• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Informasi Akuntansi Bengkel King’s Baru Siklus Produksi 1. Sistem Pengawasan Produksi dan Akuntansi Biaya

Dalam dokumen skripsi M.I Desy Setyawati (Halaman 55-62)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

J. Sistem Informasi Akuntansi Bengkel King’s Baru Siklus Produksi 1. Sistem Pengawasan Produksi dan Akuntansi Biaya

Pengawasan produksi dilakukan oleh kepala bagian produksi/supervisor. Ia bertanggungjawab terhadap proses produksi. Order dari pelanggan didiskusikan bersama dengan direktur utama untuk mengetahui berbagai kendala atau kesulitan yang mungkin dihadapi untuk mewujudkan pesanan dari pelanggan.

a. Unit Organisasi yang Terkait 1) Fungsi Order

Pada perusahaan, fungsi ini ditangani oleh Direktur bersama dengan kepala bagian Produksi/supervisor. Fungsi ini bertugas mencari order dari pelanggan dan melakukan negosiasi. Order yang datang kemudian didiskusikan untuk mewujudkan pesanan tersebut.

2) Fungsi Produksi

Fungsi produksi menerima order produksi untuk melaksanakan produksi sesuai surat pesanan. Fungsi ini juga bertugas membuat laporan produksi harian sesuai dengan jenis pekerjaan tiap divisi. 3) Fungsi Gudang

Dalam sruktur organisasi Bengkel King’s Baru, fungsi ini ditangani oleh bagian gudang. Fungsi ini bertanggungjawab atas pelayanan permintaan bahan baku, bahan penolong, dan barang lain yang digunakan dalam proses produksi untuk memenuhi pesanan. Fungsi ini juga bertugas untuk menerima barang dari supplier.

4) Fungsi Akuntansi

Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat konsumsi berbagai sumber daya yang digunakan untuk memproduksi pesanan kemudian merekap data-data akuntansi dan memposting ke buku besar dengan dasar dokumen sumber.

b. Sistem Otorisasi Dalam Pelaksanaan Transaksi

Sistem otorisasi belum dilaksanakan sepenuhnya. Beberapa transaksi dapat terjadi tanpa otorisasi dari yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut.

c. Prosedur Pelaksanaan Transaksi

Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem 1) Prosedur Order Produksi

Dokumen dan Catatan yang Digunakan a) Surat pesanan rangkap 4.

b) Jadwal Kegiatan.

c) Bukti Pemesanan Material. Deskripsi Kegiatan

a) Pesanan dari pembeli diterima oleh fungsi order.

b) Slip order/surat pesanan tersebut akan berfungsi sebagai surat order produksi yang akan didistribusikan kepada pembeli, bagian produksi, bagian keuangan, dan bagian akuntansi. c) Surat pesanan yang diterima oleh bagian produksi digunakan

untuk merencanakan proses produksi guna memenuhi pesanan sesuai yang tercantum di dalamnya. Perencanaan proses produksi meliputi rencana kegiatan yang menghasilkan dokumen jadwal Kegiatan, dan perencanaan kebutuhan bahan yang dituangkan dalam dokumen Bukti Pemesanan Material. Kemudian bagian produksi melaksanakan kegiatan produksi guna memenuhi pesanan.

2) Prosedur Permintaan dan Pengeluaran Barang Gudang Dokumen dan Catatan yang Digunakan

a) Bukti Pemesanan Material rangkap 2. b) Kartu Stok.

Deskripsi Kegiatan

a) Bagian produksi atau yang meminta barang melakukan permintaan bahan dengan menyerahkan bukti pemesanan material kepada fungsi gudang.

b) Bagian gudang menerima bukti pemesanan material dan menyerahkan barang kemudian mencatat mutasi persediaan pada kartu stok dan mengarsip bukti pemesanan material. c) Bagian produksi menerima barang dari bagian gudang,

mencocokkannya dengan bukti pemesanan material.

d) Bagian produksi membuat laporan pemakaian material dan mengarsip bukti pemesanan material.

3) Prosedur Pengembalian Barang Gudang

Pada proses produksi, perhitungan kebutuhan material dianggap benar-benar tepat sesuai kebutuhan sehingga selama ini tidak pernah ada bukti pengembalian barang ke gudang dan tidak ada prosedur pengembalian barang ke gudang, bila hal tersebut terjadi hanya merupakan transaksi/ kegiatan secara lisan.

4) Prosedur Pencatatan Jam Kerja dan Biaya Tenaga Kerja Langsung

Dokumen dan Catatan yang Digunakan a) Kartu Hadir/ Kartu Jam Kerja.

c) Bukti Kas Keluar.

d) Kartu Harga Pokok Produk. Deskripsi Kegiatan

a) Bagian produksi mencatat jam kerja tenaga kerja langsung ke dalam kartu jam kerja dan menyerahkannya kepada bagian keuangan.

b) Bagian keuangan menerima kartu jam kerja dan mengadakan perhitungan upah tenaga kerja langsung berdasarkan jam hadir, jumlah produk yang dihasilkan dan jumlah karyawan.

c) Bagian keuangan membuat daftar upah tenaga kerja langsung dan membuat laporan biaya tenaga kerja langsung kemudian menyerahkannya ke bagian akuntansi.

d) Bagian Keuangan menyiapkan bukti kas keluar rangkap 2, lembar 1 untuk kepentingan pembayaran upah dan lembar 2 diserahkan kepada bagian akuntansi.

e) Bagian akuntansi menerima Daftar Upah, Bukti kas keluar lembar 2, dan laporan biaya tenaga kerja langsung dari bagian keuangan. Kemudian mencatat daftar upah ke dalam kartu harga pokok produk, dan mengarsip ketiga dokumen tersebut menurut nomor urut.

5) Prosedur Pencatatan Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya yang berasal dari Pengeluaran Kas

.aDokumen dan Catatan yang digunakan a) Nota pembelian.

c) Buku besar.

Deskripsi Kegiatan

a) Bagian keuangan membuat bukti kas keluar 3 lembar berdasarkan dokumen pendukung yaitu nota pembelian dari pemohon.

b) Mencatat bukti kas keluar pada laporan Bon perusahaan. c) Bukti kas keluar didistribusikan kepada pemohon dan bagian

akuntansi, serta satu lembar diarsip oleh bagian keuangan. d) Bagian akuntansi menerima bukti kas keluar dan melakukan

posting ke buku besar atas transaksi pengeluaran kas.

6) Prosedur Pencatatan Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya yang berasal dari Penyusutan

Dokumen dan Catatan yang Digunakan a) Daftar depresiasi aktiva tetap.

b) Jurnal Umum. .bDeskripsi kegiatan

a) Setiap bulan akuntan perusahaan mengisi besarnya depresiasi untuk setiap aktiva tetap perusahaan pada daftar depresiasi aktiva tetap.

b) Besarnya penyusutan periode tersebut dijurnal di jurnal umum. c) Secara periodik jurnal diposting ke buku besar.

Selama ini belum diselenggarakan suatu sistem informasi akuntansi persediaan yang memadai pada perusahaan. Metode pencatatan persediaan yang digunakan oleh perusahaan adalah metode mutasi persediaan untuk dapat mengetahui saldo persediaan yang ada di gudang.

Perusahaan tidak membuat laporan harga pokok penjualan, tidak diselenggarakan prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli, dan sistem penghitungan fisik persediaan tidak dilakukan secara komprehensif.

Catatan persediaan hanya meliputi persediaan bahan baku, tidak diselenggarakan pencatatan persediaan produk jadi. Perusahaan belum melakukan stock opname terhadap persediaannya dan hanya mempercayakan kepada bawahannya untuk melakukan perhitungan fisik persediaan.

Pencatatan yang diselenggarakan hanya berupa kartu gudang untuk mencatat mutasi barang. Kartu gudang ini yang akan dikirimkan kepada bagian akuntansi untuk dicatat nilai dan jumlahnya dalam rupiah.

BAB IV

Dalam dokumen skripsi M.I Desy Setyawati (Halaman 55-62)