PENDAHULUAN
B. Pembahasan
2. Siklus II
Pada siklus II mengalami peningkatan pada hafalan bacaan Salat, hal ini penulis rasakan setelah melakukan persiapan yang matang, maka hasil pembelajaran seperti terlihat pada gambar grafik 4.13 Grafik Kemampuan Hafalan Bacaan Salat, yang mana untuk hafalan bacaan Salat dengan
14 Asfiati, Visualisasi dan Virtualisasi PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Versi Era Pandemi Covid-19, Revolusi industry dan Era New Normal, (Jakarta: Kencana, 2020) hlm 197
kategori baik mencapai peningkatan dari 10 % pada siklus I mencapai 63%
pada siklus II
Banyak media daring yang bisa digunakan saat ini Media yang baik belum tentu menghasilkan output yang maksimal. Faktor kesiapan pendidik dalam menggunakan media dan pemilihan media daring yang tepat adalah faktor yang menentukan proses pembelajaran berjalan optimal, maka pemilihan media yang sesuai dengan peruntukannya, menarik perhatian peserta didik, bahkan kolaborasi penggunaan media daring menjadi sangat penting bagi proses pembelajaran agar berjalan optimal.15
Untuk kemampuan Gerakan Salat peserta didik belum menunjukkan hasil yang signifikan, seperti yang terlihat pada table 4.10 kemampuan Gerakan Salat, dalam kategori sangat baik dan kurang baik menunjukkan hasil yang sama yaitu 10% artinya perbedaan yang sangat jauh antara peserta didik sangat baik dan kurang baik. sedang kategori baik dan cukup belum menunjukkan perbedaan yang signifikan, peserta didik masih membutuhkan latihan lebih fokus dan serius. Pada siklus II penulis menggunakan media berupa gambar-gambar gerakan Salat, video Salat yang akan diberikan, ternyata belum cukup untuk memaksimalkan gerakan Salat pada peserta didik.
Menurut teori bandura mengenai konsep dasar dari belajar sosial yang dikembangkan oleh Albert Bandura, bahwa Sebagian besar manusia
15 Baroroh Indiani, Jurnal Mengoptimalkan Proses Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi, pada https://ojs.bpsdmsulsel.id/index.php/sipatokkong/article/view/55 diakses 18-8-2021, 8.55
belajar melalui pengamatan dan selektif dan mengingat tingkah laku orang lain.16 Sehingga mudah untuk menirukan apa yang menjadi pengamatan mereka.
Berkaitan dengan pengajaran kitab Salat yang diterangkan dalam kitab bulughul maram karya Imam Ibu Hajar Al-Asqalani yaitu tentang cara salat Nabi SAW. dalam hadits Aisyah. Adapun haditsnya sebagai berikut:17
ّ،نرينبْكَُّلِنبّاةالاَّصلاّمحنُْفاَُْايّاَّۡلاساوّنهْيالاّۡماللَّّّۡلاصّناللّّملومسارّ اِۡاكّ: ْتالِاقِّاهَْاّۡماللّّاينضارّاةاشنئِاّۡ ْناۡاو
ّ انْيابّ ْننكلاوّ،ّمهْبِّواصميّْۡالاوّ،مهاسْأارّ ْصنخْشميّْۡالّاعاكارّااٰإّ اِۡاكاوّ}}*ّ انينمالِاعْلاّ ِّبارّن َّ نللّّمدْماحْلا{{نـبّ:اةاءاارنقْلااو
َُّّۡاّْۡدمجَْايّْۡالّندوجَُّلاّ اننمّاعاَارّااٰإاوّ. ِمنئِاقّاينواَُْايَُّّۡاّْۡدمجَْايّْۡالّنعومكُّرلاّ اننمّاعاَارّااٰإّّاِۡاكاوّ.اَنلٰ
ّ َِنلِاجّايواَُْاي
ّ ْناّۡۡهَْايّ اِۡاكّاوّ.ۡاَْمميْلاّ مبنصَْاياوّىارَْميْلاّمهالْجنرّ مشنرْفايّ اِۡاكاوّ.اةَّينحَُّلاّننْياُاعْكارًِّّمكّينَّملومقايّ اِۡاكاو
ّ.نۡينلَُّْلِنبّاةالاَّصلاّمۡنُْخايّ اِۡاكاوّ.نعمبََّلاّ اشاارنَُْاّنهْياۡاارنّٰمًمجَّرلاّ اشنراُْفايّ ْۡاأّۡهَْاياوّ،نِۡطْيَّشلاّنةابْقمۡ
ّ ةَّلنّۡمهالاوّ، ۡنلَْممّمهاجارْخاأ.
Aisyah berkata, "Rasulullah Saw.. memulai salat dengan takbir dan memulai bacaan dengan 'Al-hamd lillâh Rabb al-'âlamîn'. Bila rukuk, beliau tidak mendongakkan kepalanya dan tidak (pula) menundukkannya, tetapi di antara itu. Apabila bangkit dari rukuk, beliau tidak sujud sebelum berdiri betulbetul (lurus). Bila mengangkat kepalanya dari sujud, beliau tidak sujud lagi hingga duduk betul-betul. Beliau membaca 'al-tahiyyat' di tiap-tiap dua rakaat, dan membentangkan kaki kirinya dan mendirikan kaki kanan. Beliau melarang ''uqbat al-syaithân ' (cara duduk syaitan yaitu menghamparkan dua tapak kaki dan duduk di atas dua tumitnya) dan melarang seseorang membentangkan dua lengannya
16 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, Konsep, Strategi dan ImplementasiDalam Kurikulum KTSP, (Jakarta: Bumi Aksara, 2019) hlm 71
17 Muhammad Abdyh Tuasikal, Belajar Kitab Bulughul Maram, diposting pada 23 November 2021 melalui https://rumaysho.com/30770-bulughul-maram-shalat-cara-shalat-nabi-dalam-hadits-aisyah.html, (diakses 25-12-2021 pukul 01.37)
(di bumi) sebagai bentangan binatang buas. Selanjutnya, beliau mengakhiri salatnya dengan salam.
Keteladanan ini dianggap penting, karena aspek agama yang terpenting adalah akhlaq yang terwujud dalam tingkah laku (behavior).18
Pada siklus II telah menunjukkan peningkatan yang baik dalam bersikap, tetapi masih ada peserta didik yang tidak mengisi daftar hadir pada Google form. Kegaduhan kelas mulai berkurang, tidak lagi terdengan suara-suara dari luar yang mengganggu konsentrasi peserta didik ketika penulis sedang menjelaskan. Konsistensi peserta didik dalam mengerjakan tugas telah terlihat dengan baik. Dan orangtua tidak lagi alasan kuota habis, karena sesungguhnya Pemerintah telah menyiapkan bantuan kuota belajar.
Peserta didik mulai terlihat keaktifannya saat mengemukakan pendapat tidak lagi malu. Dengan percaya diri mau memperagakan gerakan dan bacaan Salatnya.
3. Siklus III
Grafik menunjukkan hasil pembelajaran meningkatan, baik dalam kemampuan hafalan bacaan Salat peserta didik maupun gerakan Salatnya.
Mengingat setelah dilakukan perbaikan pada siklus II1 terjadi peningkatan kemampuan Salat siswa baik dalam menghafal bacaan Salat maupun ketepatan dalam gerakan Salat.
18 Jurnal Metode Keteladanan pada persepektif Islam, pada http://digilib.uinsby.ac.id/6792/7/Bab%204.pdf
Gambar 4.13 (Grafik Kemampuan Hafalan Bacaan Salat Pada Siklus I, II, III) Keterangan : A. Menunjukkan kategori sangat baik siklus I, II dan III B. Menunjukkan kategori baik pada siklus I, II dan III C. Menunjukkan kategori cukup pada siklus I, II, dan III D. Menunjukkan kategori kurang pada siklus I, II, III
Gambar 4.13 (Grafik Kemampuan gerakan Salat Pada Siklus I, II, III)
Keterangan : A. Menunjukkan kategori sangat baik siklus II dan III B. Menunjukkan kategori baik pada siklus II dan III C. Menunjukkan kategori cukup pada siklus II, dan III D. Menunjukkan kategori kurang pada siklus II & III
Kemampuan Salat siswa yang diukur adalah kemampuan menghafal bacaan Salat dan ketepatan dalam melakukan gerakan Salat. Implementasi dilakukan dengan melakukan penilaian secara berturut-turut pada siklus I.
II. dan III, peserta didik telah menunjukkan hasil yang maksimal dengan kategori sangat baik dari 0%, baik 47%, cukup 30% serta kurang 20%. Pada siklus II terjadi peningkatan dengan kategori hafalan sangat baik 10%, baik 63%, cukup 20% dan kurang sebesar 7%. Adapun pada siklus III hafalan bacaan Salat kategori sangat baik 13%, baik 70%, cukup 14% dan kurang sebesar 3%
Adapun gerakan Salat tidak dilakukan pada siklus I dengan pertimbangan agar lebih terfokus pada hafalan bacaan Salat. Untuk itu Gerakan Salat pada siklus II dan III secara berturut-turut dapat dikategorikan sebagai berikut: Gerakan Salat pada siklus II dengan kategori sangat baik sebesar 3%, baik 47%, cukup 47%, dan kurang sebesar 10%.
Pada siklus III gerakan Salat kategori sangat baik sebesar 10%, kategori baik 67%, kategori cukup 23% dan kategori kurang 0% Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara
pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut19.
Grafik menunjukkan hasil pembelajaran meningkatan, baik dalam kemampuan hafalan bacaan Salat peserta didik maupun gerakan Salatnya.
Mengingat setelah dilakukan perbaikan pada siklus II1 terjadi peningkatan kemampuan Salat siswa baik dalam menghafal bacaan Salat maupun ketepatan dalam Gerakan Salat. Pada kemampuan menghafal bacaan Salat siswa yang mrendapat nilai baik, sangat baik, sudah mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 95%, sedangkan untuk kemampuan melakukan Gerakan Salat dengan benar semua siswa mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) skor 100%.
Adapun rekapitulasi hasil observasi penilaian sikap pada peserta didik sebagai berikut:
NO ASPEK PENILAIAN SCORE PADA SIKLUS
RUMUS
I II II Nilai =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
× 100%
1 Kedisiplinan 10 14 17
2 Tanggung jawab 8 15 17
3 Keaktifan peserta didik 9 13 18
4 Kerjasama 9 14 17
5 Kejujuran 10 13 17
46 69 86
Siklus I. Nilai = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚× 100% =10046 × 100% = 46%
Siklus II. Nilai = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚× 100% =10069 × 100% = 69%
19 M. Nazir, Metodologi Penelitian (Ghalia Indonesia,anggota IKAPI) 1999) Cetakan ke-4, hlm. 212
Siklus III. Nilai = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚× 100% = 10086 × 100% = 86%
Untuk perkembangan sikap pada siklus III peserta didik lebih terlihat disiplin dan tanggung jawabnya. Dalam hal kerjasama mereka tak lagi merasa canggung, keakrabanpun terlihat. Anak mulai percaya diri, saat pembelajaran berlangsung siswa mampu berbicara di depan guru dan teman lainnya, menunjukkan kejujuran dalam mengerjakan tugas, menunjukkan sikap jujur dalam melaksanakan Salat, sehingga peserta yang lainpun termotivasi dan lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran, rasa percaya diri yang tinggi telah mendorong mereka untuk berlatih lebih semangat lagi.
Teknologi memberikan inovasi-inovasi baru yang dapat diterapkan agar pembelajaran dapat berlangsung lebih mudah, efektif dan efisien20.. Internet sebagai salah satu produk perkembangan teknologi juga sangat berperan dalam pembelajaran. Internet dapat dipergunakan sebagai sumber maupun media pembelajaran, serta memudahkan pengguna dalam mencari informasi dan referensi yang berkaitan dengan pembelajaran. Dibandingkan sumber-sumber lain seperti toko buku maupun perpustakaan, internet lebih menawarkan kemudahan dan kecepatan dalam pencarian informasi, referensi, hingga materi yang berhubungan dengan pembelajaran.21
20 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran Edisi revisi, ( Jakarta: PT. Raja Grafndo Persada 2014), Hlm. 3
21 Syaiful Imran, Kreteria Pembelajaran Online Menurut Rosenberg, 2014 melalui:
https://ilmu-pendidikan.net/pembelajaran/kriteria-pembelajaran-online-e-learning-menurut-rosenberg, diakses Tanggal 12-8-2021.01:11
Dari hasil yang telah disebutkan diatas, penulis menyimpulkan bahwa hasil ini dapat terjadi karena adanya beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Misalnya penguasaan IT sangat diperlukan, internet yang stabil, kuota yang terpenuhi serta pendampingan orangtua saat pembelajaran sangatlah diperlukan untuk mendorong dan memotivasi peserta didik agar mendapatkan hasil pembelajaran yang maksimal. Pada setiap tahap pelaksanaan, penulis menggunakan model pembelajaran yang efektif, penulis melakukan persiapan dengan matang, media yang mendukung, Tiap-tiap model pembelajaran yang digunakan haruslah sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan oleh peserta didik.
Pada siklus I keaktifan peserta didik masih sebatas menyimak, belum menunjukkan keberanian ketika guru memberikan kesempatan untuk bertanya ataupun mengemukakan pendapatnya, hanya beberapa peserta didik yang aktif, sehingga motivasi sangat diperlukan untuk peserta didik.
Pada siklus III peserta didik lebih terlihat disiplin dan tanggung jawabnya. Dalam hal kerjasama mereka tak lagi merasa canggung, keakrabanpun terlihat. Anak mulai percaya diri, saat pembelajaran berlangsung siswa mampu berbicara di depan Guru dan teman lainnya, menunjukkan kejujuran dalam mengerjakan tugas, menunjukkan sikap jujur dalam melaksanakan Salat, sehingga peserta yang lainpun termotivasi dan lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran, rasa percaya diri yang tinggi telah mendorong mereka untuk berlatih lebih semangat lagi.