• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIKAP MASYARAKAT TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL

TINJAUAN PUSTAKA

SIKAP MASYARAKAT TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL

Bagian ini memaparkan jumlah responden menurut karakteristik responden meliputi usia, jenis kelamin, status sosial, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan. Responden dalam penelitian ini dibagi kedalam kelas menengah keatas dan kelas menengah kebawah. Pada bagian ini juga memaparkan hasil analisis uji korelasi/hubungan antara karakteristik individu dengan sikap masyarakat terhadap perubahan sosial. Sikap terhadap perubahan sosial yang dimaksud adalah penilaian positif atau negatif yang diberikan oleh responden terhadap perubahan kehidupan sosial budaya masyarakat.

Karakteristik Responden

Sampel dalam penelitian ini adalah penduduk yang menetap di Dusun 04 dan Dusun 05. Sampel ini selanjutnya disebut masyarakat Cimapag. Penelitian ini mengambil 40 responden yang terdiri dari 20 masyarakat kelas menengah kebawah dan 20 masyarakat kelas menengah keatas. Karakteristik responden pada penelitian ini meliputi usia, jenis kelamin, status sosial, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan.

Usia digolongkan menjadi tiga kategori yaitu <40 tahun, 40-47 tahun, dan >47 tahun. Pada tabel berikut menunjukkan jumlah responden berdasarkan tingkatan usia responden dan kelas sosial masyarakat Kampung Cimapag.

Tabel 13 Jumlah responden menurut tingkat usia dan kelas sosial masyarakat Kelas sosial Jumlah responden menurut tingkat usia Total

<40 tahun 40-47 tahun >47 tahun

Menengah keatas 10 7 3 20

Menengah kebawah 8 7 5 20

Total 18 14 8 40

Berdasarkan tabel 13, sebagian besar responden terdapat pada tingkatan umur <40 tahun, yaitu 10 responden kelas menengah keatas dan 8 responden kelas menengah kebawah. Disusul pada tingkatan umur 40-47 tahun terdapat 14 responden, masing-masing 7 responden baik untuk responden kelas menengah keatas maupun responden kelas menengah kebawah. Terakhir pada tingkatan umur >47 tahun terdapat 8 responden, 3 responden kelas menengah keatas dan 5 responden kelas menengah kebawah.

Apabila ditinjau dari segi pendidikan, umumnya responden di Kampung Cimapag sempat mendapatkan pendidikan formal. Berikut tabel yang menunjukkan tingkat pendidikan di kalangan masyarakat cimapag.

Tabel 14 Jumlah responden menurut tingkat pendidikan dan kelas sosial masyarakat

Kelas sosial

Jumlah responden menurut ingkat pendidikan Total SD (TT) – SD SMP SMA – PT Menengah keatas 14 2 4 20 Menengah kebawah 19 1 0 20 Total 33 3 4 40

Tabel 14 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden di tingkat SD baik itu yang tamat maupun yang tidak tamat (TT) sebesar 33 responden. Responden kelas menengah keatas sebanyak 14 dan responden kelas menengah kebawah sebanyak 19. Responden dengan tingkat pendidikan SMP sebanyak 3 orang, 2 responden kelas menengah keatas dan 1 responden kelas menengah kebawah. Tingkat pendidikan SMA-PT terdapat 4 responden, kesemuanya tergolong masyarakat kelas menengah keatas.

Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa tingkat pendidikan masyarakat di Kampung Cimapag masih tergolong rendah. Pendidikan sebagai salah satu unsur pembangunan menjadi hal yang mempengaruhi keterlambatan pembangunan di Kampung Cimapag. Responden pada penelitian ini memiliki pekerjaan yang cukup beragam. Pada tabel berikut menunjukkan jumlah dan persentase responden menurut jenis pekerjaan.

Tabel 15 Jumlah dan persentase responden menurut jenis pekerjaan No Jenis pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Petani 15 37.5 2 Buruh tani 3 7.5 3 Buruh lepas 3 7.5 4 Guru 3 7.5 5 PNS 1 2.5 6 Sopir 1 2.5 7 Guru ngaji 2 5 8 Pedagang/Tengkulak 2 5 9 Wiraswasta 1 2.5

10 Pemilik usaha (warung) 1 2.5

11 Ibu Rumah Tangga 7 17.5

12 Tidak memiliki pekerjaan 1 2.5

Total 40 100

Tabel 15 memperlihatkan bahwa jenis pekerjaan responden cukup beragam dan kuantitas yang berbeda-beda. Dari 40 responden, teridentifikasi 12 jenis pekerjaan. Proporsi jumlah responden dari setiap pekerjaan antara lain: 37.5% petani; 17.5% ibu rumah tangga, 7.5% buruh tani, buruh lepas, dan guru; 5% guru ngaji dan pedagang/tengkulak; serta 2.5% PNS, sopir, wiraswasta, dan tidak memiliki pekerjaan. Sebagian besar responden memiliki pekerjaan sebagai petani.

Responden penelitian ini memiliki tingkat pendapatan yang beragam. Responden dengan pendapatan Rp0 sampai pendapatan di atas Rp1 000 000, yang ditunjukkan pada tabel sebagai berikut.

Tabel 16 Jumlah responden menurut tingkat pendapatan dan kelas sosial masyarakat Kelas sosial Tingkat pendapatan Total <500 000/bulan 500 000-1 000 000/bulan >1 000 000/bulan Menengah keatas 2 14 4 20 Menengah kebawah 20 0 0 20 Total 22 14 4 40

Tabel 16 menunjukkan bahwa terdapat 22 responden yang memiliki tingkat pendapatan <Rp500 000/bulan, 20 responden dari kelas menengah kebawah dan 2 responden dari kelas menengah keatas. Tingkat pendapatan Rp500 000-Rp1 000 000/bulan terdapat 14 responden yang kesemuanya tergolong masyarakat kelas menengah keatas. Begitupun pada tingkat pendapatan >Rp1 000 000/bulan, terdapat 4 responden dari kelas menengah keatas.

Responden kelas menengah keatas yang memiliki pendapatan <Rp500 000/bulan adalah responden yang bekerja sebagai ibu rumah tangga dan petani. Berdasarkan hasil survey responden yang bekerja sebagai ibu rumah tangga sebenarnya tidak memiliki pendapatan per bulan dan responden yang bekerja sebagai petani memiliki pendapatan Rp200 000-Rp300 000 per bulan. Tingkat pendapatan ini mempengaruhi posisi dalam stratifikasi sosial di masyarakat, meskipun faktor pendapatan bukan menjadi faktor tunggal. Posisi dalam stratifikasi juga dipengaruhi oleh faktor kepemilikan aset. Kasus yang ditemukan dilapang adalah terdapat responden yang memiliki pendapatan rendah namun tergolong kelas menengah keatas. Hal ini disebabkan oleh kepemilikan keluarga responden seperti pohon buah-buahan yang jumlahnya banyak. Adanya dukungan kepemilikan aset membuat responden seperti ini tergolong masyarakat kelas menengah keatas di mata masyarakat.

Sikap Masyarakat terhadap Perubahan Sosial

Arus modernisasi yang masuk ke Kampung Cimapag berdampak pada perubahan sosial pada kehidupan masyarakat Kampung Cimapag. Aspek-aspek kehidupan masyarakat meliputi aspek-aspek struktural dan kultural masyarakat serta tingkat kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan pemaparan pada bagian- bagian sebelumnya bahwa aspek-aspek struktural dan kultural masyarakat meliputi sistem pemerintahan, stratifikasi sosial, kelompok-kelompok sosial, serta nilai dan norma mengalami perubahan dengan tingkat signifikansi yang berbeda- beda. Begitupun pada tingkat kesejahteraan, yakni tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, dan tingkat pendapatan menunjukkan adanya perubahan yang

ditunjukkan dari perbedaan kondisi saat orde baru dan saat penelitian dilakukan menurut persepsi masyarakat.

Perubahan pada aspek-aspek kehidupan masyarakat ini berimplikasi pada masyarakat sebagai aktor utama yang berada dalam dinamika kehidupan di Kampung Cimapag. Pada bagian ini menganalisis bagaimana sikap masyarakat terhadap perubahan sosial tersebut. Sikap masyarakat yang dimaksud disini adalah respon masyarakat yang bersifat positif maupun negatif yang ditunjukkan dalam pernyataan yang diberikan terkait perubahan sosial tersebut. Berdasarkan hasil survey menggunakan kuesioner dari 40 orang responden, responden yang memiliki sikap positif sebesar 62.5% dan responden yang memiliki sikap negatif sebesar 37.5%. Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat menyadari bahwa perubahan sosial akibat modernisasi telah membawa perubahan pada aspek-aspek kehidupan masyarakat desa.

Hubungan antara Sikap terhadap Perubahan Sosial dengan Karakteristik Individu

Usia

Bagian ini merupakan pemaparan analisis hubungan antara usia individu dengan sikap masyarakat terhadap perubahan sosial dari adanya modernisasi. Tabel berikut menunjukkan jumlah dan persentase sikap masyarakat terhadap perubahan sosial menurut tingkat usia responden.

Tabel 17 Jumlah dan persentase responden menurut hubungan antara usia dengan sikap terhadap perubahan sosial

Usia

Jumlah dan persentase sikap terhadap

perubahan sosial Total

Positif Negatif

<40 tahun 10 (55.6%) 8 (44.4%) 18 (100%)

40-47 tahun 12 (85.7%) 2 (14.3%) 14 (100%)

>47 tahun 3 (37.5%) 5 (62.5%) 8 (100%)

Total 25 (62.5%) 15 (37.5%) 40 (100%)

Tabel 17 menunjukkan bahwa responden dengan tingkat usia <40 tahun, persentase yang bersikap positif terhadap perubahan sosial di masyarakat kampung Cimapag sebesar 55.6% dan responden yang bersikap negatif sebesar 44.4%. Pada tingkat usia 40-47 tahun, persentase responden yang bersikap positif sebesar 85.7% dan yang bersikap negatif sebesar 14.3%. Pada tingkat usia >47 tahun, persentase responden yang bersikap positif sebesar 62.5% dan yang bersikap negatif sebesar 37.5%. Tidak terdapat kecenderungan responden menentukan sikap terhadap perubahan sosial berdasarkan tingkat umur. Pada lampiran 5 merupakan hasil pengolahan data dengan menggunakan statistik SPSS Rank Spearman dengan menguji hubungan antara variabel sikap terhadap perubahan sosial dengan variabel usia responden.

Hasil perhitungan dan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa angka korelasi antara variabel sikap terhadap perubahan sosial dengan variabel usia

adalah sebesar 0.953. Nilai p value Sig.(2-tailed) > alpha (0.10 = 10%) maka terima H0, artinya ada korelasi yang negatif antara variabel sikap terhadap perubahan sosial dengan variabel usia. Sikap positif atau negatif terhadap perubahan sosial memiliki hubungan yang negatif (tidak searah) dengan karakteristik usia masyarakat. Perbedaan usia berhubungan negatif terhadap pembentukan sikap. Masyarakat yang memiliki usia tergolong tua (>47 tahun) tidak selalu memiliki sikap yang positif terhadap perubahan sosial yang terjadi di masyarakat. Begitupun dengan masyarakat yang memiliki usia tergolong muda (<40 tahun) tidak selalu memiliki sikap negatif terhadap perubahan sosial.

Jenis Kelamin

Bagian ini memaparkan analisis hubungan antara jenis kelamin dengan sikap terhadap perubahan sosial. Pada Tabel 18 berikut menunjukkan jumlah dan persentase responden menurut hubungan antara jenis kelamin dengan sikap terhadap perubahan sosial masyarakat Kampung Cimapag.

Tabel 18 Jumlah dan persentase responden menurut hubungan antara jenis kelamin dengan sikap terhadap perubahan sosial

Jenis kelamin

Jumlah dan persentase sikap terhadap

perubahan sosial Total

Positif Negatif

Laki-laki 18 (62.1%) 11 (27.5%) 19 (100%)

Perempuan 7 (63.6%) 4 (36.4%) 11 (100%)

Total 25 (62.5%) 15 (37.5%) 40 (100%)

Tabel 18 menunjukkan bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki memiliki sikap positif terhadap perubahan sosial sebesar 62.1% dan 27.5% memiliki sikap negatif. Responden yang berjenis kelamin perempuan memiliki sikap positif terhadap perubahan sosial sebesar 63.6% dan 36.4% memiliki sikap negatif. Tidak terdapat kecenderungan responden menentukan sikap terhadap perubahan sosial berdasarkan jenis kelamin. Pada lampiran 5 merupakan hasil pengolahan data dengan menggunakan statistik SPSS Rank Spearman dengan menguji hubungan antara variabel sikap terhadap perubahan sosial dengan variabel jenis kelamin responden.

Hasil perhitungan dan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa angka korelasi antara variabel sikap terhadap perubahan sosial dengan variabel jenis kelamin adalah sebesar 0.929. Nilai p value Sig.(2-tailed) > alpha (0.10 = 10%) maka terima H0, artinya ada korelasi yang negatif antara variabel sikap terhadap perubahan sosial dengan variabel jenis kelamin. Sikap positif atau negatif terhadap perubahan social memiliki hubungan yang negatif dengan karakteristik jenis kelamin masyarakat. Pembentukan sikap ini berhubungan dengan pengaruh yang langsung dirasakan oleh masyarakat. Jenis kelamin laki-laki tidak serta merta diikuti dengan sikap positif terhadap perubahan sosial, begitupun dengan jenis kelamin perempuan tidak diikuti dengan sikap negatif terhadap perubahan sosial.

Status Sosial

Bagian ini menganalisis hubungan antara sikap terhadap perubahan sosial dengan status sosial masyarakat. Pada tabel berikut menunjukkan jumlah dan persentase responden menurut hubungan antara sikap terhadap perubahan sosial berdasarkan status sosial masyarakat.

Tabel 19 Jumlah dan persentase responden menurut hubungan antara status sosial dengan sikap terhadap perubahan sosial

Status sosial

Jumlah dan persentase sikap terhadap

perubahan sosial Total

Positif Negatif

Tinggi 11 (64.7%) 6 (35.3%) 17 (100%)

Rendah 14 (60.9%) 9 (39.1%) 23 (100%)

Total 25 (62.5%) 15 (37.5%) 40 (100%)

Tabel 19 menunjukkan bahwa responden yang berstatus sosial tinggi, yakni para aparat pemerintah, tokoh masyarakat, guru memiliki sikap positif terhadap perubahan sosial sebesar 64.7% dan 35.3% memiliki sikap negatif. Responden yang berstatus sosial rendah yakni petani, IRT memiliki sikap positif terhadap perubahan sosial sebesar 60.9% dan 39.1% memiliki sikap negatif. Tidak terdapat kecenderungan responden menentukan sikap terhadap perubahan sosial berdasarkan status sosial. Pada lampiran 5 merupakan hasil pengolahan data dengan menggunakan statistik SPSS Rank Spearman dengan menguji hubungan antara variabel sikap terhadap perubahan sosial dengan variabel status sosial responden.

Hasil perhitungan dan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa angka korelasi antara variabel sikap terhadap perubahan sosial dengan variabel status sosial adalah sebesar 0.810. Nilai p value Sig.(2-tailed) > alpha (0.10 = 10%) maka terima H0, artinya ada korelasi yang negatif antara variabel sikap terhadap perubahan sosial dengan variabel status sosial responden. Sikap positif atau negatif terhadap perubahan social memiliki hubungan yang negatif dengan karakteristik status sosial masyarakat. Pembentukan sikap ini berhubungan dengan pengaruh yang langsung dirasakan oleh masyarakat. Status sosial yang tinggi tidak serta merta diikuti dengan sikap positif terhadap perubahan sosial, begitupun dengan status sosial yang rendah tidak diikuti dengan sikap negatif terhadap perubahan sosial.

Tingkat Pendidikan

Bagian ini memaparkan hasil analisis hubungan antara sikap terhadap perubahan sosial dengan tingkat pendidikan responden. Pada tabel berikut menunjukkan jumlah dan persentase responden menurut hubungan antara sikap terhadap perubahan sosial dengan tingkat pendidikan responden.

Tabel 20 Jumlah dan persentase responden menurut hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap perubahan sosial

Tingkat Pendidikan

Jumlah dan persentase sikap terhadap

perubahan sosial Total

Positif Negatif SMA – PT 4 (100%) 0 (0%) 4 (100%) SMP 3 (100%) 0 (0%) 3 (100%) SD (TT) – SD 18 (54.5%) 15 (45.5%) 33 (100%) Total 25 (62.5%) 15 (37.5%) 40 (100%)

Tabel 20 menunjukkan bahwa responden yang memiliki tingkat pendidikan SD (TT)-SD memiliki sikap positif terhadap perubahan sosial sebesar 54.5% dan 45.5% memiliki sikap negatif. Responden dengan tingkat pendidikan SMP memiliki sikap positif sebesar 100% dan responden dengan tingkat pendidikan SMA-PT memiliki sikap positif sebesar 100%. Responden dengan tingkat pendidikan SMP dan SMA-PT memiliki 0% untuk sikap negatif terhadap perubahan sosial. Terdapat kecenderungan responden menentukan sikap terhadap perubahan sosial berdasarkan tingkat pendidikan. Pada lampiran 5 merupakan hasil pengolahan data dengan menggunakan statistik SPSS Rank Spearman dengan menguji hubungan antara variabel sikap terhadap perubahan sosial dengan variabel tingkat pendidikan responden.

Hasil perhitungan dan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa angka korelasi antara variabel sikap terhadap perubahan sosial dengan variabel tingkat pendidikan adalah sebesar 0.025. Nilai p value Sig.(2-tailed) > alpha (0.10 = 10%) maka tolak H0, artinya ada korelasi yang positif antara variabel sikap terhadap perubahan sosial dengan variabel tingkat pendidikan responden. Sikap positif atau negatif terhadap perubahan sosial berhubungan dengan karakteristik tingkat pendidikan masyarakat. Tingkat pendidikan yang semakin tinggi diikuti dengan sikap positif terhadap perubahan sosial, begitupun dengan tingkat pendidikan yang semakin rendah diikuti dengan sikap negatif terhadap perubahan sosial. Tingkat Pendapatan

Bagian ini memaparkan analisis hubungan antara sikap terhadap perubahan sosial dengan tingkat pendapatan responden. Pada tabel berikut menunjukkan jumlah dan persentase responden menurut hubungan antara sikap terhadap perubahan sosial dengan tingkat pendapatan responden.

Tabel 21 Jumlah dan persentase responden antara tingkat pendapatan dengan sikap terhadap perubahan sosial

Tingkat Pendapatan

Jumlah dan persentase sikap

terhadap perubahan sosial Total Positif Negatif

<Rp500 000 11 (50%) 11 (50%) 22 (100%)

Rp500 000 - Rp1 000 000 10 (71.4%) 4 (28.6%) 14 (100%)

>Rp1 000 000 4 (100%) 0 (0%) 4 (100%)

Total 25 (62.5%) 15 (37.5%) 40 (100%)

Tabel 21 menunjukkan bahwa responden yang memiliki tingkat pendapatan <Rp500 000 memiliki sikap positif dan negatif terhadap perubahan sosial masing-masing sebesar 50%. Responden dengan tingkat pendapatan Rp500 000 – Rp1 000 000 memiliki sikap positif sebesar 71.4% dan 28.6% memiliki sikap negatif. Responden dengan pendapatan >Rp1 000 000 memiliki sikap positif terhadap perubahan sosial sebesar 100%. Terdapat kecenderungan responden menentukan sikap terhadap perubahan sosial berdasarkan tingkat pendapatan. Pada lampiran 5 merupakan hasil pengolahan data dengan menggunakan statistik SPSS Rank Spearman dengan menguji hubungan antara variabel sikap terhadap perubahan sosial dengan variabel tingkat pendapaan responden.

Hasil perhitungan dan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa angka korelasi antara variabel sikap terhadap perubahan sosial dengan variabel tingkat pendapatan adalah sebesar 0.046. Nilai p value Sig.(2-tailed) > alpha (0.10 = 10%) maka tolak H0, artinya ada korelasi yang positif antara variabel sikap terhadap perubahan sosial dengan variabel tingkat pendapatan responden. Sikap positif atau negatif terhadap perubahan sosial berhubungan dengan karakteristik tingkat pendapatan masyarakat. Tingkat pendapatan yang semakin tinggi diikuti dengan sikap positif terhadap perubahan sosial, begitupun dengan tingkat pendapatan yang semakin rendah diikuti dengan sikap negatif terhadap perubahan sosial.

Dokumen terkait