• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN WAWNCARA

TRANSKIP WAWANCARA Nomor Data :

Hari, Tanggal : Kamis, 24 November 2016 Nama Informan : Drs. Ibnu Nasori

Kode Informan : IN

A.Lembaga

Peneliti : Bagaimana sejarah berdirinya pondok pesantren

DarulMuttaqin? Pimpinan pondok:

Kalau kita bicara pondok pesantren darul muttaqin itu berawal dari sebuah lemabaga Madrasah Diniyah Miftahul Ulum yang berdiri tahun 1965 sebagai embrio dari pondok ini, yang mana lembaga tersebut didirikan atas gagasan dari sesepuh yaitu alm. Bapak H. Dimyati, yang mana beliau lahir pada tahun 1921, dan pada tahun 1965 itu lembaga tersebut sudah mulai melakukan kegiatan pembelajaran, sekalipun pada saat itu fasilitas termasuk SDM masih sangat terbatas dan pada saat itu kegiatan pembelajaran dilaksanakan di sebuah Mushalla, dan Alhamdulillah lembaga tersebut walaupun masih serba terbatas tetap terus melakukan program-program kegiatan pendidikan dan pengajaran.

Pada tahun 2002 setelah saya menyelesaikan belajar di pondok modern Gontor, Madrasah Diniyah Miftahul Ulum berubah namanya menjadi Madrasah Diniyah Darul Muttaqin, karena pada tahun itu kami mendirikan yayasan yang namanya Yayasan Balai Pendidikan Pondok Pesantren Darul Muttaqin tepatnya pada tanggal 14 Maret 2002 dan sejak itulah kegiatan proses belajara mengajar di Madrasah lebih kita intensifkan dan sejak 1993 kami melakukan semacam revolusi mental dan juga tata kelola serta manajemen Madrasah yang sebelum itu masih sangat konvensional masih sangat sederhana sehingga pada tahun 1993 itu kami melakukan pembenahan-pembenahan baik dari segi kurikulum, manajemen pendidikan dan dari segi disiplinnya dan yang paling utama yaitu dari segi kedisiplinannya, yang mana kemudian kedisiplinan tersebut kami terapkan baik disiplin dalam masuk sekolah dan disiplin dalam berpakaian baik terhadap santri maupun terhadap ustadz/ustadzah yang ada disini, sehingga dari situlah kemudian sedikit-demi sedikit kami kami melkukan peningkatan mutu pembelajaran di MDA Darul Muttaqin. Kami susun jadwal, pada saat itu kami masih menggunakan bidang studi. Semua itu harus dengan persiapan yang matang serta mereka menggunakan seragam dinas itu sejak tahun 1993. Pada tahun berikutnya yaitu tahun 1993 itu juga kami mendirikan TPQ, karena pada saat itu kami analisa masyarakat Bukateja secara umum itu masih buta baca tulis Al-Quran sekalipun dulu Madrasah

Diniyah ada pelajaran Al-Quran, tetapi sistem pengajarannya masih sistem pengajaran konvensional atau masih sangat sederhana dan pada tahun 1993 itu pula kemudian muncul metode pembelajaran Al-Quran yang modern yaitu

Qiro‟ati dan sejak itu pula kami melakukan selalu melakukan upaya-upaya

peningkatan disiplin dan peningkatan pembelajaran di TPQ dan alhamdulillah berkembang hingga sekarang sekalipun kami sering berganti kurikulum atau ganti buku dari Qiro‟ati menjadi Asyifa.

Pada tahun 2005 kami mendirikan KBIT (Kelompok Bermain Islam Terpadu), dan pada tahun 2011 kami mendirikan TKIT (Taman Kanak-kanak Islam Terpadu), dan alhamdulillah hingga sekarang kedua lembaga tersebut berkembang baik dan sekarang jumlah murid KBIT dan TKIT mencapai 72.

Secara keseluruhan kami melakukan reformasi-reformasi seperti ini sejak tahun 2002 yang kami dirikan Yayasan Balai Pendidikan Pondok Pesantren dan alhamdulillah pada tanggal 14 Maret 2002 itulah akta pendirian yayasan dikeluarkan dari salah satu lembaga pembuatan akta yayasan yaitu Yayasan Balai Pendidikan Pondok Pesantren akan tetapi belum terdaftar Mentri Hukum dan HAM. Pada saat itu kegiatan pesantren sudah berjalan artinya kami mengelola santri saat itu ada 7 orang santri yang mana santri tersebut didominasi oleh santri putri. Kami membuat program-program pesantren . walupun sangat terbatas baik fasilitas maupun tenaga pengajarnya. Akan tetapi sedikit demi sedikit mereka boyong ke rumah mereka m,asing- masing sehingga tinggal 3 orang santri yaitu Kiandri Diana, M. Fasikhudin dan M. fauzan. Ketiga santri ini sangat ulet dalam belajar. Walupun hanya tiga orang santri kami tetap mengajrnya . dari ketiga santri tersebut alhamdulillah dapat menyelesaikan khidmah di pondok, sehingga dua diantaranya sekarang menjadi ustadz dan juga pengurus di pondok pesantren Darul Muttaqin ini yaitu Ustadz Kandri Diana dan Ustadz M. Fasikhudin.

Pada tanggal 2 Juni 2014 kami melakukan pemutihan yayasan dan kemudian kami memproses sampai ke MENKUMHAM dan alhamdulillah pada tanggal 2 Juni 2014 yayasan kami sudah berbadan hukum sehingga legalitas yayasan kami sudah jelas. Pada tahun 2014 itu juga kami membuka sekolah formal yaitu MTS Terpadu Darul Muttaqin, karena menurut kami pondok tidak akan maju tanpa adanya sekolah formal didalmnya.

Lembaga MTS Terpadu yang kami dirikan ini merupakan bentuk jawaban kami untuk masyarakat, yang mana masyarakat masih memandang bahwa sekolah yang dibawah Kemenag adalah sekolah pinggiran tidak keren istilahnya, sehingga dari itulah kami ingin mengangkat great dari pada sekolah- sekolah formal yang berbasis keagamaan agar lebih maju dan berkembang pesat dikalangan masyarakat kami khususnya dan umumnya untuk masyarakat luas. MTS Terpadu kami ini adalah MTS ya berbasic pondok pesantren sehingga kami ingin memadukan antara sistem salafiyah dengan sistem modern dilatar belakangi oleh pemikiran saya bahwa di Indonesia ada pondok salafiyah dan ada juga pondok modern, dimana kedua tipologi pesantren ini mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing yaitu Salafiyah mempunyai kelebihan dalam penguasaan ilmu alat dan disiplin ilmu agama secara keseluruhan sementara pondok modern yang dimaksud kami adalah pondok

pesantren Gontor yaitu kelebihannya dibidang manajemen, pendidikan karakter, kepemimpinan, serta bahasa asing. Sehingga dengan melihat kekurangan dan kelebihan dari masing dua tipologi pesantren ini kami ingin memadukannya atau memodifikasi sehingga Pondok Pesantren Darul Muttaqin ini adalah pondok peantren Salafy Modern, dimana didalamnya kami tetap menggunakan sistem pengajian kitab-kitab klasik atau kitab kuning dan kemudian kami padukan dengan sistem modern mulai dari kurikulumnya, disiplinnya, serta adanya penerapan bahasa asing (Arab dan Inggris) di setiap harinya. Kedua bahasa asing ini adalah sebagai Tajul Ma‟had (Mahkota Pondok), sehingga harapan kami nanti adalah para santri menjadi lulusan yang memiliki kompetensi yang lebih luas baik penguasaan ilmu-ilmu klasik ataupun penguasaan bahasa asing serta nilai-nilai pondok yang kita tanamkan pada santri selama ini.

Peneliti : Apa visi dan misi pondok pesantren ini?

Pimpinan pondok :

c. Visi Pondok Pesantren

Berbudi tinggi, berpengetahuan luas, berdaya saing dan unggul prestasi.

d. Misi Pondok Pesantren

5) Melaksanakan proses pembelajaran secara berimbang terpadu dan

berkwalitas agar terwujud insan yang kaffah.

6) Meningkatkan indeks prestasi peserta didik dalam bidang Akademis

maupun non Akademis.

7) Menggali dan mengembangkan potensi peserta didik dalam bidang

Akademis dan Non Akademis untuk melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.

8) Menumbuh kembangkan jiwa kompetitif yang sehat (Ruhut tasabuq)

pada peserta didik agar memiliki daya saing dalam kehidupan di masyarakat.

Peneliti : Menurut bapak bagaimana kedudukan pendidikan

tauhid di pondok pesantren ini?

Pimpinan pondok : tentunya pilar-pilar dalam pesantren itu adalah

pendidikan tauhid atau keyakinan tentunya keyakinan

yang “

حلاصلادحوتلا

” karena saat ini banyak berkembang

keyakinan-keyakina yang melenceng dari pada

keshalihannya, maka kita tetap dalam rangka mencetak kader-kader umat muslim yang baik maka mereka harus memiliki ketauhidan yang kuat yaitu yang shalih. Keyakinan yang benar sesuai dengan aqidah.berkaitan dengan itu kami mendidik santri-santri kami dengan berpedoman kepada Al-Quran dan Hadits serta dilengkapi dengan Ijma‟ dan Qiyas. Kami katakan kepada para santri bahwa jangan sampai meiliki

keyakinan yang ganda (keyakinan yang selain kepada Allah) yang mana keyakinan tersebut sudah keluar dari Al-Quran dan Hadits dan tauhidulloh kami tanamkan kepada para santri semuanya. Kami ajarkan kepada para santri bahwa di dunia ini tidak ada kekuatan apa-apa hanya kekuatan Allah SWT.

Peneliti : Apa tujuan pendidikan tauhid di pondok pesantren ini?

Pimpinan pondok : Untuk mencetak kader-kader umat yang memiliki

kapasitas dan kompetensi dalamkeyakinan terhadap Robny. Keyakinan yang kuat, keyakinan yang kokoh, sehingga dalam kondisi dan situasi apapun mereka tetap berpegang pada keyakinan ketauhidannya yang murni. Tauhidulloh harga mati tidakbisa dirubah dengan faktor apapun. Tauhid itu nomer satu keyakinan yang kokoh yang kita bangun.

B.Tujuan Pengajaran Tauhid

Peneliti :Apa tujuan umum pendidikan tauhid di pondok

pesantren ini?

Pimpinan pondok : Sudah barang tentu kami ingin membangun kader-kader umat yang memiliki kualitas keyakinan yang bagus. Kualitas iman yang bagus itu kualitas iman yang selalu konsisten dan tidak terpengaruh dengan kondisi dan situasi apapun. Disitulah santri-santri kami ketika nanti jadi alumni tidak akan melakukan upaya pindah agama, pindah keyakinan.

Peneliti : Apa tujuan khusus pendidikan tauhid di pondok

pesantren ini?

Pimpinan pondok : Yaitu biar santri tatkala mereka melakukan ritualitas di setiap harinya penuh dengan keyakinan yang kuat, kualitas ibadah yang bagus, maka dengan demikian akan menumbuhkan ibadah sosial yang bagus pula.

Peneliti : Bagaimana tujuan jangka panjang pendidikan tauhid di

pondok pesantren ini?

Pimpinan pondok : Secara general kami ingin perkembangan agama di Indonesia lebih maju dan penerapan syari‟ah di negra ini juga berjalan dengan baik sesuai dengan garis-garis yang telah ditentukan didalam ajaran ahlu sunnah wal jama‟ah.

Peneliti : Bagaimana tujuan jangka pendek pendidikan tauhid di

pondok pesantren ini?

Pimpinan pondok : Yaitu aplikatif untuk ibadah yaitu untuk meningkatkan

ibadah kepada Allah SWT dan juga untuk meningkatkan ibadah sosial.

C.Kurikulum

Peneliti : Bagaimana struktur kurikulum di pondok pesantren ini?

Pimpinan pondok : Untuk pendidikan tauhid di pondok ini mempunyai alokasi waktu yaitu seminggu sekali pembelajaran. Dalam rangka menunjang pendidikan tauhid di pondok pesantren kami juga mengadakan sebuah kegiatan yaitu sholat dluha

berjama‟ah, bimbingan santri setiap bulan dua kali yaitu

waktunya di awal bulan dan di akhir bulan. Bimbingan dilaksanakan pada hari senin jam 06.30-07.30 di ikuti oleh semua santri dan semua dewan asatidz.

Peneliti :Bagaimana kedudukan pendidikan tauhid dalam

kurikulum yang ada di pondok pesantren ini?

Pimpinan pondok : Pendidikan tauhid itu sendiri adalah pendidikan yang

fundamental sehingga pada sistem kurikulum,

pendidikan tauhid menjadi sangat penting sekali setelah itu baru tentang pendidikan ubudiyahnya.

Peneliti : Kitab apa saja yang digunakan untuk menunjang

pendidikan tauhid di pondok pesantren ini?

Pimpinan pondok : ada kitabus sa‟adah, kifayatul awam, dan kitab tijanu durori.

Peneliti : Berapa kali dalam seminggu pendidikan tauhid

diajarkan di pondok pesantren ini? Pimpinan pondok : sekali dalam seminggu.

TRANSKIP WAWANCARA Nomor Data : 02

Hari, Tanggal : Kamis, 24 November 2016 Nama Informan : Ust. Muhammad Sofwani Kode Informan : MS

A.Pendidik

Peneliti : Siapa saja yang mengajar di pondok pesantren ini? Dan

siapa yang mengajar pendidikan tauhid di pondok pesantren ini?

Ustadz : Ada banyak, tapi untuk tauhid saya sendiri yang

mengajar.

Peneliti : Bagaimana kriteria dan persyaratan yang ditetapkan

pemimpin untuk mengangkat guru/usatadz yang akan mengajar di pesantren ini, khususnya guru dibidang pendidikan tauhid?

Ustadz : Kriteria yang ditentukan oleh pimpinan pondok dalam

mengangkat asatidz khususnya di bidang pendidikan tauhid yaitu lulusan pondok pesantren, menguasai dibidang ilmu nahwu dan sorof, dan menguasai bahasa arab dengan baik.

Peneliti : Apa yang bapak pahami tentang pendidikan tauhid di

pondok pesantren ini?

Ustadz : Yang saya pahami yaitu untuk mengenal Allah,

mengenal para malaikat, mengenal para Rasul, dan menegnal Qada dan Qadar yang ditetapkan oleh Allah SWT. Dan itu semua merupakan sebuah pondasi hidup ummat Islam.

Peneliti : Bagaimana respon pendidik terhadap pendidikan tauhid

yang sudah berlangsung dipondok pesantren ini?

Ustadz : fa insya Alloh responnya baik, bisa dipahami oleh para

santri.

B.Peserta Didik

Peneliti : Berapa jumlah santri di pondok pesantren ini?

Ustadz : Santri yang mukim itu ada 8 santri putra dan 5 orang santri

putri.

Peneliti : Menurut bapak, sejauh mana santri dapat berpartisipasi

Ustadz: : Para santri dalam pendidikan tauhid di pondok pesantren ini sangat berpartisipasi sekali, mereka selalu mengikuti kajian pendidikan tauhid yang dilaksanakan setiap malam selasa dengan tertib.

Peneliti : Apa harapan bapak setelah santri mempelajari

pendidikan tauhid di pondok pesantren ini?

Ustadz : Harapan saya yaitu agar para santri sedikit demi sedikit

santri itu kenal dengan Tuhannya. Sebab apabila santri sudah mengenal Tuhannya fa Isnya Alloh hubungan mereka baik kepada Tuhannya maupun terhadapa hubungan sosialnya akan baik juga.

C.Metode Pendekatan Pendidikan Tauhid

Peneliti : Metode atau pendeketan apa yang digunakan dalam

mengajarkan pendidikan tauhid di pondok pesantren ini?

Ustadz : Saya membaca kitab kosong dan memberi makna

kemudian santri mencatat atau memberi afsahan pada kitab yang dimilki oleh masing-masing santri,dan kemudian saya menjelaskan (bandongan/ halaqoh).

Peneliti : Menurut bapak apakah metode yang digunakan dalam

mengajarkan pendidikan tauhid sudah sesuai dengan kaidah-kaidah pembelajaran di pondok pesantren ini?

Ustadz : Belum sesuai dan belum memuaskan, karena para santri

belum menguasai ilmu alat untuk membaca kitab yaitu ilmu nahwu dan sharaf, mereka dalam mengkaji kitab masih butuh tuntunan dari saya.

Peneliti : Bagaimana upaya bapak dalam memotivasi pendidikan

tauhid kepada santri?

Ustadz : Upaya saya dalam memotivasi santri dalam pendidikan

tauhid yaitu agar lebih sungguh-sungguh dalam

mempelajari ilmu tentang ketauhidan, karena pendidikan tauhid itu merupakan sebagai pondasi keimanan para santri itu sendiri.

D.Evaluasi

Peneliti : Apa yang perlu dievaluasi oleh pendidik dalam

pendidikan tauhid?

Ustadz : Materi yang sudah disampaikan.

Peneliti : Kapan pendidik melakukan evaluasi pendidikan tauhid

dipondok pesantren ini?

Ustadz : Biasanya evaluasi dilakukan dalam satu tahun sekali

Peneliti : Bagaimana pendidik melakukan evaluasi pendidikan tauhid dipondok pesantren ini?

Ustadz : Antara lain yaitu ujian lisan dimana santri disuruh untuk

membaca kitab gundul, stelah itu santri disuruh untuk menjelaskan isi dari kitab yang dibaca dihadapan penguji. selain ujian lisan ada juga ujian tulis yaitu beberapa materi yang telah disampaikan.

Peneliti : Apa tujuan pendidik melakukan evaluasi terhadap

pendidikan tauhid dipondok pesantren ini?

Ustadz : Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan santri dalam

memahami kitab tauhid yang dajarkan di pondok pesantren.

Peneliti : Bagaimana hasil evaluasi yang telah bapak lakukan

dalam pendidikan tauhid di pondok pesantren ini?

Ustadz : Ada santri yang memang benar-benar memperhatikan

sehingga hasil tesnya baik, berbbeda dengan santri yang kurang memperhatikan hasil tesanya pun tidak begitu memuaskan.

E.Faktor pendukung dan penghambat

Peneliti : Adakah kendala yang dialami oleh pendidik dalam

mengajarkan pendidikan tauhid di pesantren ini?

Ustadz : Ada kendalanya, yaitu santri itu sendiri, padahal

mereka ada program pondok, ada jadwal kegiatan pondok, tapi tidak antusias dalam masalah itu, ada yang pas waktu kajian tidur dikamar dengan alasan capek, ada yang mengikuti kegiatan ekstra.

Peneliti : Apa faktor pendukung dan penghambat pendidikan

tauhid di pondok pesantren ini?

Ustadz : Faktor pendukungnya yaitu adanya staf keamnan

pondok dan pengurus yang selalu keliling ke asrama santri untuk mengoprak-ngoprak santri untuk mengikuti kegiatan. Adapun faktor penghambatnya yaitu ketika jam kajian malah mereka tidur dikamar dan kadang mengikuti kegiatan ekstra di MTS.

Peneliti : Apakah ada permasalahan yang muncul dalam sistem

pendidikan tauhid di pondok pesantren ini?

Ustadz : Permasalahn yang muncul tadi bahwa dari santri itu

sendiri dengan alasan capek karena ekskul di MTS, dan ada yang tidur pas kajian di kamar pas kajian berlangsung serta berdirinya MTS Terpadu menjadikan prestasi belajar menurun .

Peneliti :Apa solusi bapak dalam menangani

kendala/permasalahan/penghambat dalam pendidikan tauhid di pondok pesantren ini?

Ustadz : Solusinya menurut saya, yaitu apabila ada santri yang tidak ikut ngaji saya datangi dan saya tanyai kenapa tidak mengaji?, dan apabila tiga kali berturut-turut santri tidak hadir saya beri sanksi yaitu saya suruh baca kitab gundul.

TRANSKIP WAWANCARA Nomor Data : 03

Hari, Tanggal : Kamis, 29 November 2016 Nama Informan : Ust. Kandri Diana

Kode Informan : KD

A.Pendidik

Peneliti : Bagaimana kriteria dan persyaratan yang ditetapkan

pemimpin untuk mengangkat guru/usatadz yang akan mengajar di pesantren ini, khususnya guru dibidang pendidikan tauhid?

Ustadz : Secara umum tidak ada akan tetapi secara khusus

kriteria dalam pengangkatan asatidz di Pondok Pesantren Darul Muttaqin yang pastinya ia yang lulusan pesantren dan mempunyai kelebihan di bidang masing-masing

seperti dalam bidang umum seperti komputer,

penguasaan kitab kuning untuk asatidz yang akan mengampu dibidang baik tauhid, fiqh.

Peneliti : Apa yang bapak pahami tentang pendidikan tauhid di

pondok pesantren ini?

Ustadz : “Pendidikan tauhid yang saya pahami yaitu untuk

mngenal Allah SWT, mengenal para Rasul, mengenal para Malaikat, mengenal ketetapan Allah SWT atau mengenai

rukun iman sebagai pondasi hidup para santri.”

Peneliti : Bagaimana respon pendidik terhadap pendidikan tauhid

yang sudah berlangsung dipondok pesantren ini?

Ustadz : fa insya Alloh responnya baik, bisa dipahami oleh para

santri.

B.Peserta Didik

Peneliti : Berapa jumlah santri di pondok pesantren ini?

Ustadz : Santri yang mukim itu ada 8 santri putra dan 5 orang santri

putri.

Peneliti : Menurut bapak, sejauh mana santri dapat berpartisipasi

dalam pendidikan tauhid di pondok pesantren ini?

Ustadz: : pada dasarnya para santri selalu berpartisipasi dalam

kegiatan pondok apa lagi dalam mengikuti kajian kitab baik kitab tauhid ataupun kajian kitab lainnya mereka sangat

antusias Peneliti : Apa harapan bapak setelah santri

Peneliti : Apa harapan bapak setelah santri mempelajari pendidikan tauhid di pondok pesantren ini?

Ustadz : Harapannya yaitu agar para santri mempunyai benteng

keimanan yang kuat, tauhid yang murni dan agar mereka tidak melenceng dari tauhid yang sebenarnya yang sesuai dengan ahlu sunnah wal jama‟ah, karena sekarang banyak aqidah-aqidah yang baru bermunculan yang mana bertentangan dengan Al-Quran dan Hadits dan yang tidak

sesuai dengan ajaran ahlu sunnah wal jama‟ah.

C.Faktor pendukung dan penghambat

Peneliti : Adakah kendala yang dialami oleh pendidik dalam

mengajarkan pendidikan tauhid di pesantren ini?

Ustadz : Adanya kegiatan ekstrakulikuler, mereka lebih

memilih kegiatan ekstrakurikuler disekolahnya dari pada mengikuti kajian, tidur-tiduran di kamar pas jam kegiatan dimulai

TRANSKIP WAWANCARA Nomor Data : 04

Hari, Tanggal : Kamis, 29 November 2016 Nama Informan : Ust. Muhammad Fasikhudin Kode Informan : MF

F. Pendidik

Peneliti : Apa yang bapak pahami tentang pendidikan tauhid di

pondok pesantren ini?

Ustadz : Pendidikan tauhid itu memberikan pemahaman tentang

ke-Esaan Allah SWT bahwa tidak ada Tuhan yang wajib disembah melainkan Allah SWT dan tidak ada daya dan kekuatan di dunia ini melainkan kekuatan Allah SWT dan mengenai tentang rukun iman

G.Peserta Didik

Peneliti : Menurut bapak, sejauh mana santri dapat berpartisipasi

dalam pendidikan tauhid di pondok pesantren ini?

Ustadz: : Para santri sangat berpartisipasi dalam mengikuti kajian

tauhid yang dilaksakan setiap malam selasa.

H.Metode Pendekatan Pendidikan Tauhid

Peneliti : Bagaimana upaya bapak dalam memotivasi pendidikan

tauhid kepada santri?

Ustadz : Motivasi saya untuk para santri dalam pendidikan tauhid

yaitu untuk selalu mengajak mereka kedalam kebaikan karena di dunia ini tidak ada kekuatan yang hebat kekcuali

kekuatan yang diberikan Allah SWT baik hablum minalloh

maupun hablum minannas dan beriman terhadap rukun

iman

I. Faktor pendukung dan penghambat

Peneliti : Apakah ada permasalahan yang muncul dalam sistem

pendidikan tauhid di pondok pesantren ini?

Ustadz : Permasalahn yang muncul tadi bahwa dari santri itu

sendiri dengan alasan capek karena ekskul di MTS, dan ada yang tidur pas kajian di kamar pas keajian berlangsung

DOKUMENTASI

Plang Pondok Pesantren Darul Muttaqin

DOKUMENTASI

Halaman Depan Asrama Putri

DOKUMENTASI

Wawancara Dengan Asatidz

DOKUMENTASI

Gedung TKIT dan MTS Terpadu Darul Muttaqin

DOKUMENTASI

Dokumen terkait