6.1. Simpulan
1. Sebaran monyet ekor panjang di TN Gunung Merapi terdapat di Resort Turi-Cangkringan-Pakem, Resort Dukun, Resort Kemalang, Resort Musuk-Cepogo, dan Resort Selo.
2. Karakteristik habitat kerusakan ringan didominasi oleh kaliandra (C.calothyrsus) pada tingkat semai dan pancang, bambu petung (D.asper) pada tingkat tiang, dan puspa (S.wallichii) pada tingkat pohon, sedangkan untuk habitat kerusakan sedang pada tingkat semai dan pancang didominasi oleh akasia dekuren (A.decurens), tingkat tiang oleh puspa (S.wallichii), dan tingkat pohon oleh pinus (P.merkusii). Jumlah jenis pakan di habitat kerusakan ringan (21 jenis) lebih banyak dibandingkan jumlah jenis pakan di habitat kerusakan sedang (11 jenis).
3. Faktor dominan penentu penggunaan habitat yang mempunyai hubungan dengan keberadaan monyet ekor panjang adalah ketinggian tempat, jarak ke pertanian, jarak ke sumber air, suhu, kelembaban, jumlah jenis vegetasi, jumlah jenis pakan, kerapatan vegetasi tingkat semai, tingkat pancang, dan tingkat pohon.
6.2. Saran
Habitat monyet ekor panjang yang berada dalam kawasan Gunung Merapi mengalami gangguan sehingga perlu dilakukan rehabilitasi dengan penanaman jenis-jenis tanaman yang menjadi pakan monyet ekor panjang. Perlu dilakukan penjarangan terhadap akasia dekuren dan kaliandra agar jenis tumbuhan asli TNGM mendapatkan ruang untuk tumbuh dan berkembang, selain itu perlu juga dilakukan pengkayaan jenis untuk kawasan yang dulunya berupa hutan produksi dengan jenis-jenis asli TNGM seperti dadap (Erythrina lythosperma), puspa (Schima wallichii), manisrejo (Vaccinium varingiaefolium) dan anggrung (Trema orientalis).
Alikodra HS. 2002. Pengelolaan Satwa Liar Jilid I. Bogor: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Tinggi, Pusat Antar Universitas, Institut Pertanian Bogor.
Alikodra HS. 2010. Pengelolaan Satwa Liar. Bogor: IPB Press.
Anderson J, Rowcliffe JM, Cowlishaw G. 2007. Does the matrix matter? a forest primate in a complex agricultural landscape. Biol. Cons. 135: 212 –222. Bailey JA. 1984. Principles of Wildlife Management. Canada: John Wiley &
Sons.
[BKSDA] Balai Konservasi Sumber Daya Alam DIY. 2004. Rencana Pengelolaan Taman Nasional Gunung Merapi Periode 2005-2024. Yogjakarta: BKSDA DIY.
[BLHDIY] Badan Lingkungan Hidup Provinsi DIY. 2011. Laporan Inventarisasi Flora Fauna Lereng Selatan Gunung Merapi Pasca Erupsi 2010. Yogyakarta: Balai Lingkungan Hidup Provinsi DIY.
Bolen EG, Robinson WC. 2003. Wildlife Ecology and Management. 5ndEdition. New Jersey: Prentice Hall.
Delany MJ. 1982. Mammal ecology. New York: Chapman & Hall.
Caughley G, Sinclair ARE. 1994. Wildlife Ecology and Management. Boston: Blackwell Scientific Publication.
[CE] Council of Europe. 2006. Appendix A of The Europe Convention fo The Protection of Vertebrate Animals Used For Experimental and Other Scientific Purpose. Strasbourg: Council of Europe.
Clutton-Brock T, Harvey PH. 1977. Primate ecology and social organization. J. Zool.183: 1-39.
Clutton-Brock T, Harvey PH. 1978. Mammals, resources and reproductive strategies. Nature 273: 191-195.
Dasmann RF. 1981. Wildlife Biology. 2ndEdition. New York: John Wiley & Sons. Djuwantoko. 1986. Pemanfaatan satwaliar di hutan tanaman industri. Makalah
Seminar. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada.
Djuwantoko, Atmojo T, Hasanbasri S. 1993. Ekologi Perilaku Kera Ekor Panjang (Macaca Fascicularis Raffles, 1821) Di Hutan Tanaman Jati. http:// pustaka2.ristek.go.id/katalog/index.php/searchkatalog/byId/17395 [10 Maret 2011].
Eudey AA. 2008. The crab-eating macaque (Macaca fascicularis): widespread and rapidly declining. Prim. Cons. 23: 129-132.
Galdikas BMF. 1978. Adaptasi Orangutan di Suaka Tanjung Putting Kalimantan Tengah. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Gunawan. 2007. Keanekaragaman jenis mamalia besar berdasarkan komposisi vegetasi dan ketinggian tempat di kawasan TN Gunung Ciremai [skripsi]. Bogor: Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Hadi I, Suryobroto B, Farajallah PD. 2007. Food preference of semi-provisioned macaques based on feeding duration and foraging party size. J. Bios. 14 (1): 13-17.
Hadinoto. 1993. Studi perilaku dan populasi monyet ekor panjang (Macaca fascicularis Raffles, 1821) [skripsi]. Bogor: Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Hasanbasri S, Djuwantoko, Ngariana IN. 1996. Komposisi jenis tumbuhan pakan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di habitat hutan jati. Biota 1 (2): 1-8.
Hilda F. 2008. Aktivitas makan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di Bumi Perkemahan Pramuka Cibubur Jakarta [skripsi]. Bogor: Fakultas Biologi, Institut Pertanian Bogor.
Helida A. 2010. Perkiraan populasi dan seleksi habitat oleh monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di zona pemanfaatan wisata alam Plawangan Turgo Taman Nasional Gunung Merapi D.I Yogyakarta [tesis]. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada.
Hendratmoko Y. 2009. Studi Kohabitasi Monyet Ekor Panjang dengan Lutung di Cagar Alam Pangandaran Jawa Barat [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Heyne K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jakarta: Badan Litbang Kehutanan.
Hutto RL. 1985. Habitat selection by nonbreeding migratory land birds. Di dalam: MI Codi (ed). Habitat selection in bird. Orlando Academic Press.
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta: Bumi Aksara.
Johnson DH. 1980. The comparison of usage and availibility measurements for evaluation resources preference ecology. Ecology 61 (1): 65-71.
Johnson R, Bhattacharyya G. 1987. Statistics Principles and Methods. Canada: John Wiley & Sons.
Keys RC, Iskandar E, Pamungkas J. 2011. Preliminary survey of long-tailed macaques (Macaca fascicularis) on Java, Indonesia: Distribution and human-primate conflict. in: MD Gumert [Ed]. Monkeys The Egde: Ecolgy and Management of Long-Tailed Macaques and their Interface with Humans. New York: Cambridge Univ.Pr. Pp 65-68.
Lekagul B, McNeely J. 1977. Mammals of Thailand. Bangkok: The Association for The Conservation of Wildlife.
Lucas PW, Corlett RT. 1998. Seed dispersal by long-tailed macaque. Am. J. Prim. 45(1): 19–44.
Ludwig JA, Reynolds JF. 1988. Statistical Ecologi: A Primer on Methods and Computing. Canada: John Wiley and Sons Inc.
Maguran AE. 1988. Ecological Diversity and Its Measurement. London: Cambridge University Press.
Manly BFJ, McDonald LL, Thomas DL, McDonald TL, Erickson WP. 2002. Resources Selection by Animal Statistik Design and Analisys For Field Study 2nd Edition. Boston: London Kluwer Academic Publisher.
Michalski F, Peres CA. 2005. Anthropogenic determinants of primate and carnivore local extinctions in a fragmented forest landscape of southern Amazonia. Biol. Cons. 124: 383–396.
Morris DW. 1987. Test of density-dependent habitat selection in a patchy environment. Ecol. Monogr 57(4): 269–281.
Mukhtar AS. 1982. Populasi dan distribusi monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di Cagar Alam Pangandaran [skripsi]. Bogor: Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Napier JR, Napier PH. 1985. The Natural History of Primate. Masschusetts: MIT Press.
Napier JR, Napier PH. 1967. A Handbook of Living Primates: Morphology, Ecology and Behaviour of Nonhuman Primates. London: Academic Press. Nasution SP. 2012. Kecernaan pakan dan perilaku monyet ekor panjang (Macaca
fascicularis) pada kondisi aklimasi temperatur dan kelembaban [skripsi]. Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor.
Odum, PE. 1983. Dasar-dasar Ekologi. Ed ke-3. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Peres CA. 1996. Food patch structure and plant resource partitioning in interspecies associations of amazonian tamarins. Int J. Primatol 17 (5): 695-723
Purwaningsih. 2010. Acacia decurrens Wild : Jenis eksotik dan invasive di TN Gunung Merbabu, Jawa Tengah. Berkala Penelitian Hayati (4A): 23-28. Sanderson GC. 1966. The study of mammal movements. J. Wildl. Man. 30 (1):
215-235.
Santosa Y. 1996. Beberapa Parameter Bioekologi Penting Dalam Pengusahaan Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis). Media Konservasi. 5 (1) :25– 29.
Santoso N. 1996. Analisis habitat dan potensi pakan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di Pulau Tinjil. Media Konservasi 5 (1): 5-9.
Schaik CP, Noordwijk MA, Boer RJ, Tonkelaar I. 1983. The effect of group size on time budgets and social behavior in wild long-tailed macaques (Macaca fascicularis). Behav Ecol Sociobiol 13: 173-181.
Soerianegara I, Indrawan A. 1998. Ekologi Hutan Indonesia. Bogor: Jurusan Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan IPB.
Soutwick CH, Cadigan FC. 1972. Population studies of malaysian primates. Primates 13 (1): 1-18.
Supartono T. 2010. Karakteristik habitat dan distribusi surili (Presbytis comata) di Taman Nasional Gunung Ciremai [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana IPB. Supriatna J. 2000. Panduan Lapangan Primata Indonesia. Jakarta: Yayasan
Obor.
[TNGM] Balai Taman Nasional Gunung Merapi. 2010a. Laporan Monitoring Habitat dan Populasi Primata di SPTN II Boyolali. Yogyakarta: BTN Gunung Merapi.
[TNGM] Balai Taman Nasional Gunung Merapi. 2010b. Rencana Strategis Taman Nasional Gunung Merapi 2010 -2014. Yogyakarta: BTN Gunung Merapi.
[TNGM] Balai Taman Nasional Gunung Merapi. 2011a. Survey Kondisi Tumbuhan dan Satwa Liar Taman Nasional Gunung Merapi Paska Erupsi Tahun 2010. Yogyakarta: BTN Gunung Merapi.
[TNGM] Balai Taman Nasional Gunung Merapi. 2011b. Survey Kondisi Lahan dan Pengukuran Pemetaan Lokasi Restorasi. Yogyakarta: BTN Gunung Merapi.
Ungar P. 1995. Fruit preferences of four sympatric primate species at Ketambe, Northern Sumatra, Indonesia. Int. J. Primatol. 16 (1): 221-245.
Ventura R, Majolo B, Schino G, Hardi S. 2005. Differential effects of ambient temperature and humidity on allogrooming, self-grooming, and scratching in wild Japanese macaques. Am. J. Phys. Anthr.126 (4): 453-457.
Walpole RE. 1983. Pengantar Statistika. Edke-3. Jakarta: PT Gramedia.
Whitten AJ. 1982. Home range use by kloss gibbons (Hylobates klossii) on Siberut Island, Indonesia. Animal Behav 30: 182-198.
Whitten T, Soeriaatmadja RE, Affif SA. 2000. The Ecology of Java and Bali. Singapura: Paperback Edition. Periplus.
Yeager TL. 1996. Feeding ecology of long-tailed macaque (Macaca fascicularis) in Kalimantan Tengah, Indonesia. Int. J. Primatol. 17(1): 51–62.
Lampiran 1. Daftar jenis tumbuhan di habitat kerusakan ringan
No Nama Lokal Nama Latin Famili Habitus
1 Akasia dekuren Acacia decurens Wild. Fabaceae Pohon 2 Akasia mangium Acacia mangium Wild. Fabaceae Pohon 3 Ande - ande Antidesma ghaesembilla Blume Euphorbiaceae Pohon 4 Anggring Trema cannabina Lour. Ulmaceae Pohon 5 Anggrung Trema orientalis (L.) Blume Ulmaceae Pohon 6 Asam belanda Pithecellobium dulce (Roxb.) Benth. Fabaceae Pohon 7 Awar - awar Ficus Montana Burm. f. Moraceae Pohon 8 Bawangan Vitex glabrata R.br. Verbenaceae Pohon 9 Bambu petung Dendrocalamus asper Backer Poaceae Pohon 10 Belimbing kosek Acronychia trifoliate Zoll. Rutaceae Pohon 11 Berasan Cryptocarya ferrea Bl. Lauraceae Pohon
12 Blondo Pohon
13 Buah lutung Meliaceae Pohon
14 Cebri Pohon
15 Bintamin Cupressus sp Cupressaceae Pohon
16 Cendana putih Alangium javanica Wangerin Alangiaceae Pohon 17 Clemprit Terminalia microcarpa Combretaceae Pohon 18 Dadap Erythrina lithosperma Miq. Fabaceae Pohon
19 Deliman Tristaniopsis sp Myrtaceae Pohon
20 Dempul Glochidion arborescens Bl. Euphorbiaceae Pohon 21 Duwet Syzygium cummini Merr. Myrtaceae Pohon
22 Galih keling Pohon
23 Gondang Ficus variegata Bl. Moraceae Pohon 24 Gorang Aralia dasyphylla Franch Araliaceae Pohon 25 Jambon Syzygium jambos (L.) Alston Myrtaceae Pohon 26 Jambu biji Psidium guajava L. Myrtaceae Pohon 27 Jebukan Galearia filiformis Euphorbiaceae Pohon 28 Jirak Symplocos fasciculata Zoll. Euphorbiaceae Pohon 29 Kantil Michelia alba DC Magnoliaceae Pohon 30 Kayu manis Cinnamomun burmanni Blume Lauraceae Pohon
31 Kebak Ficus alba Reinw Moraceae Pohon
32 Kedupuk Pohon
33 Kemadoh Laportea stimulans Miq. Urticaceae Pohon 34 Kemarong Scolopia macrophylla Flacourtiaceae Pohon 35 Kemiri Aleurites moluccana (L.) Willd. Proteaceae Pohon
36 Kemplong Lecythidaceae Pohon
37 Kendung Helicia javanica Bl. Proteaceae Pohon 38 Kerembi Homalanthus populneus Pax. Euphorbiaceae Pohon 39 Khaya Khaya senegalensis (Desr.) A. Juss. Rubiaceae Pohon
Lampiran 1 lanjutan
No Nama Lokal Nama Latin Famili Habitus
40 Kina Cinchona succirubra Vahl Rubiaceae Pohon 41 Kleci Caesalpinia crista Linn Fabaceae Pohon
42 Kopeng Ficus sp Moraceae Pohon
43 Kopi Coffea sp Rubiaceae Pohon
44 Legaran Pohon
45 Lengkuni Ardisia humilia Myrsinaceae Pohon 46 Lotrok gunung Wendlandia glabrata DC Rubiaceae Pohon 47 Mahoni Swietenia macrophyla King. Meliaceae Pohon 48 Mangga Mangifera indica L. Meliaceae Pohon 49 Manis rejo Vaccinium varingfolium Miq. Ericaceae Perdu 50 Mindi Melia azedarach L. Meliaceae Pohon 51 Mlandingan Leucaena glauca L. Fabaceae Pohon 52 Nangka Artocarpus heterophyllus Lam. Moraceae Pohon
53 Pancal kidang Acmena sp Myrtaceae Pohon
54 Pasang Lithocarpus sundaicus Blume Fagaceae Pohon 55 Pinus Pinus merkusii Jungh &De Vr Pinaceae Pohon 56 Pong Dichrostachys cinerea W&A Fabaceae Pohon
57 Preh Ficus ribes Moraceae Pohon
58 Pring apus Gigantochloa apus Poaceae Perdu 59 Pulai Alstonia scholaris L. Apocynaceae Pohon 60 Puspa Schima wallichii (DC.) Korth. Theaceae Pohon
61 Puspania Theaceae Pohon
62 Rasamala Altingia excels Noronha Hamamelidaceae Pohon 63 Rau Dracontomelum sp Hamamelidaceae Pohon 64 Rempelas Celtis spp. Hamamelidaceae Pohon 65 Salam Syzygium polyanthum Myrtaceae Pohon 66 Sarangan Castanopsis argentea Bl. Fagaceae Pohon 67 Sembung Blumea balsamifera DC Asteraceae Pohon 68 Semutan Glochidion rubrum Blume Euphorbiaceae Pohon 69 Sengon Paraserianthes falcataria Mimosaceae Pohon 70 Sengon tekek Albizia chinensis Mimosaceae Pohon 71 Sirsak Annona muricata L. Annonaceae Pohon 72 Sowo Engelhardia spicata Blume Juglandaceae Pohon 73 Suren Toona sureni (Blume) Merr. Meliaceae Pohon 74 Tambal Persea rimosa (Bl.) Kosterm Lauraceae Pohon 75 Tutup merah Malothus rhizinoides Muell. Euphorbiaceae Pohon 76 Walik angin Mallotus paniculata Muell. Euphorbiaceae Pohon
77 Waru Hibiscus sp Malvaceae Pohon
78 Wilodo Ficus sp Moraceae Pohon
Lampiran 1 lanjutan
No Nama Lokal Nama Latin Famili Habitus
80 Kaliandra Callyandra calothirsus Meissn Mimosaceae Perdu 81 Krangean Litsea cubeba Lauraceae Perdu 82 Terawas Litsea odorifera Val. Lauraceae Perdu
Lampiran 2. Daftar jenis tumbuhan di habitat kerusakan sedang
No Nama Lokal Nama Latin Famili Habitus
1 Akasia dekuren Acacia decurens Wild. Fabaceae Pohon 2 Anggrung Trema orientalis (L.) Blume Ulmaceae Pohon 3 Awar-awar Ficus Montana Burm. f. Moraceae Pohon 4 Bendo Artocarpus elastic Reinw Moraceae Pohon 5 Berasan Cryptocarya ferrea Bl. Lauraceae Pohon 6 Bintamin Cupressus sp Cupressaceae Pohon 7 Dadap Erythrina lithosperma Miq. Fabaceae Pohon 8 Dempul Glochidion arborescens Bl. Euphorbiaceae Pohon
9 Gleresede Gliricidia sp Fabaceae Pohon
10 Gondang Ficus variegata Bl. Moraceae Pohon 11 Jambu biji Psidium guajava L. Myrtaceae Pohon 12 Kemadoh Laportea stimulans Miq. Urticaceae Pohon 13 Kendung Helicia javanica Bl. Protaceae Pohon 14 Kerembi Homalanthus populneus Pax. Euphorbiaceae Pohon 15 Kina Cinchona succirubra Vahl Rubiaceae Pohon 16 Mindi Melia azedarach L. Meliaceae Pohon 17 Mlandingan Leucaena glauca L. Fabaceae Pohon 18 Nangka Artocarpus heterophyllus Lam. Moraceae Pohon 19 Pancal kidang Acmena sp Myrtaceae Pohon 20 Pinus Pinus merkusii Jungh &De Vr Pinaceae Pohon 21 Puspa Schima wallichii (DC.) Korth. Theaceae Pohon 22 Salam Syzygium polyanthum Myrtaceae Pohon 23 Sarangan Castanopsis argentea Bl. Fagaceae Pohon 24 Sengon Paraserianthes falcataria Mimosaceae Pohon 25 Sengon tekek Albizia chinensis Mimosaceae Pohon 26 Sowo Engelhardia spicata Juglandaceae Pohon 27 Sukun Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg Moraceae Pohon
28 Wilodo Ficus sp Moraceae Pohon
1 Mimosaceae Calliandra calothyrsus Kaliandra 36 244 0,09 19,15 1564,10 48,90 68,05 0,35
2 Moraceae Ficus sp Wilodo 13 40 0,03 6,91 256,41 8,02 14,93 0,20
3 Rubiaceae Cinchona succirubra Kina 12 31 0,03 6,38 198,72 6,21 12,60 0,17 4 Myrtaceae Syzygium polyanthum Salam 12 14 0,03 6,38 89,74 2,81 9,19 0,10 5 Fabaceae Erythrina lithosperma Dadap 10 11 0,03 5,32 70,51 2,20 7,52 0,08
6 Rubiaceae Coffea sp Kopi 4 23 0,01 2,13 147,44 4,61 6,74 0,14
7 Araliaceae Aralia dasyphylla Gorang 6 14 0,02 3,19 89,74 2,81 6,00 0,10 8 Fagaceae Lithocarpus sundaicus Pasang 7 10 0,02 3,72 64,10 2,00 5,73 0,08
9 Theaceae Schima wallichii Puspa 5 8 0,01 2,66 51,28 1,60 4,26 0,07
10 Moraceae Ficus sp Kopeng 5 6 0,01 2,66 38,46 1,20 3,86 0,05
11 Moraceae Ficus montana Awar-awar 5 5 0,01 2,66 32,05 1,00 3,66 0,05
12 Urticaceae Laportea stimulans Kemadoh 4 7 0,01 2,13 44,87 1,40 3,53 0,06 13 Moraceae Arthocarpus heterophyllus Nangka 4 6 0,01 2,13 38,46 1,20 3,33 0,05
14 Myrtaceae Syzygium cummini Duwet 4 5 0,01 2,13 32,05 1,00 3,13 0,05
15 Lauraceae Cinnamomun burmanni Kayu manis 4 5 0,01 2,13 32,05 1,00 3,13 0,05 16 Fabaceae Acacia decurens Akasia dekuren 3 7 0,01 1,60 44,87 1,40 3,00 0,06 17 Ulmaceae Trema orientalis Anggrung 4 4 0,01 2,13 25,64 0,80 2,93 0,04 18 Lauraceae Cryptocarya ferrea Berasan 4 4 0,01 2,13 25,64 0,80 2,93 0,04 19 Euphorbiaceae Glochidion macrostigma Dempul 4 4 0,01 2,13 25,64 0,80 2,93 0,04
20 Lauraceae Glochidion sp Tambal 3 4 0,01 1,60 25,64 0,80 2,40 0,04
21 Euphorbiaceae Croton sp Walik angin 3 4 0,01 1,60 25,64 0,80 2,40 0,04 22 Euphorbiaceae Baccaurea racemosa Jirak 3 3 0,01 1,60 19,23 0,60 2,20 0,03 23 Euphorbiaceae Galearia filiformis Jebukan 2 3 0,01 1,06 19,23 0,60 1,67 0,03
24 Flacourtiaceae Scolopia macrophylla Kemarong 2 3 0,01 1,06 19,23 0,60 1,67 0,03
25 Mimosaceae Albizia chinensis Sengon tekek 1 5 0,00 0,53 32,05 1,00 1,53 0,05
26 Myrtaceae Tristaniopsis sp Deliman 2 2 0,01 1,06 12,82 0,40 1,46 0,02
27 Myrtaceae Psidium guajava Jambu biji 2 2 0,01 1,06 12,82 0,40 1,46 0,02
28 Legaran 2 2 0,01 1,06 12,82 0,40 1,46 0,02
29 Fagaceae Castanopsis argentea Sarangan 2 2 0,01 1,06 12,82 0,40 1,46 0,02
30 Juglandaceae Engelhardia spicata Sowo 2 2 0,01 1,06 12,82 0,40 1,46 0,02
31 Euphorbiaceae Malothus sp Tutup merah 2 2 0,01 1,06 12,82 0,40 1,46 0,02
32 Euphorbiaceae Antidesma bunius Wuni 2 2 0,01 1,06 12,82 0,40 1,46 0,02
33 Euphorbiaceae Glochidion rubrum Blume Semutan 1 2 0,00 0,53 12,82 0,40 0,93 0,02
34 Alangiaceae Alangium javanica Cendana putih 1 1 0,00 0,53 6,41 0,20 0,73 0,01
35 Galih keling 1 1 0,00 0,53 6,41 0,20 0,73 0,01
36 Moraceae Ficuc alba Kebak 1 1 0,00 0,53 6,41 0,20 0,73 0,01
37 Proteaceae Helicia javanica Kendung 1 1 0,00 0,53 6,41 0,20 0,73 0,01
38 Euphorbiaceae Homalanthus giganteus Kerembi 1 1 0,00 0,53 6,41 0,20 0,73 0,01
39 Fabaceae Caesalpinia crista Linn Kleci 1 1 0,00 0,53 6,41 0,20 0,73 0,01
40 Myrsinaceae Ardisia humilia Lengkuni 1 1 0,00 0,53 6,41 0,20 0,73 0,01
41 Meliaceae Swetenia macrophyla Mahoni 1 1 0,00 0,53 6,41 0,20 0,73 0,01
42 Anacardiaceae Mangifera indica Mangga 1 1 0,00 0,53 6,41 0,20 0,73 0,01
43 Fabaceae Leucaena glauca Mlandingan 1 1 0,00 0,53 6,41 0,20 0,73 0,01
44 Fabaceae Dichrostachys cinerea Pong 1 1 0,00 0,53 6,41 0,20 0,73 0,01
45 Mimosaceae Paraserianthes falcataria Sengon 1 1 0,00 0,53 6,41 0,20 0,73 0,01
46 Meliaceae Toona sureni Suren 1 1 0,00 0,53 6,41 0,20 0,73 0,01
Total 188 499 100 100 200 2,33
Keterangan : f = Perjumpaan; n = Jumlah individu; F = Frekuensi; FR = Frekuensi Relatif (%); K= Kerapatan (Ind/ha); KR = Kerapatan Relatif (%); INP = Indeks Nilai Penting (%); H’ = Indeks Shannon-Wiener
1 Mimosaceae Calliandra calothyrsus Kaliandra 46 460 0,12 9,45 471,79 33,29 42,73 0,37 2 Fabaceae Acacia decurens Akasia dekuren 83 338 0,21 17,04 346,67 24,46 41,50 0,34
3 Theaceae Schima wallichii Puspa 41 68 0,11 8,42 69,74 4,92 13,34 0,15
4 Fagaceae Lithocarpus sundaicus Pasang 27 55 0,07 5,54 56,41 3,98 9,52 0,13 5 Rubiaceae Cinchona succirubra Kina 18 50 0,05 3,70 51,28 3,62 7,31 0,12
6 Moraceae Ficus sp Wilodo 14 30 0,04 2,87 30,77 2,17 5,05 0,08
7 Myrtaceae Syzygium polyanthum Salam 16 18 0,04 3,29 18,46 1,30 4,59 0,06 8 Juglandaceae Engelhardia spicata Sowo 15 19 0,04 3,08 19,49 1,37 4,45 0,06 9 Araliaceae Aralia dasyphylla Gorang 10 27 0,03 2,05 27,69 1,95 4,01 0,08 10 Mimosaceae Paraserianthes falcataria Sengon 12 20 0,03 2,46 20,51 1,45 3,91 0,06 11 Urticaceae Laportea stimulans Kemadoh 9 21 0,02 1,85 21,54 1,52 3,37 0,06
12 Moraceae Ficus sp Kopeng 9 18 0,02 1,85 18,46 1,30 3,15 0,06
13 Fabaceae Erythrina lithosperma Dadap 9 10 0,02 1,85 10,26 0,72 2,57 0,04 14 Lauraceae Cinnamomun burmanni Kayu manis 8 10 0,02 1,64 10,26 0,72 2,37 0,04 15 Flacourtiaceae Scolopia macrophylla Kemarong 8 10 0,02 1,64 10,26 0,72 2,37 0,04
16 Meliaceae Toona sureni Suren 8 10 0,02 1,64 10,26 0,72 2,37 0,04
17 Myrtaceae Syzygium cummini Duwet 7 8 0,02 1,44 8,21 0,58 2,02 0,03
18 Moraceae Arthocarpus heterophyllus Nangka 7 7 0,02 1,44 7,18 0,51 1,94 0,03 19 Euphorbiaceae Baccaurea racemosa Jirak 5 12 0,01 1,03 12,31 0,87 1,90 0,04 20 Fabaceae Caesalpinia crista Linn Kleci 6 8 0,02 1,23 8,21 0,58 1,81 0,03 21 Euphorbiaceae Glochidion macrostigma Dempul 6 7 0,02 1,23 7,18 0,51 1,74 0,03 22 Fagaceae Castanopsis argentea Sarangan 4 12 0,01 0,82 12,31 0,87 1,69 0,04
24 Euphorbiaceae Malothus sp Tutup merah 5 8 0,01 1,03 8,21 0,58 1,61 0,03 25 Fabaceae Pithecellobium dulce Asam belanda 5 7 0,01 1,03 7,18 0,51 1,53 0,03
26 Rubiaceae Coffea sp Kopi 5 7 0,01 1,03 7,18 0,51 1,53 0,03
27 Euphorbiaceae Glochidion sp Tambal 4 9 0,01 0,82 9,23 0,65 1,47 0,03
28 Meliaceae Swetenia macrophyla Mahoni 5 6 0,01 1,03 6,15 0,43 1,46 0,02
29 Cebri 5 5 0,01 1,03 5,13 0,36 1,39 0,02
30 Euphorbiaceae Croton sp Walik Angin 4 6 0,01 0,82 6,15 0,43 1,26 0,02
31 Kedupuk 4 5 0,01 0,82 5,13 0,36 1,18 0,02
32 Proteaceae Helicia javanica Kendung 4 5 0,01 0,82 5,13 0,36 1,18 0,02
33 Euphorbiaceae Glochidion rubrum Blume Semutan 4 5 0,01 0,82 5,13 0,36 1,18 0,02 34 Lauraceae Cryptocarya ferrea Berasan 4 4 0,01 0,82 4,10 0,29 1,11 0,02
35 Fabaceae Leucaena glauca Mlandingan 4 4 0,01 0,82 4,10 0,29 1,11 0,02
36 Meliaceae Dracontomelum sp Rau 4 4 0,01 0,82 4,10 0,29 1,11 0,02
37 Euphorbiaceae Antidesma bunius Wuni 3 6 0,01 0,62 6,15 0,43 1,05 0,02
38 Moraceae Ficus montana Awar - awar 3 5 0,01 0,62 5,13 0,36 0,98 0,02
39 Lauraceae Cinnamomum verum Manis rejo 3 5 0,01 0,62 5,13 0,36 0,98 0,02 40 Hamamelidaceae Altingia excelsa Rasamala 3 5 0,01 0,62 5,13 0,36 0,98 0,02 41 Euphorbiaceae Homalanthus giganteus Kerembi 3 4 0,01 0,62 4,10 0,29 0,91 0,02 42 Mimosaceae Albizia chinensis Sengon tekek 3 4 0,01 0,62 4,10 0,29 0,91 0,02
43 Moraceae Ficus variegata Gondang 3 3 0,01 0,62 3,08 0,22 0,83 0,01
44 Poaceae Gigantochloa apus Pring apus 1 7 0,00 0,21 7,18 0,51 0,71 0,03 45 Euphorbiaceae Galearia filiformis Jebukan 2 4 0,01 0,41 4,10 0,29 0,70 0,02
47 Alangiaceae Alangium javanica Cendana putih 2 3 0,01 0,41 3,08 0,22 0,63 0,01 48 Myrtaceae Psidium guajava Jambu biji 2 3 0,01 0,41 3,08 0,22 0,63 0,01
49 Myrtaceae Acmena sp Pancal kidang 2 3 0,01 0,41 3,08 0,22 0,63 0,01
50 Euphorbiaceae Antidesma ghaesembilla Ande - ande 2 2 0,01 0,41 2,05 0,14 0,56 0,01 51 Rutaceae Acronychia trifoliata Belimbing kosek 2 2 0,01 0,41 2,05 0,14 0,56 0,01
52 Cupressaceae Cupressus sp Bintamin 2 2 0,01 0,41 2,05 0,14 0,56 0,01
53 Blondo 1 2 0,00 0,21 2,05 0,14 0,35 0,01
54 Myrtaceae Syzygium jambos Jambon 1 2 0,00 0,21 2,05 0,14 0,35 0,01
55 Annonaceae Annona muricata Sirsak 1 2 0,00 0,21 2,05 0,14 0,35 0,01
56 Ulmaceae Trema sp Anggring 1 1 0,00 0,21 1,03 0,07 0,28 0,01
57 Ulmaceae Trema orientalis Anggrung 1 1 0,00 0,21 1,03 0,07 0,28 0,01
58 Myrtaceae Tristaniopsis sp Deliman 1 1 0,00 0,21 1,03 0,07 0,28 0,01
59 Moraceae Ficus alba REINW Kebak 1 1 0,00 0,21 1,03 0,07 0,28 0,01
60 Euphorbiaceae Aleurites moluccana Kemiri 1 1 0,00 0,21 1,03 0,07 0,28 0,01
61 Lecythidaceae Kemplong 1 1 0,00 0,21 1,03 0,07 0,28 0,01
62 Meliaceae Khaya senegalensis Khaya 1 1 0,00 0,21 1,03 0,07 0,28 0,01
63 Lauraceae Litsea cubeba Krangean 1 1 0,00 0,21 1,03 0,07 0,28 0,01
64 Legaran 1 1 0,00 0,21 1,03 0,07 0,28 0,01
65 Myrsinaceae Ardisia humilia Lengkuni 1 1 0,00 0,21 1,03 0,07 0,28 0,01 66 Rubiciae Wendlandia glabrata DC Lotrok gunung 1 1 0,00 0,21 1,03 0,07 0,28 0,01
67 Meliaceae Melia azedarach. Mindi 1 1 0,00 0,21 1,03 0,07 0,28 0,01
68 Moraceae Ficus ribes Preh 1 1 0,00 0,21 1,03 0,07 0,28 0,01
69 Asteraceae Blumea balsamifera DC Sembung 1 1 0,00 0,21 1,03 0,07 0,28 0,01
70 Lauraceae Cinnamomun sp Terawas 1 1 0,00 0,21 1,03 0,07 0,28 0,01
Total 487 1382 100 100 200 2,59
Keterangan : f = Perjumpaan; n = Jumlah individu; F = Frekuensi; FR = Frekuensi Relatif (%); K= Kerapatan (Ind/ha); KR = Kerapatan Relatif (%); INP = Indeks Nilai Penting (%); H’ = Indeks Shannon-Wiener
1 Poaceae Dendrocalamus asper Bambu petung 31 322 0,08 9,72 82,56 38,33 1,783 37,92 85,97 0,37 2 Fabaceae Acacia decurens Akasia dekuren 61 151 0,16 19,12 38,72 17,98 1,072 22,80 59,90 0,31 3 Fagaceae Lithocarpus sundaicus Pasang 41 97 0,11 12,85 24,87 11,55 0,452 9,61 34,01 0,25 4 Theaceae Schima wallichii Puspa 36 64 0,09 11,29 16,41 7,62 0,296 6,29 25,20 0,20 5 Cupressaceae Cupressus sp Bintamin 25 38 0,06 7,84 9,74 4,52 0,236 5,02 17,38 0,14 6 Mimosaceae Paraserianthes falcataria Sengon 18 28 0,05 5,64 7,18 3,33 0,116 2,46 11,43 0,11 7 Juglandaceae Engelhardia spicata Sowo 9 14 0,02 2,82 3,59 1,67 0,172 3,67 8,16 0,07 8 Fagaceae Castanopsis argentea Sarangan 8 16 0,02 2,51 4,10 1,90 0,050 1,07 5,48 0,08 9 Rubiaceae Cinchona succirubra Kina 9 10 0,02 2,82 2,56 1,19 0,032 0,68 4,70 0,05 10 Pinaceae Pinus merkusii Pinus 8 9 0,02 2,51 2,31 1,07 0,044 0,93 4,51 0,05 11 Moraceae Arthocarpus heterophyllus Nangka 5 7 0,01 1,57 1,79 0,83 0,068 1,45 3,85 0,04 12 Fabaceae Erythrina lithosperma Dadap 7 7 0,02 2,19 1,79 0,83 0,029 0,61 3,64 0,04 13 Euphorbiaceae Croton sp Walik angin 5 9 0,01 1,57 2,31 1,07 0,038 0,82 3,46 0,05 14 Lauraceae Cinnamomum verum Manis rejo 6 7 0,02 1,88 1,79 0,83 0,030 0,63 3,34 0,04 15 Alangiaceae Alangium javanica Cendana putih 4 7 0,01 1,25 1,79 0,83 0,028 0,60 2,69 0,04 16 Mimosaceae Albizia chinensis Sengon tekek 5 5 0,01 1,57 1,28 0,60 0,023 0,48 2,64 0,03 17 Moraceae Ficus sp Wilodo 5 5 0,01 1,57 1,28 0,60 0,021 0,44 2,61 0,03 18 Malvaceae Hibiscus sp Waru 5 5 0,01 1,57 1,28 0,60 0,019 0,41 2,57 0,03 19 Euphorbiaceae Glochidion macrostigma Dempul 3 5 0,01 0,94 1,28 0,60 0,040 0,84 2,38 0,03 20 Fabaceae Caesalpinia crista Linn Kleci 3 4 0,01 0,94 1,03 0,48 0,018 0,39 1,81 0,03 21 Euphorbiaceae Homalanthus giganteus Kerembi 2 2 0,01 0,63 0,51 0,24 0,040 0,85 1,71 0,01 22 Flacourtiaceae Scolopia macrophylla Kemarong 2 3 0,01 0,63 0,77 0,36 0,011 0,24 1,23 0,02
23 Rutaceae Acronychia trifoliata Belimbing kosek 2 3 0,01 0,63 0,77 0,36 0,009 0,19 1,17 0,02 24 Hamamelidaceae Altingia excelsa Rasamala 2 2 0,01 0,63 0,51 0,24 0,009 0,18 1,05 0,01 25 Meliaceae Swetenia macrophyla Mahoni 2 2 0,01 0,63 0,51 0,24 0,007 0,14 1,01 0,01 26 Lauraceae Cinnamomun sp Terawas 1 3 0,00 0,31 0,77 0,36 0,009 0,19 0,86 0,02 27 Lauraceae Cinnamomum burmannii Kayu manis 1 2 0,00 0,31 0,51 0,24 0,009 0,20 0,75 0,01 28 Hamamelidaceae Celtis spp. Rempelas 1 1 0,00 0,31 0,26 0,12 0,005 0,10 0,53 0,01 29 Fabaceae Acacia mangium Akasia mangium 1 1 0,00 0,31 0,26 0,12 0,005 0,10 0,53 0,01 30 Fabaceae Dichrostachys cinerea Pong 1 1 0,00 0,31 0,26 0,12 0,004 0,09 0,52 0,01 31 Combretaceae Terminalia microcarpa Clemprit 1 1 0,00 0,31 0,26 0,12 0,004 0,08 0,52 0,01 32 Urticaceae Laportea stimulans Kemadoh 1 1 0,00 0,31 0,26 0,12 0,004 0,08 0,52 0,01 33 Proteaceae Helicia javanica Kendung 1 1 0,00 0,31 0,26 0,12 0,003 0,06 0,50 0,01 34 Euphorbiaceae Antidesma ghaesembilla Ande-ande 1 1 0,00 0,31 0,26 0,12 0,003 0,06 0,49 0,01 35 Verbenaceae Vitex glabrata Bawangan 1 1 0,00 0,31 0,26 0,12 0,003 0,06 0,49 0,01 36 Lauraceae Glochidion sp Tambal 1 1 0,00 0,31 0,26 0,12 0,003 0,06 0,49 0,01 37 Myrtaceae Tristaniopsis sp Deliman 1 1 0,00 0,31 0,26 0,12 0,003 0,05 0,49 0,01 38 Meliaceae Melia azedarach. Mindi 1 1 0,00 0,31 0,26 0,12 0,002 0,05 0,48 0,01 39 Apocynaceae Alstonia scholaris Pulai 1 1 0,00 0,31 0,26 0,12 0,002 0,04 0,48 0,01 40 Meliaceae Toona sureni Suren 1 1 0,00 0,31 0,26 0,12 0,002 0,04 0,48 0,01
Total 319 840 100 100 100 300 2,20
Keterangan : f = Perjumpaan; n = Jumlah individu; F = Frekuensi; FR = Frekuensi Relatif (%); K= Kerapatan (Ind/ha); KR = Kerapatan Relatif (%); D = Dominansi; DR = Dominansi Relatif (%); INP = Indeks Nilai Penting (%); H’ = Indeks Shannon-Wiener
1 Theaceae Schima wallichii Puspa 72 346 0,18 12,79 22,18 20,34 1,885 19,29 52,42 0,32
2 Pinaceae Pinus merkusii Pinus 59 322 0,15 10,48 20,64 18,93 2,136 21,86 51,27 0,32
3 Fagaceae Lithocarpus sundaicus Pasang 68 240 0,17 12,08 15,38 14,11 1,088 11,13 37,32 0,28
4 Fabaceae Erythrina lithosperma Dadap 63 110 0,16 11,19 7,05 6,47 0,981 10,04 27,70 0,18
5 Cupressaceae Cupressus sp Bintamin 39 167 0,10 6,93 10,71 9,82 0,709 7,26 24,00 0,23
6 Fabaceae Acacia decuren Akasia dekuren 46 118 0,12 8,17 7,56 6,94 0,419 4,29 19,39 0,19
7 Fagaceae Castanopsis argentea Sarangan 18 73 0,05 3,20 4,68 4,29 0,757 7,74 15,23 0,14
8 Moraceae Arthocarpus heterophyllus Nangka 24 83 0,06 4,26 5,32 4,88 0,358 3,67 12,81 0,15
9 Mimosaceae Paraserianthes falcataria Sengon 34 48 0,09 6,04 3,08 2,82 0,239 2,45 11,31 0,10
10 Juglandaceae Engelhardia spicata Sowo 22 33 0,06 3,91 2,12 1,94 0,161 1,65 7,50 0,08
11 Lauraceae Cryptocarya ferrea Berasan 12 21 0,03 2,13 1,35 1,23 0,145 1,49 4,85 0,05
12 Mimosaceae Albizia chinensis Sengon tekek 12 20 0,03 2,13 1,28 1,18 0,103 1,06 4,36 0,05
13 Alangiaceae Alangium javanica Cendana putih 11 15 0,03 1,95 0,96 0,88 0,099 1,02 3,85 0,04
14 Fabaceae Acacia mangium Akasia mangium 8 12 0,02 1,42 0,77 0,71 0,118 1,21 3,34 0,03
15 Euphorbiaceae Croton sp Walik angin 9 12 0,02 1,60 0,77 0,71 0,041 0,42 2,72 0,03
16 Euphorbiaceae Glochidion sp Tambal 6 8 0,02 1,07 0,51 0,47 0,091 0,93 2,47 0,03
17 Fabaceae Dichrostachys cinerea Pong 6 10 0,02 1,07 0,64 0,59 0,070 0,71 2,37 0,03
18 Apocynaceae Alstonia scholaris Pulai 5 9 0,01 0,89 0,58 0,53 0,088 0,90 2,32 0,03
19 Euphorbiaceae Glochidion macrostigma Dempul 6 6 0,02 1,07 0,38 0,35 0,044 0,45 1,87 0,02
20 Ulmaceae Trema orientalis Anggrung 5 5 0,01 0,89 0,32 0,29 0,024 0,25 1,43 0,02
22 Euphorbiaceae Homalanthus giganteus Kerembi 3 5 0,01 0,53 0,32 0,29 0,038 0,39 1,22 0,02
23 Moraceae Ficus sp Wilodo 4 4 0,01 0,71 0,26 0,24 0,024 0,24 1,19 0,01
24 Flacourtiaceae Scolopia macrophylla Kemarong 4 4 0,01 0,71 0,26 0,24 0,018 0,18 1,13 0,01
25 Hamamelidaceae Altingia excelsa Rasamala 3 3 0,01 0,53 0,19 0,18 0,017 0,18 0,89 0,01
26 Malvaceae Hibiscus sp Waru 3 3 0,01 0,53 0,19 0,18 0,010 0,11 0,81 0,01
27 Asteraceae Blumea balsamifera DC Sembung 2 3 0,01 0,36 0,19 0,18 0,016 0,16 0,69 0,01
28 Ulmaceae Trema sp Anggring 2 2 0,01 0,36 0,13 0,12 0,012 0,12 0,59 0,01
29 Fabaceae Caesalpinia crista Linn Kleci 2 2 0,01 0,36 0,13 0,12 0,006 0,06 0,54 0,01
30 Meliaceae Buah lutung 1 2 0,00 0,18 0,13 0,12 0,014 0,14 0,44 0,01
31 Theaceae Puspania 1 1 0,00 0,18 0,06 0,06 0,012 0,12 0,36 0,00
32 Rutaceae Acronychia trifoliata Belimbing kosek 1 1 0,00 0,18 0,06 0,06 0,007 0,07 0,31 0,00
33 Magnoliaceae Michelia alba Kantil 1 1 0,00 0,18 0,06 0,06 0,005 0,05 0,29 0,00
34 Meliaceae Toona sureni Suren 1 1 0,00 0,18 0,06 0,06 0,004 0,04 0,28 0,00
35 Rubiaceae Cinchona succirubra Kina 1 1 0,00 0,18 0,06 0,06 0,004 0,04 0,28 0,00
36 Euphorbiaceae Antidesma ghaesembilla Ande - ande 1 1 0,00 0,18 0,06 0,06 0,003 0,04 0,27 0,00
37 Moraceae Ficus montana Awar-awar 1 1 0,00 0,18 0,06 0,06 0,003 0,03 0,26 0,00
38 Euphorbiaceae Malothus sp Tutup merah 1 1 0,00 0,18 0,06 0,06 0,003 0,03 0,26 0,00
39 Meliaceae Melia azedarach. Mindi 1 1 0,00 0,18 0,06 0,06 0,002 0,02 0,26 0,00
Total 563 1701 100 100 100 300 2,47
Keterangan : f = Perjumpaan; n = Jumlah individu; F = Frekuensi; FR = Frekuensi Relatif (%); K= Kerapatan (Ind/ha); KR = Kerapatan Relatif (%); D = Dominansi; DR = Dominansi Relatif (%); INP = Indeks Nilai Penting (%); H’ = Indeks Shannon-Wiener
1 Fabaceae Acacia decurens Akasia dekuren 13 28 0,07 32,50 388,89 45,16 77,66 0,36
2 Moraceae Ficus sp Wilodo 7 11 0,04 17,50 152,78 17,74 35,24 0,31
3 Theaceae Schima wallichii Puspa 4 4 0,02 10,00 55,56 6,45 16,45 0,18
4 Myrtaceae Psidium guajava Jambu biji 3 3 0,02 7,50 41,67 4,84 12,34 0,15 5 Myrtaceae Syzygium polyanthum Salam 3 3 0,02 7,50 41,67 4,84 12,34 0,15 6 Mimosaceae Paraserianthes falcataria Sengon 3 3 0,02 7,50 41,67 4,84 12,34 0,15
7 Moraceae Ficus montana Awar-awar 2 2 0,01 5,00 27,78 3,23 8,23 0,11
8 Mimosaceae Callyandra calothirsus Kaliandra 1 3 0,01 2,50 41,67 4,84 7,34 0,15
9 Pinaceae Pinus merkusii Pinus 1 2 0,01 2,50 27,78 3,23 5,73 0,11
10 Ulmaceae Trema orientalis Anggrung 1 1 0,01 2,50 13,89 1,61 4,11 0,07 11 Fabaceae Erythrina lithosperma Dadap 1 1 0,01 2,50 13,89 1,61 4,11 0,07 12 Mimosaceae Albizia chinensis Sengon tekek 1 1 0,01 2,50 13,89 1,61 4,11 0,07
Total 40 62 100 100 200 1,85
Keterangan : f = Perjumpaan; n = Jumlah individu; F = Frekuensi; FR = Frekuensi Relatif (%); K= Kerapatan (Ind/ha); KR = Kerapatan Relatif (%); INP = Indeks Nilai Penting (%); H’ = Indeks Shannon-Wiener
1 Fabaceae Acacia decurens Akasia dekuren 55 359 0,31 53,40 797,78 85,68 139,08 0,13
2 Theaceae Schima wallichii Puspa 12 20 0,07 11,65 44,44 4,77 16,42 0,15
3 Fabaceae Leucaena glauca Mlandingan 6 7 0,03 5,83 15,56 1,67 7,50 0,07
4 Ulmaceae Trema orientalis Anggrung 5 5 0,03 4,85 11,11 1,19 6,05 0,05
5 Mimosaceae Paraserianthes falcataria Sengon 4 6 0,02 3,88 13,33 1,43 5,32 0,06 6 Mimosaceae Albizia chinensis Sengon tekek 4 5 0,02 3,88 11,11 1,19 5,08 0,05 7 Euphorbiaceae Homalanthus giganteus Kerembi 3 3 0,02 2,91 6,67 0,72 3,63 0,04
8 Moraceae Artocarpus elasticus Bendo 2 2 0,01 1,94 4,44 0,48 2,42 0,03
9 Fabaceae Erythrina lithosperma Dadap 2 2 0,01 1,94 4,44 0,48 2,42 0,03
10 Moraceae Ficus variegata Gondang 2 2 0,01 1,94 4,44 0,48 2,42 0,03
11 Moraceae Ficus sp Wilodo 2 2 0,01 1,94 4,44 0,48 2,42 0,03
12 Euphorbiaceae Glochidion macrostigma Dempul 1 1 0,01 0,97 2,22 0,24 1,21 0,01 13 Mimosaceae Callyandra calothirsus Kaliandra 1 1 0,01 0,97 2,22 0,24 1,21 0,01 14 Urticaceae Laportea stimulans Kemadoh 1 1 0,01 0,97 2,22 0,24 1,21 0,01
15 Meliaceae Melia azedarach Mindi 1 1 0,01 0,97 2,22 0,24 1,21 0,01
16 Moraceae Arthocarpus heterophyllus Nangka 1 1 0,01 0,97 2,22 0,24 1,21 0,01
17 Moraceae Artocarpus altilis Sukun 1 1 0,01 0,97 2,22 0,24 1,21 0,01
Total 103 419 100 100 200 0,74
Keterangan : f = Perjumpaan; n = Jumlah individu; F = Frekuensi; FR = Frekuensi Relatif (%); K= Kerapatan (Ind/ha); KR = Kerapatan Relatif (%); INP = Indeks Nilai Penting (%); H’ = Indeks Shannon-Wiener
1 Theaceae Schima wallichii Puspa 30 35 0,17 69,77 19,44 72,92 0,30 73,70 216,39 0,23 2 Fabaceae Acacia decurens Akasia dekuren 5 5 0,03 11,63 2,78 10,42 0,03 8,26 30,30 0,24 3 Lauraceae Crytocarya ferrea Berasan 3 3 0,02 6,98 1,67 6,25 0,02 5,58 18,81 0,17 4 Pinaceae Pinus merkusii Pinus 1 1 0,01 2,33 0,56 2,08 0,02 3,86 8,26 0,08 5 Moraceae Ficus variegata Gondang 1 1 0,01 2,33 0,56 2,08 0,01 3,36 7,77 0,08 6 Protaceae Helicia javanica Kendung 1 1 0,01 2,33 0,56 2,08 0,01 1,98 6,39 0,08 7 Fabaceae Gliricidia sp Gleresede 1 1 0,01 2,33 0,56 2,08 0,01 1,71 6,12 0,08 8 Euphorbiaceae Glochidion macrostigma Dempul 1 1 0,01 2,33 0,56 2,08 0,01 1,55 5,96 0,08
Total 43 48 100 100 100 300 1,04
Keterangan : f = Perjumpaan; n = Jumlah individu; F = Frekuensi; FR = Frekuensi Relatif (%); K= Kerapatan (Ind/ha); KR = Kerapatan Relatif (%); D = Dominansi; DR = Dominansi Relatif (%); INP = Indeks Nilai Penting (%); H’ = Indeks Shannon-Wiener
1 Pinaceae Pinus merkusii pinus 74 452 0,41 40,44 62,78 66,57 5,660 74,78 181,79 0,27 2 Theaceae Schima wallichii Puspa 58 152 0,32 31,69 21,11 22,39 1,147 15,15 69,23 0,34 3 Fabaceae Acacia decurens Akasia dekuren 22 43 0,12 12,02 5,97 6,33 0,461 6,09 24,44 0,17 4 Fabaceae Erythrina lithosperma dadap 16 16 0,09 8,74 2,22 2,36 0,172 2,27 13,37 0,09 5 Cupressaceae Cupressus sp Bintamin 3 4 0,02 1,64 0,56 0,59 0,048 0,64 2,87 0,03 6 Mimosaceae Albizia chinensis sengon tekek 2 3 0,01 1,09 0,42 0,44 0,019 0,25 1,79 0,02 7 Juglandaceae Engelhardia spicata Sowo 2 2 0,01 1,09 0,28 0,29 0,022 0,29 1,68 0,02 8 Lauraceae Crytocarya ferrea berasan 2 2 0,01 1,09 0,28 0,29 0,010 0,13 1,52 0,02 9 Mimosaceae Paraserianthes falcataria sengon 1 2 0,01 0,55 0,28 0,29 0,009 0,12 0,96 0,02 10 Fagaceae Castanopsis argentea sarangan 1 1 0,01 0,55 0,14 0,15 0,010 0,14 0,83 0,01 11 Myrtaceae Acmena sp pancal kidang 1 1 0,01 0,55 0,14 0,15 0,006 0,08 0,77 0,01 12 Rubiaceae Cinchona succirubra Kina 1 1 0,01 0,55 0,14 0,15 0,005 0,06 0,75 0,01
Total 183 679 100 100 100 300 1,00
Keterangan : f = Perjumpaan; n = Jumlah individu; F = Frekuensi; FR = Frekuensi Relatif (%); K= Kerapatan (Ind/ha); KR = Kerapatan Relatif (%); D = Dominansi;