• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA

4.4. Marsiadapari Sebagai Potensi Modal Sosial Petani Padi

4.4.2 Sikap Percaya Antar Petani Sebagai Penguat Modal Sosial

Kepercayaan adalah harapan yang tumbuh di dalam sebuah masyarakat yang ditunjukkan oleh adanya perilaku jujur, teratur dan kerjasama berdasarkan norma-norma yang dianut bersama (Fukuyama, 1995). Kemudian Cox (1995) mengatakan bahwa dalam masyarakat yang memiliki tingkat kepercayaan tinggi, aturan-aturan sosial cenderung bersifat positif, hubungan-hubungan juga bersifat kerjasama. Kepercayaan sosial pada dasarnya merupakan produk dari modal sosial yang baik. Kepercayaan juga dipandang sebagai komponen ekonomi yang relevan pada kultur yang ada pada masyarakat dan membentuk kekayaan modal sosial.

Berdasarkan temuan data dan hasil wawancara di lapangan, kelompok kerja yang enam orang ini membuat suatu kesepakatan yaitu pertama, kelompok kerja tersebut akan terlebih dahulu menentukan ke lahan atau ke tempat siapa yang pertama untuk memulai pekerjaan tersebut. Kedua, makanan ( sarapan, makan siang, atau snack ) untuk para kelompok kerja, apakah disediakan yang mempunyai lahan pekerjaan atau dibawa masing-masing. Setelah disepakati bersama barulah para kelompok kerja ini mulai bekerja sesuai dengan kesepakatan yang telah disetujui bersama.

Pekerjaan yang akan dikerjakan oleh para kelompok kerja ini adalah ditentukan oleh orang yang bersangkutan. Kelompok kerja tersebut tidak boleh menentukan pekerjaan yang akan dikerjakan. Baik itu pekerjaan berat maupun pekerjaan ringan, para kelompok kerja harus siap atas pekerjaan yang sudah ditentukan oleh orang yang bersangkutan kepada para kelompok kerja. Demikian seterusnya bergantian terus

menerus mulai dari orang pertama sampai orang ke enam. Ketiga, keadilan dalam bekerja yang dimaksud dengan keadilan bekerja yaitu setiap anggota marsiadapari akan mendapatkan sesuai dengan apa yang telah dikerjakan untuk anggota lainnya. Misalnya satu kelompok marsiadapari terdiri dari lima orang yaitu A,B,C,D,E. anggota E tidak ikut bekerja ke lahan D, sehingga konsekuensinya adalah ketika pada giliran bekerja untuk lahan E, maka anggota D tidak ikut bekerja sementara anggota yang lain tetap ikut.

Rasa kepercayaan bersama inilah yang mendorong setiap anggota marsiadapari dapat menciptakan relasi atau hubungan yang saling menguntungkan satu sama lain. Terbentuknya rasa percaya antara sesama pekerja petani padi merupakan salah satu wujud bentuk modal sosial yang ada pada sesama petani padi, rasa percaya yang terbangun sesama petani padi ini memudahkan mereka dalam menjalin pergaulan sehari- hari baik di dalam dunia pekerjaan maupun bermasyarakat sehingga dengan adanya rasa percaya tersebut maka para petani padi ini menjadi lebih solid, hubungan pertemanan mereka semakin erat yang akhirnya sudah menganggapnya seperti saudara sendiri dan setiap ada permasalahan ataupun kesulitan-kesulitan di bidang apapun yang dihadapi petani padi dapat dicari solusinya bersama-sama.

Membangun rasa percaya sesama petani padi diwujudkan dalam sikap ketika bekerja dan bergaul sehari-hari dengan petani padi lainnya. Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap para petalni padi di Desa Parsingguran II, diketahui bahwa wujud dari sikap itu dapat dilihat dari bentuk kerja sama mereka yang saling memiliki sikap kejujuran antara petani yang satu dengan petani yang lainnya dan selalu menjaga kepercayaan masing-masing agar tidak mengecewakan sesama petani padi. Berikut penuturan salah satu petani padi R. Banjar Nahor (pr, 61 tahun)

Di tikki karejo, ikkon saling porsea do attong, baru jujur, tarbukka tu akka dongan, makana dang adong na. rugi. Prinsipna, nianggap do tano ni halak na nikarejoan an, nianggap ma iba. Songon I do binaen tu dongan, dongan ipe songon i do dibaen tu ahu. Jadi dang adong na marsigabusan. (Artinyadalam bekerja, prinsipnya harus saling percaya, saling jujur, saling terbuka sehingga semua petani tidak akan saling merugikan karena kami bekerja kepada yang lain dengan pengertian kami menganggap pekerjaan itu (lahan itu) adalah kepunyaanku walaupun sebenarnya itu milik petani yang lain. Semua pekerjaan tetap kembali kepada kesepakatan bersama. Sampai sekarang, kami sesama petani padi tidak pernah membohongi).

Sependapat dengan apa yang disampaikan di atas, berikut juga penuturan salah seorang petani padi A. Lubis (pr, 53 tahun)

Porlu hian jala penting hian do attong na saling porsea on, ido kunci na na mardongan, nang karejope. Gabe boi do lam sada attong pardonganon di parkarejooan. Dang holan di karejo, di ulaon siganup aripe, modal doi di hami. (Artinya sikap saling percaya diantara sesama petani padi sangat penting dimana akan lebih mempererat hubungan berupa kerja sama yang baik dengan sesama petani. Kami saling percaya satu sama lain dalam kesepakatan kerja, karena itulah modal kami di dalam menjalin hubungan dalam bermasyarakat).

Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh informan, R. Lumban Gaol (pr, 49 tahun) sebagai berikut

Molo porsea inna, berarti dang adong na curiga. Songon I ma hami, saling porsea do di parkarejoan. Ni ulahon ma attong, songon dia ma binahen tu iba saddiri. (Artinya sikap kepercayaan yang ada misalnya kami selalu bekerja dengan tidak ada saling mencurigai, dan kami selalu mengerjakan lahannya sama seperti mengerjakan lahan kami sendiri).

Sejalan dengan yang diungkapkan oleh informan, S. Banjar Nahor (pr, 58 tahun) sebagai berikut

Petting hian do haporseaon on, Alana molo ndang be saling porsea, ai dang boi be rap karejo. Alai tutu, molo saling porsea do, dang adong na marsirugian dohot gabe lam hot ma attong na markeluarga on. (Artinya kepercayaan itu sangat penting, karena kalau tidak saling mempercayai kami tidak akan bisa bekerja sama. Kalau sudah saling percaya jadi kami tidak ada yang dirugikan dan hubungan kekeluargaan kami pun akan semakin kuat).

Demikian juga yang diungkapkan oleh informan, D. Lumban Gaol (lk, 60 tahun) sebagai berikut

Sabotulna, kunci ni kerja sama on ima saling porsea. Alana molo nga porsea halak tu hita, hita pe gabe dipakke ma torus karejo, suang songoni sabalikna, molo ndang dihaporseai be, maol situtu ma anon satorusna. (Artinya sebenarnya, sikap saling mempercayai adalah kunci di dalam bekerja sama. Karena jika orang sudah percaya dengan kita maka kita akan terus dipakai dalam bekerja dan sebaliknya jika kita tidak dipercaya maka akan sulit bagi kita untuk terus bekerja).

Hal lain juga diungkapkan oleh informan, Oppung Uli (pr, 64 tahun) sebagai berikut

Adong do prinsip nami, ‘au do ho, ho do au’, lapatana ima nadimarsiadaparion sude na niulahon nami on dasarna keluarga do, ndang holan diriniba saddiri, alai kepentingan bersama do. Jala berpengaruh do on tu akka parngoluan siapari, di ulaon adat, nang akka namarmasyarakat on. (Artinya kami punya prinsip ‘aku adalah kamu, dan kamu adalah aku’ artinya semua yang kami kerjakan dalam marsiadapari atas dasar kekeluargaan. Jadi semuanya kami lakukan untuk kepentingan bersama, tidak untuk kepentingan pribadi. Kepercayaan ini juga berpengaruh terhadap aktifitas dalam bermasyarakat, misalnya dalam kegiatan sosial dan pesta adat.)

Kepercayaan akan menimbulkan kewajiban sosial dengan mempercayai seseorang maka akan menimbulkan kepercayaan kembali dari orang tersebut (resiprositas). Dalam kaitannya dengan resiprositas dan pertukaran, Pretty dan Ward, dalam (Badaruddin, 2005: 32) mengemukakan bahwa adanya hubungan-hubungan yang dilandasi oleh prinsip resiprositas dan pertukaran akan menumbuhkan kepercayaan karena setiap pertukaran akan dibayar kembali (repaid and balanced). Hal ini merupakan pelicin dari suatu hubungan kerjasama yang telah dibangun agar tetap konsisten dan berkesinambungan.

Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa mereka memiliki keyakinan bahwa mereka berbuat sesuatu dengan harapan yang lainnya juga akan berbuat yang sama. Dalam prosesnya, kerja sama marsiadapari menjalankan prinsip timbal balik dan merupakan sebuah bentuk pertukaran sosial. Pertolongan yang diberikan oleh seseorang menimbulkan kewajiban kepada pihak yang ditolong untuk

membalasnya secara seimbang, dan pada diri pihak pemberi pun muncul harapan akan adanya balasan yang seimbang pemberiannya.

Putman (1992) menjelaskan bahwa trust merupakan suatu bentuk didasari oleh perasaan yakin, dimana seseorang akan melakukan sesuatu seperti yang diharapkan dalam suatu pola tindakan yang saling mendukung. Terbentuknya sikap kepercayaan antara sesama petani padi itu dimulai dari sikap sehari-hari di masyarakat terutama di tempat pekerjaan (sawah) mereka seperti sikap saling menjaga satu sama lain, berusaha tidak mengecewakan, tidak mencurigai, membangun kerja sama yang baik dan selalu bersikap jujur.

Kepercayaan yang telah dimiliki oleh para petani menjadi salah satu modal dasar (sosial) yang sangat penting di dalam melakukan aktivitas kolektif, seperti dalam pengelolaan sistem marsiadapari, pertanian, sosial budaya dan ekonomis. Berbagai tindakan kolektif di antara individu-individu dalam suatu kelompok yang didasari oleh kepercayaan yang tinggi akan dapat meningkatkan partisipasi mereka dalam berbagai kegiatan bermasyarakat.

Dokumen terkait