INDUSTRI YANG DIRUGIKAN ATAS FRAUD
LANDASAN TEORI
2.3. Sikap Etis Mahasiswa
Etika berasal dari kata yunani ethos, yang dalam bentuk jamaknya (taetha) berarti “adat istiadat” atau “kebiasaan”. Etika sebagai ajaran moral pada umumnya tidak tertulis. Namun, bagi suatu organisasi profesi (misalnya akuntan, dokter, pengacara), perilaku etis dituangkan dalam aturan tertulis yang disebut kode etik. Kode etik tersebut dibuat untuk dijadikan sebagai aturan tindakan etis bagi para anggota profesi yang bertujuan menjaga reputasi serta kepercayaan masyarakat agar profesi dapat berkelanjutan di tengah masyarakat. Menurut Wicaksono (2018) istilah etika sangat berhubungan dengan tata krama, sopan santun, pedoman moral, norma susila, dan lain-lain yang mana hal-hal ini berhubungan juga dengan norma-norma yang ada di dalam masyarakat.
Moral (moralitas) adalah istilah untuk menyebut manusia atau orang lain yang dalam tindakannya memiliki nilai positif.
Perilaku etis adalah perilaku yang sesuai dengan norma, aturan dan hukum yang ditetapkan (Himmah, 2013). Oleh karena itu, tidak hanya
32
kemampuan dan keahlian khusus (skill) yang dibutuhkan dalam bidang profesi, perilaku etis pun dibutuhkan.
Dari penjelasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa etika merupakan seperangkat peraturan atau norma yang menjadi pedoman bagi manusia dalam berperilaku sehingga dapat ditentukan mana perilaku yang etis dan tidak etis. Menurut Midyarany dan Kurnia (2014) etis atau tidak etisnya seseorang dalam berperilaku ditentukan oleh karakter biografis, kemampuan, kepribadian dan pembelajaran. Mahasiswa Akuntansi yang diproyeksikan sebagai calon akuntan profesional di masa depan harus mematuhi kode etik profesi akuntan. Pengetahuan mengenai peraturan dan kode etik profesi akuntan menekankan betapa pentingnya prinsip etika bagi para akuntan dalam melakukan kegiatan profesionalnya.
Peneliti menyimpulkan bahwa sikap etis mahasiswa merupakan bagaimana seorang mahasiswa menempatkan dirinya sesuai dengan pedoman etis dan tidak etis yang berlaku.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai organisasi profesi di bidang akuntansi di Indonesia memiliki Kode Etik yang ditetapkan (IAI, IAPI, &
IAMI, 2020). Kode Etik IAI tersebut menekankan pentingnya prinsip etika bagi para akuntan dalam melakukan kegiatan profesionalnya. Prinsip Dasar Etika dalam Kode Etik IAI dalam Buku Kode Etik Akuntan (efektif 1 Juni 2020) terdiri dari lima, yaitu: Integritas, Objektivitas, Kompetensi dan Kehati-hatian Professional, Kerahasiaan, dan Perilaku Profesional.
33
Kelima poin di atas merupakan etika berada di dunia kerja, kerahasiaan dan perilaku profesional belum bisa sepenuhnya kita adopsi mengingat pada masa belajar di perguruan tinggi belum dituntut menjadi profesional yang bertanggung jawab pada institusi atau klien tertentu.
Belkaoui (1992) dalam (Farhan, 2012) mengajukan lima nilai etika sebagai elemen yang paling penting dalam moralitas akuntansi, yaitu: Fairness, Ethics, Honesty, Social Responsibility, Truth, dengan penjabaran sebagai berikut:
a. Fairness merupakan perwujudan sifat netral dari seorang akuntan dalam menyiapkan laporan keuangan. Prinsip, prosedur dan teknik-teknik akuntansi harus fair, tidak bias dan tidak parsial.
b. Ethics erat kaitannya dengan peran profesi akuntansi, artinya bahwa dalam melaksanakan peranannya, seorang akuntan tidak hanya menghadapi aturan-aturan perilaku formal, tetapi juga nilai - nilai moralitas yang diciptakan oleh lingkungannya. Ethics akan membedakan antara yang baik dengan yang buruk dan yang benar dengan yang salah sebagai salah satu unsur yang perlu diperhatikan sebagai dasar pijakan dalam pengambilan keputusan.
c. Honesty adalah unsur ketiga yang harus dijunjung untuk dapat menjamin terciptanya atau bertahannya kepercayaan masyarakat umum terhadap profesi akuntansi. Hilangnya honesty umumnya dapat
34
menyebabkan timbulnya fraud, yaitu berlaku tidak jujur atas perbuatan yang tidak seharusnya.
d. Sosial responsibility memandang perusahaan atau institusi tidak lagi sebagai sebuah entitas yang semata – mata mengejar laba (profit) untuk kepentingan pemilik perusahaan (shareholders), atau untuk kepentingan yang lebih luas, yaitu para pemangku kepentingan (stakeholders). Namun, juga secara lebih serius memperhatikan lingkungan sosial sebagai bagian yang sangat penting dan tak terpisahkan dalam kegiatan utama.
e. Truth dalam hal ini dapat diartikan sebagai netralitas (neutrality) dan objektivitas (objectivity). Truth menunjukkan bahwa seorang akuntan untuk menghindari bias dalam pengetahuan (knowledge), deskripsi, dan komunikasi atas fakta, harus bersikap netral. Netral disini artinya adalah bahwa akuntan melaporkan informasi seperti apa adanya, tidak menyediakan informasi dengan cara tertentu dan objektif tidak cenderung menguntungkan suatu pihak dan merugikan pihak lain.
Selain nilai moral yang mencakup etika akuntansi, untuk lebih relevannya peneliti melakukan tinjauan literatur terhadap kode etik yang tercantum di buku panduan akademik beberapa universitas di Indonesia.
Secara umum, dengan dibuatnya kode etik mahasiswa, menunjukkan bahwa pihak perguruan tinggi sepakat bahwa mahasiswa harus menjunjung
35
sikap etis sejak di perkuliahan. Peneliti merangkum beberapa poin penting dari total 51 (lima puluh satu) poin pelanggaran dalam Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor: 469 Tahun 2016 (UIN Jakarta, 2017) tentang mahasiswa yang melanggar Kode Etik Mahasiswa Universitas adalah apabila:
1. Mengucapkan kata-kata tidak sopan, mengandung permusuhan;
2. Berpenampilan tidak sesuai standar busana yang ditetapkan;
3. Melakukan perbuatan yang bersifat fitnah, provokasi, dan agitasi;
4. Melakukan perusakan sarana atau prasarana kampus;
5. Memalsukan nilai atau dokumen akademik lainnya;
6. Menyontek atau berlaku curang;
7. Mencemarkan nama baik seseorang atau lembaga;
8. Membiarkan terjadinya pelanggaran Kode Etik Mahasiswa tanpa melaporkan kepada pihak terkait;
9. Membawa atau menggunakan senjata tajam dan senjata api;
10. Memiliki, membawa, menyimpan, menyebarkan, memperdagangkan atau mempergunakan NAPZA atau obat-obatan terlarang, dan minuman keras lainnya;
11. Memalsukan tanda tangan;
12. Melakukan plagiasi atau penjiplakan karya;
13. Melakukan korupsi;
36
14. Melakukan perbuatan asusila, termasuk pergaulan bebas atau zina; dan 15. Melakukan perbuatan pidana atau membantu terjadinya tindak pidana.
Universitas Brawijaya (2017) mengatur secara khusus poin etika mengikuti ujian. Sedangkan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura (2020) mengatur secara terperinci dalam hal pembuatan tugas dan skripsi. Pelanggaran akademik ringan, sedang, maupun berat akan mendapatkan sanksi atau hukuman yang sesuai (Universitas Pattimura, 2018). Contoh sanksi yang akan diberikan adalah dari pembatalan nilai atau mata kuliah, skorsing satu semester, sampai pemecatan atau dikeluarkan dari Fakultas/Universitas, atau pembatalan ijazah apabila mahasiswa telah lulus dari suatu program. (Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat, 2017). Dalam Universitas Papua (2017) juga tercantum Sanksi diberikan kepada dosen dalam bentuk hukuman disiplin, antara lain: teguran lisan, teguran tertulis, pemotongan gaji, penundaan kenaikan pangkat, penurunan pangkat, hingga pemberhentian sebagai PNS.
37 B. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.1. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Adrianus et al.
(2019)
Kecurangan Akademik Pada Mahasiswa Akuntansi Berdasarkan Perspektif Fraud Diamond
Kecurangan Akademik
Perspektif Fraud Diamond
Mahasiswa akuntansi dari Universitas XYZ melakukan tindak kecurangan akademik bukan karena tertekan, memiliki kesempatan, ataupun memiliki kemampuan untuk
melakukan tindakan tersebut.
2. Andriani, Yulis, &
Ammar (2019)
Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual, dan Kecerdasan Sosial Terhadap
Pemahaman Akuntansi
Kecerdasan Emosional, Kecerdasan intelektual, dan Kecerdasan spiritual
Kecerdasan Sosial, Pemahaman Akuntansi
Kecerdasan emosional, intelektual, spiritual, dan sosial berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi secara parsial dan simultan.
38 No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
3. Gayatri et al.
(2019)
Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, dan Perilaku Belajar Terhadap Pemahaman Akuntansi
Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, dan
Kecerdasan Spiritual
Perilaku Belajar dan Pemahaman Akuntansi
Kecerdasan intelektual, emosional, spiritual, dan perilaku belajar berpengaruh positif dan signfikan terhadap pemahaman akuntansi secara parsial dan simultan.
4. Ningsih &
Simbolon (2019)
Pengaruh Penyalahgunaan Teknologi Informasi dan Integritas Mahasiswa Terhadap Perilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa Akuntansi Sebagai Calon Akuntan
Kecurangan Akademik
Penyalahgunaan Teknologi Informasi dan Integritas Mahasiswa
- Penyalahgunaan Teknologi Informasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik.
- Integritas Mahasiswa berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik.
39 No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
- Penyalahgunaan Teknologi Informasi dan Integritas berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik.
5. (Christy et al., 2019)
Sikap Etis Mahasiswa:
Pengaruh Kecerdasan Parsial dan Simultan
Sikap Etis Mahasiswa, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, dan
Kecerdasan Spiritual
- - Kecerdasan intelektual berpengaruh positif
signifikan terhadap sikap etis mahasiswa.
- Kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual tidak berpengaruh pada sikap etis mahasiswa.
- Secara simultan ketiganya berpengaruh positif
signifikan terhadap sikap etis mahasiswa.
40 No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
6. Azis,
Maslichah, &
Afifudin (2018)
Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Terhadap
Pemahaman Akuntansi
Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, dan
Kecerdasan Spiritual
Pemahaman Akuntansi
Kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual berpengaruh signifikan terhadap pemahaman akuntansi.
7. Budiman (2018)
Perilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa:
Dimensi Fraud Diamond dan Gone Theory
Kecurangan Akademik
Dimensi Fraud Diamond dan Gone Theory
Secara parsial hanya variabel rasionalisasi dan kemampuan berpengaruh positif terhadap perilaku kecurangan
akademik mahasiswa dan variabel pengungkapan berpengaruh negatif terhadap perilaku kecurangan
akademik mahasiswa.
41 No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
8. Hariri et al.
(2018)
Mendeteksi Perilaku Kecurangan Akademik Dengan Perspektif Fraud Diamond Theory
Kecurangan Akademik
Perspektif Fraud Diamond
- Secara simultan teori fraud diamond (tekanan,
kesempatan, rasionalisasi dan kemampuan) berpengaruh signifkan terhadap
kecurangan akademik.
- Secara parsial kesempatan, rasionalisasi dan kemampuan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecurangan akademik mahasiswa akuntansi.
Sedangkan tekanan tidak memilki pengaruh terhadap kecurangan akademik mahasiswa akuntansi.
42 No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
9. Said &
Rahmawati (2018)
Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Sikap Etis Mahasiswa Akuntansi
Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual, dan Sikap Etis Mahasiswa
- Kecerdasan Intelektual,
Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual secara parsial dan simultan
memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap Sikap Etis Mahasiswa Akuntansi.
10. Risela (2017) Pengaruh IQ, EQ Dan SQ Terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Mengenai Akuntansi Kreatif
Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, dan
Kecerdasan Spiritual
Persepsi Etis mengenai Akuntansi Kreatif
Terdapat pengaruh positif Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, dan Kecerdasan Spiritual secara parsial dan simultan terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi mengenai Praktik Akuntansi Kreatif di
Perusahaan.
43 No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
11. Murdiansyah et al. (2017)
Pengaruh Dimensi Fraud Diamond Terhadap Perilaku Kecurangan Akademik
Kecurangan Akademik
Perspektif Fraud Diamond
Tekanan, Kesempatan, dan Rasionalisasi berpengaruh terhadap perilaku mahasiswa dalam melakukan
kecurangan, sedangkan Kemampuan sangat berpengaruh mengurangi perilaku kecurangan akademik.
12. Nuraini (2017) Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual Dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Pemahaman Akuntansi Dasar Dengan Motivasi Sebagai Variabel Moderating
Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, dan
Kecerdasan Spiritual
Pemahaman Akuntansi Dasar, dan Motivasi
Kecerdasan emosional dan spiritual berpengaruh tidak signiifikan terhadap
pemahaman akuntansi dasar.
Kecerdasan intelektual berpengaruh signifikan terhadap pemahaman akuntansi dasar. Variabel
44 No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Motivasi tidak dapat memoderasi.
13. Riasning et al.
(2017)
Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional Dan
Kecerdasan Spiritual Terhadap Sikap Etis Mahasiswa Akuntansi Di Kota Denpasar
Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, dan Sikap Etis Mahasiswa
- Kecerdasan intelektual,
emosional dan spiritual secara simultan dan secara parsial berpengaruh positif terhadap sikap etis
mahasiswa.
14. Pasek (2016) Pengaruh Kecerdasan Intelektual Pada Pemahaman Akuntansi Dengan Kecerdasan Emosi Dan Kecerdasan Spiritual Sebagai Variabel
Pemoderasi
Kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual
Tingkat Pemahaman Akuntansi
Kecerdasan intelektual berpengaruh positif dan signifikan terhadap pemahaman akuntansi, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual dapat meningkatkan pengaruh
45 No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
kecerdasan intelektual pada tingkat pemahaman
akuntansi secara positif dan signifikan.
15. Nofianti (2011)
Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual Dan Gender Terhadap Sikap Etis Mahasiswa Prodi
Pendidikan Akuntansi UIN Suska Riau
Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, dan Sikap Etis Mahasiswa
Gender IQ, EQ, SQ dan Gender secara simultan berpengaruh signifikan terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi
sedangkan secara parsial hanya gender yang tidak berpengaruh signifikan.
46 C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini pada gambar berikut.
Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran
Mahasiswa berkecerdasan tinggi memungkinkan mereka berperilaku etis.
Di sisi lain, fenomena yang terjadi adalah fraud
akademik dilakukan dengan berbagai strategi yang juga membutuhkan
kecerdasan tinggi.
Sikap etis mahasiswa sebagai generasi penerus
profesi akuntan penting dibentuk sejak di perguruan tinggi dan dipertahankan untuk dunia kerja dengan melihat berbagai faktor yang mempengaruhinya
Research Gap
Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Sikap Etis Mahasiswa dengan Fraud Akademik sebagai Variabel Intervening
Basis Teori: Teori Nativisme Pendidikan dan Teori Fraud
Metode Analisis Data: Structural Equation Model dengan Partial Least Squares
Hasil Uji dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan, dan Saran Kecerdasan Intelektual (X1)
Kecerdasan Emosional (X2)
Kecerdasan Spiritual (X3)
Fraud Akademik (Z)
Sikap Etis Mahasiswa
(Y)
H2a1
H2a2
H2a3
H1a2 H3
Berbagai fraud akademik terjadi di kalangan mahasiswa. Sebagian mengetahui hal tersebut merupakan bentuk fraud akademik, tetapi tidak menganggapnya sebagai
pelanggaran serius.
47 D. Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, dan