Cerita Ibu G:
1. L berusia 3 bulan dan menyusui sekitar 10-12 kali sehari - kadang tiap 1-2 jam, kadang setelah 5-6 jam. Bayi menyusu sekitar dua kali di malam hari. Ibu G tidak memberi susu tambahan, tapi kadang memberi air putih dengan sendok.
2. Berat badan L bertambah dengan baik, dan ia sangat sehat. Ia buang air kecil 6-8 kali sehari. Grafik pertumbuhan di KMS-nya menunjukkan pertambahan berat badan.
3. L lahir di RS, dan mulai menyusu segera setelah lahir. Ia dirawat gabung, dan tidak mendapat makanan/minuman pramenyusu. Bidan telah membantu, dan tidak mengalami kesulitan apapun.
4. Umur 25 tahun, dan sehat. tidak menggunakan metode KB apapun dengan anggapan bahwa menyusui sangat menyehatkan dan ingin meneruskannya.
5. L adalah bayi pertama.
6. Tinggal di rumah, tidak bekerja di luar rumah. Ayah L bekerja sebagai staf administrasi. Ayah L berpendapat bahwa sekaranglah waktunya bayi berhenti menyusu di malam hari.
E. Sesi 28. Mempertahankan Menyusui Simulasi Z (i): Terlalu sedikit berbicara
Bacakan ceritanya:
Ibu E datang membawa bayinya D untuk ditimbang di usia 5 bulan. Bayi D menyusu eksklusif, dan semua baik-baik saja. Berat badannya naik 800 gr selama bulan lalu, dan sekarang beratnya 7 kg. Perankan petugas kesehatan (PK):
PK: (Seolah-olah sedang menimbang bayi ibu E dan mencatat pertumbuhannya pada KMS dan tidak berkata apa. Ketika sudah selesai, memberikan KMS kepada Bu E dan mengatakan seperti di bawah ini).
PK: “Baik Bu, terima kasih. Simpan baik-baik KMS D dan kembali ke sini bulan depan, ya.”
Simulasi Z (ii): Mempertahankan menyusui
PK : (Seolah-olah sedang menimbang D). “Bagaimana Ibu memberi makan D”? Ibu E: “Hanya menyusuinya, kapan pun dia minta” PK : “Oh, itu bagus.”
(Sambil mengisi KMS-nya).
“Lihat grafik pertumbuhan D sekarang! Bagaimana menurut Ibu?” Ibu E: “Naik terus, kan? Apakah itu artinya berat badannya naik?
PK: “Ya. D naik agak banyak berat badannya bulan lalu, dan itu karena ASI saja.” (pujian). “Ibu tahu tidak, ASI membantu menjaga kesehatan anak sampai usia dua tahun atau lebih.” (informasi)
“Apa Ibu sudah berencana untuk mulai memberinya makanan lain, sambil terus menyusui?” (saran). ________________________________________________________________
F. Sesi 32. Permainan-peran: Membantu ibu yang bekerja di luar rumah Ibu S melahirkan bayinya yang ketiga 4 minggu yang lalu.
Ibu S bekerja di sebuah toko. Ia harus kembali bekerja ketika bayinya berusia 2 bulan. Dia berhenti menyusui anak-anaknya yang terdahulu ketika mereka berusia 6 minggu, dan kemudian memberi mereka susu botol, karena harus kembali bekerja. Mereka sering sakit, dan ia merasa kehilangan ‘kedekatan lewat menyusui’.
Ibu S lebih suka menyusui bayinya, dan seorang teman mengatakan bahwa beberapa ibu melakukannya, tetapi Ibu S tidak tahu bagaimana caranya. Ia khawatir nanti payudaranya basah, ASI menetes dan menimbulkan bau tak sedap di tempat kerja - ini akan memalukan, dan mungkin mengganggu majikan dan pelanggannya. Ia mengkhwatirkan soal bagaimana mencoba menyusui, soal pekerjaan, dan soal mengurus anak-anaknya yang lain serta ayah mereka.
Dia akan meninggalkan rumah sekitar 10 jam, lima hari kerja seminggu. Adik perempuannya akan mengurus bayinya selama ia bekerja, dan dia benar-benar bisa diandalkan. Tidak ada lemari es. Ibu S sudah membeli 2 buah botol susu baru.
G. Sesi 33. Bermain peran: Memilih susu formula terbaik
Ibu P dan bapak S adalah orangtua dari seorang bayi usia 4 minggu bernama A. Bapak S bekerja di kota.
Bapak S pulang kerja dan Ibu P memberitahunya bahwa ia ingin membeli susu formula. Ibu P berpikir ASI-nya tidak cukup untuk A. A sudah diberi susu botol pada malam hari waktu di rumah sakit, dengan demikian Ibu P bisa beristirahat. Ibu P melihat beberapa kaleng susu formula di kantor perawat. Ibu P ingin membeli merek yang sama, sebab merek itu mungkin baik dan aman jika rumah sakit menggunakannya. Bapak S tidak tahu banyak tentang menyusui atau susu formula. Ia terutama kuatir soal
biayanya, karena upahnya rendah. Bapak S lebih senang Ibu P menyusui, karena itu yang lebih murah. Jika Bapak P jadi membeli susu formula, Bapak S mau Ibu P membeli merek termurah, karena ia pikir semuanya sama saja.
St adalah penjaga toko, yang menjual susu formula. Ia teman Ibu P. Dia menjual merek susu formula yang dipakai di rumah sakit. Dia juga menyediakan beberapa merek berbeda yang direkomendasikan dokter kepada pasiennya. St bilang dokter memberi pasien-pasiennya sampel gratis. Ada juga merek-merek lokal yang lebih murah yang St berikan kepada bayinya sendiri, dan sekarang anak itu sehat. Dan tersedia juga merek yang lebih mahal yaitu untuk anak yang kena diare.
St memberitahu Ibu P dan Bapak S soal harga, dan mencoba menunjukkan keunggulan masing- masing merek - yang ini lebih manis rasanya, atau yang ini lebih mudah dicampur dengan air dingin. St menunjukkan gambar cantik bayi tersenyum, label yang menarik, atau kaleng anti-semut, atau sendok takar yang multiguna.
Ibu P dan Bapak S berdiskusi yang manakah yang terbaik buat A, dan melupakan segalanya tentang menyusui. Mereka ingin tahu apakah mereka sebaiknya membeli merek yang direkomendasikan oleh dokter yang diceritakan St. Akan tetapi, mereka belum pernah ke dokter itu, dan tidak kenal dia. Ibu P berpikir apakah mereka sebaiknya membeli merek yang bagus untuk diare? Harganya mahal, jadi mungkin bagus sekali. Bisa mencegah A diare. Bapak S tetap berpendapat bahwa yang lebih murah sama saja. St memakainya. Akhirnya, Ibu P mendesak untuk membeli susu dengan merek yang biasanya digunakan di rumah sakit.
Ibu P bilang ia akan menggunakan susu formula itu sedikit-sedikit, dan dia akan mengatur agar satu kaleng habis dalam dua bulan.
Lampiran 6