BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Sirih
Persenyawaan fenol ini diketahui memiliki aktivitas antioksidan (Zou et al ,2004).
Senyawa-senyawa polifenol mampu menghambat autooksidasi melalui mekanisme
penangkapan radikal (radikal scavenging) dengan cara menyumbangkan satu elektron
yang tidak berpasangan pada radikal bebas sehingga banyaknya radikal bebas
menjadi berkurang dan energinya menjadi lebih rendah (Pokorny et al., 2001).
Senyawaan fenolat minyak atsiri dari daun sirih terdiri dari kavikol, katekol,
pirokatekin, karvakol, estargaol, eugenol, dan sineol. Akan tetapi, tetap terdapat
perbedaan komposisi maupun jumlah senyawa bioaktif dalam sirih sebagai akibat
pembibitan pada daerah yang berbeda (Wangcharoen dan Morasuk, 2007a). Dilihat
dari strukturnya senyawa-senyawa tersebut larut dalam pelarut polar, sehingga pada
fraksinasi digunakan pelarut polar (Noorcholies et al., 1997; Moeljatno, 2003).
Dalam penentuan aktivitas antioksidan telah diketahui bahwa senyawa yang
menyebabkan aktivitas tersebut berupa senyawa fenolik. Kesimpulan ini diperoleh
karena terdapat hubungan yang langsung antara aktivitas antioksidan suatu tumbuhan
dengan kandungan total fenoliknya (Aqil, Ahmad, dan Mehmood, 2006). Maka
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan kandungan total
fenolik dari sirih.
Pemilihan penggunaan ekstrak metanol didasarkan dari adanya senyawa
fenolik yang lebih larut dalam pelarut polar, karena mayoritas senyawa fenolik
gula, oleh karena itu merupakan senyawa polar yang larut dalam pelarut polar seperti
etanol, metanol, butanol, aseton, air dan lain-lain (Markham, 1988). Pemilihan fraksi
air didasarkan dari strukturnya senyawa-senyawa tersebut larut dalam pelarut polar,
sehingga pada fraksinasi digunakan pelarut polar (Noorcholies et al., 1997;
Moeljatno, 2003).
Metode yang digunakan untuk menentukan aktivitas antioksidan dalam
penelitian ini adalah metode DPPH. Tujuan metode ini adalah untuk meneliti
parameter konsentrasi yang ekuivelen memberikan 50% efek aktivitas antioksidan
(IC50). Uji DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) adalah suatu metode kolorimetri
yang cepat, efektif dan sensitif untuk memperkirakan aktivitas antiradikal. Uji kimia
ini telah digunakan secara luas pada penelitian fitokimia untuk menguji aktivitas
penangkap radikal dari ekstrak atau senyawa murni (Widodo et al, 2004). Pada
penentuan kandungan fenolik total digunakan metode Folin-Ciocalteau. Metode ini
umum digunakan sebagai standar penentuan kandungan fenolik total setara massa
ekivalen asam galat pada uji aktivitas antioksidan sumber tumbuhan (Aqil et al.,
2006).
1. Permasalahan
a. Berapakah nilai aktivitas antioksidan fraksi air ekstrak metanol daun sirih dengan menggunakan radikal bebas DPPH yang dinyatakan dengan IC50 ?
b. Berapakah kandungan fenolik total fraksi air ekstrak metanol daun sirih yang
dinyatakan dengan massa ekivalen asam galat ?
2. Keaslian penelitian
Sejauh pengamatan penulis, penelitian tentang uji aktivitas antioksidan daun
sirih pernah dilakukan oleh :
1 . KY Pin et al., 2010, dengan judul “Antioxidant and anti-inflammatory activities of Extracts of betel leaves (Piper betle L. ) from solvents with different polarities”.
Penelitian ini menggunakan daun sirih yang diperoleh dari hutan di Selangor dan
dibentuk dalam bentuk serbuk untuk diekstrak dengan air, etanol,etil asetat dan
n-heksana dengan ekstraksi dengan alat Soxlet dan diujikan dengan metode
xanthine oxidase superoxide scavenging assay (SOD assay) dan KCKT.
2. Suratmo, 2008, dengan judul “ Potensi Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum) Sebagai Antioksidan ”. Penelitian ini menggunakan daun sirih merah yang diawali dengan melakukan ekstraksi bertahap dengan pelarut n-heksana, etil
asetat dan etanol, dilanjutkan dengan identifikasi komponen dari ketiga ekstrak
dengan GC-MS dan uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH (2,2
-diphenyl-1-picrylhydrazyl).
Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah bahwa
dalam penelitian ini daun sirih dipanen dari Kebun Obat “MERAPI FARMA” daerah
diolah untuk mendapatkan fraksi air dari ekstrak metanol daun sirih kemudian diuji
aktivitas antioksidan menggunakan radikal DPPH dan ditetapkan kandungan fenolik
totalnya dengan menggunakan instrumen spektrofotometer UV-VIS.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tentang aktivitas antioksidan fraksi air ekstrak metanol daun sirih dengan
menggunakan radikal bebas DPPH yang dinyatakan dengan IC50.
b. Manfaat praktis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
tentang aktivitas antioksidan daun sirih sehingga bisa dimanfaatkan untuk
pemeliharaan kesehatan manusia dan olahan sediaan farmasi untuk menangkal
radikal bebas.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum : menguji aktivitas antioksidan menggunakan radikal bebas DPPH
fraksi air ekstrak metanol daun sirih.
2. Tujuan khusus: mengetahui nilai aktivitas antioksidan fraksi air ekstrak metanol
daun sirih dengan menggunakan radikal bebas DPPH yang dinyatakan dengan IC50
dan mengetahui nilai kandungan fenolik total fraksi air ekstrak metanol daun sirih
8 BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA A.Sirih
1. Nama tumbuhan
Nama latin : Piper betle Linn. (Dalimartha,1999).
Sinonim : Chavica auriculata Miq. ; C. betle Miq. (Dalimartha,1999).
Nama daerah : Jawa: suruh, sedah; Sunda: seureuh; Aceh: ranub, Batak Karo
belo; Lampung: cambia, Dayak: uwit, Bali : uwit base, Bima: nahi, Bugis : gapura
,Flores : mota, Sentani: afo. ( Muhlisah, 1999)
Common name : Assamese/Urdu/Hindi/Odia/Bengali: Paan , Sanskrit :
Tambula, Nagavalli, Tamil: Vetrilai,Tamalapaku , Marathi: Vidyache pan,
Kannada: veeleyada yele Malayala: Vettila , Malaysia : daun sirih, Philippine : Ikmo.
(Liao et al., 1999)
2. Sistematika tumbuhan
Berikut sistematika tumbuhan sirih:
Kingdom : Plantae Division : Magnoliophyta Class : Magnoliopsida Order : Piperales Family : Piperaceae Genus : Piper
3. Gambaran umum sirih
Sirih merupakan tanaman menjalar dan merambat pada batang pohon di
sekelilingnya dengan daunnya yang berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh
bersilang-seling, bertangkai, teksturnya agak kasar dan mengeluarkan bau jika
diremas. Batangnya berwarna cokelat kehijauan, berbentuk bulat dan berkerut. Sirih
hidup subur dengan ditanam di daerah tropis dengan ketinggian 300-1000 m di atas
permukaan laut terutama di tanah yang banyak mengandung bahan organik dan air.
Sirih merupakan tumbuhan obat yang sangat besar manfaatnya (Fathilah, 2003).
Dalam farmakologi Cina, sirih dikenal sebagai tanaman yang memiliki sifat
hangat dan pedas. Secara tradisional, daun sirih telah digunakan untuk
menyembuhkan mata merah atau iritasi dengan merendam daun sirih dalam air
mendidih di wadah dan digunakan setelah air agak dingin. Daun sirih juga digunakan
untuk menghentikan perdarahan akibat mimisan dengan menggulung daun sirih
menyerupai rokok dan ujungnya yang runcing dimasukkan ke dalam lubang hidung
( Fathilah, 2003).
Penggunaan ekstrak daun sirih untuk berkumur dianjurkan jika mukosa mulut
mengalami pembengkakan, membersihkan nafas yang berbau (halitosis) akibat gigi
gangren serta untuk menghentikan darah dan membersihkan luka pencabutan gigi
4. Kandungan kimia sirih
Daun sirih memiliki aroma yang khas, yaitu rasa pedas dan tajam. Rasa dan
aroma yang khas tersebut disebabkan oleh kavikol dan bethelphenol yang terkandung
dalam minyak atsiri. Selain itu itu, faktor lain yang menentukan aroma dan rasa daun
sirih adalah jenis sirih itu sendiri, umur sirih, jumlah sinar matahari yang sampai ke
bagian daun dan kondisi dedaunan bagian atas tumbuhan (Fathilah, 2005).
Daun sirih mengandung minyak atsiri di mana komponen utamanya terdiri
atas fenol dan senyawa turunannya seperti kavikol, kavibetol, karvakol, eugenol, dan
allilpyrocatechol yang bertanggungjawab terhadap aktivitas antioksidan (Fathilah,
2006). Selain minyak atsiri, daun sirih juga mengandung karoten, tiamin, riboflavin,
asam nikotinat, vitamin C, tannin, gula, pati dan asam amino (Shun et al, 2007).
Kandungan eugenol dalam daun sirih mempunyai sifat antifungal ( Fathilah, 2006).
Daun sirih yang sudah dikenal sejak tahun 600 SM ini mengandung zat antiseptik
yang dapat membunuh bakteri sehingga banyak digunakan sebagai antibakteri dan
antijamur (Shun et al, 2007). Hal ini disebabkan oleh turunan fenol, yaitu kavikol
dalam sifat antiseptiknya lima kali lebih efektif dibandingkan fenol biasa. Dengan
sifat antiseptiknya, sirih sering digunakan untuk menyembuhkan kaki yang luka dan
mengobati pendarahan hidung mimisan ( Fathilah, 2006).
Dalam fraksi etanol ekstrak n-heksana etanol daun sirih ditemukan kavikol,
kavibetol, karvakol, eugenol, dan allilpyrocatechol yang memilik aktivitas antistres
suatu organisme meningkat, sehingga dapat menghasilkan radikal bebas. Radikal
bebas dapat merusak biomembran, hasil dari peningkatan peroksidasi lipid. Selama
proses ini stres oksidatif dapat diminimalkan dengan senyawa adaptogen atau
antioksidan (Kelanje, 2007).