• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

E. Tatacara Penelitian

1. Determinasi tanaman

Determinasi tanaman sirih dilakukan di Laboratorium

Farmakognosi-Fitokimia, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma menurut van Steenis (1980).

2. Pengumpulan bahan

Daun sirih diperoleh dari kebun obat “MERAPI FARMA” daerah KM 21,5

bulan Mei. Pemanenan dilakukan pada tanaman yang sebelum berbunga saat pagi

hari.

3. Preparasi daun sirih

Sebanyak 1 kg daun sirih segar, dibersihkan ,dan dihaluskan dengan blender.

Ketika dihaluskan, daun tersebut ditambahkan sedikit cairan penyari (metanol).

Simplisia yang telah dihaluskan ditimbang sebanyak 30 gram dan dituang kedalam

bejana maserasi, ditambah metanol sampai terendam sempurna, dan dicampur

homogen. Campuran dimasersi pada suhu ruangan selama dua hari. Filtrat diperoleh

melalui penyaringan dengan corong Buchner. Ampas penyaringan diremaserasi

dengan metanol secukupnya selama 2 hari. Kemudian disaring. Lalu hasil

penyaringan filtrat diuapkan pelarutnya hingga diperoleh ekstak metanol daun sirih.

Ekstrak metanol daun sirih ditambahkan 300 mL air hangat dan di ekstraksi

cair-cair menggunakan wasbensin dengan perbandingan larutan ekstrak wasbensin

(1:1 v/v), kemudian didiamkan hingga terpisah sempurna. Fase air akan berada pada

paling bawah, sedangkan fase washbensin berada pada bagian atas.

Dari hasil partisi diperoleh dua fraksi, yaitu fraksi wasbensin dan fraksi air.

Selanjutnya, fraksi air diekstraksi cair-cair lagi menggunakan etil asetat dengan

perbandingan larutan fraksi air-etil asetat (1:1 v/v) sehingga didapatkan fraksi air dan

dan waterbath hingga didapakan ekstrak kental. Lalu hasil fraksi tersebut digunakan

analisis lebih lanjut.

4. Pembuatan larutan pembanding dan uji

a. Pembuatan larutan DPPH

Sejumlah DPPH dilarutkan ke dalam metanol p.a sehingga diperoleh

larutan DPPH dengan konsentrasi 0,4 mM. Larutan tersebut ditutup dengan

alumunium foil dan harus selalu dibuat baru.

b. Pembuatan larutan stok rutin

Sebanyak 2,5 mg rutin dilarutkan dengan metanol p.a sampai 10,0 mL.

c. Pembuatan larutan pembanding

Diambil sebanyak 0,5; 1,0; 1,5; 2,5; 3,0 mL larutan stok rutin, kemudian

ditambahkan metanol p.a sampai 10,0 mL, sehingga diperoleh konsentrasi larutan

standar rutin sebesar 12,5; 25,0; 37,5; 50,0; dan 62,5 μg/mL.

d. Pembuatan larutan uji

i. Larutan uji untuk aktivitas antioksidan

Sejumlah 25,0 fraksi air ditimbang dan di ad metanol p.a sampai 25,0

mL. Diambil sebanyak 1,0; 1,5; 2,0; 2,5; 3,0 mL larutan tersebut, kemudian

ditambahkan metanol p.a sampai 10,0 mL, sehingga diperoleh konsentrasi

ii. Larutan uji untuk penentuan kandungan fenolik total

Sebanyak 7,5 mg fraksi airt ditimbang, lalu ditambahkan metanol p.a

sampai diperoleh konsentrasi larutan uji sebesar 750,0 µg/mL.

e. Pembuatan larutan asam galat

Dibuat larutan asam galat dengan konsetrasi 500 µg/mL dalam akuades :

methanol p.a (1:1). Diambil sebanyak 1,0; 1,5; 2,0; 2,5; dan 3,0 mL larutan

tersebut, kemudian ditambahkan akuades : metanol p.a (1:1) sampai 10,0 mL,

sehingga diperoleh konsentrasi larutan baku asam galat sebesar 50; 75; 100; 125;

dan 150 µg/mL.

5. Uji pendahuluan

a. Uji fenolik

Sejumlah 0,5 mL larutan uji 750,0 µg/mL dan larutan pembanding asam

galat 150,0 µg/mL ditambahkan 2,5 mL pereaksi fenol Folin-Ciocalteu yang telah

diencerkan dengan akuades (1:10 v/v) kedalam tabung reaksi. Diamkan selama 10

menit. Tambahkan 7,5 mL larutan natrium karbonat 1 M. Kemudian amati warna

larutan tersebut.

b. Uji pendahuluan aktivitas antioksidan

Sebanyak 1 mL larutan DPPH dimasukan ke dalam masing-masing tiga

tabung reaksi. Ditambahkan masing-masing dengan 1 mL metanol p.a, larutan

tersebut ditambahkan dengan 3 mL metanol p.a. Larutan tersebut kemudian

divortex selamam 30 detik. Setelah 30 menit, amati warna pada larutan tersebut.

6. Optimasi metode uji aktivitas antioksidan

a. Penentuan operating time (OT)

Sebanyak 1 mL larutan DPPH dimasukan kedalam masing-masing tiga

labu ukur 5 mL, ditambahkan masing-masing dengan 1 mL larutan pembanding

rutin 12,5; 37,5 dan 62,5 μg/mL. Selanjutnya larutan tersebut ditambahkan

dengan metanol p.a hingga tanda batas. Larutan tersebut kemudian divortex

selama 30 detik. Setelah itu dibaca absorbansinya denga spektrofotometer

visibel pada panjang gelombang 517 nm selama 1 jam. Dilakukan demikian

juga untuk larutan uji 100; 200; 300 μg/mL.

b. Penentuan panjang gelombang serapan maksimum

Pada 3 labu ukur 10 mL, dimasukan masing-masing 0,5; 1,0; 1,5 mL

larutan DPPH. Ditambahkan larutan tersebut dengan metanol p.a hingga tanda

batas sehingga konsentrasi DPPH menjadi 0,020; 0,040; dan 0,080. Larutan

tersebut kemudian divortex selama 30 detik. Diamkan selama OT. Lalu

dilakukan scanning panjang gelombang serapan maksimum dengan

spektrofotometer visibel pada panjang gelombang 400-600 nm.

7. Uji aktivitas antioksidan

Uji aktivitas antioksidan ditentukan dengan menggunakan metode

a. Pengukuran absorbansi larutan DPPH (kontrol)

Pada labu ukur 10 mL, dimasukan sebanyak 2 mL larutan DPPH.

Ditambahan larutan tersebut dengan metanol p.a hingga tanda batas. Kemudian

larutan tersebut dibaca absorbansinya pada saat OT dan panjang gelombang

maksimum. Pengerjaan dilakukan sebanyak 5 kali. Larutan ini digunakan sebagai

kontrol untuk menguji larutan pembanding dan uji.

b. Pengukuran absorbansi larutan pembanding dan uji

Sebanyak 1 mL larutan DPPH dimasukkan ke dalam tabung reaksi

bertutup kemudian ditambah dengan 1 mL larutan pembanding dan uji pada

berbagai seri konsentrasi telah dibuat. Selanjutnya larutan tersebut ditambah

dengan metanol p.a hingga tanda batas. Larutan tersebut kemudian divortex

selama 30 detik dan diamkan selama OT. Larutan dibaca absorbansinya dengan

spektrofotometer visibel pada panjang gelombang maksimum hasil optimasi.

Pengujian dilakukan dengan 5 kali replikasi.

c. Validasi metode uji aktivitas antioksidan

Hasil dari prosedur 7 a dan b, divalidasi akurasi (% recovery), presisi (%CV)

spesipisitas (spektra kontrol), dan linearitas (nilai r).

% Recovery = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑟𝑢𝑡𝑖𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑓𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑎𝑖𝑟𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟

𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑟𝑢𝑡𝑖𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑓𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑎𝑖𝑟𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟 x 100%

% CV = 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑆𝐷 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟

d. Estimasi aktivitas antioksidan

Hasil dari prosedur 7 a dan b, dihitung nilai % IC dan IC50 untuk rutin dan

fraksi air ekstrak metanol daun sirih.

8. Optimasi metode penetapan kandungan fenolat total

Optimasi metode penetapan kandungan fenolat total ditentukan dengan

menggunakan metode spektrofotometri sesuai dengan penelitian Nusarini ( 2007).

a. Penentuan OT

Sebanyak 0,5 mL larutan asam galat 50; 100; dan 150 μg/mL ditambahkan

dengan 5 mL reagen Folin-Ciocalteu yang telah diencerkan dengan air (1:10 v/v).

Larutan selanjutnya ditambahkan dengan 4,0 mL natrium karbonat 1 M. Setelah itu,

dibaca absorbansinya dengan spektrofotometer visibel pada panjang gelombang 750

nm selama 30 menit.

b. Penentuan panjang gelombang maksimum

Sebanyak 0,5 mL larutan asam galat 50; 100; dan 150 μg/mL ditambahkan

dengan 5 mL reagen Folin-Ciocalteu yang telah diencerkan dengan air (1:1 v/v).

Larutan selanjutnya ditambahkan dengan 4,0 mL natrium karbonat 1 M. Diamkan

selama OT,absorbansinya dibaca pada λ maksimum dengan spektrofotometer visibel

9. Penetapan kandungan fenolat total

a. Pembuatan kurva baku asam galat

Sebanyak 0,5 mL larutan asam galat 50; 75; 100; 125; dan 150 μg/mL

ditambah dengan 5 mL reagen Folin-Ciocalteu yang telah diencerkan dengan air (1:1

v/v). Larutan selanjutnya ditambah dengan 4,0 mL natrium karbonat 1M. Setelah OT,

absorbansinya dibaca pada λ maksimum terhadap blanko yang terdiri atas akuades :

metanol p.a (1:1), reagen Folin-Ciocalteu dan larutan natrium karbonat 1M.

Pengerjaan dilakukan 5 kali.

b. Validasi metode penetapan kandungan fenolik total

Hasil dari prosedur 9 a , divalidasi akurasi (%recovery), presisi (%CV),

spesipisitas (spektra kontrol), dan linearitas (nilai r).

% Recovery = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑟𝑢𝑡𝑖𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑓𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑎𝑖𝑟𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟

𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑟𝑢𝑡𝑖𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑓𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑎𝑖𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟 x 100%

% CV = 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑆𝐷 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟

𝑟𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟 x 100%

c. Estimasi kandungan fenolik total larutan uji

Diambil 0,5 mL larutan uji 750 μg/mL, lalu masing-masing dimasukan ke dalam labu takar 10,0 mL dan dilanjutkan sebagaimana perlakuan pada pembuatan

kurva baku asam galat . Kandungan fenolik total dinyatakan sebagai gram ekivalen

Dokumen terkait