo, Universitas Multimedia Nusantara
c) Twist atau putaran merupakan suatu gerakan putaran tubuh karakter.
Adanya gerakan putaran ini dapat meningkatkan kedinamisan, daya tarik, dan minat akan karakter tersebut.
Gambar 2.59 Twist Karakter Sumber : (21 Draw, 2019)
d) Rhythm atau ritme merupakan gambaran besar dari pose karakter yang dibentuk. Perbedaannya dengan flow adalah dalam ritme dibutuhkan garis lengkung, bentuk bulat, dan beberapa garis lurus yang berlawanan sehingga dapat berfungsi dengan baik. Secara keseluruhan adalah rhythm merupakan bentuk keseluruhan ketika tilts, twist, dan flow telah digunakan dengan baik.
Gambar 2.60 Rhythm Karakter Sumber : (21 Draw, 2019)
Selain itu, dalam membuat pose juga penting dalam membuat garis pose.
Garis pose merupakan garis khayal yang berbentuk melengkung yang
66
Perancangan Cerita Interaktif…, Agnes Ratna Dully Lilo, Universitas Multimedia Nusantara
bergerak dari bagian kaki menuju kepala. Dengan adanya garis ini dapat membantu dalam membuat pose secara keseluruhan. Dalam pembuatannya, membuat garis aksi ini merupakan langkah pertama sebelum menggambar bentuk dasar dari karakter yang akan dibentuk.
Telinga
Telinga adalah satu-satunya indra pendengaran manusia (Nudroho & Wiyadi, 2009). Telinga berfungsi untuk menangkap gelombang bunyi dan mengkonversikannya menjadi sinyal listrik untuk ditransfer ke otak. Sistem telinga dapat dibagi lagi berdasarkan letaknya menjadi dua, yaitu perifer dan sentral. Sistem perifer berada pada organ-organ pendengaran yang letaknya pada bagian luar otak.
Sementara, struktur sentral merupakan organ-organ pendengaran yang berada di bagian dalam otak dan batang otak.
2.6.1 Anatomi Telinga dan Fungsinya
Lili Irawati (2012) menerangkan bahwa telinga manusia dibagi menjadi 3 bagian yang berbeda, yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Dalam bagian-bagian ini juga terdapat organ-organ pendengaran penting yang memiliki fungsinya masing-masing. Setiap organ pada setiap bagian telinga ini akan saling bekerja sama untuk mendeteksi bunyi.