• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sinopsis Film Cinta Tapi Beda

BAB II LANDASAN TEORI

C. Sinopsis Film Cinta Tapi Beda

Cerita berawal dari seorang pemuda bernama Cahyo yang diperankan oleh Reza Nangin. Cowok ganteng asal Kota Gudeg Yogya ini bekerja sebagai chef di Jakarta. Cahyo sendiri anak pertama dari pasangan Fadholi dan Munawaroh, sebuah keluarga muslim yang taat beribadah. Saat itu Cahyo sedang berusaha menghibur diri dari luka hati karena diselingkuhi oleh kekasihnya yang bernama Mitha. Suatu saat Cahyo bertemu dengan Diana saat ia pergi ke pertunjukan tari kontemporer yang dibimbing oleh bu’lenya (Mbak Diyah).

Diana merupakan mahasiswi cantik jurusan seni tari bimbingan bu’lenya Cahyo. Diana adalah gadis asal Padang. Diana sendiri tinggal bersama om dan tantenya di Jakarta, dan keluarga Diana merupakan penganut Katolik yang taat beribadah. Om Diana bernama Om Thalib menikah dengan Istrinya yang beragama Islam. Mereka menjalankan kehidupan rumah tangga dengan berbeda agama. Walaupun mereka berbeda agama tetapi kehidupan rumah tangga mereka bisa dibilang cukup harmonis. Disini diceritakan bahwa Diana sangat menyukai masakan berupa babi rica-rica yang memang diharamkan dalam keluarga muslim.

3

Setelah Cahyo bertemu dengan Diana pada saat itu, mereka jadi sering bertemu dan akhirnya hubungan mereka menjadi semakin dekat. Sampai pada akhirnya mereka memutuskan untuk menjalin hubungan meski berbeda keyakinan. Tetapi mereka sama-sama menghargai keyakinan masing-masing. Waktu terus berlanjut hingga mereka serius untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan.

Masalah bermula pada saat Cahyo mengajak Diana untuk bertemu dengan Keluarganya di Yogya. Tepat pada saat itu disana ada acara Khitanan adik ketiga Cahyo yang bernama Lintang. Diana sangat khawatir akan keputusan Cahyo yang ingin mengenalkannya kepada keluarganya. Setelah mereka sampai di kediaman Cahyo yang berada di Yogya, Diana menjadi sorotan mata semua orang yang berada di sana. Bukan hanya karena Diana dikenalkan sebagai calon istri Cahyo, tetapi karena di leher Diana tergantung kalung salib yang menjadi simbol pemeluk agama Kristen. Sedangkan seluruh keluarga Cahyo adalah Muslim yang taat beribadah. Ibunda Cahyo sendiri bisa memaklumi cinta antara dua sejoli tersebut, namun tidak dengan ayahnya, Fadholi. Ayah Cahyo tersebut sampai kapanpun tidak akan memberi restu hubungan tersebut, bahkan sang ayah mengancam akan memutuskan tali hubungan keluarga dengan anaknya, bila Cahyo sampai nekat.

Di lain pihak, ibunda Diana pun juga keberatan dengan pilihan putrinya tersebut. Ia ingin Diana meninggalkan Cahyo dan tetap memeluk agama Katolik, karena Kakak-kakak Diana, termasuk om dan tantenya telah meninggalkan keyakinan mereka dengan menikahi orang yang beragama selain Katolik. Diana tidak bisa membohongi hatinya bahwa ia sudah sangat mencintai Cahyo,

begitupun dengan Cahyo. Saat itu Cahyo terus berusaha menemui ibunda Diana untuk membicarakan semuanya tetapi Ibunda Diana tidak ingin mendengarnya. Waktu berlalu, tapi Cahyo dan Diana masih sulit untuk melupakan satu sama lain. Karena mereka disatukan bukan oleh keyakinan tapi oleh cinta.

Perjuangan cinta mereka tidak berhenti sampai disitu saja, Diana dan Cahyo diam-diam masih saling berhubungan meskipun hubungan mereka dilarang oleh keluarga mereka masing-masing. Suatu hari mereka pergi ke Kantor Urusan Agama (KUA) untuk menanyakan tentang pernikahan beda agama di Indonesia. Disana mereka dijelaskan bahwa salah satu dari mereka harus pindah keyakinan jika ingin menikah. Diana dan Cahyo keberatan dengan peraturan ini. Mereka berdua tetap berpegang teguh dengan keyakinan mereka masing-masing. Saat itu juga mulailah mereka bimbang akan nasib hubungan mereka kedepannya.

Pada saat Diana selesai melaksanakan ujian tari, ibunda Diana mengenalkan seorang lelaki yang berprofesi sebagai dokter kepada Diana. Lelaki itu bernama Oka. Dokter Oka adalah teman satu Gereja ibunda Diana. Ibunda Diana berniat menjodohkan anaknya dengan Dokter tersebut, tetapi Diana menolak perjodohan tersebut, karena ia sangat mencintai Cahyo. Pada hari itu juga Cahyo menemui ibunda Diana dan menyatakan bahwa ia ingin melamar Diana. Saat itu Ibunda Diana marah besar kepada Cahyo dan tidak mengizinkannya untuk mendekati Diana lagi. Karena sampai kapanpun juga ibunda Diana tidak akan merestui hubungan mereka berdua.

Untuk menuruti keinginan sang bunda dan demi kesehatan beliau, Diana akhirnya pulang ke Padang dan menerima perjodohannya dengan dokter Oka, lelaki pilihan sang ibu yang memiliki keyakinan yang sama. Diana mencoba menutup hati untuk Cahyo. Cahyopun melewati masa terburuk dalam hidupnya dan memilih pulang ke Yogyakarta. Dengan kejadian tersebut, bagi Cahyo, Diana tak ada bedanya dengan Mitha yang lebih memilih laki-laki lain dari pada dia. Sedangkan di Padang, Diana berusaha mencintai calon suaminya dan Oka berusaha membantu Diana untuk melupakan sang mantan.

Saat hari pernikahan Oka dan Diana tiba, Diana mencoba untuk memberitahu Cahyo melalui telepon tentang pernikahannya, tetapi Cahyo tidak merespon teleponnya. Di Gereja pada saat ikrar pernikahan Katolik diucapkan, Diana hanya terdiam dan tidak bisa menjawab pertanyaan pendeta. Akhirnya Oka membatalkan pernikahannya dengan Diana. Dengan alasan bahwa ia tidak mau Diana menikah dengannya karena terpaksa dan tanpa mencintainya sehingga nantinya tidak bahagia. Saat itu juga Diana tersungkur di pangkuan ibunya, meminta maaf pada ibunya bahwa ia tidak bisa menikai Oka dan berjanji akan menjadi anak berbakti. Ibu Diana tak bisa berbuat apa-apa lagi. Akhirnya ibu Diana memberikan kebebasan pada anaknya jalan mana yang akan diambil oleh Diana.

Saat tahu Diana menikah, akhirnya Cahyo bergegas untuk pergi ke Padang. Ia meminta restu pada ibunya, namun ibunya mengatakan untuk meminta restu juga pada ayahnya. Setelah Cahyo meminta dan memaksa meminta restu

pada ayahnya, ayahnya pun tidak bisa berbuat apa-apa lagi dan memberikan kebebasan pada Cahyo untuk memilih jalannya. Cahyo menyusul Diana ke Padang dan mereka pun bertemu.

Pada akhirnya mereka bertemu kembali. Tetapi tidak diceritakan apa yang mereka lewati setelah pertemuan itu. Karena setiap orang memiliki jalan hidupnya masing-masing, dan semua orang yang mengalami kasus percintaan beda agama memiliki jawabannya masing-masing. Jadi akhir dari film tersebut sepenuhnya diserahkan kepada seluruh penonton yang menilainya.

“Karena dari awal bangunannya ya memang tidak bisa diwakili oleh personal siapapun. Ketika nanti saya memilih mereka menikah terus bahagia,saya takutnya nanti malah mendoktrin penonton. Saya gak mau itu. Jadi ya biarin, yang ngejalanin ya jalanin, kalo bingung ya mereka bisa konsultasi dengan orang-orang terdekatnya mana jalan yang terbaik, mereka punya jalanan hidupnya masing-masing kok”.4

Dokumen terkait