• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Subjek Penelitian

4.1.3 Sinopsis

Untuk membedakan antara kepala sekolah dan kepala bagian sekolah karena mereka adalah kembar yang sangat identik.Citra sekolah tuna rungu tersebut telah di bangun dengan sangat apik.Keterlibatan kepala sekolah dalam banyak kegiatan amal berhasil membuat warga setempat bersimpati dan menaruh rasa hormat pada kepala sekolah.

Dalam perjalanan ke pekerjaan barunya, Ia terlibat kecelakaan kecil dan mendapatkan masalah dengan mobilnya. Setibanya di bengkel, tanpa sengaja Ia bertemu dengan Yoo Jin (Jung Yu Mi), seorang wanita yang merupakan karyawan di Pusat Hak Asasi Manusia daerah Mujin. Yoo Jin inilah yang nantinya akan membantu In Hoo dalam mengungkap kekerasan seksual yang terjadi di Sekolah Ja Ae.

Di hari pertamanya mengajar di kelas, In Ho sudah merasa ada hal yang tidak wajar dengan beberapa muridnya. Ia mencoba berinteraksi sebaik mungkin, tetapi Ia sama sekali tidak mendapatkan sambutan yang baik dari para murid, mereka cenderung mengabaikan In Ho.

Sekolah Ja Ae yang merupakan warisan turun temurun ini di kelola oleh kepala sekolah yang memiliki adik kembar. Kembaran dari kepala sekolah bekerja sebagai kepala bagian sekolah yang mengurusi segala hal yang berkaitan dengan administrasi dan prosedur sekolah.

Pada suatu hari saat jam mengajar In Ho sudah selesai dan hendak pulang, Ia melihat Yoo Ri (Jung In Seo) duduk di tepi jendela. Panik karena takut Yoo Ri terjatuh. Inilah yang menunjukkan pada In Ho tentang apa yang sebenarnya terjadi. Ia membawa In Ho ke ruang bawah tanah. Yoo Ri menunjuk ke satu pintu dimana ruangan itu terdengar suara bising dari mesin cuci. Di ruang bawah tanah itu, In Ho terkejut melihat Yeon Doo (Kim Hyun Soo) yang sedang dianiaya oleh Yun Jae Ae (seorang pengawas asrama). Ia mencelupkan kepala Yeon Doo ke dalam mesin cuci.

In Ho segera menyelamatkan Yeon Doo dan membawanya ke rumah sakit.Ia juga memberitahukan Yoo Jin mengenai kondisi Yeon Doo. Saat In Ho mengajar di sekolah, Yoo Jin lah yang menjaga Yeon Doo. Semua terungkap saat Yeon Doo dirawat, Yoo Jin berhasil menanyakan padanya apa yang sebenarnya terjadi. Yeon Doo yang polos menceritakan semuanya. Karena tidak mengerti bahasa isyarat, Yoo Jin menggunakan media kertas untuk berkomunikasi dengan Yeon Doo.

Yeon Doo menceritakan semuanya kepadanya Yoo Jin, Yeon Doo mengatakan bahwa kepala sekolah dan kepala admin seringkali

melakukan tindakan tidak senonoh (kekerasan seksual / pemerkosaan) kepada ia dan Yoo Ri, selain itu seorang guru yang bernama Park Bo Hyeon bahkan melakukan hal yang tidak senonoh (sodomi) kepada para anak laki-laki yang salah satunya adalah Min Soo (Baek Seung Hwan). Fakta lain yang membuat Yoo Jin dan In Ho terkejut adalah, bahwa polisi setempat mengirimkan kembali anak – anak yang melaporkan masalah tersebut ke sekolah. Pihak sekolah melakukan pembalasan kepada anak – anak tersebut dengan memukuli mereka hingga terluka parah. Yun Jae Ae, wanita pengawas asrama yang memukuli Yeon Doo merupakan anak yang di adopsi oleh pendiri sekolah, dengan kata lain ia merupakan adik dari kepala sekolah. Namun konyolnya, mereka adalah sepasang kekasih.

Yoo Jin dan In Ho mencoba membereskan semua dokumen dan mengumpulkan bukti untuk memperkuat kasus mereka.Salah satunya dengan membuat sebuah video mengenai pengakuan Yeon Do. Yoo Jin mengadukan kasus tersebut ke departemen pendidikan dan kesejahteraan serta pihak kepolisian daerah setempat, namun tidak ada satu pihak pun yang mau memperdulikan kasus tersebut. Sangat sulit untuk mempermasalahkan kasus ini, semua pihak seolah-olah memihak kepada mereka yang bersalah, karena kepala sekolah Ja Ae merupakan orang terhormat dan terkemuka dikalangan agamanya, selain itu pihak sekolah juga sering memberikan suapan uang kepada pihak kepolisian setempat.

Untungnya, sebuah televisi swasta memberanikan diri untuk mengungkap semuanya. Televisi swasta tersebut mengangkat masalah ini kepada masyarakat luas, menayangkan pengakuan dari Min Soo, Yeon Doo dan Yoo Ri secara eksklusif hampir ke seluruh Korea. Berkat hal itu, partisipasi masyarakat luas berdatangan.

Akhirnya penahanan pun dilakukan. Permasalahannya adalah adanya perjanjian antara sekolah dan staff pengajar.Orang-orang yang terlibat dalam hal ini benar - benar berada di tempat yang terpencil dan sulit di jangkau.Itulah kenapa perlakuan tidak bermoral itu terjadi dan tertutup rapat.

Sayang sekali, kasus ini ditutup dengan ketidak-adilan dari semua pihak. Orang-orang bersalah yang melakukan pelecehan seksual hanya mendapat hukuman penjara dalam kurun waktu yang pendek. Karena mereka memiliki uang dan menyogok banyak pihak. Termasuk pengacara dari pihak In Ho dan Yoo Jin, pengacara itu tega berkhianat dan memihak kepada pihak yang bersalah. Sampai akhirnya, Min Soo bunuh diri saat ia hendak membalas dendam pada guru yang menganiayanya. Kepergian Min Soo menyisakan luka yang mendalam. Satu tahun kemudian, Yoo Jin mengirimkan email kepada In Ho yang memutuskan pergi ke luar daerah, Berikut ini email Yoo Jin kepada In Ho: “Paman, bagaimana keadaanmu? Sepertinya sudah lama sekali aku tidak menghubungimu. Banyak hal yang terjadi selama itu. Hal-hal yang baik dan yang buruk. Biarkan aku memberitahumu

tentang hal yang buruk terlebih dahulu.Kita masih belum berhasil naik banding. Masalah utamanya adalah faktor keluarga.Berita baik lainnya, ada banyak orang yang membantu anak-anak ini. Karena mereka, anak-anak yang keluar dari sekolah Ja Ae memiliki tempat untuk tinggal. Mereka juga menyediakan makanan untuk anak-anak. Aku bertanya pada Yeon Doo dan Yoo Ri. Apa perbedaan terbesar antara sebelum dan setelah peristiwa ini terjadi? Mereka menjawab, "Kami mengetahui bahwa kami tidak berbeda dengan orang lain. Kami pun dicintai banyak orang."Melihat anak-anak ini tumbuh, aku berpikir.Alasan kita mengerahkan seluruh tenaga untuk keadilan mereka adalah bukan untuk mengubah dunia, namun untuk tidak

membiarkan dunia mengubah kita”.

4.2 Analisis Tanda Makna Kekerasan Seksual Pada Anak Tuna Rungu Dalam Film Silenced

Penelitian ini bertujuan untuk menetahui tanda-tanda bagaimana kekerasan seksual pada anak direpresentasikan dalam film Jawara silenced. Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya pada bagian metodologi penelitian, bahwa peneliti akan menggunakan analisis semiotika dari Roland Barthes. Dalam prosesnya peneliti akan mengawali dengan menghubungkan adegan pada setiap scene, kemudian mengamati makna tanda yang digunakan dalam film Silenced yang meliputi elemen visual dan audio sebagai berikut:

Tabel 4.1 Scene 1 Ruang Kepala Sekolah Visual 00:34:00 Audio/scene/bahasa isyarat Type of shoot

Yeon Doo: Aku melihat wanita dan lelaki telanjang di televise

Close up:

menampilkan

kepala sekolah

memaksa Yeon Doo

menonton film

porno yang telah disiapkan kepala sekolah. Close up: menampilkan wajah kepala sekolah dengan tatapan

penuh hawa nafsu

dan memasukkan

tangan nya kedalam baju Yeon Doo.

Tanda Denotasi Kepala sekolah meraba dada Yeon Doo

Mitos Meraba dada merupakan salah satu bentuk pemenuhan kebutuhan seksual.

Tipe pengambilan gambar dalam scene ini menggunakan teknik close up. Adegan ini diambil pada menit ke 34.00 di sekolah, tepatnya diruangan kepala sekolah. Penanda dalam adegan tersebut, kepala sekolah mengajak Yeon Doo ke ruang kerjanya. Petandanya, kepala sekolah ingin melampiaskan hawa nafsunya dengan menampilkan tayangan televise berupa film porno.

Malam itu Yeon Doo melihat kepala sekolah berdiri didepan ruangan

kerjanya. Kepala sekolah melambaikan tangan menyuruh Yeon Doo

menghampirinya. Ketika Yeon Doo menghampiri, ia di ajak kepala sekolah masuk dan menonton televisi. Dalam scene tersebut ruangan kepala sekolah cukup gelap. Hanya ada cahaya dari televise dan lampu akuarium. Televise yang ditanyangkan pun menampilkan adegan pornoaksi. Perlahan kepala sekolah duduk di samping Yeon Doo yang sedang ketakutan dengan film porno tersebut. Kepala sekolah kemudian memasukkan tangannya kedalam baju Yeon Doo, khususnya bagian dada. Hal tersebut membuat Yeon Doo semakin ketakutan dan reflek berlari keluar dari ruangan tersebut. Meraba dada inilah yang kemudian dijadikan tanda denotasi.

mitos dalam adegan ini apabila dijabarkan, dikorea selatan sendiri, banyak kasus kekerasan seksual yang terjadi. Dalam dunia hiburan maupun akademisi. Bentuk bentuk kekerasan seksual memang tidak sedikit. Bentuk yang paling nyata adalah ketika pelaku mulai meraba atau melakukan kontak fisik dengan korban.

Beberapa waktu lalu, terjadi kasus pelecehan seksual terhadap artis korea Yoo So Young. Pelecehan nya berupa, memegang tangan dengan tujuan kepuasan seksual. Hal ini mengindikasi bahwa, di Korea Selatan memegang tangan dengan tujuan kepuasan seksual diikuti dengan rayuan merupakan bentuk pelecehan seksual.

dilansir oleh guetau.com Industri film porno bertahan dari sejak lama. Hingga saat ini, industri film porno dengan jumlah produksi tertinggi dipegang oleh Cina, Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat. Dari segi konsumen, film porno paling banyak dikonsumsi oleh orang-orang di Korea Selatan. Menurut sebuah penelitian, usia rata-rata orang yang kecanduan film porno memulai kebiasaan ini sejak umur 11-14 tahun.

Tabel 4.2 Scene 2 Toilet Sekolah

Visual 00:34:25

Audio/scene/bahasa isyarat

Type of shoot

Long shoot: Yeon Doo berlari menyelamatkan diri dari kepala sekolah dan

bersembunyi di kamar

mandi

Audio: tangisan

Youn Doo

Close up: Yeon Doo

menangis di kamar mandi karena ketakutan

Yeon Doo: setelah

kepala sekolah

masuk, dia

melepaskan celanaku.

Medium shoot: Yeon Doo

menceritakan dengan

menggunakan ahasa isyarat dan diterjemahkan oleh In Ho

Yeon Doo menangis ketakutan

Long shoot: kepala sekolah melepaskan celana dan pakaian dalamnya.

Denotasi Kepala sekolah menelanjangi Yeon Doo secara

paksa.

Konotasi Kepala sekolah merasa berkuasa atas Yeon Doo

Mitos kekuasaan menjadi salah satu alasan pelaku

bertindak sewenangan-wenangan terhadap

siswanya.

Tipe pengambilan gambar dalam scene ini menggunakan teknik close up, medium, dan long shoot. Adegan ini diambil pada menit ke 34.24 – 36.40 di toilet

sekolah. Penanda dalam adegan tersebut Yeon Doo bersembunyi dari kepala sekolah di toilet. Petandanya Yeon Doo tidak ingin kepala sekolah melakukan hal yang tidak diinginkan.

Yeon Doo berlari ketakutan mencari tempat persembunyian. Ketika bersembunyi di toilet. Kepala sekolah berhasil menemukannya dengan cara memeriksa setiap kamar dalam toilet tersebut. Berhubung kamar toilet tempat Yeon Doo bersembunyi dikunci olehnya. Akhirnya, kepala sekolah masuk dengan memanjat dari kamar toilet sebelahnya. Hal tersebut membuat Yeon Doo menangis sekeras mungkin. Kepala sekolah dengan bejatnya melepaskan celana dan pakaian dalam Yeon Doo dan dirinya. Sempat berontak namun Yeon Doo malah memperoleh kekerasan fisik berupa tendangan dari kepala sekolah. Tanda denotasi dalam adegan ini adalah berupa paksaan.

Dalam adegan ini terlihat jelas sutradara memposisikan Yeon Doo tertindas, badan nya kecil dibandingkan dengan kepala sekolah membuatnya tak kuasa melawan. Mitos dalam adegan ini adalah, seseorang yang berkuasa biasanya akan bertindak sesuka hatinya.

Tabel 4.3 Scene 3 Ruang Kepala Sekolah Visual 00:37:20 Audio/scene/bahasa isyarat Type of shoot

Audio: suara hujan Close up: kepala sekolah mengelus pipi Yoo Ri.

Audio: (lagu) Medium shoot: Yoo

Ri memakan

cemilan yang

diberikan kepala sekolah.

Denotasi Kepala administrasi memberika imbalan

kepada Yoo Ri.

Konotasi Kepala administrasi mengajak atau menyuap

Yoo Ri.

Mitos Memberi imbalan kepada yang bersangkutan

adalah salah satu cara untuk mendapatkan sesuatu.

Tipe pengambilan gambar dalam scene ini menggunakan teknik close up dan medium shoot. Adegan ini diambil pada menit ke 37.20 di ruangan kepala sekolah. Penanda dalam adegan tersebut adalah ketika Yoo Ri diberikan cemilan sebelum dicabuli. Karena kepala sekolah mengetahui hobi Yoo Ri adalah ngemil.

Yoo Ri sedang duduk memandangi hujan sambil menunggu Yeon Doo. Datanglah kepala sekolah menghampiri Yoo Ri dan mengelus pipinya. Kemudian, diajaklah Yoo Ri ke ruangan kepala sekolah dan diberikan camilan. Ditemani suara hujan, lagu, dan televisi. YooRi tampak tenang menikmati jajanannya.

Memberi hadiah merupakan salah satu cara yang seseorang lakukan untuk menarik hati seseorang. Tak terkecuali seorang pedofil. Mereka kerap kali meberikan hadiah atau barang barang kesukaan terhadap korban, agar korban bersedi menuruti nafsu bejadnya. Maka tanda denotasinya adalah memberi imbalan.

Anak anak sangat rentan terkena kekerasan seksual. Karena cara yang umum dilakukan para pedofil sangatlah sederhana. Hanya dengan memberikan hadiah anak anak sudah bisa luluh. Inilah salah satu mitos yang berkembang di masyarakat Korea. Seseorang akan memberikan sesuatu kepada yang bersangkutan, agar keinginannya dapat terpenuhi.

Tabel 4.4 Scene 4 Ruang Kepala Sekolah Visual 00.37.54 Audio/scene/bahasa isyarat Type of shoot

Audio: lagu Medium shoot: kepala

sekolah menghampiri Yoo Ri yang sedang

memakan cemilan

dalam keadaan

setengah telanjang

(tidak memakai

celana). Audio: instrumen lagu

dan suara tangis Yoo Ri.

Medium shoot: kepala

sekolah melepaskan

celana Yoo Ri dan membaringkannya di atas meja secara paksa.

Denotasi Kepala administrasi melepaskan celana Yoo Ri.

Konotasi Kepala administrasi memuaskan hawa nafsu.

Mitos Memperkosa anak dibawah umur merupakan

Tipe pengambilan gambar dalam scene ini menggunakan teknik medium shoot. Adegan ini diambil pada menit ke 37.54 – 38.42 di ruangan kepala sekolah. Penanda dalam adegan tersebut adalah ketika kepala sekolah muncul dalam keadaan setengah telanjang di hadapan Yoo Ri. Pada gambar kedua, menunjukkan bahwa kepala sekolah melepaskan celana Yoo Ri secara paksa di iringi suara tangis Yoo Ri yang kesakitan karena dipaksa dan di cabuli.

Kepala sekolah mengajak Yoo Ri ke ruangan nya. Di ruangan kepala sekolah Yoo Ri menikmati cemilan kesukaannya. Yoo Ri terkejut ketika kepala sekolah tiba tiba muncul dihadapan Yoo Ri tanpa memakai celana. Kepala sekolah sengaja menunjukan alat vitalnya agar Yoo Ri tertarik. Tapi kenyataan nya Yoo Ri malah ketakutan dan histeris. Sehingga membuat kepala sekolah membuka celana Yoo Ri secara paksa. Kemudian, kepala sekolah melepaskan resleting celana Yoo Ri dalam keadaan Yoo Ri yang dibaringkan diatas meja. Tidak bisa berkutik karena kepala sekolah berada diatas badannya.

Memperlihatkan alat kelamin serta menggesek-gesekkannya ke tubuh orang lain merupakan salah satu bentuk kekerasan seksual. Apalagi kalau salah satu dari keduanya dalam keadaan tak berbusana. exhibitionism seksual atau eksibisionisme adalah sebuah istilah pencabulan dimana pelaku sengaja memamerkan alat kelamin

pada anak. (Kartini Kartono :264). Kemudian dalam

psikologiabnormal.wikispaces.com/Eksibisionis Eksibisionis adalah dorongan fantasi sexual yang mendesak dan terus-menerus dengan memamerkan bagian genitalnya kepada orang lain. Dorongan tersebut bertujuan untuk menakuti, mengejutkan atau

untuk dikagumi. Eksibisionisme adalah prefensi tinggi dan berulang untuk mendapatkan kepuasan seksual kepada orang yang tidak dikenal yang tidak menginginkannya kadang kepada seorang anak. Gangguan ini umumnya berawal di masa remaja dan berlanjut hingga dewasa. Eksibisionis dapat terjadi pada pria maupun wanita. Pada pria, penderita menemukan kepuasaan saat melihat perempuan terkejut melihat genitalnya.

Mitos dalam adegan ini sangat jelas, bahwa tindakan memperkosa Yoo Ri merupakan salah satu bentuk nyata dari kekerasan seksual.

Tabel 4.5 Scene 5 Rumah Pak Bo Hyeon

Visual 00:51:44 Audio/scene/bahasa isyarat Type of shoot Pak Bo Hyeon:

“kenapa? Kau mau duluan?”

Long shoot: pak Bo

Hyeon sedang

memandikan adik Min Soo merasa terganggu oleh kehadiran Min Soo dikamar mandi.

Min Soo menahan

tangis melihat

adiknya dimandikan.

Long shoot:

menampakkan kekesalan Min Soo yang tidak bisa menolong adiknya yang

akan dicabuli.

Pak Bo Hyeon

berdendang sambil serius memerhatikan alat vital adik Min Soo.

Close up: Pak Bo Hyeon mengusap alat vital adik

Min Soo sambil

berdendang

Denotasi Pak Bo Hyeon meraba bokong adik Min Soo.

Konotasi Kepuasan seksual.

Mitos Meraba bokong salah satu bentuk pelecehan

seksual.

Tipe pengambilan gambar dalam scene ini menggunakan teknik long shoot dan close up. Adegan ini diambil pada menit ke 51.10 – 52.05 di ruangan kepala sekolah. Penanda dalam adegan tersebut adalah ketika pa Bo Hyeon memegang alat vital (bokong) adik Min Soo. Adegan ini dilakukan di rumah pa Bo Hyeon sepulang sekolah. Pada gambar pertama terlihat pa Bo Hyeon memandikan adik Min Soo dengan disakikan oleh Min Soo. Jadi, tanda denotasi dalam adegan ini adalah meraba bokong.

Mitos dalam adegan ini adalah Memegang alat vital merupakan salah satu bentuk pelecehan seksual yang bisa berakibat tindakan seksual. Apalagi tujuan dari memegang alat vital itu adalah untuk kepuasan seksual. Seperti dikatakan (Ed

Stewart, 2005:36) dalam bukunya mengenai pelecehan seksual. Beberapa dari 10 Tanda pelecehan seksual adalah:

1. Main mata atau pandangan yang menyapu tubuh.

2. Perilaku meraba-raba tubuh korban dengan tujuan seksual, yaitu: a. Cubitan, colekan, tepukan atau sentuhan di bagian tubuh tertentu. b. Meraba tubuh atau bagian tubuh sensitif.

Table 4.6 Scene 6 Sekolah

Audio 00:39:52

Audio/scene/bahasa isyarat

Type of shoot

Suara terkejut Yeon Doo

Close up: Yeon Doo

mengintip kepala

sekolah yang sedang memperkosa Yoo Ri

(Bahasa isyarat)

Kepala sekolah: jika kau berani memberi tahu orang lain. Aku akan membunuhmu.

Close up: kepala

sekolah memakai

Bahasa isyarat untuk mengncam Yeon Doo.

Denotasi Kepala administrasi mengancam membunuh Yeon Doo

Konotasi Ancaman merupakan bentuk perlindungan diri

Mitos Mengancam adalah bentuk perlindungan diri

pelaku.

Tipe pengambilan gambar dalam scene ini menggunakan teknik close up. Adegan ini diambil pada menit ke 00:39:52 di sekolah. Penanda dalam adegan

tersebut adalah, ketika kepala sekolah mengancam akan membunuh Yeon Doo jika memberi tahu kejadian yang ia lihat di ruangan kepala sekolah.

Yeon Doo memergoki kepala sekolah sedang memperkosa Yoo Rii. Karena takut ketahuan orang lain, kepala sekolah kemudian mengejar Yoen Doo yang ketahuan mengintipnya. Ketika Yoen Doo tertangkap, kepala sekolah mengancam akan membunuhnya jika menyebarkan apa yang ia lihat. Dengan menggunakan bahasa isyarat itu membuat Yoen Doo gemetar. Tanda denotasi dalam adegan ini adalah ancaman.

Makna mitos dalam adegan ini adalah Dengan mengancam maka korban akan merasa tertekan, ketakutan, dan tidak berani mengadu kepada orang tua ataupun orang terdekat sekitar. Lee Mi-Kyoung adalah salah satu pendiri Pusat Pemulihan Korban Kekerasan Seksual Korea. Dia mengatakan banyak perempuan korban kekerasan seksual lebih memilih untuk diam karena tidak ingin dipermalukan lagi.

“Pertama, menjadi korban pemerkosa, lalu merasa menjadi korban oleh orang-orang di sekitanya, seperti keluarga, teman-teman, dan polisi yang membuat mereka merasa lebih malu saat aparat memberikan pertanyaan semacam “Bukankah diri anda sendiri yang menyebabkan perkosaan itu?”

Tabel 4.7 Scene 7 Rumah Pak Bo Hyeon Visual 00:54:16 Audio/scene/bahasa isyarat Type of shoot Pa Bo Hyeon: “ Min Soo” Memanggil

dengan nada merayu

Medium shoot: pa Bo Hyoen bangun dari tidur dan menghampiri Min Soo yang sedang berdiri balkon.

Min Soo berteriak Medium shoot: pa Bo Hyeon memeluk paksa Min Soo dari belakang

dan menjambak

rambutya.

Denotasi - Pa Bo Hyeon menggoda Min Soo.

- Pa Bo Hyeon memukul Min Soo

Konotasi Pemanasan sebelum melakukan hubungan seks.

Mitos Kekerasan seksual berdampingan dengan

kekerasan fisik.

Tipe pengambilan gambar dalam scene ini menggunakan teknik medium shoot. Adegan ini diambil pada menit ke 00:54:16 di rumah pa Bo Hyeon. Penanda

dalam adegan tersebut adalah, Setelah melecehkan adiknya, kini giliran Min Soo yang mengalami pelecehan seksual oleh gurunya tersebut. Terbangun dari pingsan, Min Soo linglung dan berdiri di sisi balkon rumah pa Bo Hyeon. Pa Bo Hyeon terbangun dari tidurnya dan langsung menggoda Min Soo.

Ketika pa Bo Hyeon memanggil dengan nada menggoda dan melakukan kekersan fisik ketika Min Soo berusaha menolak perlakuan keji gurunya tersebut ini adalah tanda denotasi dari adegan diatas.

Pada umumnya kekerasan seksual berdampingan dengan kekerasan fisik.

“Joe Navarro seorang agen FBI spesialis komunikasi non-verbal memberi tahu,

cekalan dan cengkeraman erat tangan pelaku sehingga kuku menembus ke kulit pada lengan anak untuk mencegah anak meronta biasanya meninggalkan bekas di lengan bagian dalam. Kapan pun orangtua menemui memar di bagian dalam lengan anak, jangan pernah percaya bahwa itu akibat terjatuh. Luka karena jatuh seharusnya menimbulkan memar di bagian sisi luar lengan anak bukan di bagian dalam,” ujarnya

Menurut studi yang digagas oleh Korean Institute of Criminology (KIC), sebanyak 1.593 dari 2.000 pria Korsel atau sebanyak 79.7% mengaku mereka menyiksa kekasihnya saat berpacaran. Dari hal ini kita dapat menyimpulkan, terhadap

Dokumen terkait