• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.9 Silenced

Untuk membedakan antara kepala sekolah dan kepala bagian sekolah karena mereka adalah kembar yang sangat identik.Citra sekolah tuna rungu tersebut telah di bangun dengan sangat apik.Keterlibatan kepala sekolah dalam banyak kegiatan amal berhasil membuat warga setempat bersimpati dan menaruh rasa hormat pada kepala sekolah.

Dalam perjalanan ke pekerjaan barunya, Ia terlibat kecelakaan kecil dan mendapatkan masalah dengan mobilnya. Setibanya di bengkel, tanpa sengaja Ia bertemu dengan Yoo Jin (Jung Yu Mi), seorang wanita yang merupakan karyawan di Pusat Hak Asasi Manusia daerah Mujin. Yoo Jin inilah yang nantinya akan membantu In Hoo dalam mengungkap kekerasan seksual yang terjadi di Sekolah Ja Ae.

Di hari pertamanya mengajar di kelas, In Ho sudah merasa ada hal yang tidak wajar dengan beberapa muridnya. Ia mencoba berinteraksi sebaik mungkin, tetapi Ia sama sekali tidak mendapatkan sambutan yang baik dari para murid, mereka cenderung mengabaikan In Ho.

Sekolah Ja Ae yang merupakan warisan turun temurun ini di kelola oleh kepala sekolah yang memiliki adik kembar. Kembaran dari kepala sekolah bekerja sebagai kepala bagian sekolah yang mengurusi segala hal yang berkaitan dengan administrasi dan prosedur sekolah.

Pada suatu hari saat jam mengajar In Ho sudah selesai dan hendak pulang, Ia melihat Yoo Ri (Jung In Seo) duduk di tepi jendela. Panik karena takut Yoo Ri terjatuh. Inilah yang menunjukkan pada In Ho tentang apa yang sebenarnya terjadi. Ia membawa In Ho ke ruang bawah tanah. Yoo Ri menunjuk ke satu pintu dimana ruangan itu terdengar suara bising dari mesin cuci. Di ruang bawah tanah itu, In Ho terkejut melihat Yeon Doo (Kim Hyun Soo) yang sedang dianiaya oleh Yun Jae Ae (seorang pengawas asrama). Ia mencelupkan kepala Yeon Doo ke dalam mesin cuci.

In Ho segera menyelamatkan Yeon Doo dan membawanya ke rumah sakit.Ia juga memberitahukan Yoo Jin mengenai kondisi Yeon Doo. Saat In Ho mengajar di sekolah, Yoo Jin lah yang menjaga Yeon Doo. Semua terungkap saat Yeon Doo dirawat, Yoo Jin berhasil menanyakan padanya apa yang sebenarnya terjadi. Yeon Doo yang polos menceritakan semuanya. Karena tidak mengerti bahasa isyarat, Yoo Jin menggunakan media kertas untuk berkomunikasi dengan Yeon Doo.

Yeon Doo menceritakan semuanya kepadanya Yoo Jin, Yeon Doo mengatakan bahwa kepala sekolah dan kepala admin seringkali melakukan tindakan tidak senonoh (kekerasan seksual / pemerkosaan) kepada ia dan Yoo Ri, selain itu seorang guru yang bernama Park Bo Hyeon bahkan melakukan hal yang tidak senonoh (sodomi) kepada para anak laki-laki yang salah satunya adalah Min Soo (Baek Seung Hwan). Fakta lain yang membuat Yoo Jin dan In Ho terkejut adalah, bahwa polisi setempat mengirimkan kembali

anak – anak yang melaporkan masalah tersebut ke sekolah. Pihak sekolah melakukan pembalasan kepada anak – anak tersebut dengan memukuli mereka hingga terluka parah. Yun Jae Ae, wanita pengawas asrama yang memukuli Yeon Doo merupakan anak yang di adopsi oleh pendiri sekolah, dengan kata lain ia merupakan adik dari kepala sekolah. Namun konyolnya, mereka adalah sepasang kekasih.

Yoo Jin dan In Ho mencoba membereskan semua dokumen dan mengumpulkan bukti untuk memperkuat kasus mereka.Salah satunya dengan membuat sebuah video mengenai pengakuan Yeon Do. Yoo Jin mengadukan kasus tersebut ke departemen pendidikan dan kesejahteraan serta pihak kepolisian daerah setempat, namun tidak ada satu pihak pun yang mau memperdulikan kasus tersebut. Sangat sulit untuk mempermasalahkan kasus ini, semua pihak seolah-olah memihak kepada mereka yang bersalah, karena kepala sekolah Ja Ae merupakan orang terhormat dan terkemuka dikalangan agamanya, selain itu pihak sekolah juga sering memberikan suapan uang kepada pihak kepolisian setempat.

Untungnya, sebuah televisi swasta memberanikan diri untuk mengungkap semuanya. Televisi swasta tersebut mengangkat masalah ini kepada masyarakat luas, menayangkan pengakuan dari Min Soo, Yeon Doo dan Yoo Ri secara eksklusif hampir ke seluruh Korea. Berkat hal itu, partisipasi masyarakat luas berdatangan.

Akhirnya penahanan pun dilakukan. Permasalahannya adalah adanya perjanjian antara sekolah dan staff pengajar.Orang-orang yang terlibat dalam hal ini benar - benar berada di tempat yang terpencil dan sulit di jangkau.Itulah kenapa perlakuan tidak bermoral itu terjadi dan tertutup rapat.

Sayang sekali, kasus ini ditutup dengan ketidak-adilan dari semua pihak. Orang-orang bersalah yang melakukan pelecehan seksual hanya mendapat hukuman penjara dalam kurun waktu yang pendek. Karena mereka memiliki uang dan menyogok banyak pihak. Termasuk pengacara dari pihak In Ho dan Yoo Jin, pengacara itu tega berkhianat dan memihak kepada pihak yang bersalah. Sampai akhirnya, Min Soo bunuh diri saat ia hendak membalas dendam pada guru yang menganiayanya. Kepergian Min Soo menyisakan luka yang mendalam.

Satu tahun kemudian, Yoo Jin mengirimkan email kepada In Ho yang memutuskan pergi ke luar daerah, Berikut ini email Yoo Jin kepada In Ho: “Paman, bagaimana keadaanmu? Sepertinya sudah lama sekali aku tidak menghubungimu. Banyak hal yang terjadi selama itu. Hal-hal yang baik dan yang buruk. Biarkan aku memberitahumu tentang hal yang buruk terlebih dahulu.Kita masih belum berhasil naik banding. Masalah utamanya adalah faktor keluarga.Berita baik lainnya, ada banyak orang yang membantu anak-anak ini. Karena mereka, anak-anak-anak-anak yang keluar dari sekolah Ja Ae memiliki tempat untuk tinggal. Mereka juga menyediakan makanan untuk anak-anak. Aku bertanya pada Yeon Doo dan Yoo Ri. Apa perbedaan terbesar antara

sebelum dan setelah peristiwa ini terjadi? Mereka menjawab, "Kami mengetahui bahwa kami tidak berbeda dengan orang lain. Kami pun dicintai banyak orang."Melihat anak-anak ini tumbuh, aku berpikir.Alasan kita mengerahkan seluruh tenaga untuk keadilan mereka adalah bukan untuk mengubah dunia, namun untuk tidak membiarkan dunia mengubah kita”.

2.10 Tinjauan Semiotika

Secara sederhana, semiotika merupakan suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Kata semiotika disamping kata semiology sampai kini masih dipakai. Selain istilah semiotika dan semicology dalam sejarah linguistik ada pula digunkan istilah lain seperti semasiology, sememik, dan semik untuk merujuk pada bidang studi yang mempelajari makna atau arti suatu tandaatau lambing (Sobur, 2004:11).

Secara etimologis, istilah semiotika atau semiologi berasal dari bahasa Yunani, Semeion yang berati “tanda”. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain (Eco, 1979:16 dalam Sobur, 2006:95). Sedangkan secara terminologis, semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa seluruh kebudayaan sebagai tanda (Eco, 1979:6 dalam Sobur, 2006:95).

Bagi Pierce, tanda “is something whichstands to somebody for something in some respect or capacity.” Sesuatu yang digunakan agar tanda bisa berfungsi, oleh Peirce disebut ground. Konsekuensinya, tanda (sign atau representamen) selalu terdapat dalam hubungan triadik, yakni ground, object, dan interpretant. Atas dasar hubungan ini, Pierce mengadakan klasifikasi tanda. Tanda yang dikaitkan dengan ground baginya menjadi qualisgn, sinsign dan lesign. Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda, misalnya kata-kata kasar, lemah, lembut, merdu. Sinsign adalah eksitensi aktual atau benda atau peristiwa yang ada pada tanda; misalnya kata kabur atau keruh yang ada pada urutan kata air sungai keruh yang menandakan bahwa ada hujan di hulu sungai. Lesign adalah norma yang dikandung oleh tanda, misalnya rambu-rambu lalu lintas yang menandakan hal-hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan manusia (Sobur, 2004:41).

Charles Morris memudahkan kita memahami ruang lingkup kajian semiotika yang menaruh perhatian atas ilmu tentang tanda-tanda. Menurut dia, kajian semiotika pada dasarnya dapat di bedakan ke dalam tiga cabang penyelidikan (Branches of inquiry) yakni sintaktik, semantik, dan pragmatik. (Wibowo, 2011:4)

1. Sintaktik (syntactics) atau sintaksis (syntax)

Suatu cabang penyelidikan semiotika mengkaji “hubungan -hubungan formal diantara satu tanda-tanda yang lain”. Dengan begitu hubungan-hubungan formal ini merupaakan kaidah-kaidah

yang mengendalikan tuturan dan interpretasi, pengertian sintaktik kurang lebih adalah semacam gramatika.

2. Semantik (semantics):

Suatu cabang penyelidikan semiotika yang mempelajari “Hubungan diantara tanda-tanda sebelum digunakan dalam tuturan tertentu.

3. Paragmatik (pragmatics)

Suatu cabang penyelidikan semiotika yang mempelajari “hubungan di antara tanda-tanda interpreter-interpreter atau para pemakain tanda-tanda. Pragmatik secara khusus berurusan dengan aspek-aspek komunikasi, khususnya fungsi-fungsi situasional yang melatari tuturan.

Dokumen terkait