DAN PENDIDIKAN FIKIH MULTI MADHHAB
A. Pendidikan Pesantren 1. Pengertian Pendidikan
4. Sistem Pendidikan Pesantren
86
9) Pesantren adalah tempat mencari ilmu dan mengabdi. Ilmu bagi
pesantren dipandang suci dan merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari ajaran agama. Santri selalu berfikir dalam kerangka keagamaan,
10) Mengamalkan ajaran agama. Pesantren sangat mementingkan
pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari. Setiap gerak
kehidupannya selalu berada dalam batas rambu-rambu agama
(fikih).48
11) Restu kiai. Semua perbuatan yang dilakukan oleh setiap warga
pesantren sangat bergantung pada restu kiai. Baik ustaz maupun santri
selalu berusaha jangan sampai melakukan hal-hal yang tidak berkenan
di hadapan kiai.
Prinsip-prinsip pendidikan pesantren tersebut sebenarnya
merupakan nilai-nilai kebenaran universal dan pada dasarnya sama dengan
nilai-nilai luhur dalam Islam.49
4. Sistem Pendidikan Pesantren
Teori sistem adalah karya pemikir sosial asal Jerman, Nilas
Luhmann. Selama lebih dari dua dekade, dia dengan tekun mengembangkan
teori ini, sampai ia meninggal pada tahun 1998. Kenneth Bailey adalah
tokoh yang pantas dicatat sebagai kontributor pengembangan teori sistem.50
48 Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, 65.
49 Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, 66.
50
George Ritzer-Douglas J. Goodman, Modern Sociological Theory, Terj. Alimandan (Jakarta: Kharisma Putra Utama, 2011), 237.
87
Hal-hal penting yang diperoleh dari teori sistem adalah pertama,
teori sistem diturunkan dari ilmu pasti (hard sciences), dapat diaplikasikan
ke semua ilmu sosial dan behavioral, dan diharapkan dapat menyatukan
ilmu-ilmu sosial. Kedua, teori sistem mengandung banyak tingkatan dan
dapat diaplikasikan pada dunia sosial dalam skala besar dan kecil, dan juga
pada aspek yang paling subjetif dan objektif. Ketiga, teori sistem tertarik
dengan keragaman hubungan dari berbagai aspek dunia sosial. Keempat,
pendekatan sistem menganggap semua aspek sistem sosiokultral dari segi
proses, khususnya sebagai jaringan informasi dan komunikasi. Kelima, teori
sistem secara inheren bersifat integral.51
Dalam pendidikan pada umumnya orientasinya pada tujuan,
termasuk tujuan materi pelajaran yang diberikan kepada peserta didik.
Untuk mendalami masalah tersebut para ahli pendidikan dan pengajaran
berkecenderungan menggunakan pendekatan sistemik pada pengajaran.
Pendekatan sistemik adalah pelaksanaan yang pragmatis dari metode ilmiah,
karena merupakan sintesis metode pemecahan masalah yang berhasil dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pengembangan.
Pendekatan sistemik pada pendidikan bertujuan agar dapat mengerti
masalah pendidikan sebagai keseluruhan secara tuntas dan dapat mendalami
pula pada bagian-bagiannya yang bisa berinteraksi, saling berfungsi, dan
saling bergantung dalam suatu sistem untuk mencapai tujuan.
88
Dengan demikian perlu mengetahui apa yang dinamakan sistem.
Sistem menurut menurut Banathy dalam Roestiyah:
Sistem is defined in the dictionary as an assemblage of objects united by some form of regular interaction or inter-dependence, an organic or organized whole, as the solar system, or a new telegraph system.
Dalam kutipan ini, sistem dapat diartikan:
Sistem sebagai suatu himpunan dari obyek-obyek yang disatukan oleh beberapa bentuk interaksi yang teratur dan bergantung. Suatu kesatuan atau penyatuan menjadi keseluruhan sebagai sistem tersendiri.52
Menurut Fuad Hasan dalam Abd. Muqit, sistem berasal dari bahasa Yunani “systema”, yang berarti sehimpunan bagian atau komponen yang
saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan yang
tidak terpisahkan. Istilah sistem banyak dipakai untuk beberapa pengertian,
misalnya suatu himpunan bagian-bagian yang saling berkaitan secara
alamiah maupun oleh budi daya manusia sehingga menjadi suatu kesatuan
yang bulat dan terpadu. Misalnya; 1) sistem tata surya, 2) organ tubuh
manusia secara keseluruhan yang secara khusus memberikan andil terhadap
berfungsinya organ tubuh tertentu yang rumit namun amat vital, seperti
sistem syaraf, 3) sehimpunan gagasan atau ide yang tersusun dan
terorganisasi sehingga membentuk suatu kesatuan yang logis, seperti sistem
pemerintahan demokratis, 4) suatu hipotesis atau uraian suatu teori, seperti
52
Roestiyah, N.K., Masalah Pengajaran Sebagai Sebuah Sistem (Jakarta: Renika Cipta, 1994), 1-2.
89
pendidikan sistematis, dan 5) suatu cara atau metode, seperti sistem
mengetik sepuluh jari, sistem belajar jarak jauh, dan sistem modul dalam
pengajaran.53
Menurut Oemar Hamalik, sistem adalah suatu konsep yang abstrak.
Secara sederhana definisi sistem adalah seperangkat komponen atau
unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.54
Menurut Zahara Idris, sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas
komponen-kompenen atau elemen-elemen atau unsur-unsur sebagai sumber
yang mempunyai hubungan fungsional yang teratur, dan saling membantu
untuk mencapai suatu hasil (product). Contoh organ tubuh manusia yang
merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen; jaringan
daging, otat, urat-urat, darah, syaraf, dan tulang-tulang. Setiap
komponen-komponen mempunyai fungsi dan satu sama lain saling berkaitan sehingga
merupakan suatu kesatuan yang hidup.55 Setiap sistem pasti mempunyai
tujuan, dan semua kegiatan dari semua komponen diarahkan untuk
tercapainya tujuan. Karena itu, proses pendidikan merupakan sebuah sistem
yang disebut sebagai sistem pendidikan.56
Dalam terminologi ilmu pendidikan, sistem dapat diartikan sebagai
suatu keseluruhan yang tersusun dari bagian-bagian yang bekerja
53
Abd. Muqit, “Paradigma Sistemik-Organik: Sebuah Upaya Inovatif dalam Pendidikan”, LISAN
AL-HAL, Vol. 7, No. 2, (Desember 2015), 311.
54 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), 1.
55 Zahara Idris, Dasar-dasar Kepemimpinan I (Padang: Angkasa Raya, 1987), 108.
90
sendiri (independent) atau bekerja bersama-sama untuk mencapai hasil atau
tujuan yang diinginkan berdasarkan kebutuhan.57
Menurut Ahmad D. Marimba, pendidikan adalah bimbingan secara
sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta
didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Untuk itu, dalam
pendidikan harus memenuhi unsur-unsur: a) usaha yang bersifat bimbingan
dan dilakukan secara sadar, b) ada pendidik, pembimbing atau penolong, c)
ada peserta didik, d) bimbingan mempunyai dasar dan tujuan, dan d) ada
alat-alat yang dipergunakan.58 Kesemuanya itu merupakan komponen yang
saling berhubungan secara teratur dan merupakan keseluruhan yang tidak
terpisahkan dalam proses.
Menurut Mastuhu, sistem pendidikan pesantren adalah totalitas
interaksi dari semua unsur-unsur pendidikan yang bekerja sama secara
terpadu, dan saling melengkapi satu sama lain menuju tercapainya tujuan
pendidikan yang telah menjadi cita-cita bersama. Kerja sama ini didasari,
dijiwai, digerakkan, digairahkan, dan diarahkan oleh nilai-nilai luhur yang
dijunjung tinggi oleh para pelaksana. Unsur-unsur pendidikan selain terdiri
atas para pelaku yang merupakan unsur organik, juga terdiri atas
unsur-unsur non organik lainnya, berupa: dana, sarana, prasarana, dan alat-alat
pendidikan lainnya; baik perangkat keras maupun perangkat lunak.
Hubungan antara nilai-nilai dan unsur-unsur dalam suatu sistem pendidikan
57 Abdullah Syukri Zarkasyi, Gontor & Pembaharuan Pendidikan Pesantren (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), 29.
58
91
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dari yang lain.
Para pelaku pesantren adalah kiai (tokoh kunci), ustadz (pembantu kiai,
mengajar agama), guru (pembantu kiai, mengajar ilmu umum), santri
(pelajar), pengurus (pembantu kiai untuk mengurus kepentingan umum
pesantren).59
Jadi sistem pendidikan pesantren adalah suatu perangkat atau
mekanisme yang terdiri dari bagian-bagian, dimana satu sama yang lain
saling berhubungan, saling bergantung dan saling memperkuat, untuk
mencapai tujuan pendidikan di pesantren.
P.H. Combs dalam Fuad Hasan mengemukakan dua belas komponen
pendidikan, yaitu: 1) tujuan dan prioritas, fungsinya adalah untuk
mengerahkan kegiatan sistem, apa yang hendak dicapai oleh sistem
pendidikan dan urutan pelaksanaannya, seperti tujuan pendidikan nasional,
tujuan institusional (S1, S2 dan S3), dan tujuan kurikuler (mata pelajaran
atau mata kuliah), 2) peserta didik, peserta didik akan mengalami proses
perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan sistem pendidikan, 3)
manajemen, untuk mengkoordinir dan mengarahkan dan menilai sistem
pendidikan. Komponen ini bersumber pada sistem nilai dan cita-cita yang
merupakan informasi tentang pola kepemimpinan dalam pengelolaan sistem
pendidikan, contohnya pemimpin yang mengelola sistem pendidikan itu
bersifat otoriter, demokratis, atau laissez-faire, 4) struktur dan jadwal waktu,
59
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, Suatu Kajian Tentang Unsur dan Nilai
92
fungsinya untuk mengatur pembagian tugas dan waktu kegiatan, seperti
pelaksanaan dan waktu ujian, wisuda, kegiatan perkuliahan, seminar, kuliah
kerja nyata, proram kegiatan lapangan dan lain-lain, 5) isi dan bahan
pengajaran, untuk menggambarkan luas dan dalamnya bahan pelajaran yang
harus dikuasai peserta didik, 6) guru dan pelaksana, fungsinya menyediakan
bahan pelajaran dan menyelenggarakan proses belajar untuk peserta didik,
7) alat belajar, fungsinya untuk meningkatkan proses belajar mengajar yang
lebih menarik dan bervariasi, contohnya film, buku, papan tulis, peta dan
lain-lain, 8) fasilitas, tempat terselenggaranya pendidikan berupa gedung
sekolah, laboratorium dan semacamnya, 9) teknologi, fungsinya adalah
untuk memperlancar dan meningkatkan proses pendidikan guna mendapat
hasil yang maksimal. Yang dimaksud teknologi ialah semua teknik yang
digunakan sehingga sistem pendidikan berjalan dengan efesien dan efektif.
Contohnya pola komunikasi satu arah, artinya guru menyampaikan
pelajaran dengan berceramah, peserta didik mendengarkan dan mencatat,
atau pola komunikasi dua arah, artinya ada dialog antara guru dan peserta
didik, 10) pengawasan waktu, membina peraturan-peraturan dan standar,
seperti peraturan-peraturan dan standar penerimaan peserta didik, staf
pengajar dan kelulusan ujian, 11) penelitian, fungsinya untuk memperbaiki
93
dan 12) biaya, fungsinya memperlancar proses pendidikan dan menjadi
petunjuk tentang tingkat efesiensi sistem pendidikan.60