BUKATEJA-BALAPULANG TEGAL PERIOE 2014-
B. Hasil Temuan
1. Sistem Pendidikan Tauhid di Pondok Pesantren Darul Muttaqin
Pendidikan tanpa adanya sebuah sistem yang mengatur di dalamnya maka pendidikan tersebut tidak akan berjalan dengan baik dan tidak tertata serta tidak akan memunculkan generasi-generasi Islam yang unggul. Seperti halnya dengan Pondok Pesantren Darul Muttaqin dapat dilihat bahwa sistem pendidikan tauhid yang ada di Pondok Pesantren ini sudah tertata rapi. Dimulai dari unsur-unsur pendidikan tauhid sudah dapat dilaksanakan dengan baik yaitu
adanya dasar pendidikan tauhid (al-Quran, hadits, Ijma‟, dan Qiyas) yang
dijadikan sebagai pedoman utama, tujuan pendidikan tauhid, masjid, kurikulum, kyai/ustadz, santri, metode dan evaluasi. Adanya dua model sistem yang diterapkan di pondok pesantren ini menggambarkan bahwa pondok pesantren juga dapat menciptakan santri-santri yang lebih unggul dalam ilmu agama khsusnya dalam pendidikan tauhid mereka dan akan menciptakan lulusan-lulusan santri yang pandai dalam skil bahasa asing (bahasa Arab dan bahasa Inggris). Kedua skil tersebut kelak di kemduian hari akan menjadi bekal mereka baik untuk menghadapi era globalisasi yang akan datang maupun untuk bekal mereka di akhirat kelak.
Skil ilmu agama khususnya dalam pendidikan tauhid tidak terlepas dari mempelajari materi-materi tentang ketauhidan yang mendukung dan seberapa penting kedudukan pendidikan tauhid tersebut di pesantrennya. Tauhid
sehingga kedudukannya dinilai sangat penting dan harus dipelajari. Ketauhidan yang matang dalam diri umat Islam akan membuahkan keimanan yang matang pula dalam dirinya sehingga keimanannya tersebut menjadi kuat, benar dan murni tidak melenceng dari sayri‟atNya.
Dapat dipahami bahwa tauhid merupakan bentuk seorang hamba memurnikan Allah SWT sebagai Tuhan yang Esa dan tidak ada tuhan selain Dia. Allah SWT adalah Tuhan seluruh alam yang harus dipercaya dan diyakini adanya. Rukun iman menjadi wajib diyakini setiap umat Islam, karena inti dari
ajaran tauhid adalah mengenal adanya Rukun Iman.
Penjelsan-penjelasan di atas dapat ditarik pengertian bahwa, sistem pendidikan tauhid di Pondok Pesantren Darul Muttaqin adalah seperangkat unsur yang secara teratur membentuk suatu totalitas dalam membentuk jiwa ketauhidan sebagai pondasi keimanan bagi setiap individu muslim untuk mencapai suatu tujuan tertentu yaitu insan kamil.
Adapun sistem pendidikan tauhid di Pondok Pesantren Darul Muttaqin mempunyai unsur-unsur yaitu sebagai berikut
a. Dasar Pendidikan tauhid
Pendidikan tauhid merupakan pendidikan yang mengenalkan individu kepada ke-Esaan Allah SWT. Dalam hal ini Pondok Pesantren Darul Muttaqin dalam pendidikan tauhid mempunyai dasar pendidikan yaitu untuk dijadikan sebagai suatu patokan dalam kegiatan belajar mengajar di pesantren. Dasar pendidikan tauhid yang ada di Pondok Pesantren Darul
tersebut merupakan sumber pedoman bagi umat Islam sehingga pendidikan tauhid yang ada di Pondok Pesantren Darul Muttaqin ini tidak lepas dari ke empat sumber tersebut.
Dapat dilihat bahwa setiap dunia pendidikan Islam khususnya Pesantren Darul Muttaqin mempunyai dasar pendidikan yang dijadikan sebagai patokan dalam mengajar. Dasar pendidikan yang ditanamkan di pondok ini mengambil dari setiap nilai-nilai pendidikan yang ada pada ke empat sumber tersebut. Hal ini dikarenakan untuk memperkuat pengajaran tauhid kepada santri.
b. Tujuan Pendidikan tauhid
Tujuan pendidikan tauhid di Pondok Pesantren Darul Muttaqin berdasarkan wawancara dengan pimpinan pondok mengatakan bahwa tujuan pendidikan tauhid yang ada di pondok pesantren ini yaitu untuk mencetak kader-kader umat yang berkompetensi baik untuk meyakini Robbnya. Keyakinan yang kokoh, keyakinan yang kuat, keyakinan yang shalih sehingga dapat membentengi dirinya dari kondisi dan situasi apapun.
Tujuan pendidikan tauhid yang ada di Pondok Pesantren tersebut di antaranya:
1) Tujuan Umum Pendidikan tauhid
Tujuan umum pendidikan tauhid yaitu harapan yang akan dicapai
secara umum yaitu baik untuk para asatidz, santri, maupun kalangan
masyarakat luas dalam mengenal Allah SWT. Tujuan umum pendidikan tauhid di pondok ini yaitu untuk mencetak kader-kader umat yang
mempunyai keyakinan yang baik terhadap Rabbnya. Dalam hal ini
supaya para santri, asatidz dan masyarakat tidak tergoyahkan imannya
oleh suatu keadaan yang ada pada zaman sekarang.
Dapat dikatakan bahwa tujuan umum ini untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat luas. Di mana masyarakat yang siap menjadi kader-kader umat Islam dan dapat menjadi contoh bagi diri
sendiri maupun orang lain dalam meyakini Rabbnya dengan baik.
2) Tujuan Khusus Pendidikan Tauhid
Tujuan khusus ini hanya ditujukan untuk para santri yang ada di Pondok Pesantren Darul muttaqin baik yang mukim maupun yang tidak mukim. Tujuan khusus tersebut yaitu agar para santri dalam melakukan ritualitas baik ibadah kepada Allah SWT maupun ibadah muamalah di setiap harinya mempunyai keyakinan yang baik sesuai dengan ajaran Islam.
Tujuan khusus pendidikan tauhid di pondok peantren ini yaitu untuk menuntun para santri dalam kehidupan sehari-harinnya dengan pedoman ajaran tauhid yang diberikan kepada mereka. Pendidikan tauhid ini tidak hanya untuk beribadah kepada Allah SWT saja akan tetapi bekal mereka beribadah kepada sesama di masyarakat.
3) Tujuan Jangka Panjang
Pendidikan tauhid yang ada di Pondok Pesantren Darul Muttaqin mempunyai tujuan jangka panjang yaitu agar perkembangan agama Islam di Indonesia sesuai dengan nilai-nilai ketauhidan yang sesungguhnya
yaitu sesuai dengan syariat Allah. Pendidikan tauid dapat berjalan baik sesuai dengan garis-garis syariat Islam.
Dapat dikatakan bahwa tujuan jangka panjang ini berguna untuk umat Islam umumnya dan khususnya untuk umat Islam bangsa Indonesia. Tujuan ini sebagai cikal bakal berkembangnya Islam di setiap negara umumnya dan Indonesia khususnya sesuai dengan syariat dan garis-garis ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.
4) Tujuan Jangka Pendek
Selain tujuan jangka panjang Pondok Pesantren Darul Muttaqin juga mempunyai tujuan jangka pendek yaitu agar dapat diaplikasikan secara langsung dalam meningkatkan ibadah kepada Allah dan untuk meningkatkan ibadah muamalah sesama manusia.
Tujuan jangka pendek ini intinya agar dapat diaplikasikan langsung oleh setiap individu muslim dalam kehidupan sehari-harinya baik dalam hal ibadah kepada Allah maupun kepada sesamanya.
c. Masjid
Di Pondok Pesantren Darul Muttaqin, masjid merupakan tempat sentral santri dalam belajar dan tempat beribadah. Masjid menjadi sarana bagi santri dalam mendalami kajian-kajian kitab-kitab klasik.
d. Pondok
Pondok merupakan tempat tinggal bagi para santri yang mukim. Pondok ini dibuat sebagai bentuk perhatian sang kiai kepada santri-santrinya yang notabene tempat tinggalnya jauh dari lingkungan pondok. Selain dari
bentuk perhatian juga agar terjalin hubungan interaksi yang baik antar santri dan kiai serta kiai pun mudah untuk mengontrol belajar para santrinya.
e. Kurikulum dan Mata Pelajaran Pendidikan Tauhid
Kurikulum memang menjadi sebuah pedoman dalam pendidikan. tanpa adanya kurikulum pendidikan tidak akan terarahkan dengan baik. Kurikulum pendidikan tauhid berisi materi-materi ketauhidan. Materi ketauhidan yang diajarkan di pondok ini menggunakan kitab-kitab klasik
atau sering disebut dengan kitab kuning. Kitab yang dikaji yaitu kitabus
sa‟adah, kitab jawahirul kalamiyah, dan kitab tijanu daruri. Kitab-kitab ini diajarkan di pondok peantren ini, karena kitab-kitab tersebut mengajarkan tentang ajaran-ajaran tauhid secara rinci. Pendidikan tauhid mempunyai kedudukan sangat penting dalam kurikulum karena pendidikan tauhid ini adalah pendidikan yang dasar bagi umat Islam.
Adanya alokasi waktu menjadi sebuah keefektifan dalam proses pembelajaran sehingga tidak akan terjadi pelaksanaan kegiatan belajar yang berlarut-larut. Kurikulum pendidikan tauhid di pondok ini menyajikan adanya kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang pendidikan tauhid yaitu melalui kegiatan solat duha berjama‟ah dan bimbingan dari pimpinan pondok.
f. Kiyai/ustadz
Kyai/ustadzlah merupakan guru yang ada di pesantren. Kyai sebagai
figur utama bagi santri dan merupakan pemilik pondok pesantrennya.
dan bukan pemilik pondok pesantren. Keberadaan kyai/ustadz di pondok
pesantren sangatlah penting, karena tanpa adanya mereka pendidikan tidak dapat diajarkan.
Dalam hal ini Ustadz sofwani yang bertanggung jawab dalam mengampu pendidikan tauhid yang ada di Pondok Pesantren Darul Muttaqin. Beliau merupakan salah satu alumni dari Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawatimur. Skil yang beliau miliki yaitu dalam penguasaan
bahasa arab dan ilmu alat serta ilmu agama yang lain seperti fiqh dan tauhid.
Pengangkatan ustadz khususnya pendidikan tauhid ini dipilih
langsung oleh pimpinan pondok. Adanya skil yang beliau miliki itulah kemudian beliau dikatakan layak untuk mengajar pendidikan tauhid ini.
Proses pendidikan tauhid di Pondok Pesantren Darul Muttaqin
mendapat respon baik dari ustadz, karena santri dapat memahami
pendidikan tauhid yang telah diajarkannya.
g. Santri
Santri merupakan sasaran utama pekerjaaan mendidik. Ada dua tipe
santri dalam pondok pesantren ini yaitu santri mukim (13 santri) dan santri
kalong/santri tidak mukim (502 santri). santri mukim itu mereka yang tempat tinggalnya tidak berada di lingkungan pesantren dan kemudian menginap di pesantren. Sedangkan santri kalong (santri tidak mukim) mereka yang tempat tinggalnya berada di lingkungan pesantren sehingga mereka tidak tinggal di pondok.
Mereka yang memilih sebagai santri mukim dikarenakan mereka ingin mendalami ilmu agama dan juga karena tempat tinggal mereka jauh dari tempat mereka sekolah. Sedangkan mereka yang memilih untuk tidak mukim dikarenakan jarak antara rumah dan pondok yang sangat dekat dan untuk mendalami ilmu agamanya mereka memilih untuk masuk ke sekolah sorenya seperti TPQ dan MDA.
h. Metode
Pencapaian suatu pendidikan tidak terlepas dari penggunaan sebuah metode yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Metode
pendidikan tauhid yang diterapkan oleh ustadz untuk mengkaji kitab tauhid
di pondok ini yaitu menggunakan metode wetonan atau bandongan. Dalam
hal ini santri dalam mengaji mengelilingi ustadz dan mendengarkan kalimat-
perkalimat yang dibacakan oleh ustadz kemudian santri mencatatnya.
Ustadz memilih metode tersebut dikarenakan supaya antara ustadz dan
santri terjalin suatu interaksi yang baik dimana ustadz secara langsung dapat
mengenal para santri dan begitu pula sebaliknya.
Akan tetapi metode ini belum dianggap metode yang tepat untuk mengajarkan pendidikan tauhid di pondok ini, karena dengan metode ini
para santri susah untuk menguasai ilmu alat (nahwu dan sharaf) dan mereka
tidak bisa mandiri untuk membaca kitab kosongan.
i. Evaluasi
Tugas seorang ustadz bukan hanya memiliki kemampuan dalam
diajarkan kepada para santrinya. Pondok pesantren Darul Muttaqin melakukan evaluasi kepada para santrinya di setiap akhir tahun. Evaluasi ini dilakukan dalam waktu-waktu tertentu sekiranya materi yang diajarkan sudah selesai dipelajari.
Bentuk evaluasi yang ada di pondok pesantren ini ada dua yaitu berbentuk ujian lisan dan ujian tulis. Ujian lisan ini untuk mengukur kemampuan santri dalam membaca kitab kuning dan ujian tulis ini untuk mengukur pemahaman siswa dalam pendidikan tauhid. Tujuan evaluasi yang seperti itu tidak lain yaitu untuk mengukur kemampuan para santri dalam pemahaman pendidikan tauhid yang telah diajarkan terebut.
Evaluasi tentunya mempunyai hasil baik untuk ustadz sendiri
maupun untuk santrinya. Hasil evaluasi ini juga menjadi tolok ukur ustadz
dalam mengajar dan tentunya juga menjadi tolok ukur kemampuan para santri. Baik dan buruknya suatu hasil evaluasi tergantung pada keseriusan dan kesungguh-sungguhan santri dalam belajar. Evaluasi ini dilakukan
sekali dalam satu tahun oleh ustadz, karena ustadz lebih memilih untuk
mengkhatamkan kajian kitabnya terlebih dahulu.