• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3. Siklus II

Pelaksanaan siklus II didasarkan atas hasil yang telah diperoleh pada siklus I. Kegiatan pada siklus II meliputi:

a. Pra Tindakan

Tahap ini merupakan tahap mempersiapkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran (role play), yang meliputi: 1) identifikasi masalah dan merumuskan masalah berdasarkan hasil

refleksi pada siklus I.

2) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

3) menyusun instrumen penelitian yang sesuai dengan metode bermain peran (role play) yang meliputi kartu soal, lembar observasi, dan soal tes akhir (post-test) siklus II.

b. Pelaksanaan (action) dan Pengamatan (observation).

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran (role play) sesuai dengan rencana kegiatan yang telah disusun, kegiatan yang dilakukan meliputi:

1) pengkondisian kelas ke dalam suasana belajar.

2) melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan metode pembelajaran bermain peran (role play) sesuai dengan RPP yang telah dibuat sebelumnya. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II, kelompok yang dibentuk sama dengan kelompok pada siklus I, namun siswa yang bertanya berhak menunjuk orang yang diinginkan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.

Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran, hal yang diamati antara lain:

1) mengamati kegiatan diskusi siswa

2) mengevaluasi pemahaman siswa melalui tes akhir (post-test)

Observasi dilakukan oleh observer dengan mengisi lembar observasi afektif yang telah disediakan. Hasil observasi dan evaluasi yang diperoleh menjadi bahan refleksi bagi peneliti terhadap tindakan yang telah dilakukan dan untuk menyusun rencana tindakan berikutnya.

c. Refleksi (reflection)

Refleksi dilakukan berdasarkan apa yang diperoleh dari observasi proses pembelajaran, kuesioner yang diisi siswa, dan hasil tes akhir/

post-test siklus II. Dari hasil yang telah diperoleh tersebut menjadi bahan bagi peneliti untuk mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan selama proses pembelajaran berlangsung dan hal-hal apa saja yang belum berhasil dicapai pada siklus II. Kegiatan ini menjadi dasar peneliti untuk membuat kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah dilaksanakan.

E.Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan sebagai alat pengumpul data. Teknik pengambilan data harus dapat mencapai tujuan pengumpulan data yaitu untuk menjawab rumusan masalah (Daryanto, 2011).

1. Perangkat Pembelajaran

perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: a. Silabus

Silabus memuat tentang satuan pendidikan, kelas/semester, program layanan, mata pelajaran, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator, penilaian, alokasi waktu, materi, dan kegiatan pembelajaran serta sumber pembelajaran. Silabus juga merupakan acuan dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Silabus terlampir pada lampiran 1.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) memuat tentang satuan pendidikan, kelas/semester, mata pelajaran, alokasi waktu, Standar

Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator, tujuan pembelajaran, materi ajar, penilaian, sumber belajar, model dan metode pembelajaran serta langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dalam menyampaikan materi ajar. RPP berfungsi sebagai acuan dalam proses pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terlampir pada lampiran 2.

c. Modul Pembelajaran

Modul pembelajaran berisi materi ajar mengenai sistem peredaran darah manusia. Setiap siswa akan mendapatkan modul pembelajaran.

Modul pembelajaran terlampir pada lampiran 8.

d. Kartu Soal

Kartu soal yang dibuat peneliti akan diberikan kepada siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang merupakan petunjuk akan berperan sebagai apa saja siswa di dalam kelompok tersebut. Kartu soal terlampir pada lampiran 3.

e. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS merupakan salah satu sarana yang dapat membantu dan mempermudah kegiatan pembelajaran sehingga menciptakan pembelajaran yang lebih efektif dan terjadi interaksi antara siswa dan siswa maupun siswa dan guru. LKS ini juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam meningkatkan hasil belajar. Lembar Kegiatan Siswa terlampir pada lampiran 4.

2. Instrumen Pengumpulan Data

a. Tes

Tes merupakan salah satu alat untuk mengukur hasil belajar yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan atau serangkaian tugas yang harus dijawab atau dikerjakan oleh responden. Hasil belajar yang diukur dengan menggunakan tes adalah ranah kognitif. Pedoman yang digunakan untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa pada ranah kognitif adalah hasil tes tertulis. Tes terdiri dari tes awal (pretest) yang diberikan pada awal pembelajaran, test akhir (post-test) yang diberikan disetiap akhir siklus. Soal yang dibuat dilengkapi dengan panduan skoring. Kisi-kisi soal, soal, kunci jawaban dan panduan skoring terlampir pada lampiran 5.

b. Lembar Observasi

Lembar observasi atau lembar pengamatan digunakan untuk mengukur hasil pembelajaran ranah afektif pada saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung. Lembar observasi dibuat oleh peneliti yang akan diisi oleh observer saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Penguasaan ranah afektif meliputi keberanian siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan, menyampaikan pendapat dan menerima pendapat, merefleksikan hasil diskusi dan perhatian siswa terhadap guru dan teman.

c. Kuesioner / Angket Motivasi Belajar

Kuesioner yang dibuat peneliti berisi pernyataan-pernyataan mengenai peningkatan motivasi belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran kooperatif menggunakan metode bermain peran (role play). Lembar kuesioner diberikan kepada siswa setelah proses pembelajaran berlangsung yang bertujuan untuk mengetahui motivasi siswa setelah diberikan tindakan. Pernyataan-pernyataan tersebut ada yang bersifat negatif dan positif. Dari setiap pernyataan disediakan empat alternatif jawaban dimana siswa harus memilih satu jawaban. Empat alternatif jawaban tersebut antara lain Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Kisi-kisi kuesioner dan lembar kuesioner terlampir pada lampiran 7.

Butir-butir pernyataan dalam kuesioner disusun berdasarkan indikator motivasi belajar. Indikator motivasi belajar untuk kuesioner motivasi belajar awal siswa antara lain:

1. penguasaan materi 2. kesiapan

3. ketertarikan 4. keseriusan 5. partisipasi

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Belajar Awal

Kemudian indikator motivasi belajar untuk kuesioner motivasi belajar akhir siswa antara lain:

1. penguasaan materi 2. kesiapan

3. ketertarikan 4. keseriusan 5. partisipasi

Tabel. 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi Belajar Akhir Siswa

No. Indikator Motivasi Belajar Bentuk Pernyataan Pernyataan Positif Pernyataan Negatif 1. Penguasaan Materi 1, 5 12 2. Kesiapan 18, 7 3, 19 3. Ketertarikan 8, 11 13, 17 4. Keseriusan 16, 4 6, 9 5. Partisipasi 20 2, 10, 14, 15 Jumlah Pernyataan 9 11 No. Indikator Motivasi Belajar Bentuk Pernyataan

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif 1. Penguasaan Materi 20, 18 2. Kesiapan 1, 4, 12 5, 15 3. Ketertarikan 2, 10, 16 19 4. Keseriusan 8, 11, 3, 6, 9, 14, 17, 5. Partisipasi 7 13, Jumlah Pernyataan 10 10

Tabel 3.3. Pedoman Penskoran Jawaban Siswa

Jenis Pilihan Jawaban Skor

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

F. Metode Analisis Data

Langkah selanjutnya setelah data terkumpul adalah mengambil data dengan membuat analisis data dengan metode yang sesuai. Data yang dikumpulkan merupakan data kuantitatif yang diolah dengan menggunakan rumus. Dari hasil yang telah diperoleh diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai peningkatan prestasi belajar dan motivasi siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan metode bermain peran (role play).

1. Analisis Kuantitatif

Data-data yang telah diperoleh dari hasil pengamatan selanjutnya dianalisis secara kuantitatif. Analisa kuantitatif merupakan teknik analisa data dengan menggunakan rumus statistika sederhana.

a. Data Prestasi Belajar

Dalam penelitian ini data peningkatan prestasi belajar siswa berguna untuk mengukur kemampuan kemampuan kognitif siswa. Prestasi belajar siswa dapat dilihat dari hasil tes obyektif yang berupa pilihan ganda. Untuk mengetahui kemampuan awal siswa dapat dilihat dari tes awal atau pre-test.

1) Ketuntasan Individu

Ketuntasan individu siswa dapat diperoleh jika siswa memperoleh nilai ≥ 68 yang merupakan nilai KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah. Tes prestasi dilaksanakan setiap akhir siklus. Nilai ketuntasan individu ditentukan dari nilai atau skor yag diperoleh siswa dengan menggunakan persamaan:

Tabel 3.4. Kategori Ketuntasan Individu Nilai Individu Keterangan

< 68 dari KKM Tidak Tuntas ≥ 68 dari KKM Tuntas

Untuk mengetahui skor rata-rata kelas menggunakan rumus berikut:

2) Ketuntasan Klasikal

Ketuntasan klasikal dikatakan telah dicapai apabila siswa melampaui KKM dengan target pencapaian ideal lebih dari atau sama dengan 75 % dari jumlah siswa dalam kelas. Untuk mengetahui ketuntasan secara klasikal menggunakan rumus sebagai berikut:

%

100

1

x

n

n

KK

Keterangan : KK = Ketuntasan Klasikal

n1 = Jumlah siswa yang tuntas

n = Jumlah siswa yang ikut tes (banyaknya siswa)

b. Data Motivasi Belajar

Data motivasi siswa berfungsi untuk mengukur kemampuan afektif siswa. 1) Angket

Data yang diperoleh dari kuisioner dianalisis dengan tahap-tahap sebagai berikut :

a) kuisioner yang telah diisi oleh siswa dikategorikan dalam pernyataan positif dan pernyataan negatif,

b) kemudian masing-masing kategori jawaban tersebut diberi skor. Untuk mengetahui persentase motivasi belajar siswa secara individu, dianalisis menggunakan perhitungan respon motivasi siswa perindividu, yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

× 100%

Kategori nilai atau skor yang diperoleh siswa adalah:

Tabel 3.5. Kategori Motivasi Siswa Skor (%) Kategori 0 – 20 Sangat Rendah 21 – 40 Rendah 41 – 60 Sedang 61 – 80 Tinggi 81 – 100 Sangat tinggi

Untuk menghitung rata-rata skor semua siswa digunakan persamaan:

Untuk mengetahui persentase motivasi siswa digunakan persamaan:

Setelah data motivasi siswa diperoleh, peneliti dapat menyimpulkan berdasarkan target yang diinginkan. Dalam penelitian ini, peningkatan motivasi belajar siswa pada materi Sistem Peredaran Darah Manusia dengan menggunakan metode bermain peran (role play) dikatakan berhasil apabila siswa dengan kategori skor tinggi dan sangat tinggi sebesar 75%.

2) Observasi

Observasi dilakukan untuk melihat bagaimana kondisi pembelajaran di kelas ketika metode bermain peran (role play) sedang diaplikasikan di dalam kelas.

Skor yang didapat dari lembar observasi dianalisis, sehingga didapatkan persentase skor hasil observasi dengan rumus :

q = persentase skor hasil observasi aktivitas siswa

r = jumlah keseluruhan skor yang diperoleh siswa

t = skor maksimal

Tabel 3.6. Kriteria Hasil Persentase Skor Observasi Aspek Afektif Siswa Terhadap Pembelajaran

Persentase yang diperoleh Keterangan

66,68 ≤ q ≤ 100 Tinggi

33,34 ≤ q≤ 100 Sedang

0 ≤ q ≤ 33,33 Rendah

(Arikunto, 2007)

2. Analisis Kualitatif

Data-data yang diperoleh dari hasil pengamatan juga dianalisis secara kualitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan deskripsi kata-kata dari hasil pengamatan selama proses pembelajaran dengan meggunakan metode bermain peran (role play).

G.Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini meliputi peningkatan motivasi belajar siswa dan hasil belajar aspek kognitif dan afektif. Indikator keberhasilan di dalam penelitian ini disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 3.7. Indikator Keberhasilan Penelitian

Teknik Pengumpulan Data Keadaan Awal Sebelum Penelitian Indikator Ketercapaian Angket motivasi belajar siswa

Belum Terukur Motivasi belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran mencapai 75% kategori tinggi dan sangat tinggi

Hasil belajar aspek kognitif berdasarkan hasil tes akhir (postest) siklus I dan siklus II

Siswa yang

mencapai KKM ≥ 68 sebanyak 20 siswa

Siswa mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ≥ 68 , sebanyak 75%

Teknik Pengumpulan Data

Keadaan Awal Sebelum Penelitian

Indikator Ketercapaian

Hasil belajar aspek afektif berdasarkan lembar observasi

Belum terukur Hasil belajar aspek afektif siswa selama mengikuti proses pembelajaran mencapai 70% dengan kategori tinggi dan sangat tinggi

57

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Deskripsi Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode bermain peran (role play). Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII A SMP Negeri 1 Long Ikis, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Penelitian ini dimulai pada tanggal 19 April 2014. Subyek pada penelitian ini berjumlah 32 siswa. Kegiatan penelitian dilaksanakan di ruang laboratorium IPA karena ruang kelas tidak memiliki LCD/viewer.

1. Motivasi Awal

Sebelum memulai tindakan, peneliti dibantu oleh guru mata pelajaran biologi meminta siswa untuk mengisi kuesioner motivasi awal siswa. Berdasarkan kuesioner yang telah diisi siswa dapat diketahui bahwa skor rata-rata kelas sebesar 87,09% kategori tinggi dan sangat tinggi. Nilai motivasi awal sebelum tindakan dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1. Nilai Motivasi Awal Siswa

Interval Skor Kategori ∑ Siswa Motivasi Awal (%) 81 – 100 Sangat Tinggi 16 51,61%

61 – 80 Tinggi 11 35,48%

41 – 60 Sedang 3 9,67%

21 – 40 Rendah 1 3,22%

0 – 20 Sangat Rendah 0 0%

Tabel 4.1 di atas menunjukkan tingkat motivasi awal siswa sebelum dilaksanakan penelitian. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa persentase

siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kategori sangat tinggi yaitu 51,61 %, persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kategori tinggi yaitu 35,48%, persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kategori sedang yaitu 9,67%, persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kategori rendah yaitu 3,22 % dan persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kategori sangat rendah yaitu 0%. Daftar skor motivasi belajar awal siswa dapat dilihat pada lampiran 9.

2. Siklus I

a. Perencanaan

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti mempersiapkan semua hal yang dibutuhkan selama kegiatan penelitian berlangsung. Hal-hal yang dipersiapkan antara lain; Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), Lembar Observasi Siswa, Kartu Soal, Call Card, Soal Tes, Rubrik Penilaian dan kamera. Selain itu peneliti juga mengurus surat izin penelitian yang didapatkan dari Universitas untuk diserahkan kepada pihak sekolah SMP Negeri 1 Long Ikis.

b. Pelaksanaan

Setelah mempersiapkan segala kebutuhan untuk penelitian, dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan. Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi rancangan yang dilaksanakan oleh peneliti. Selama proses penelitian, peneliti didampingi oleh guru Biologi sebagai observer.

1) Pertemuan 1

Pertemuan pertama di siklus I dilaksanakan pada tanggal 19 April 201. Pada pertemuan pertama ini, guru Biologi terlebih dahulu memperkenalkan peneliti kepada siswa kelas VIII A sebagai guru yang akan mengajar materi sistem peredaran darah manusia. Peneliti memulai pembelajaran dengan mempersiapkan alat, bahan pembelajaran dan menyapa siswa. Di awal pembelajaran peneliti juga mengecek kehadiran siswa dan kesiapan siswa mengikuti pembelajaran. Peneliti melakukan apersepsi, memotivasi siswa, memberikan pre-test dan angket motivasi awal pada pertemuan pertama kemudian melaksanakan tindakan sesuai dengan RPP yang telah disusun sebelumnya. Dalam pertemuan pertama peneliti hanya memberikan materi ajar agar siswa memiliki gambaran mengenai materi yang akan dipelajari.

2) Pertemuan 2

Pertemuan kedua ini dilaksanakan pada tanggal 21 April 2014. Peneliti memulai pembelajaran pada pertemuan kedua dengan mempersiapkan alat dan bahan ajar, menyapa siswa, mengecek kehadiran dan kesiapan belajar siswa. Peneliti mengajak siswa berdoa kemudian menyampaikan apersepsi, memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Peneliti juga mengajak siswa mengingat sedikit materi yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya. Siswa kemudian dibagi dalam kelompok-kelompok kecil

yang beranggotakan 5-6 orang dan mendiskusikan LKS yang telah disiapkan oleh peneliti bersama dengan anggota kelompoknya.

Gambar 4.1. Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok

Setelah siswa mengerjakan LKS, peneliti memperkenalkan metode bermain peran (role play) dan menyampaikan aturan permainan dalam bermain peran (role play) dan meminta siswa untuk berkumpul dalam kelompok yang lebih besar sesuai dengan arahan yang diberikan oleh peneliti. Peneliti membagikan kartu soal dan call card pada masing-masing kelompok besar. Setiap siswa akan mendapatkan 1 call card dan memerankannya. Setelah itu siswa diminta untuk berlatih bersama kelompoknya dan kemudian akan memerankan kartu soal yang didapatkan bersama kelompok besarnya di depan kelas sebagai pengganti presentasi kelompok.

Gambar 4.2. Bermain peran (role play) yang diperankan oleh siswa dalam kelompok besar.

Setelah 1 kelompok selesai memerankan peran kelompoknya, kelompok yang lain boleh bertanya mengenai sistem peredaran darah apabila ada bagian yang masih kurang dipahami. Seluruh siswa terlibat aktif dan saling memberikan informasi selama berdiskusi bersama.

Setelah kegiatan bermain peran (role play) selesai, peneliti meluruskan dan menambahkan konsep yang masih kurang dipahami siswa. Peneliti dan siswa juga membahas dan berdiskusi mengenai LKS yang sudah dikerjakan siswa. Setelah itu guru memberikan soal post-test

Gambar 4.3. Siswa mengerjakan soal post-test.

Pada akhir pembelajaran, peneliti membimbing siswa untuk merangkum materi pelajaran kemudian melakukan refleksi bersama. Peneliti juga memberikan informasi mengenai materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

c. Observasi dan Tes 1) Data Hasil Observasi

Guru mata pelajaran Biologi bertindak sebagai observer melakukan observasi kegiatan diskusi siswa menggunakan lembar observasi. Kegiatan observasi ini hanya dilakukan pada saat siswa melakukan diskusi dan kegiatan bermain peran (role play). Dari hasil pengamatan observer, diperoleh skor rata-rata aspek afektif sebesar 80,175. Berikut data hasil observasi yang telah dilakukan oleh guru Biologi selama proses pembelajaran siklus I:

Tabel 4.2. Hasil Observasi Siklus I Kategori Afektif ∑ Siswa Skor % Tinggi (T) 31 96,875 Sedang (S) 1 3,125 Rendah (R) 0 0 %Skor Rata-rata 80,125

Dari tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa terdapat 31 siswa (96,875%) yang termasuk dalam kategori tinggi dan 1 siswa (3,125%) yang termasuk dalam kategori sedang. Daftar analisis hasil observasi siswa pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 10.

2) Tes Hasil Belajar Siklus I

Pada akhir pertemuan siklus I, peneliti mengadakan tes akhir siklus I untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa. Data tes hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini :

Tabel 4.3. Data Tes Akhir Siklus I

Hasil Tes Pencapaian Hasil Belajar

Nilai Tertinggi 90

Nilai Terendah 60

∑ Siswa Tuntas ≥ 68 24

∑ Siswa Tidak Tuntas < 68 8

Skor Rata-rata 71,41

% KKM 75%

Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa terdapat 24 siswa yang telah tuntas dan 8 siswa yang belum mencapai KKM. Rata-rata hasil belajar siswa adalah 71,41 dengan persentase pencapaian KKM 75%. Daftar nilai post-tes siswa pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 11.

d. Refleksi

Berdasarkan analisis tes dan observasi diperoleh nilai minimal siswa dari hasil tes siklus I dengan persentase ketuntasan klasikal siswa sebesar 75%. Meskipun persentase tersebut sudah mencapai indikator keberhasilan, namun masih ada 1 siswa yang memperoleh nilai sedang pada penilaian aspek afektif, masih terdapat 8 orang siswa yang belum mencapai KKM pada aspek kognitif, oleh karena itu diadakan siklus II. Selain itu, siklus II tetap harus dilaksanakan karena data yang diperoleh masih memiliki validitas yang rendah apabila hanya dilaksanakan dalam 1 siklus. Kelebihan dari siklus 1 ini adalah ketuntasan klasikal siswa sudah mencapai 75% sedangkan kekurangannya adalah masih ada siswa yang kurang memperhatikan dan kurang antusias mengikuti kegiatan pembelajaran, oleh sebab itu pada siklus II peneliti harus lebih memperhatikan sikap siswa selama mengikuti pembelajaran.

3. Siklus II

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan siklus II, hal-hal yang dilakukan peneliti hampir sama dengan yang dilakukan pada siklus I. Setelah itu peneliti menyusun rencana kegiatan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Hal yang harus diperhatikan peneliti pada siklus II ini adalah menarik perhatian siswa agar semua siswa menjadi lebih aktif. Dalam siklus II ini, siswa yang bertanya pada kelompok yang lain berhak menunjuk teman yang mana yang harus menjawab pertanyaan yang diajukannya.

b. Pelaksanaan 1) Pertemuan 1

Pelaksanaan siklus II dimulai pada tanggal 23 April 2014. Sebelum memulai kegiatan pembelajaran, peneliti menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan selama pembelajaran, peneliti juga menyapa siswa, mengecek kehadiran siswa dan kesiapan belajar siswa. Peneliti memulai pembelajaran dengan memberikan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

Peneliti mengorganisasikan siswa untuk duduk dengan kelompok belajarnya seperti pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu masing-masing kelompok diberikan 1 LKS dan mendiskusikannya.

Gambar 4.4. Siswa berdiskusi bersama kelompok belajarnya.

Setelah siswa selesai berdiskusi mengenai LKS, guru mengajak siswa siswa untuk bermain peran (role play). Setiap kelompok kecil bergabung dengan kelompok besar kemudian diberikan kartu soal dan

call card. Setiap kelompok besar memilih anggotanya yang akan menjadi bagian dalam permainan bermain peran (role play). Siswa secara bergantian memerankan peran yang terdapat dikartu soal.

Setelah itu siswa berlatih bersama kelompok besarnya sesuai dengan peran yang didapatkannya. Setelah selesai berlatih, masing-masing kelompok besar memerankan kartu soal yang mereka dapatkan di depan kelas sebagai pengganti presentasi.

Gambar 4.5. Siswa bermain peran bersama kelompoknya.

Kemudian siswa lain juga boleh mencoba menjadi pemeran dalam kartu soal yang mereka dapatkan. Siswa dari kelompok lain yang belum memahami materi yang sedang diperankan boleh menanyakan langsung pada kelompok yang sedang bermain peran, dan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan, siswa yang bertanya berhak menunjuk salah satu nama anggota dari kelompok yang sedang bermain peran untuk menjawabnya sehingga semua siswa terlibat aktif selama permainan. Setelah selesai bermain peran, peneliti meluruskan dan menambahkan konsep yang masih belum dipahami siswa.

2) Pertemuan 2

Pertemuan ini dilaksanakan pada tanggal 28 April 2014. Pada pertemuan kedua, peneliti memulai dengan menyiapkan alat dan bahan, menyapa siswa, mengecek kehadiran dan kesiapan belajar

siswa. Pada pertemuan ini, peneliti kembali menyampaikan sedikit materi pada pertemuan sebelumnya dan mengadakan post-test siklus II dan membagikan kuesioner motivasi akhir. Peneliti dan siswa juga bersama-sama merangkum materi yang telah dipelajari pada siklus II dan merefleksikannya. Pada akhir pembelajaran, peneliti merivew kembali materi pelajaran dari siklus I sampai siklus II dan memberikan penghargaan kepada kelompok-kelompok yang mengerjakan LKS dengan cepat dan tepat, kepada siswa yang mendapat nilai tertinggi pada post-test I dan kepada siswa yang berani menjadi ketua kelompok besar saat bermain peran.

c. Observasi dan Tes 1) Data Hasil Observasi

Pada siklus II, guru Biologi juga berperan sebagai observer selama proses pembelajaran. Observasi dilakukan menggunakan lembar observasi. Diperoleh skor rata-rata aspek afektif sebesar 83,08%. Berikut data hasil observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran siklus II:

Tabel 4.4. Hasil Observasi Siklus II

Kategori Afektif

∑ Siswa Skor %

Tinggi (T) 32 100

Sedang (S) 0 0

Rendah (R) 0 0

% Skor Rata-rata Kelas 83,08

Pada tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa pada aspek afektif siswa seluruh siswa yang berjumlah 32 siswa masuk dalam kategori tinggi

(100%). Data hasil observasi afektif siswa pada siklus II dapat dilihat pada lampiran 10.

2) Tes Hasil Belajar Siklus II

Pada akhir pertemuan siklus II, peneliti mengadakan tes akhir siklus II untuk mengetahui pencapaian belajar siswa. Data tes hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini :

Tabel 4.5. Data Tes Akhir Siklus II

Hasil Tes Pencapaian Hasil Belajar

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 70

∑ Siswa Tuntas ≥ 68 32 ∑ Siswa Tidak Tuntas < 68 0

Skor Rata-rata 80,625

% KKM 100%

Dokumen terkait