• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sidang International Coffee Council ke-108 dan Sidang

BAB I KINERJA

C. Peningkatan Kerja Sama dan Perundingan APEC dan Organisasi

1. Sidang International Coffee Council ke-108 dan Sidang

C. Peningkatan Kerja Sama dan Perundingan APEC dan Organisasi Internasional Lainnya

1. Sidang International Coffee Council ke-108 dan Sidang International Coffee

Organization Terkait Lainnya

Rangkaian Sidang International Coffee Organization (ICO) diselenggarakan pada tanggal 5-8 Maret 2012 di London, Inggris. Sidang dihadiri oleh 39 negara produsen dan konsumen kopi anggota ICO. Berstatus observer adalah Jepang, Rusia, dan Saudi Arabia. Organisasi internasional yaitu CAB International, Common Fund for Commodities (CFC), Inter African Coffee Organisation (IACO),

International Sugar Organization (ISO), International Trade Centre (ITC), United Nations Development Programme

(UNDP), dan World Bank. Sektor swasta yaitu All Japan

Coffee Association (AJCA), Eastern African Fine Coffees Association (EAFCA), dan Institute for Scientific Information on Coffee (ISIC).

Memorandum of Understanding (MoU) Brazil - ICO

Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah

Brazil dengan ICO yang pada intinya berisi keinginan Brazil untuk menjadi penyedia dana bagi proyek-proyek yang dibahas dan disetujui oleh ICO dengan mekanisme Kerja Sama Selatan-Selatan. Keinginan tersebut dilatarbelakangi oleh kenyataan adanya keterbatasan dana dari sumber-sumber pendanaan tradisional yang selama ini bekerja samai dengan ICO dalam rangka transfer pengetahuan dan teknologi perkopian untuk pemberantasan kemiskinan di negara produsen.

MoU bertujuan untuk menjalin kerja sama antara ICO dengan Pemerintah Brazil, dalam hal ini Brazilian Agency

for Cooperation (ABC) untuk memberikan kerja sama

teknis kepada negara produsen seperti capacity building dan pelatihan, bantuan teknis jangka pendek, dan kegiatan lainnya terkait pengembangan sektor perkopian.

MoU tersebut mendapat banyak tanggapan dari delegasi negara-negara anggota ICO terutama yang terkait dengan aspek yuridis, mekanisme pengusulan proyek, mekanisme pemberian dana, dan implikasi keuangan bagi negara anggota ICO. Delri menyampaikan intervensi yang meminta Brazil dan ICO untuk memperhatikan beberapa pasal dalam MoU yang terkait dengan prosedur baku dalam ICO sesuai dengan International Coffee Agreement (ICA) 2007 dan implikasi MoU terhadap kontribusi negara anggota dan keuangan ICO.

Walaupun terdapat beberapa modifikasi terhadap isi MoU dengan memperhatikan masukan dari delegasi ICO lainnya termasuk usulan Indonesia, revisi terhadap MoU berhasil disepakati dan Council memberi mandat kepada Executive

Director ICO untuk menandatangani MoU.

Selain itu, Delri berhasil pula memperoleh persetujuan

Council untuk dicantumkan dalam laporan Sidang ICC

bahwa MoU tidak menyebabkan implikasi keuangan tambahan bagi ICO maupun negara anggota ICO.

Proposal Proyek Fast

Track

Delri juga menyampaikan salah satu kepentingan Indonesia yang diperjuangkan dalam Sidang ICO kali ini yaitu proposal proyek fast track sebesar US$ 120.000 tentang pengendalian hama penggerek buah kopi yang diajukan oleh Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka) yang diharapkan pendanaannya bersumber dari Common Fund for Commodity (CFC). ICO meminta Indonesia segera merevisi proposal proyek tersebut agar dapat segera diproses dan diajukan kepada CFC

Proyek Pengembangan

Micro Financing

Di sela-sela sidang ICO ini, Delri telah bertemu dengan

Project Officer ICO dan wakil United Nations Development Programme (UNDP) untuk mencari kemungkinan sumber

pembiayaan proyek pengembangan micro financing untuk petani kopi Indonesia dalam rangka mendukung program perkopian yang berkelanjutan yang telah dicanangkan ICO mengingat CFC tengah mengalami permasalahan organisasi.

Dalam pertemuan tersebut, UNDP tertarik untuk membiayai proyek dimaksud dan juga bersedia untuk membahas proyek lain terutama yang temanya sama dengan proyek yang telah disetujui oleh Project Committee ICO. Sehubungan dengan hal tersebut, Delri diharapkan dapat segera melakukan pertemuan dengan pihak UNDP Indonesia untuk membahas kemungkinan pembiayaan oleh UNDP.

Dalam laporan Statistic Committee yang dikeluarkan oleh ICO, Indonesia masih berpredikat poor-compliance. Menanggapi hal tersebut, Delri menyampaikan bahwa kewajiban untuk menyampaikan data statistik sebagaimana yang diminta oleh ICO telah dilakukan. Setelah melakukan pendekatan informal, pihak ICO berjanji akan meneliti kembali dokumen-dokumen yang disampaikan oleh Delri dan melakukan perbaikan data ICO. Selanjutnya, Delri juga menyampaikan kepada Statistic

Committee untuk juga melakukan pengumpulan data

mengenai konsumsi kopi di negara-negara importir dan hal ini mendapat tanggapan positif dari komite.

Selain mengikuti pembahasan pada Sidang ICC ke-108 dan sidang ICO terkait lainnya, Delri telah melakukan pertemuan dengan Dubes Rl London tanggal 5 Maret 2012. Dalam pertemuan tersebut, Delri telah meminta arahan untuk mengisi posisi yang ditinggalkan pejabat KBRI Londong dalam Virtual Screening Sub-Committee (VSS) pada Project Committe di mana Indonesia menjadi anggotanya. VSS tersebut sangat penting dalam proses memperjuangkan proposal proyek dari Indonesia karena menjadi penilai pertama suatu proposal proyek untuk diajukan dan dibahas pada pertemuan Project Committee dan apabila disetujui oleh Project Committee akan dibahas pada Sidang Council.

Berkenaan dengan pelaksanaan pertemuan Private Sector

Consultative Board (PSCB) tanggal 7 Maret 2012,

Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (GAEKI) telah resmi menjadi wakil Indonesia pada forum PSCB dan berpartisipasi aktif sebagai wakil negara produsen untuk kopi robusta.

Bersamaan dengan rencana penyelenggaraan Sidang ICC ke-109 dan Sidang ICO terkait lainnya pada bulan September 2012, akan dilaksanakan pula seminar dengan topik yaitu "The Impact of Certification on the Whole

Supply Chain from an Economic, Social and Environmental Perspective". Seminar akan mengundang para pakar di

bidang sertifikasi agar dapat memberikan pandangan-pandangannya tentang pentingnya sertifikasi dan dampak positif maupun negatif dari pemberlakuan sertifikasi. Sebagaimana kebiasaan yang ada setiap tahun, akan dipilih

Chairman dan Vice-Chairman pada komite-komite di ICO.

Pada tahun 2013, giliran kelompok negara-negara produsen yang akan banyak mengisi posisi Chairman

tersebut. Mengingat penetapan Chairman dan

Vice-Chairman dari kelompok Negara produsen didasarkan

pada pertimbangan region (Asia, Afrika, Amerika Selatan) maka Indonesia berpeluang untuk mengisi posisi salah satu

Chairman pada komite tersebut. Sebagai informasi,

Indonesia menjadi anggota pada 3 komite ICO yaitu Project

Committee, Statistic Committee, dan Promotion and Market Development Committee.

Dokumen terkait