BAB VI ANALISIS TEMATIK
1. Sinkronisasi Program APBN dan APBD dalam Pembangunan Infrastruktur dan Upaya
APBN adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan ditetapkan dengan Undang-Undang. Sedangkan APBD adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang dibahas dan disetujui oleh DPRD serta ditetapkan dalam Peraturan Daerah. Pada APBN tahun 2018, fokus belanja Pemerintah diarahkan untuk program-program antara lain: (1) kemiskinan dan kesenjangan, melalui PKH, BPNT, pelayanan kesehatan dan program Indonesia Pintar; (2) infrastruktur; (3) sektor unggulan di bidang pertanian, pariwisata dan perikanan; (4) aparatur negara dan pelayanan masyarakat melalui peningkatan reformasi birokrasi, peningkatan kesejahteraan ASN dan TNI/Polri seta perbaikan sistem dan manfaat pensiun; dan (5) pertahanan, keamanan dan demokrasi.
Dalam perencanaan dan penyusunan anggaran, setiap Kementerian/Lembaga dan seluruh Pemerintah Daerah wajib mempedomani arah dan rencana kerja yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat sehingga prioritas dan fokus pembangunan nasional dapat dicapai. Prioritas pembangunan nasional dapat direalisasikan dengan baik apabila Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota melakukan sinkronisasi dan sinergi. Sinkronisasi diwujudkan dalam bentuk sinergi dalam kebijakan, program dan kegiatan prioritas serta didukungan oleh ketersediaan anggaran di dalam APBN dan APBD.
Pembangunan infrastruktur di seluruh wilayah tanah air merupakan salah satu prioritas pembangunan nasional pada tahun 2018 dalam rangka mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi melalui penciptaan lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya, mengentaskan kemiskinan serta mewujudkan kesejahteraan yang merata bagi seluruh masyarakat Indonesia. Sebagai wujud sinergi dan dukungan dalam pembangunan infrastruktur di Sulawesi Tenggara, maka Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2017 sampai dengan 2019 menetapkan lima strategi pembangunan yang merupakan wujud harmonisasi kebijakan dan program kerja antara Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat yaitu antara lain : (1) Sinergitas potensi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi; (2) pengembangan konektivitas antar wilayah melalui pembangunan infrastruktur; (3) peningkatan pelayanan dasar dan administrasi
pemerintahan; (4) penguatan SDM dan pengarusutamaan gender; dan (5) pelestarian SDA dan peningkatan daya saing daerah.
Pengertian Infrastruktur, menurut American Public Works Association (Stone,1974 dalam Kodoatie, R.J.,2005) adalah fasilitas-fasilitas fisik yang dikembangkan atau dibutuhkan oleh agen-agen publik untuk fungsi-fungsi pemerintahan dalam penyediaan air, tenaga listrik, pembuangan limbah, transportasi dan pelayanan-pelayanan terkait untuk memfasilitasi tujuan-tujuan sosial dan ekonomi. Dengan demikian berdasarkan pengertian infrastruktur tersebut maka infrastruktur merupakan sistem fisik yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi.
Alokasi anggaran infrastruktur setiap tahun sangat besar, hal ini menunjukkan arah prioritas pembangunan dan besarnya perhatian Pemerintah dalam membangun infrastruktur di wilayah Sulawesi Tenggara. Berikut ini adalah alokasi anggaran infrastruktur di Sulawesi Tenggara tahun 2017 dan 2018.
Tabel 6. 1 Alokasi Anggaran Infrastruktur Dalam APBN dan APBD Sulawesi Tenggara Tahun 2017 dan 2018 (milyar rupiah)
APBN APBD
2017 2018 2017 2018
Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi 3.886,7 3.694,9 2.858,3 2.738,4 4.591,3 3.975,9 4.117,6 3.743,6 Sumber : ME Budget Execution dan data Pemda (diolah)
Bappenas dalam Wahyuni, Krismanti Tri (2009), menyatakan bahwa pembangunan infrastruktur memiliki nilai yang sangat penting dan strategis karena pembangunan infrastruktur mempengaruhi pertumbuhan ekonomi melalui hubungan antara lain : (1) keberadaan jalan, jembatan, listrik, telpon dan fasilitas infrastruktur lainnya akan menciptakan transaksi dalam perekonomian; (2) infrastruktur menjadi input dalam kegiatan perekonomian atau produksi seperti ketersediaan listrik dan air; (3) akses terhadap infrastruktur akan menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat karena ketersediaan infrastruktur saat ini sudah menjadi kebutuhan dasar masyarakat modern seperti penyediaan air minum dan sanitasi yang baik, layanan transportasi yang memadai ataupun kecukupan pasokan listrik.
Penyediaan infrastruktur jalan masih menjadi tantangan utama pembangunan ekonomi di wilayah Sulawesi Tenggara. Secara umum infrastruktur jalan di Sulawesi Tenggara masih relatif terbatas. Padahal ketersediaan infrastruktur jalan secara memadai sangat dibutuhkan untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara, mempercepat penurunan angka kemiskinan, mengoptimalkan pemanfaatan sumber
84
daya alam, meningkatkan daya saing ekonomi wilayah dan memperbaiki akses penduduk terhadap sumberdaya alam, pasar dan layanan publik seperti antara lain pendidikan dan kesehatan.
Alokasi anggaran infrastruktur dalam APBD masing-masing Pemerintah Daerah di Sulawesi Tenggara tahun 2017 dan 2018 adalah sebagai berikut:
Tabel 6. 2 Alokasi Anggaran Infrastruktur Tahun 2017 dan 2018 dalam APBD Pemerintah Daerah Lingkup Sulawesi Tenggara
(dalam milyar rupiah)
NO NAMA PEMDA APBD 2017 APBD 2018
BELANJA
ANGGARAN
INFRASTRUKTUR BELANJA
ANGGARAN INFRASTRUKTUR MODAL PAGU REALISASI % MODAL PAGU REALISASI % 1 PEMPROV. SULTRA 998,96 878,50 752,93 85,71 885,67 683,26 669,85 98,04 2 KAB. BUTON 191,85 168,78 154,75 91,69 264,50 200,04 184,31 92,14 3 KAB . KONAWE 455,69 401,98 258,65 64,34 270,87 208,06 168,84 81,15 4 KAB. KOLAKA 296,54 242,45 203,15 83,79 266,75 238,54 224,51 94,12 5 KAB. MUNA 297,97 272,38 263,19 96,63 360,10 308,96 266,91 86,39 6 KOTA KENDARI 395,59 361,66 268,92 74,36 499,96 366,52 316,62 86,39 7 KOTA BAUBAU 300,94 228,52 199,98 87,51 207,94 158,94 118,48 74,54 8 KAB. KONAWE SELATAN 271,30 238,75 190,72 79,88 500,00 421,77 399,57 94,74 9 KAB. BOMBANA 207,41 190,75 186,09 97,56 165,49 132,93 127,05 95,58 10 KAB. WAKATOBI 218,21 172,17 170,60 99,09 261,68 212,35 208,33 98,11 11 KAB. KOLAKA UTARA 138,37 104,02 94,06 90,42 121,19 80,91 80,19 99,11 12 KAB. KONAWE UTARA 173,23 115,70 114,36 98,84 149,90 105,65 100,57 95,19 13 KAB. BUTON UTARA 186,18 144,47 144,41 99,96 170,54 127,13 100,25 78,86 14 KAB. KONAWE KEPULAUAN 295,32 242,46 213,08 87,88 222,94 183,40 170,19 92,80 15 KAB. KOLAKA TIMUR 236,04 211,35 193,61 91,61 198,21 164,72 116,31 70,61 16 KAB. MUNA BARAT 295,22 257,47 239,13 92,88 231,35 194,31 184,03 94,71 17 KAB. BUTON TENGAH 226,22 197,33 180,36 91,40 239,76 210,49 198,22 94,17 18 KAB. BUTON SELATAN 193,64 162,53 147,93 91,02 154,85 119,60 109,37 91,45 TOTAL 5.378,68 4.591,27 3.975,92 86,60 5.171,70 4.117,58 3.743,60 90,92 Sumber : LKPD Unaudited (diolah)
Anggaran infrastruktur Pemerintah Daerah di Sulawesi Tenggara tahun 2018 dipergunakan untuk pembangunan, pemeliharaan dan peningkatan 1.009,28 km jalan Provinsi dan 9.809 km jalan Kabupaten/Kota, 5.904 gedung sekolah TK/SD/SMP/SMA/SMK/SLB, 5.073 tempat ibadah, 865 unit fasilitas kesehatan berupa RSUD/Puskesmas/BalaiPengobatan/Apotek, penataan 136.245 hektar lahan tidur menjadi lahan produktif dalam rangka menjadikan Sulawesi Tenggara sebagai salah satu lumbung pangan nasional, perluasan areal dan bangunan terminal/pelabuhan, instalasi pengolahan sampah, air baku dan air kotor, pengembangan jaringan dan distribusi air bersih dan drainase, penyelenggaraan transmigrasi bagi lebih dari 100 kepala keluarga, budidaya ternak dan unggas serta berbagai kegiatan infrastruktur lainnya yang dananya bersumber dari APBD.
Adapun alokasi anggaran infrastruktur Sulawesi Tenggara dalam APBN di masing-masing Kementerian/Lembaga adalah sebagai berikut:
Tabel 6. 3 Alokasi Anggaran Infrastruktur Sulawesi Tenggara dalam APBN tahun 2017 dan 2018 (dalam milyar rupiah)
NO KEMENTERIAN / LEMBAGA 2017 2018
PAGU REALISASI PAGU REALISASI 1 Kementerian Dalam Negeri (010) 1,40 1,37 0,00 0,00 2 Kementerian Pertahanan (012) 2,50 2,50 0,00 0,00 3 Kementerian Pertanian (018) 19,84 18,24 0,00 0,00 4 Kementerian Perhubungan (022) 473,30 460,24 322.35 318.19 5 Kementerian Kesehatan (024) 1,38 0,32 3,18 2,63 6 Kementerian Agama (025) 8,56 8,22 55,65 55,04 7 Kementerian Ketenagakerjaan (026) 0,10 0,98 4,68 3,92 8 Kementerian LH dan Kehutanan (029) 6,89 6,76 13,23 13,19 9 Kementerian Kelautan dan Perikanan (032) 33,07 23,30 0,60 0,60 10 Kementerian PU dan Perumahan Rakyat (033) 1.598,66 1.500,17 1.656,04 1.558,68 11 Kepolisian Negara Republik Indonesia (060) 28,37 28,07 0,00 0,00 12 Badan Pengawas Obat dan Makanan (063) 2,01 1,57 0,00 0,00 13 Badan Narkotika Nasional (066) 1,32 1,18 0,00 0,00 14 Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi (067) 26,83 26,65 34,23 33,83 15 Kementerian Perdagangan (090) 72,00 71,70 106,50 101,43 16 Kementerian Keuangan (BUN) (999) 1.610,46 1.544,51 590,82 585,46 17 Kejaksaan Republik Indonesia (006) 0,00 0,00 9,27 9,09 18 Kementerian Riset, Teknologi dan PT (042) 0,00 0,00 44,55 43,72 19 Komisi Pemilihan Umum (076) 0,00 0,00 16,13 11,54
20 LPP RRI (116) 0,00 0,00 1,04 1,03
Total 3.886,69 3.694,93 2.858,29 2.738,37 Sumber : ME Budget Execution Direktorat PA (diolah)
Anggaran insfrastruktur dalam APBN tahun 2018 di Sulawesi Tenggara dipergunakan untuk pembangunan, pemeliharaan dan peningkatan 1.497,81 km jalan negara, 706 sekolah RA/MI/MTs/MA, penyediaan 400 unit rumah susun yang dibiayai dari APBN, pengembangan 13.340 hektar tanaman kakao dan kelapa, pengembangan dan rehabilitasi 86 km jaringan irigasi permukaan, rawa dan tambak, pengelolaan 2 unit taman nasional serta berbagai kegiatan infrastruktur lainnya yang dananya bersumber dari APBN.
Sinergitas program dan kegiatan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah serta alokasi anggaran infrastruktur yang cukup besar dalam APBN dan APBD telah mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara selalu berada diatas rata-rata nasional. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Sulawesi Tenggara telah berhasil menurunkan tingkat kemiskinan dan jumlah penduduk miskin di Sulawesi Tenggara secara bertahap dalam beberapa tahun terakhir yang salah satu indikatornya ditunjukkan dengan semakin berkurangnya jumlah keluarga pra sejahtera di Sulawesi
86
Tenggara. Adapun besarnya prosentase alokasi belanja infrastruktur di Sulawesi Tenggara dalam APBN dan APBD tahun 2017 dan 2018 adalah sebagai berikut: Tabel 6. 4 Persentase Besaran Alokasi Anggaran Infrastruktur dalam APBN dan APBD
(dalam persen)
NO NAMA PEMDA APBN APBD
2017 2018 2017 2018
Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi 1 PEMPROV. SULTRA 72,3 73,2 50,4 49,1 22,7 19,4 17,2 16,8 2 KAB. BUTON 32,0 31,6 16,9 16,9 21,1 19,4 23,3 21,5 3 KAB . KONAWE 28,2 27,3 12,5 12,5 24,4 15,7 14,0 11,4 4 KAB. KOLAKA 28,0 27,8 16,6 16,6 20,8 17,4 20,3 19,1 5 KAB. MUNA 39,2 40,0 22,0 21,8 23,1 22,3 24,3 21,0 6 KOTA KENDARI 26,3 25,3 25,3 24,4 27,6 20,5 25,2 21,8 7 KOTA BAUBAU 35,2 34,4 15,0 14,4 23,6 20,6 17,1 12,8 8 KAB. KONAWE SELATAN 20,1 20,1 9,5 9,4 17,5 14,0 26,2 24,9 9 KAB. BOMBANA 27,6 26,9 11,8 11,8 24,0 23,4 15,7 15,0 10 KAB. WAKATOBI 53,6 52,4 40,6 40,4 21,5 21,3 24,8 24,3 11 KAB. KOLAKA UTARA 24,4 23,3 12,6 12,5 13,0 11,8 9,5 9,4 12 KAB. KONAWE UTARA 35,1 35,0 12,5 12,4 14,7 14,6 13,4 12,7 13 KAB. BUTON UTARA 41,2 39,4 25,8 24,2 23,4 23,4 19,5 15,4 14 KAB. KONAWE KEPULAUAN 37,1 36,6 16,3 15,8 40,1 35,3 32,1 29,8 15 KAB. KOLAKA TIMUR 40,5 40,4 15,2 15,1 30,3 27,7 24,3 17,2 16 KAB. MUNA BARAT 42,6 42,2 18,3 18,3 35,9 33,4 28,9 27,4 17 KAB. BUTON TENGAH 53,1 52,0 34,5 34,1 30,1 27,5 30,1 28,3 18 KAB. BUTON SELATAN 32,9 32,5 39,3 39,1 28,2 25,7 20,6 18,8 RATA-RATA ALOKASI 38,8 38,5 26,0 25,9 23,7 20,5 20,6 18,8 Sumber : Data SIKD (diolah)
Alokasi anggaran infrastruktur dalam APBN dan APBD di Sulawesi Tenggara tahun 2017 dan 2018 selalu berada diatas 20 persen. Hal ini menunjukkan begitu besar perhatian Pemerintah terhadap pembangunan dan pengembangan infrastuktur di wilayah Sulawesi Tenggara. Alokasi anggaran infrastruktur Sulawesi Tenggara ini bahkan telah melampaui alokasi anggaran untuk sektor pendidikan yang dipatok UU sebesar 20%. Ketersediaan barang publik di Sulawesi Tenggara dalam dua dasawarsa yang terus bertambah merupakan wujud dari pelayanan Pemerintah kepada masyarakat. Demikian juga dengan alokasi anggaran infrastruktur yang besar dalam APBN dan APBD merupakan bentuk percepatan pembangunan dan pemerataan hasil-hasil pembangunan bagi seluruh lapisan masyarakat khususnya di Sulawesi Tenggara. Perkembangan ketersediaan beberapa barang publik sebagai indikator dan wujud pelaksanaan proyek infrastruktur di Sulawesi Tenggara antara tahun 1995 sampai dengan 2016 ditabulasikan sebagai berikut:
Tabel 6. 5 Jumlah Publik Good dalam Wilayah Sulawesi Tenggara periode tahun 1995 s.d. 2016 NO BIDANG / SEKTOR SATUAN TAHUN KENAIKAN % 1995 1999 2004 2008 2016 1995-2016 NAIK I KESEHATAN
RUMAH SAKIT Unit 10 11 14 26 32 22 220% PUSKESMAS Unit 127 130 146 207 279 152 120% POLINDES Unit - - 349 238 195 195 100% II PENDIDIKAN SEKOLAH TK Unit 324 404 673 990 2.443 2.119 654% SEKOLAH SD Unit 1.753 1.849 2.021 2.163 2.287 534 30% SEKOLAH SMP Unit 231 246 304 528 712 481 208% SEKOLAH SMA / SMK Unit 103 109 176 277 406 303 294% III AGAMA
MASJID Unit - - 2.631 2.599 3.401 3.401 100% MUSHOLLAH Unit - - 293 528 1.044 1.044 100% GEREJA PROTESTAN Unit - - 173 173 298 298 100% GEREJA KATOLIK Unit - - 45 45 62 62 100% PURA Unit - - 93 178 252 252 100% VIHARA Unit - - - 7 16 16 100% IV PERTANIAN SAWAH Hektar - 85.248 91.240 92.279 103.812 103.812 100% TEGAL/KEBUN Hektar - 232.081 192.291 213.767 213.009 213.009 100% LADANG/HUMA Hektar - 93.338 92.067 116.727 213.009 213.009 100% V KEHUTANAN (Ribu Hektar)
HUTAN LINDUNG Hektar - 1.061,3 1.061,3 1.061,3 1.081,5 1.081,5 100% SUAKA ALAM/HUTAN
WISATA Hektar - 274,1 274,1 274,1 282,9 282,9 100% HUTAN PRODUKSI Hektar - 633,4 633,4 633,4 968,7 968,7 100% VI TRANSPORTASI
PANJANG JALAN NASIONAL KM 303,6 612,6 1.293,9 1.293,9 1.497,8 1.194,2 393% PANJANG JALAN PROVINSI KM 1.178,6 1.489,1 488,8 1.187,6 1.187,6 9,0 1% PANJANG JALAN KAB / KOTA KM 4.488,1 4.757,3 5.482,3 7.652,5 9.809,0 5.320,9 119% Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Tenggara (diolah)
Berikut akan diukur hubungan antara alokasi anggaran infrastruktur dengan angka kemiskinan di Sulawesi Tenggara. Pembangunan infrastruktur dengan anggaran yang besar apakah berdampak menurunkan angka kemiskinan yang direpresentasikan melalui berkurangnya jumlah keluarga pra sejahtera di Sulawesi Tenggara. Korelasi antara alokasi anggaran infrastruktur dalam APBN dan APBD di Sulawesi Tenggara dan tingkat kemiskinan pada tahun 2018 akan diuji dengan menggunakan analisis regresi melalui model persamaan sebagai berikut:
∆ Y = a + b1X1+ b2X2 + e Dimana :
∆ Y = Angka Kemiskinan a = Konstanta
b1, b2 = Koefisien Regresi
X1 = Alokasi Anggaran Infrastruktur per Pemda Dalam APBN (%) X2 = Alokasi Anggaran Infrastruktur per Pemda Dalam APBD (%) e = Random Error
Hipotesa :
H0 = Tidak ada hubungan antara alokasi anggaran infrastruktur per Pemda dalam APBN dan APBD dengan penurunan kemiskinan
88
H1 = Terdapat hubungan antara alokasi anggaran infrastruktur per Pemda dalam APBN dan APBD dengan penurunan kemiskinan
Setelah data dimasukkan dan diolah dengan menggunakan aplikasi SPSS, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Y’ = 4662.491 - 74,482X1 - 692,107X2 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardiz ed Coefficient s t Sig B Std Error Beta 1 (Constant) APBN (X1) APBD (X2) 4662.491 -74.482 -692.107 668.382 59.161 116.049 -1.012 -214 6.976 -1.259 -5.964 .000 .227 .000 a. Dependent Variable: Angka Kemiskinan (Y)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of The Estimate
1 .879a .772 .742 870.80
a. Predictors: (Constant), APBD (X2), APBN (X1)
ANOVAb
Model Squares Sum of df Mean Square F Sig
1 Regression Residual Total 38620594 11374406 49995000 2 15 17 19310297.00 758293.733 25.465 .000 3
a. Predictors: (Constant), APBD (X2), APBN (X1) b. Dependent Variable : Angka Kemiskinan (Y)
Adapun hasil yang diperoleh dari perhitungan persamaan regresi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Konstanta sebesar 4662,491; menunjukkan bahwa jika Alokasi APBN (X1) dan Alokasi APBD (X2) nilainya sebesar 0, maka angka kemiskinan di Sulawesi Tenggara adalah sebesar 4662,491.
2. Koefisien regresi variabel Alokasi APBN (X1) adalah sebesar -74,482; artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan Alokasi APBN mengalami kenaikan sebesar 1%, maka kemiskinan akan mengalami penurunan sebesar 74,482. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara Alokasi APBN dengan angka kemiskinan, dimana semakin naik Alokasi APBN maka semakin berkurang angka kemiskinan.
3. Koefisien regresi variabel Alokasi APBD (X2) sebesar -692,107; artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan Alokasi APBD mengalami kenaikan 1%, maka
kemiskinan akan mengalami pengurangan sebesar 692,107. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara Alokasi APBD dengan angka kemiskinan, dimana dengan semakin naiknya Alokasi APBD maka semakin berkurang angka kemiskinan di Sulawesi Tenggara.
4. Angka R sebesar 0,879. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat dan signifikan antara variabel Alokasi APBN dan Alokasi APBD terhadap angka kemiskinan.
5. Angka R2 (R Square) sebesar 0,772 atau (77,2%). Hal ini menunjukkan sumbangan pengaruh variabel independen (Alokasi APBN dan Alokasi APBD) terhadap variabel dependen (angka kemiskinan) adalah sebesar 77,2%. Atau dengan kata lain dua variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan sebesar 77,2% dari perubahan variabel dependennya (angka kemiskinan). Sedangkan sisanya yang sebesar 22,8% dipengaruhi oleh variable-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model.
6. F hitung > F tabel (25,465 > 3,683), menunjukkan bahwa ada pengaruh sangat signifikan antara Alokasi APBN dan Alokasi APBD secara bersama-sama terhadap angka kemiskinan. Jadi dapat disimpulkan bahwa Alokasi APBN dan Alokasi APBD secara bersama-sama berpengaruh terhadap dinamika kemiskinan di Sulawesi Tenggara.
Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara kenaikan alokasi anggaran infrastruktur dengan penurunan tingkat kemiskinan di Sulawesi Tenggara. Berdasarkan hasil perhitungan maka Pemerintah sudah sangat tepat bila menetapkan kebijakan pembangunan yang memprioritaskan alokasi anggaran untuk pembenahan infrastruktur guna mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran di Sulawesi Tenggara.
Menurut Basuki Hadimuljono, Menteri PUPR, dalam tribunnews.com, proyek-proyek padat karya yang menyerap banyak tenaga kerja sebagaimana proyek infrastruktur memiliki efek pengungkit atau efek pengganda yang besar dalam perekonomian yang akan memberikan dampak signifikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara, mengurangi kesenjangan antar wilayah serta menurunkan angka ketimpangan ekonomi dan kemiskinan.
Dengan selarasnya arah dan kebijakan APBN dan APBD tahun 2018 dalam memprioritaskan pembangunan infrastruktur di Sulawesi Tenggara menjadikan Sulawesi Tenggara memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang stabil bahkan selalu
90
diatas rata-rata nasional dalam lima tahun terakhir. Hal ini merupakan modal yang sangat baik dan ideal bagi terus tumbuh kembangnya perekonomian di Sulawesi Tenggara sehingga pada gilirannya, berbagai program dan kegiatan Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan di Sulawesi Tenggara dapat diwujudkan dengan cepat menuju Sulawesi Tenggara yang lebih baik.