• Tidak ada hasil yang ditemukan

Simpulan

Karakteristik subjek dan sosial ekonomi keluarga tidak berbeda nyata antara kelompok RPO dan kontrol, kecuali jumlah anggota keluarga subjek. Sebanyak 56.52% subjek berjenis kelamin perempuan dan sisanya (43.48%) adalah laki-laki. Sebagian besar subjek (52.17%) memiliki jumlah anggota keluarga dalam kategori sedang. Mayoritas ayah subjek berpendidikan tamat SD-SMP (60.87%) dan berprofesi sebagai pedagang (47.83%). Sebanyak 65.22% keluarga subjek merupakan kategori keluarga miskin.

Sumbangan energi, protein dan vitamin A dari makanan intervensi terhadap AKG pada kelompok RPO berturut-turut adalah 10.84%, 5.94% dan 25.05%, sedangkan pada kelompok kontrol sumbangan energi, protein dan vitamin A dari makanan intervensi terhadap AKG berturut-turut adalah 10.60%, 5.94% dan 0.65%.

Pemberian makanan jajanan yang dibuat dengan menggunakan gula kelapa tinggi provitamin A dari sawit merah selama 45 hari secara nyata meningkatkan kadar retinol serum. Pada kelompok gizi kurang yang diberi makanan jajanan menggunakan gula kelapa RPO menunjukkan peningkatan kadar retinol serum yang cukup tinggi yaitu sebesar 17.80±13.24 µg/dL (p<0.05) setelah intervensi, sebaliknya pada kelompok kontrol hanya terjadi peningkatan kadar retinol serum sebesar 2.86±5.07 µg/dL (p>0.05).

Pemberian makanan tambahan berupa makanan jajanan yang dibuat menggunakan gula RPO maupun gula kontrol selama 45 hari memberikan pengaruh terhadap perubahan status gizi subjek. Pada kelompok RPO secara nyata terjadi peningkatan status gizi yang ditunjukkan dengan peningkatan nilai z-score BB/U sebesar 0.10 dan peningkatan berat badan sebesar 0.5 kg (p<0.05). Sebaliknya pada kelompok kontrol yang mendapatkan makanan tambahan yang dibuat dengan gula non RPO (gula kontrol) terjadi penurunan z-score BB/U -0.02. Rata-rata skor morbiditas setelah intervensi menurun secara nyata pada kedua kelompok perlakuan, tetapi tidak ditemukan perbedaan rata-rata skor morbiditas di antara kedua kelompok baik sebelum maupun setelah intervensi.

Saran

Makanan jajanan yang diperkaya gula kelapa RPO dapat dijadikan pangan

alternatif sumber β-karoten untuk meningkatkan status vitamin A khususnya pada anak sekolah dasar. Selain itu perlu juga dilakukan penelitian lanjutan mengenai pengaruh pemberian makanan jajanan yang diperkaya gula RPO terhadap status imun dan uji efikasi nya terhadap peningkatan kadar retinol ASI pada ibu menyusui.

31

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed F, Hill D. 2005. Vitamin A Deficiency. Di dalam: Gibney MJ, editor. Public Health Nutrition. Jakarta (ID): EGC. hlm 233-261.

Almatsier. 2005. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Ed ke-5. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.

[AOAC]. Association of Official Analytical Chemist. 2005. Official Methods of Analysis of the Association of Official Analytical Chemistry 15th ed. Arlington: AOAC Inc.

Ball GFM. 1988. Fat-Soluble Vitamin Assays in Food Analysis. New York (US): Elsevier Science Publisher. Co.Inc.

Bank Dunia. 2006. Repositioning Nutrition as Central to Development:A Strategy for Large Scale Action. Washington (US): World Bank Publication.

[Bappenas] Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2011. Menghantarkan Vitamin A Secepatnya kepada Anak Balita sebagai Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Kurang Vitamin A. Semiloka Pencegahan dan Penanggulangan Kurang Vitamin A di Indonesia. Jakarta (ID): Bappenas Benade AJS. 2003. Review Article: A place for palm fruit oil to eliminate vitamin

A deficiency. Asia Pacific J Clin Nutr. 12(3): 369 – 372

Bender DA. 2003. Nutritional Biochemistry of the Vitamins. Ed ke-2. London (GB): Cambridge University Press.

Bester D, Esterhuyse AJ, Truter EJ, van Royen J. 2010. Cardiovascular effects of edible oil: a comparison between four popular edible oils. J Nut Res Rev. 23: 334-348

[BKP] Badan Ketahanan Pangan. 2012. Direktori Pengembangan Konsumsi Pangan. Jakarta (ID) : Kementerian Pertanian

[BPS] Biro Pusat Statistik. 2002. Banyumas dalam Angka. Banyumas (ID): Biro Pusat Statistik.

Canfield LM, Kaminsky RG, Taren DI, Shaw E, Sander JK. 2001. Red palm oil in the maternal diet increases provitamin A carotenoids in breast milk and serum of the mother-infant dyad. Eur J Nutr. 40: 30-38.

Cha-Sook You, Robert SP, Swanson JE. 2002. Bioavailability and vitamin A value of carotenes from red palm oil assessed by an extrinsic isotope reference method. Asia Pacific J Clin Nutr. (11): S438-S442.

Che Man YB, Haryati T, Ghazali HM and Asbi BA. 1999. Composition and thermal profile of crude palm oil and its products. JAOCS. 76(2): 237 -242

Chunningham RS, Mc Neeley DF, Moon A. 2005. Mechanism of nutrient modulation of the immune response. J Am. Academy of Allergy, Asthma and Immunology. Doi:10.1016/j.jaci.2005.04.036.

Darnoko D, Siahaan E. Nuryanto J. Elisabeth L, Erningpraja PL, Tobing PM, Naibaho, Haryati T. 2002. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit dan Produk Turunannya. Medan: Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

[Depkes] Departemen Kesehatan. 2009. Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A. Jakarta (ID): Depkes RI

32

Direktorat Standardisasi Produk Pangan, Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2007. Prosiding angka kecukupan gizi dan acuan label gizi, Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) VIII. Jakarta. Dishutbun. 2005. Luas Pertanaman Kelapa dan Produksi Gula Jawa Tengah.

Dinas Kehutanan dan Perkebunan Propinsi Jawa Tengah.

Dwiyanti H, Prihananto V, Aini N. 2005. Vitamin A Fortified Brown Sugar. 9 th Asian Food Conference. Emerging Science and Technology in The Development of Food Industry in The Asean. Jakarta: 8-10 August 2005. Dwiyanti H, Riyadi H, Rimbawan, Damayanthi E, Sulaeman A. 2013. Efek pemberian gula kelapa yang diperkaya minyak sawit merah terhadap terhadap peningkatan berat badan dan kadar retinol serum tikus defisien vitamin A. Penel Gizi Makan. 36(1): 73-81.

Dwiyanti H, Riyadi H, Rimbawan, Damayanthi E, Sulaeman A. 2014. Penambahan CPO dan RPO sebagai sumber provitamin A terhadap retensi karoten, sifat fisik, dan penerimaan gula kelapa. J Tek Ind Pert. 24 (1): 28-33.

Ebele I, Emeka EN, Ignatius CM, Azubike NE, Tola O. 2010. Serum vitamin A levels in children with protein energy malnutrition. J Curr Pediatr Res. 14(1): 9-13.

Edem DO, Eka OU, Umoh IB, Udoh AP, Akpan EJ. 2003. Effect of red palm oil and refined palm olein on nutrient digestion in the rat. Pakistan J of Nutr. 2(5): 271-278.

Fauzi S. 2014. Efikasi pemberian minyak goreng curah yang difortifikasi karoten dari Red Palm Oil terhadap kadar retinol serum. [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

Gavin MD, Zachary FJ. 2007. Pathologic Basic of Veterinary Disease. 4th Ed. London (GB): Elsevier

Gibson RS. 2005. Principles of Nutritional Assessment (2nd Edition). New York (US): Oxford University Press.

Goh CY, Choo SC, Yap YM, Ma AN. 1996. Refining of Red Palm Oil. Elaeis 8(1):20-28.

Gropper SS, Smith JL, Groff JL. 2009. Advanced Nutrition and Human Metabolism. 5th Ed. Canada (US): Wadsworth, Cengange Learning.

Gusthianza J. 2010. Studi efikasi pemberian mi instan yang diperkaya Red Palm Oil (RPO) terhadap peningkatan kadar retinol serum dan respon imun anak sekolah dasar usia 7-9 tahun [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Het Hof KH, West CE, Weststrate JA, Hautvast JGAJ. 2000. Dietary factors that affect the bioavailability of carotenoids. J Nutr. 130: 503–506.

Huang CJ, Tang YL,Chen CY, Chen ML, Chu CH, Hseu CT. 2000. The bioavailability of beta-carotene in stir – or deep-fried vegetables in men determined by measuring the serum response to a single ingestion. J Nutr. 130:534-540.

Jaarsveld PJ, Faber M, Tanumihardjo SA, Nestel P, Lombard CJ, and Benade AJS. 2005. Carotene–rich orange-fleshed sweet potato improves the vitamin A status of primary school children assessed with the modified-relative-dose-response test. Am J Clin Nutr. 81: 1080-1087

33 Karvy. 2010. Crude Palm oil. Comtrade Limited. 29 Januari 2010.

Ketaren. 2008. Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta (ID): Universitas Indonesia Press.

Lietz G, Jeya KH, Mulokozi G, Mugyabuso JKL, Ballart A, Ndosi GD, Lorri W, Tomkins A. 2001. Comparison of the effect of supplemental red palm oil and sunflower oil on maternal vitamin A status. Am J Clin Nutr. 74: 502-509.

Maqsood M, Dancheck B, Gamble MV, Palafox NA, Rick MO, Briand K, Semba RD. 2004. Vitamin A Deficiency and inflammatory markers among preschool children in the Republic of the Marshall Island, J Nutr. 3;21:10.1186/1475-2891-3-21

Martianto D, Ariani M. 2004. Analisis perubahan konsumsi dan pola konsumsi pangan masyarakat dalam dekade terakhir. Di dalam Soekirman, editor.

Widya Karya Pangan dan Gizi VIII “Ketahanan Pangan dan Gizi di Era

Otonomi Daerah dan Globalisasi”; Jakarta 17-19 Mei 2004. Jakarta (ID): LIPI

Muchtadi D, Palupi NS, Astawan M. 1993. Metabolisme zat gizi: sumber, fungsi, dan kebutuhan bagi tubuh manusia. Jakarta (ID): Pustaka Sinar Harapan. Mullin GE. 2011. Vitamin A and Immunity. J Nutr Clin Pract. 26(4): 495-496. Oguntibeju OO, Esterhuyse AJ, Truter EJ. 2009. Red palm oil: nutritional,

physiological and theurapetic roles in improving human wellbeing and quality of life. J Biomed Sci. 66(4): 216-222

Olson JA. 1990. Carotenoids, vitamin A, and Cancer. J Nutr. 116: 1127-1130. Oso OO, Abiodun PO, Omotade OO, Oyewole D. 2003. Vitamin A status and

nutritional intake of carotenoids of preschool children in Ijaye Orile community in Nigeria. J Trop Pediatr. 49(1):42-47

Ping BTY, Lian GEC. 2005. Spectrostopic identification of geometrical isomer of

α- and β-carotenes from palm oil. J of Oil Palm Res. 2005: 92-102.

Radhika MS, Bhaskaram P, Balakhrisna N, Ramalakshmi BA. 2003. Red Palm Oil Supplementation: A fisible diet-based approach to improve the vitamin A status of pregnant woman and their infants. Food and Nutrition Bulletin. 24(2): 208-217

[Riskesdas] Riset Kesehatan Dasar. 2010. Laporan Nasional. Jakarta (ID): Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan RI. Ross C dan Harrison EH. 2007. Vitamin A: Nutritional Aspects of Retinoids and

Carotenoids. Di dalam: Zempleni, editor. Handbook of Vitamins Fourth Edition. United States: CRC Press. hlm 1-40.

Sari HD. 2013. Pengaruh penambahan minyak sawit merah terhadap sifat fisik, kimia, dan sensori gula kelapa cetak [skripsi]. Purwokerto (ID): Universitas Jenderal Soedirman.

Semba RD, Bloem MW. 2002. The anemia of vitamin A deficiency: epidemiology and pathogenesis. J Clin Nutr. 56:271-281.

Semba RD. 2002. Vitamin A, infection and immune fuction. Di dalam: Calder PC, Field CJ, Gill HS, editor. Nutrition and Immune Function. New York: Cabi Publ. hlm 151-169.

Singh V, West Jr. 2004. Vitamin A deficiency and xerophthalmia among school-aged children in Southeastern Asia. European Journal of Clinical Nutrition. 58:1342-1349

34

Sivan SY, Jayakumar YA, Arumughan C, Sundaresan A, Jayalekshmy A, Suja KP. 2002. Impact of vitamin A supplementation through different dosages of red palm oil and retinol palmitate on preschool children. Journal of Tropical Pediatrics. 48: 24-28

[SNI] Standar Nasional Indonesia. 1995. Gula Kelapa 01-3743-1995. Jakarta (ID): Dewan Standarisasi Nasional (DSN).

Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya. Jakarta (ID): Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional.

Soekirman. 2008. Fortifikasi Pangan: Program Gizi Utama Masa Depan. Jakarta (ID): Koalisi Fortifikasi Indonesia.

Stipanuk M. 2000. Biochemical and Physiological Aspect of Human Nutrition. New York (US): Saunders Company.

Stuijvenberg ME, Faber M, Dhansay MA, Lombard CJ, Benade AJS. 2001. The effect of a biscuit with red palm oil as a source of β-carotene on the

vitamin A status of primary school children: a comparison with β-carotene from a synthetic source in a randomized controlled trial. European J Clin Nutr. 55: 657-662

Sugiyono. 2009. Statistika untuk penelitian. Bandung (ID): CV. Alfabeta

Sundram K, Sambanthamurthi R, Tan YA. 2003. Palm fruit chemistry and nutrition. Asia Pac J Clin Nutr. 12:355-362.

Supariasa IDN, Bakri B, Fajar I. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta (ID): Buku Kedokteran EGC.

Thurnham DI, Mc Gabe, Northrop-Clewes CA, Nestel P. 2003. Effect of subclinical infection on plasma retinol concentrations and assessment of prevalence of vitamin A deficiency: Meta Analysis. The Lancet, 362:2052-2058.

Tim Peneliti PAU Pangan & Gizi IPB. 1993. Studi dampak intervensi sayuran sumber vitamin A terhadap status vitamin A dan perilaku konsumsi sayuran sumber vitamin A. Bogor (ID): Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor.

Tjahjaningsih J. 1991. Penjajagan jangkauan harga dan kesukaan konsumen terhadap gula cetak dan gula serbuk nira kelapa [laporan penelitian]. Purwokerto (ID) : Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman. [WHO] World Health Organization. 2006. Measuring Change in Nutritional

Status. Geneva (US): WHO.

. 2013. Vitamin A deficiency. [Diunduh tanggal 2 September 2014]. Tersedia pada : www.who.int/nutrition/topics/vad/en/.

Winarno FG. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.

Yang Y, Yajie Y, Yuehong T, Weiping W. 2011. Effect of vitamin A deficiency on mucosal immunity and response to intestinal infection in rat. J Nutr. 27:227-232.

35

LAMPIRAN

36

Lampiran 2 Proses pembuatan gula kelapa diperkaya RPO skala perajin

Penyaringan nira

Pemanasan nira dan penambahan RPO pada suhu 102°C

Pemanasan lanjut sampai end point dan proses solidifikasi

37 Lampiran 3 Proses pembuatan gula kelapa RPO skala industri

Penyaringan nira

Pemasakan hingga fase lewat jenuh ditandai yang dengan pembuihan

Penurunan buih dengan menggunakan RPO

Penambahan gula kelapa dan homogenisasi, kemudian pemasakan hingga end point 118°C dan dilanjutkan dengan solidifikasi

38

Lampiran 4 Prosedur pengambilan darah dari vena Alat :

- Spuit disposible 10 ml

- Tabung plastik 1 ml untuk pemeriksaan Hb - Tomiquet (alat ikat pembendungan)

- Microtube (tabung mikro) 1 ml untuk menyimpan serum - Sentrifuge

- Kotak pendingin (cool box) untuk membawa darah dan serum - Aluminium foil

Bahan :

- Antikoagulan EDTA - Kapas alkohol 70%

- Air bebas ion dan larutan HNO3 Prosedur pengambilan darah :

1. Pengambilan darah sebelum dan setelah intervensi dilakukan pada jam 9 –

12.

2. Bersihkan kulit diatas lokasi tusuk dengan alkohol 70% dan biarkan sampai kering.

3. Lokasi penusukan harus bebas dari luka dan bekas luka/sikatrik. 4. Darah diambil dari vena mediana cubiti pada lipat siku.

5. Pasang ikatan pembendungan (Tomiquet) pada lengan atas dan responden diminta untuk mengepal dan membuka telapak tangan berulang kali agar vena jelas terlihat.

6. Lokasi penusukan di desinfeksi dengan kapas alkohol 70% dengan cara berputar dari dalam keluar.

7. Spuit disiapkan dengan memeriksa jarum dan penutupnya.

8. Setelah itu vena mediana cubiti ditusuk dengan posisi sudut 45° dengan jarum menghadap ke atas.

9. Darah dibiarkan mengalir ke dalam jarum kemudian jarum diputar menghadap ke bawah. Agar aliran bebas, responden diminta untuk membuka kepalan tangannya, darah kemudian dihisap sebanyak 5 ml. 10.Tomiquet dilepas, kemudian jarum ditarik dengan tetap menekan lubang

penusukan dengan kapas alkohol (agar tidak sakit).

11.Tempat bekas penusukan ditekan dengan kapas alkohol sampai tidak keluar darah lagi.

39 Lampiran 5 Prosedur analisis penetapan vitamin A dalam serum dengan HPLC

(AOAC 2005) Metode : HPLC

Bahan : serum, sodiumdodecyl sulphate (SDS), ethanol absolut, buthylated hydroxytoluene (BHT).

Prosedur :

1. Di pipet 100 µL serum sampel.

2. Ditambahkan 100 µL SDS (10 mmol). 3. Dikocok campuran tersebut selama 1 menit. 4. Ditambahkan 200 µL Ethanol Absolut.

5. Dikocok campuran tersebut dengan vorteks selama 1 menit. 6. Ditambahkan 1000 µL Heptan yang mengandung 0.5 g BHT/L. 7. Dikocok kembali selama 1 menit.

8. Di sentrifuge selama 10 menit dengan kecepatan 1000 – 1500 rpm. 9. Diambil supernatan sebanyak 700 µL.

10. Dipindahkan ke dalam tabung dan dikeringkan dibawah aliran gas N2. 11. Ditambahkan 200 µL mobil phase / Solven.

12. Disuntikkan 50 µL sampel ke dalam mesin HPLC. Mobil phase :

Campuran larutan berupa 235 ml methanol, 235 ml acetonitrile dan 30 ml dichloromethane yang disaring dengan 0.45 µm membran disc.

40

Lampiran 6 Perhitungan makanan intervensi per orang per hari

Kandungan per porsi makanan dan frekuensi pemberian selama intervensi

Jumlah total selama intervensi Jenis makanan E (Kal) Protein (g) Vitamin A (RE) Frekuensi (kali) Energi (Kal) Protein (g) Vitamin A (RE)

Sari kacang hijau 173.3 4.60 150.13 12 2079.60 55.20 1801.59

Biji salak 181.1 1.92 125.20 11 1991.83 21.12 1377.19 Mutiara 181.9 0.96 127.79 10 1819.17 9.59 1277.89 Nopia 269.6 4.32 110.17 7 1887.52 30.27 771.16 Bubur sumsum 209.3 2.95 81.56 5 1046.67 14.75 407.78 Jumlah Total 45 8824.78 130.93 5635.60 Jumlah/intervensi 196.11 2.91 125.24 NAMA BAHAN JUMLAH (g) Total cup BDD E DKBM Prot DKBM vit A DKBM (RE) Kand. total E bahan (Kal) Kand. total Prot bahan (g) Kand. total Vit A bahan (RE) Per cup E Per cup prot per cup vit A Kacang hijau 1500 90 100 345.0 22.2 20.0 5,175.0 333.0 300.0 57.50 3.70 3.33 Gula Kelapa 1500 50 100 386.0 3.0 489.33 5790 45 7339.95 115.8 0.9 146.80 173.30 4.60 150.13 Sagu mutiara 1500 90 100 352.0 0.2 0.0 5280.00 3.00 0.00 58.67 0.03 0.00 susu 40 10 100 425.0 4.4 136.4 170 1.76 54.56 17 0.18 5.46 gula 1000 40 100 386.0 3.0 489.33 4250 30 4893.3 106.25 0.75 122.33 181.92 0.96 127.79 Tepung beras 1500 60 100 364.0 7.0 0.0 5460.00 105.00 0.00 91.00 1.75 0.00 santan 1000 60 100 324.0 4.2 0.0 3240.00 42.00 0.00 54.00 0.70 0.00 gula RPO 500 30 100 386.0 3.0 489.3 1930.00 15.00 2446.65 64.33 0.50 81.56 209.33 2.95 81.56 Ubi jalar kuning 5000 120 86 123.0 1.8 8.0 5289.00 77.40 344.00 44.08 0.65 2.87 Santan kelapa 1500 120 100 324.0 4.2 0.0 4860.00 63.00 0.00 40.50 0.53 0.00 gula RPO 1500 60 100 386 3 489.33 5790 45 7339.95 96.50 0.75 122.33 181.08 1.92 125.20

41

Lampiran 7 Hasil uji statistik

Uji t berpasangan WAZ Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed)

Mean Std. Dev Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

RPO WAZ sebelum - WAZ setelah -.10091 .11870 .03579 -.18065 -.02117 -2.820 10 .018

Kontrol WAZ sebelum - WAZ setelah .01500 .20646 .05960 -.11618 .14618 .252 11 .806

Uji t berpasangan berat badan Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed)

Mean Std. Dev Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

RPO BB sebelum - BB setelah -.5000 .3162 .0953 -.7124 -.2876 5.244 10 .000

Kontrol BB sebelum - BB setelah -.1667 .6155 .1777 -.5577 .2244 -.938 11 .368

Uji t berpasangan retinol serum Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed)

Mean Std. Dev Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

RPO RS sebelum - RS setelah -17.79909 13.24414 3.99326 26.69663 -8.90155 4.457 10 .001

42

Uji beda (t test) kadar retinol serum Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Differen

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper RS Sebelum Equal variances assumed .938 .345 1.173 19 .255 3.11173 2.65186 -2.43868 8.66214 Equal variances not assumed 1.178 18.987 .253 3.11173 2.64203 -2.41835 8.64181 RS Setelah Equal variances assumed 4.070 .058 5.669 19 .000 18.04882 3.18360 11.38547 24.71217 Equal variances not assumed 5.836 15.263 .000 18.04882 3.09260 11.46700 24.63064 Delta RS Equal variances assumed 13.886 .001 3.344 19 .003 14.93709 4.46635 5.58892 24.28527 Equal variances not assumed 3.471 13.104 .004 14.93709 4.30298 5.64859 24.22559

Uji beda (t test) status gizi (BB/U) Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper WAZ Sebelum Equal variances assumed 1.221 .282 -.053 21 .959 -.01061 .20144 -.42952 .40831 Equal variances not assumed -.053 20.419 .958 -.01061 .19909 -.42536 .40415 WAZ Setelah Equal variances assumed .594 .449 .578 21 .570 .10530 .18231 -.27383 .48444 Equal variances not assumed .581 20.949 .567 .10530 .18116 -.27149 .48209 Delta WAZ Equal variances assumed 5.264 .032 1.630 21 .118 .11591 .07113 -.03202 .26383 Equal variances not assumed 1.667 17.815 .113 .11591 .06952 -.03026 .26208

43

Lampiran 8 Dokumentasi penelitian

Sosialisasi kegiatan penelitian kepada orang tua subjek

dan pengisian Inform Consent

Jenis makanan jajanan yang di intervensikan kepada subjek penelitian

44

Kegiatan intervensi dan pencatatan kepatuhan oleh guru kelas

Kegiatan pengambilan data konsumsi pangan (recall) dan wawancara kepada orang tua subjek

45

Kegiatan pengambilan sampel darah oleh tim Lab. Klinik Prodia

Tim peneliti bersama subjek dan guru-guru di SD Adisara, Jatilawang, Banyumas

46

Dokumen terkait