• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4. Siklus II

Pelaksanaan tindakan pada Siklus II direncanakan dan dipersiapkan lebih matang. Pada Siklus II dilakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang dirancang untuk empat kali pertemuan yaitu Hari Selasa tanggal 14 Februari 2017, Hari Kamis tanggal 16 Februari 2017, Hari Jumat tanggal 17 Februari 2017, dan Hari Sabtu tanggal 18 Februari 2017. Setiap pertemuan yang dilakukan difokuskan untuk satu indikator dengan kegiatan awal pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan manik-manik yang ditambah bentuk dari siklus I yang dimana manik-manik yang digunakan berbentuk bulat, kotak, dan tong sebagai media dan dipandu oleh guru secara individu dan dilanjutkan pada kegiatan inti dengan anak mengerjakan LKA yang berbentuk penjumlahan dengan menghitung gambar manik-manik dan menuliskan lambang bilangannya. LKA yang digunakan

57

adalah LKA yang tidak berpola atau acak Kegiatan pada Siklus kedua meliputi:

a. Perencanaan

Pada tahap rencana tindakan Siklus II yang dilakukan yaitu pada kegiatan awal anak diminta membilang terlebih dahulu secara bersama-sama 1-20 dan menulis angka dengan bertahap, kemudian guru menunjukkan manik. Manik-manik yang digunakan pada Siklus II adalah manik-manik berbentuk bulat, kotak, dan tong, setelah itu anak diminta untuk menghitung manik-manik dan diletakkan di dalam mangkuk secara individu dengan anak maju kedepan satu persatu ketika anak dapat menghitung dengan benar maka mendapatkan reward berupa bintang. Kemudian pada kegiatan inti anak diminta mengerjakan LKA yang telah disediakan oleh guru dan peneliti dengan di buat acak. Pada pertemuan pertama difokuskan pada indikator menghitung hasil penjumlahan bilangan 1-5, pertemuan kedua difokuskan pada indikator menghitung hasil penjumlahan bilangan 6-10, pertemuan ketiga difokuskan pada indikator menghitung hasil penjumlahan bilangan 11-15, dan pada pertemuan keempat difokuskan pada indikator menghitung hasil penjumlahan bilangan 16-20 dengan manik-manik.

b. Tindakan

1) Pertemuan Pertama (Selasa, 14 Februari 2017)

Siklus II pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Selasa, 14 Februari 2017 dengan indikator menghitung hasil penjumlahan bilangan 1-5 dengan

manik-58

manik. Manik-manik yang digunakan adalah manik-manik berbentuk bulat dan tong.

Pada kegiatan awal guru mengajak anak untuk membilang 1-5 dan menulis angka 1-5. Guru menunjukkan manik-manik berbentuk bulat dan tong. Setelah itu guru memberikan pertanyakan dan anak diminta menjawab dan meletakan di mangkuk secara individu dengan maju ke depan. Guru menunjuk salah satu anak untuk maju ke depan menghitung manik-manik dengan sendiri jika dijumlahkan. Guru memberikan reward berupa bintang pada anak yang bisa menjawab dengan benar. Setelah satu anak selesai, anak diberi kesempatan untuk menunjuk salah satu temanya dengan memanggil namanya untuk maju ke depan untuk menghitung manik-manik jika dijumlahkan. Selanjutnya dilakukan hal yang sama dengan anak bergiliran maju ke depan. Kemudian pada kegiatan inti anak diminta menghitung gambar manik-manik yang difokuskan penjumlahan 1-5 yang ada di LKA yang sudah disediakan oleh guru dimana LKA yang digunakan adalah LKA yang tidak berpola.

2) Pertemuan Kedua (Kamis, 16 Februari 2017)

Setelah dilakukanya pertemuan 1 pada Siklus II dengan manik-manik berbentuk bulat dan tong dengan indikator menghitung hasil penjumlahan bilangan 1-5, pertemuan 2pada Siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, 16 Februari 2017 dengan indikator menghitung hasil penjumlahan bilangan 6-10 dengan manik-manik. Manik-manik yang digunakan berbentuk kotak dan tong.

59

Pada kegiatan awal guru mengajak anak untuk membilang 1-10 dan menulis angka 1-10. Guru menunjukkan manik-manik berbentuk kotak dan tong. Setelah itu guru memberikan pertanyakan dan anak diminta menjawab dan meletakan di mangkuk secara individu dengan maju ke depan. Guru menunjuk salah satu anak untuk maju ke depan menghitung manik-manik dengan sendiri jika dijumlahkan. Guru memberikan reward berupa bintang pada anak yang bisa menjawab dengan benar. Setelah satu anak selesai, anak diberi kesempatan untuk menunjuk salah satu temanya dengan memanggil namanya untuk maju ke depan untuk menghitung manik-manik jika dijumlahkan. Selanjutnya dilakukan hal yang sama dengan anak bergiliran maju ke depan.Guru kembali mengingatkan pada anak mengenai penjumlahan 1-5.Kemudian pada kegiatan inti anak diminta menghitung gambar manik-manik yang difokuskan penjumlahan 6-10 yang ada di LKA yang sudah disediakan oleh guru dimana LKA yang digunakan adalah LKA yang tidak berpola.

3) Pertemuan Ketiga (Jumat, 17 Februari 2017)

Setelah dilakukan peremuan 2 pada Siklus II dengan menggunakan manik-manik berbentuk kotak, dan tong, pertemuan 3 pada Siklus II dilaksanakan pada hari Jumat, 17 Februari 2017 dengan indikator menghitung hasil penjumlahan bilangan 11-15 dengan manik-manik. Manik-manik yang digunakan adalah berbentuk kotak, bulat, da tong.

Pada kegiatan awalguru mengajak anak untuk membilang 1-15 dan menulis angka 1-15. Guru menunjukkan manik-manik berbentuk kotak, bulat,

60

dan tong. Setelah itu guru memberikan pertanyakan dan anak diminta menjawab dan meletakan di mangkuk secara individu dengan maju ke depan. Guru menunjuk salah satu anak untuk maju ke depan menghitung manik-manik dengan sendiri jika dijumlahkan. Guru memberikan reward berupa bintang pada anak yang bisa menjawab dengan benar. Setelah satu anak selesai, anak diberi kesempatan untuk menunjuk salah satu temanya dengan memanggil namanya untuk maju ke depan untuk menghitung manik-manik jika dijumlahkan. Selanjutnya dilakukan hal yang sama dengan anak bergiliran maju ke depan. Guru kembali mengingatkan pada anak mengenai penjumlahan 1-10. Kemudian pada kegiatan inti anak diminta menghitung gambar manik-manik yang difokuskan penjumlahan 11-15 yang ada di LKA yang sudah disediakan oleh guru dimana LKA yang digunakan adalah LKA yang tidak berpola.

4) Pertemuan Keempat (Sabtu, 18 Februari 2017)

Selanjutnya Siklus II pertemuan 4 dilaksanakan pada hari Sabtu, 18 Februari 2017 dengan indikator menghitung hasil penjumlahan bilangan 16-20 dengan manik berbentuk bulat, kotak, tong dan jumlah manik-manik ditambah yang sebelumnya pada pertemuan 2 Siklus II hanya menggunakan manik-manik berbentuk bulat, kotak, dan tong dengan jumlah yang sedikit.

Pada kegiatan awal guru mengajak anak untuk membilang 1-20 dan menulis angka 1-20. Guru menunjukkan manik-manik berbentuk bulat, kotak, dan tong serta dengan jumlah manik-manik yang ditambah. Setelah itu guru

61

memberikan pertanyakan dan anak diminta menjawab dan meletakan di mangkuk secara individu dengan maju ke depan. Guru menunjuk salah satu anak untuk maju ke depan menghitung manik-manik dengan sendiri jika dijumlahkan. Guru memberikan reward berupa bintang pada anak yang bisa menjawab dengan benar. Setelah satu anak selesai, anak diberi kesempatan untuk menunjuk salah satu temanya dengan memanggil namanya untuk maju ke untuk menghitung manik-manik jika dijumlahkan. Selanjutnya dilakukan hal yang sama dengan anak bergiliran maju ke depan. Guru kembali mengingatkan pada anak mengenai penjumlahan 1-15. Kemudian pada kegiatan inti anak diminta menghitung gambar manik-manik yang difokuskan penjumlahan 16-20 yang ada di LKA yang sudah disediakan oleh guru dimana LKA yang digunakan adalah LKA yang tidak berpola.

c. Observasi

Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti meneliti dengan mnegamati pada setiap kejadian yang sedang berlangsung. Penggunaan media manik-manik yang digunakan di Siklus II menggunakan manik-manik yang ditambah bentuk dari manik-manik yang digunakan pada Siklus I yaitu manik-manik berbentuk kotak, bulat, dan tong selain itu jumlah yang digunakan di tambah lagi. Pengambilan data yang dilakukan dengan menggunakan observasi dan portofolio yang berupa LKA ini bertujuan untuk mengamati kemampuan anak dalam operasi bilangan penjumlahan (1-20) dengan mengacu empat indikator. LKA yang digunakan adalah LKA yang tidak berpola atau secara acak.

62

Hasil penelitian kemampuan operasi bilangan penjumlahan (1-20) melalui media manik-manik pada Siklus II dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10. Hasil Kemampuan Operasi Bilangan Penjumlahan (1-20) Melalui Media Manik-manik Siklus II

Pertemuan Indikator Observasi Portofolio Rata-rata Pertama Menghitung hasil penjumlahan bilangan 1-5 dengan manik-manik 96,15% 94,23% 95,19% Kedua Menghitung hasil penjumlahan bilangan 6-10 dengan manik-manik 94,23% 92,30% 93,26% Ketiga Menghitung hasil penjumlahan bilangan 11-15 dengan manik-manik 94,23% 88,46% 91,53% Keempat Menghitung hasil penjumlahan bilangan 16-20 dengan manik-manik 92,30% 88,46% 90,38% Kemampuan Operasi Bilangan Penjumlahan (1-20) 92,59% Dari hasil yang diperoleh maka dapat dilihat bahwa pada Siklus II ada 95,19% dengan kriteria sangat tinggi anak dapat menghitung hasil penjumlahan bilangan 1-5 yang menggunakan bentuk manik-manik bulat dan tong, 93,26% dengan kriteria sangat tinggi anak dapat menghitung hasil penjumlahan bilangan 6-10 yang menggunakan bentuk manik-manik kotak dan tong, 91,53% dengan kriteria sangat tinggi anak dapat menghitung hasil penjumlahan bilangan 11-15 yang menggunakan bentuk manik-manik bulat, kotak, tong, dengan jumlah yang tidak banyak, serta 90,38% dengan kriteria sangat tinggi anak dapat menghitung hasil penjumlahan bilangan 16-20 yang menggunakan bentuk manik-manik bulat, kotak, tong dengan jumlah yang manik-manik yang ditambah. Dari hasil ini maka diperoleh angka kemampuan operasi bilangan penjumlahan (1-20) secara keseluruhan sebesar 92,59% dengan kriteria sangat tinggi. Melalui persentase tersebut, maka dapat

63

diperoleh kemampuan operasi bilangan penjumlahan (1-20) melalui media manik-manik anak kelompok B pada Siklus II sudah berada pada kriteria sangat tinggi yaitu lebih dari 80%.

Apabila dibandingkan dengan hasil pengamatan pada kondisi Siklus I, angka ini sudah mengalami peningkatan pada setiap indikatornya. Hasil pengamatan kemampuan operasi bilangan penjumlahan (1-20) pada kondisi Siklus I dengan Siklus II dapat dilihat pada tabel 11 berikut:

Tabel 11. Perbandingan Hasil Kemampuan Operasi Bilangan Penjumlahan (1-20) Siklus I dan Siklus II

No. Indikator Siklus I Siklus II

1. Menghitung hasil penjumlahan bilangan 1-5

dengan manik-manik 80,77% 95,19%

2. Menghitung hasil penjumlahan bilangan 6-10

dengan manik-manik 76,93% 93,26%

3. Menghitung hasil penjumlahan bilangan

11-15 dengan manik-manik 71,16% 91,53%

4. Menghitung hasil penjumlahan bilangan

16-20 dengan manik-manik 62,5% 90,38%

Kemampuan Operasi Bilangan Penjumlahan (1-20) 72,84% 92,59% Tabel di atas menjelaskan bahwa adanya peningkatan dari Siklus I ke Siklus II dilihat dari hasil persentase. Hasil Siklus I pada indikator menghitung hasil penjumlahan bilangan 1-5 mengalami peningkatan pada Siklus II sebesar 14,42% (dari 80,77% menjadi 95,19%). Hal ini juga terjadi pada indikator menghitung hasil penjumlahan bilangan 6-10 mengalami peningkatan sebesar 16,33% (dari 76,93% menjadi 93,26%). Kemudian pada indikator menghitung hasil penjumlahan bilangan 11-15 mengalami peningkatan sebesar 20,37% (dari 71,16% menjadi 91,53%). Dan pada indikator menghitung hasil penjumlahan bilangan 16-20 mengalami peningkatan sebesar 27,88% (dari 62,5% menjadi 90,38%). Secara

64

keseluruhan peningkatan kemampuan operasi bilangan penjumlahan (1-20) sebesar 19,74% (dari 72,85% menjadi 92,59%).

Untuk mengetahui lebih jelas perkembangan dari Siklus I ke Siklus II dapat dilihat melalui grafik perkembangan Siklus I ke Siklus II berikut:

Gambar 4. Grafik Perbandingan Hasil Kemampuan Operasi Bilangan Penjumlahan (1-20) Siklus I dan Siklus II

d. Refleksi

Hasil pengamatan yang dilakukan pada Siklus II, guru dan peneliti merefleksikan bahwa penelitian ini telah berhasil mencapai tujuan penelitian. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan dari hasil pengamatan pada Siklus I ke Siklus II dalam pembelajaran operasi bilangan penjumlahan (1-20) melalui media manik-manik. Anak mulai tertarik terutama dengan menambah bentuk manik dan setiap pertemuan menggunakan bentuk manik-manik yang bervariasi sehingga anak menjadi lebih paham, fokus, dan tertarik. Setelah dilakukanya Siklus II maka hasil penelitian ini telah

80.77% 76.93% 71.16% 62.50% 72.85% 95.19% 93.26% 91.53% 90.38% 92.59% 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00% 90.00% 100.00% Siklus I Sikus II

65

mencapai indikator keberhasilan yaitu sudah melebihi 80% dengan kriteria sangat tinggi. Berikut merupakan hasil dari Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II: Tabel 12. Perbandingan Hasil Kemampuan Operasi Bilangan Penjumlahan

(1-20) Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

No. Indikator Pra Siklus Siklus I Siklus II

1.

Menghitung hasil penjumlahan bilangan 1-5 dengan manik-manik

47,12% 80,77% 95,19% 2.

Menghitung hasil penjumlahan bilangan 6-10 dengan manik-manik

43,27% 76,93% 93,26% 3.

Menghitung hasil penjumlahan bilangan 11-15 dengan manik-manik

37,5% 71,16% 91,53% 4.

Menghitung hasil penjumlahan bilangan 16-20 dengan manik-manik

33,66% 62,5% 90,38% Kemampuan Operasi Bilangan

Penjumlahan (1-20) 40,39% 72,85% 92,59% Dari perbandingan tabel di atas dapat dilihat bahwa adanya peningkatan dari Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II jika dilihat dari hasil persentase. Terjadi peningkatan pada indikator menghitung hasil penjumlahan bilangan 1-5 yang semula pada Pra Siklus sebesar 47,12% meningkat pada Siklus I menjadi 80,77% kemudian meningkat lagi menjadi 95,19% pada Siklus II. Pada indikator menghitung hasil penjumlahan bilangan 6-10 yang semula pada Pra Siklus sebesar 43,27% meningkat pada Siklus I menjadi 76,93% kemudian meningkat lagi menjadi 93,26% pada Siklus II. Pada indikator menghitung hasil penjumlahan bilangan 11-15 yang semula pada Pra Siklus sebesar 37,5% meningkat pada Siklus I menjadi 71,16% kemudian meningkat lagi menjadi 91,53% pada Siklus II. Pada indikator menghitung hasil penjumlahan bilangan 16-20 yang semula pada Pra Siklus sebesar 33,66%

66

meningkat pada Siklus I menjadi 62,5% kemudian meningkat lagi menjadi 90,38% pada Siklus II. Hasil ini menunjukkan bahwa angka keseluruhan dalam operasi bilangan penjumlahan (1-20) juga mengalami peningkatan setiap Siklusnya. Pada Pra Siklus sebesar 40,39% kemudian meningkat pada Siklus I menjadi 72,85% dan meningkat lagi menjadi 92,59% pada Siklus II.

Untuk mengetahui lebih jelas perkembangan dari Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II dapat dilihat melalui grafik perkembangan hasil pengamatan Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II berikut:

Gambar 5. Grafik Perbandingan Hasil Kemampuan Operasi Bilangan Penjumlahan (1-20) Pra Siklus, Siklus I,

dan Siklus II

Dokumen terkait