• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sikap Quraisy Makkah Terhadap Islam Madinah Seusa

BAB IV HASIL PENELITIAN

D. Sikap Quraisy Makkah Terhadap Islam Madinah Seusa

Setelah perang Uhud, kaum Quraisy masih memusuhi Nabi Muhammad SAW beserta kaum Muslimin. Kaum Quraisy juga masih sangat membenci ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yaitu ajaran Islam. Kaum Quraisy tidak menginginkan jika ajaran Islam semakin berkembang di wilayah Jazirah Arab. Kebencian yang dilakukan oleh kaum Quraisy terhadap ajaran Islam ini justru mendorong Nabi Muhammad SAW untuk lebih meningkatkan dakwahnya.

Semakin sering Nabi Muhammad SAW mendakwahkan ajaran Islam, semakin besar permusuhan orang-orang Quraisy terhadap beliau dan para pengikutnya. Berbagai cara ditempuh oleh orang-orang Quraisy untuk menghentikan dakwah Nabi Muhammad SAW dan membendung pertumbuhan agama Islam, mulai dari bujukan, ancaman bahkan penyiksaan fisik. Banyak sahabat Nabi Muhammad SAW yang menjadi korban kebencian kaum Quraisy.

Setelah Nabi Muhammad SAW menerima wahyu dari Allah tentang ajaran Islam dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, orang-orang Quraisy mulai tertarik untuk mengikuti kaum Muslimin. Orang-orang Quraisy yang tertarik terhadap ajaran Islam mulai berubah menjadi pengikut Islam. Sebagian bangsa Arab telah memeluk Islam, meskipun tidak sedikit pula yang menentang dan mengolok-olok Islam. Pemuka-pemuka Quraisy seperti Khalid bin Walid dan ‘Amr bin Ash juga menyatakan diri untuk memeluk agama Islam (Hasan Ibrahim Hasan, 2002: 248).

Pada kenyataannya masih ada sebagian masyarakat Arab yang menentang ajaran Nabi Muhamamd SAW. Hal tersebut dikarenakan mereka masih menganggap suci warisan agama kunonya dan mereka tidak bisa meninggalkannya. Suatu fakta yang wajar apabila sebuah agama atau ideologi yang sudah memainkan peran historisnya, terus dianut oleh masyarakat dengan penuh ketundukan bahkan dengan penuh semangat. Alasan itulah yang menjadikan kaum Quraisy Makkah banyak yang menentang ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Orang-orang Quraisy Makkah tidak menyadari pentingnya ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yang dapat menghapus ikatan suku dan menyatukan mereka menjadi satu kesatuan. Banyak orang-orang Quraisy yang berpura-pura mengikuti ajaran Islam kemudian mereka berkhianat. Golongan yang berkhianat terhadap ajaran Nabi Muhammad SAW ini termasuk golongan orang-orang Musryikin. Sampai sekarang, golongan Musyrikin masih menentang ajaran Islam. Mereka berusaha untuk menghancurkan orang-orang Islam dengan berbagai cara. Kaum Quraisy sampai sekarang masih tinggal di Jazirah Arab dan mereka sudah ditakdirkan oleh Allah untuk menjadi golongan yang menentang Islam (Asghar Ali Engineer, 1999: 130).

88 A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian dalam bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Perang Uhud diawali oleh adanya keinginan kaum Quraisy untuk melakukan balas dendam terhadap Nabi Muhammad SAW beserta kaum Muslimin di Madinah. Kekalahan yang dialami oleh kaum Quraisy dalam perang Badar telah menumbuhkan kebencian kaum Quraisy terhadap Nabi Muhammad SAW beserta kaum Muslimin sehingga membuat kaum Quraisy benar-benar ingin memusnahkan Islam dari muka bumi. Berbagai macam cara dilakukan oleh kaum Quraisy untuk menghancurkan Nabi Muhammad SAW beserta pengikutnya. Perang Uhud terjadi pada hari pada hari Sabtu tanggal 15 Syawal tahun 3 H atau 625 M. Orang-orang Quraisy Makkah sangat berambisi untuk membalas kekalahan yang mereka alami dalam perang Badar. Pihak Quraisy mempersiapkan suatu pasukan besar dengan kekuatan 3000 serdadu untuk bertempur dalam perang Uhud. Pasukan Quraisy terdiri dari 700 pasukan infantri, 200 pasukan berkuda (kavaleri), dan 17 orang wanita. Seorang diantara wanita yang ikut dalam perang Uhud adalah Hindun bin Utbah, istri Abu Sufyan. Hindun ikut serta dalam perang Uhud karena ingin balas dendam atas kematian ayahnya yaitu Utbah yang tewas dalam perang Uhud. Pasukan Quraisy dipusatkan di suatu lembah yaitu di pegunungan Uhud, suatu pegunungan yang terletak 2 kilometer sebelah Utara kota Madinah. Nabi Muhammad SAW juga mulai mengatur pasukannya dengan menempatkan beberapa pasukan pemanah di atas bukit Uhud. Nabi Muhammad SAW memerintahkan kepada pasukan pemanah agar tidak meninggalkan posisi mereka dalam kondisi apapun. Perang Uhud dimulai dengan perang tanding antara pasukan Muslimin dengan pasukan Quraisy kemudian dilanjutkan dengan pertempuran secara umum. Pasukan Muslimin bertempur dengan penuh semangat dalam melawan pasukan Quraisy. Pasukan Muslimin yakin

bahwa kemenangan ada di pihak mereka. Awalnya pasukan Muslimin yakin bahwa mereka telah memperoleh kemenangan. Akan tetapi, karena kelalaian para pasukan pemanah, maka secara tiba-tiba pasukan Muslimin mendapatkan serangan yang mengejutkan dari pihak Quraisy yang menyerang pasukan Muslim dari arah belakang. Akhirnya pasukan Muslimin menderita kekalahan yang besar dalam perang Uhud. Kekalahan pasukan Muslimin dikarenakan pasukan pemanah tidak mentaati perintah Nabi Muhammad SAW untuk tetap berada dalam posisi mereka. Pasukan pemanah mulai meninggalkan posisi pertahanan setelah melihat pasukan Quraisy mundur dengan meninggalkan harta benda mereka.

2. Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan pelajaran yang berharga bagi kaum Muslimin bahwa setiap perintah dan perkataan Nabi Muhammad SAW merupakan suatu kebenaran yang harus dipatuhi. Setelah perang Uhud, Nabi Muhammad SAW mulai melakukan berbagai pembaharuan. Nabi Muhammad SAW berhasil membentuk suatu pemerintahan kesatuan yang berpusat di Madinah. Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga berhasil mengubah kekafiran dan kemusyrikan bangsa Arab menjadi bangsa yang religius sesuai dengan ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.

3. Perang Uhud telah membawa pengaruh yang besar bagi kehidupan kaum Muslimin Madinah. Setelah mengalami kekalahan dalam perang Uhud, pasukan Muslimin tidak kehilangan semangat untuk kembali bangkit menghimpun kekuatan baru dalam melawan musuh. Pasukan Muslimin semakin meningkatkan kekuatan militer mereka. Strategi-strategi perang yang baru mulai diterapkan dalam menghadapi kaum Quraisy. Salah satu strategi perang yang sangat terbukti mampu mengalahkan musuh adalah strategi perang parit yang merupakan inisiatif dari salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yaitu Salman Al-Farisi. Strategi parit mampu menjatuhkan kaum Quraisy sehingga kekalahan yang dialami oleh kaum Muslimin dapat terbalaskan oleh kemenangan kaum Muslimin dalam perang parit. Kemenangan yang diperoleh oleh kaum Muslimin dalam perang parit

membuat kaum Muslimin semakin percaya diri dalam menghadapi musuh- musuh Islam.

4. Perkembangan Islam yang semakin meningkat setelah perang Uhud membuat kaum Quraisy yang dahulunya menentang Islam, berbalik arah menyatakan untuk memeluk Islam. Kaum Quraisy masih ada yang berpura-pura masuk Islam dan kemudian berkhianat terhadap Nabi Muhammad SAW. Golongan ini termasuk golongan orang-orang Musyrikin. Sampai sekarang golongan ini selalu berusaha menentang ajaran Islam. Mereka berusaha untuk menghancurkan orang-orang Islam dengan berbagai cara. Kaum Quraisy sampai sekarang masih tinggal di wilayah Jazirah Arab dan mereka telah ditakdirkan oleh Allah SWT untuk menjadi golongan yang menentang Islam.

B. Implikasi 1. Teoritis

Secara teorititis, konflik yang terjadi antara kaum Quraisy Makkah dengan kaum Muslimin Madinah dalam perang Uhud disebabkan karena adanya rasa ingin balas dendam dari pihak Quraisy atas kekalahan yang dialami pada saat perang Badar. Semula kaum Muslimin hampir mendapatkan kemenangan, namun tiba-tiba berubah menjadi kekalahan. Hal tersebut diakibatkan kerena faktor ketidakdisplinan dari pasukan Muslimin. Meskipun telah mengalami kekalahan dalam perang Uhud, kaum Muslimin dapat menghimpun kekuatan kembali dan berhasil membayar kekalahan yang pernah dialami pada perang Uhud dalam perang-perang selanjutnya, seperti perang Handaq. Sikap yang ditempuh oleh Nabi Muhammad SAW dalam perang Uhud merupakan penyelesaian konflik secara koersif (coercive) yaitu dengan jalan menggunakan kekerasan fisik untuk menyelesaikan permasalahan diantara pihak-pihak yang terlibat konflik. Kemenangan yang diperoleh kaum Muslimin setelah terjadinya perang Uhud telah membawa pengaruh yang besar bagi perkembangan Islam di Jazirah Arab. Islam semakin diakui kekuatannya oleh masyarakat luas dan banyak orang-orang Arab yang menyatakan diri memeluk agama Islam meskipun pada kenyataannya masih juga terdapat golongan-golongan tertentu yang menentang ajaran Islam.

2. Praktis

Perang Uhud merupakan salah satu perang yang terjadi pada masa Nabi Muhammad SAW tepatnya pada hari Sabtu tanggal 15 Syawal tahun 3 H atau 625 M. Dinamakan perang Uhud karena perang ini terjadi di suatu bukit yang bernama Uhud, kira-kira 2 kilometer dari kota Madinah. Perang Uhud merupakan suatu perang yang terjadi antara pasukan Quraisy Makkah melawan pasukan Muslim Madinah. Hal yang melatarbelakangi terjadinya perang Uhud tidak lain adalah keinginan untuk balas dendam dari pihak Quraisy terhadap kaum Muslimin karena kekalahan yang dialami oleh pihak Quraisy pada saat perang Badar. Pada awalnya pasukan Muslimin mulai mendapatkan kemenangan dalam perang Uhud. Akan tetapi, kemenangan kaum Muslimin tiba-tiba berubah menjadi kekelahan. Hal tersebut dikerenakan kelalaian dari pasukan pemanah yang berada di atas bukit Uhud. Sebelum perang dimulai, Nabi Muhammad SAW telah memerintahkan pasukan pemanah agar tidak meninggalkan posisi mereka dalam kondisi apapun namun mereka melanggar perintah Nabi sehingga pasukan Muslimin mendapat serangan mendadak dari musuh dan akhirnya membuat pasukan Muslimin menderita kekalahan. Perang Uhud telah memberikan pelajaran yang penting bagi kaum Muslimin bahwa sabda Nabi Muhammad SAW merupakan suatu kebenaran dan tidak ada keraguan bagi kaum Muslimin untuk melaksanakan apa yang telah diperintahkan oleh Nabi Muhammad SAW.

3. Metodologis

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis. Metode historis adalah prosedur pemecahan masalah dengan menggunakan data atau peninggalan masa lampau. Peneliti berusaha merekonstruksi peristiwa masa lampau yang berkaitan dengan perang Uhud yang terjadi pada tahun 3 Hijriah atau 625 M. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik studi pustaka yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data atau fakta yang diperlukan dengan membaca buku literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang hendak dikaji. Dalam penelitian ini, terdapat kesulitan pada langkah heuristik yaitu mencari dan memperoleh data terutama yang berkaitan dengan

perang Uhud karena jumlahnya yang tidak banyak. Peneliti mengalami kesulitan dalam menggunakan bahasa sumber yaitu bahasa Arab. Oleh karena itu, peneliti menggunakan Al-Qur’an sebagai sumber primer tetapi hanya berupa terjemahannya.

C. Saran

1. Bagi Mahasiswa Sejarah

Peneliti mengharapkan bagi mahasiswa sejarah hendaknya dapat melakukan penelitian secara lebih mendalam mengenai sejarah perang Uhud dalam hubungannya dengan perkembangan ajaran Islam setelah terjadinya perang Uhud. Masih banyak tema-tema penelitian yang belum diteliti berkaitan dengan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa Nabi Muhammad SAW, misalnya penelitian tentang pengaruh perjanjian Hudaibiyah terhadap perkembangan Islam di Jazirah Arab, kondisi Makkah setelah penaklukan kota Makkah, peristiwa Haji Wada’ dan lain sebagainya. Hendaknya para mahasiswa lebih selektif dalam memilih tema penelitian sebelum penelitian itu dibuat. Selain itu, para mahasiswa juga disarankan untuk memperbanyak sumber data baik primer maupun sekunder yang bisa diperoleh dengan cara mengunjungi berbagai perpustakaan dan mengakses berbagai sumber dari internet.

2. Bagi Pemerintah dan Penerbit

Pemerintah hendaknya memberikan kemudahan dan fasilitas yang baik bagi para mahasiswa untuk melakukan dan menulis sebuah penelitian. Misalnya, mempermudah birokrasi dengan pihak-pihak yang terlibat dalam sebuah penelitian. Dalam kaitannya dalam proses pembelajaran terutama mengenai perkembangan Islam, hendaknya pemerintah dan penerbit buku lebih banyak menerbitkan buku-buku tentang sejarah Islam yang berkaitan dengan segala peristiwa penting yang terjadi pada masa Nabi Muhammad SAW, misalnya buku- buku yang membahas tentang perang Uhud. Selain itu, hendaknya para penerbit buku banyak menerjemahkan buku-buku berbahasa asing ke dalam bahasa Indonesia agar lebih mudah untuk dipahami.

93

Sirah Nabawiyah. Jakarta: Robbani Press.

Abu Su’ud. 2003. Islamologi: Sejarah, Ajaran, dan Penerapannya Dalam Peradaban Umat Manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Afzalur Rahman. 2002. Nabi Muhammad Sebagai Seorang Pemimpin Militer. Jakarta: Amzah.

Ahmad Syalabi. 1983.Sejarah dan Kebudayaan Islam Jilid I. Jakarta: Pustaka Al- Husna.

Ali Moertopo. 1974.Strategi Politik Nasional. Malang: The Paragon Press.

Ali, K. 2003. Sejarah Islam (Tarikh Pramodern). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

______ & Andang Affandi. 1995.Studi Sejarah Islam. Jakarta: Binacipta.

Aminuddin, dkk. 2002.Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Armstrong, Karen. 2001. Muhammad Sang Nabi, Sebuah Biografi Kritis. Surabaya: Risalah Gusti.

Asmara Hadi Usman. 1994. Masyarakat Madinah Pada Masa Rasulullah SAW, Sifat dan Organisasi yang Dimilikinya. Jakarta: Media Da’wah.

Astrid S. Susanto. 1999. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Bandung: Putra A. Bardin.

Departemen Agama RI. 2005.Al-Quran dan Terjemahnya.Bandung: Diponegoro.

Dudung Abdurrahman. 1999. Metode Penelitian Sejarah.Yogyakarta : Logos Wacana.

Duverger, Maurice. 2003.Sosiologi Politik. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Endang Saifuddin Anshari. 1980.Agama dan Kebudayaan: Mukadimmah Sejarah Kebudayaan Islam. Surabaya: PT Bina Ilmu.

Engineer, Asghar Ali. 1999. Asal Usul dan Perkembangan Islam. Yogyakarta: Insist & Pustaka Pelajar.

Faridi. 2002.Agama dan Jalan Kedamaian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Goffar, M. ‘Abdul.Tafsir Ibnu Katsir Jilid 2. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i.

Gottschalk, Louis.1975.Mengerti Sejarah. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Gullen, M. Fethullah. 2002. Versi Terdalam: Kehidupan Rasulullah Muhammad SAW.Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Hadari Nawawi. 1985. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: UGM Press.

Hamka. 1983.Tafsir Al- Azhar Juz IV. Jakarta: Pustaka Panjimas.

Haryomataram, G.P.H. 1994. Sekelumit Tentang Hukum Humaniter. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Hasan Ibrahim Hasan. 2002. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Helius Sjamsuddin. 2007.Metodologi Sejarah. Jakarta: Ombak.

_______________ & Ismaun. 1996. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Hendropuspito OC, D. 1989.Sosiologi Sistematik. Yogyakarta: Kanisius.

Horowitz, Louis Irving. 1975. Revolusi, Militerisasi dan Kosilidasi Pembangunan. Jakarta: PT Bina Aksara.

Kartini Kartono. 1990. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: Mandar Maju.

_____________. 1988.Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Rajawali.

Koentjaraningrat. 1986. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT Gramedia.

Kuntowijoyo. 1995.Metodologi Sejarah. Yogyakarta: UGM Press.

Khurshid, Ahmad. 1989.Prinsip-Prinsip Pokok Islam. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Lemhamnas. 1980.Kewiraan Untuk Mahasiswa. Jakarta: PT Gramedia.

Maman, U. 2006. Metodologi Penelitian Agama: Teori dan Praktek. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Maswadi Rauf. 2000. Konsensus dan Konflik Politik. Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi Depdiknas.

May Rudy, T. 2002. Studi Strategis Dalam Transformasi Sistem Internasional Pasca Perang Dingin. Bandung: PT Refika Aditama.

Moenawar Chalil. 2001.Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad Jilid 2. Jakarta: Gema Insani Press.

Muhammad Halabi Hamdi. 2005. Sejarah Lengkap Nabi Muhammad SAW. Yogyakarta: Nardhiyah Press.

Muhammad Husain Haekal. 2008. Sejarah Hidup Muhammad. Jakarta: Litera Antar Nusa.

Nottingham, Elizabeth K. 1994. Agama dan Masyarakat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Perlmutter, Amos. 1988.Militer dan Politik. Jakarta: Rajawali Press.

Piet Ngantung. 1975. Pokok-Pokok Strategi Nasional. Jakarta: Departemen Pertahanan Keamanan Nasional.

Poloma, Margaret M. 2003. Sosiologi Kontemporer. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Pruitt, Dean G. & Rubin, Jeffrey Z. 2004. Teori Konflik Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sartono Kartodirjo. 1992. Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia.

Sidi Gazalba. 1981. Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.

Soerjono Soekanto. 1986.Pengantar Sosiologi Kelompok. Bandung: CV Remadja Karya.

Dokumen terkait