• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perusahaan Daerah Air minum (PDAM) Kabupaten Agam didirikan berdasarkan Perda Tingkat II Kabupaten Agam Nomor : 03 Tahun 1989.

Adapun kegiatan pokok perusahaan adalah menyelenggarakan pelayanan umum atas pengelolaan air bersih dan air minum untuk masyarakat, yang memenuhi standar kesehatan. Disamping itu, perusahaan diharapkan mampu memberikan kontribusi laba bagi PAD Kabupaten Agam. Dari total penduduk Kabupaten Agam 463.719 jiwa tahun 2013, yang telah terlayani air minum PDAM baru 68.568 jiwa atau 23.31 % dari jumlah penduduk Kabupaten Agam, dengan jumlah pelanggan yang ada sebanyak 11.431 unit dan panjang pipa trasmisi & distribusi sepanjang 396.345 Meter.Sumber air minum di Kabupaten Agam terdiri dari air ledeng (PDAM), sumur, sungai, air hujan, air kemasan dan lainnya. Persentase terbesar sumber air minum rumah tangga di kabupaten Agam adalah air ledeng atau PDAM yaitu sebesar 49.450 Rumah Tangga (35 %), sedangkan persentase terkecil adalah sumber air hujan yaitu sebesar 10.229 Rumah Tangga (7 %). Persentase penggunaan air ledeng (PDAM) sebagai sumber air bersih adalah di Kecamatan Ampek Nagari yaitu sebesar 53,31 % sedangkan yang terkecil adalah di Kecamatan Malalak yaitu sebesar 23,13 %.

Sedangkan untuk sumber air dari air hujan terbesar adalah di Baso yaitu sebesar 29,67 % dan yang menggunakan air kemasan, rumah tangga di Kecamatan IV Koto merupakan pengguna air kemasan terbesar yaitu 34,57 %. Terjadinya peningkatan penggunaan air PDAM sebagai sumber air minum pada tahun 2013 mengakibatkan menurunnya penggunaan air hujan sebesar 1,48 % pada tahun 2013 dari 8,80 % menjadi 7,32 %.

Tabel 7.9

Jumlah Rumah tangga Berdasarkan Sumber Air Minum di Kabupaten Agam Tahun 2013

Sumber : Data SLHD Kabupaten Agam Tahun 2013, BLH

No Kecamatan Jumlah (RT) % 1 Ledeng (PDAM) 49.450 35 2 Sumur 38.803 28 3 Hujan 10.229 7 4 Kemasan 22.986 17 5 Lainnya 18.243 13

Gambar 7.5

Jumlah Rumah tangga Berdasarkan Sumber Air Minum di Kabupaten Agam Tahun 2013

Pelayanan air minum PDAM di Kabupaten Agam mencakup 9 wilayah kecamatan dengan 9 unit pelayanan air minum (UPAM) terdiri dari unit pelayanan Lubuk Basung, Batu Kambing, Tiku, Maninjau, Matur, IV Koto, Sungai Pua, Ampek Angkek dan Baso, yang berasal dari 13 sumber yang memproduksi air dari air mata air dan air permukaan yaitu : Silayang, Batang Antokan, Silasung, Balai Badak, Cacang Randah, Sarasah, Tajung Lurah, Tarok , Rimbo Takuruang, Tabek Barawak, Sungai Jernih dan Batu Putiah

Sumber air dengan kapasitas terpasang 195,5 l/dt saat ini hanya mampu berproduksi dengan kapasitas 105,2 l/dt (disebabkan terjadinya penurunan kapasitas sebesar 90,3 l/dt atau sekitar 53,81 % dari kapasitas terpasang disebabkan faktor alam terhadap sumber mata air serta penurunan efisiensi pengolahan air permukaan).

Jumlah air yang diproduksi, air yang didistribusikan serta penjualan air terus mengalami peningkatan dari 2008 s/d 2013, sedangkan kehilangan air dapat ditekan dari 25,20% tahun 2008 menjadi 24,46% pada akhir tahun 2013 (data diperlihatkan dalam tabel 7.10.

Tabel 7.10

Sumber Air PDAM Kabupaten Agam Tahun 2014

No Nama Sumber Lokasi

Tahun Total Kapasitas

Dibangun Operasional Terpasang (L/dt) Produksi (L/dt) Mulai Sampai

1 Silayang Lubuk Basung 1981 1982 sekarang 2200,,00 77,,88

Batang Antokan 6600,,00 4422,,00

Silasung 2200,,00 1122,,00

2 Balai Badak Batu kambing 1995 1996 sekarang 1100,,00 55,,00

3 Cacang Randah Tiku 1984 1985 sekarang 1100,,00 66,,00

4 Sarasah Maninjau 1988 1989 sekarang 1155,,00 1100,,00

Koto Gadang 55,,00 33,,66

5 Tanjung Lurah Matur 1984 1985 sekarang 55,,00 33,,00

6 Tarok IV Angkek Canduang

1988 1989 sekarang 33..00 11,,88

7 Rimbo Takuruang IV Koto 1995 1996 sekarang 55..00 22,,99

8 Tabek Barawak Sungai Puar 1984 1985 sekarang 22..5500 22,,00

Tabek Barawak 55,,00 22,,00

9 Sungai Jernih Baso 1982 1983 Sekaran g 3 3,,00 22,,33 Batu Putiah 3300,,00 33,,33 Batu Putiah 55,,00 11,,55 Total 195,5 110055,,22

Tabel 7.11

Produksi Air, Distribusi Air, Penjualan Air serta Kebocoran Air PDAM Kabupaten Agam Periode Tahun 2008 s/d 2013

No. Uraian Satuan Tahun

2008 2009 2010 2011 2012 2013

1 Kapasitas Terpasang Ltr/det 172,5 172,5 172,5 202.5 202.5 197.5

2 Kapasitas Produksi Ltr/det 71,57 96 100 107,76 107 114

3 Jumlah Produksi Air M3 3.079.296 2.840.815 2.911.708 2.944.756 3.066.901 3.103.633 4 Jumlah Air Distribusi M3 2.818.347 2.800.495 2.871.388 2.944.579 3.026.581 3.063.313 5 Jumlah Air Terjual M3 2.108.237 2.212.933 2.174.657 2.231806 2.291.133 2.313.971 6 Jumlah Air Yg Hilang M3 710.110 687.562 696.731 712.950 735.448 749.342

7 % Kehilangan Air % 25.20 24.55 24.26 24.21 24.30 24,46

8 Jumlah Penduduk yg Memerlukan Pelayanan

Jiwa 443.857 445.484 451.264 454.484 459.115 459.115

9 Jumlah Pend. terlayani Jiwa 54.678 56.684 60.205 62.665 64.415 66.443

10 Cakupan Pelayanan % 19,30 20.71 21.71 22.60 22.70 22.59

11 Jumlah Pelanggan Samb. 9.865 10.082 10.242 10.697 11.131 11.431

Sumber: PDAM Kabupaten Agam

Penyediaan Air Minum selain dari PDAM di Kabupaten Agam juga sudah ada program Pansimas yang telah masuk kebeberapa kecamatan (10 Kecamatan) yang ada di lingkungan Kabupaten Agam, diantaranya :

1. Kec. Baso : 13 Lokasi 2. Kec. Kamang Magek : 6 Lokasi 3. Kec. Lubuk Basung : 3 Lokasi 4. Kec. Pamlembayan : 10 Lokasi 5. Kec. Sungai Pua : 16 Lokasi 6. Kec. Banuampu : 1 Lokasi 7. Kec. Matur : 3 Lokasi 8. Kec. Palupuh : 10 Lokasi 9. Kec. Tanjung Raya : 13 Lokasi 10. Kec. Canduang : 8 Lokasi 11. Kec. IV Koto : 9 Lokasi 12. Kec. Malalak : 6 Lokasi 13. Kec. Tanjung Mutiara : 1 Lokasi

Dari hasil data yang didapat, tingkat pelayanan aspek air minum di kabupaten Agam adalah sebanyak 73,4 % yang dilayani oleh PDAM dan Pansimas serta sumber ir bersih lainnya. Guna mengetahui daerah pelayanan SPAM dapat dilihat Tabel 6.12.

Tabel 7.12

Daerah dan Unit Pelayanan SPAM di Kabupaten Agam

No Daerah

Pelayanan Unit Pelayanan Sistem Pelayanan

Evaluasi Pemanfaatan Air Baku

1 Kawasan Kota Lubuk Basung

1. Lubuk Basung Sistem penyediaan air minum di Unit Pelayanan Lubuk Basung yang dikelola oleh PDAM, mempunyai 3 (tiga) sumber air baku, yaitu 2 (dua) sumber air baku yang berasal dari air permukaan (Batang Antokan dan Batang Silasung) dan satu dari mata air yaitu mata air Silayang.

Air baku dari Batang Antokan dialirkan secara gravitasi ke Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA) yang berlokasi di Cigunggung. Air baku dari Batang Silasung dialirkan secara gravitasi ke Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA) yang berlokasi di Cigunggung (kedua IPA

tersebut letaknya

berdampingan). Air yang telah diolah dikedua IPA dialirkan secara gravitasi ke sebuah Bak penampung (reservoir), pada reservoir ini dibubuhkan zat desinfektan (kaporit). Air minum dari reservoir dialirkan secara gravitasi ke jaringan distribusi. Air dari mata air Silayang dialirkan secara gravitasi ke bak saringan pasir lambat, dari saringan pasir lambat air dialirkan secara gravitasi ke bak pembubuh untuk dibubuhkan zat desinfektan (kaporit), dari bak pembubuh air langsung dialirkan secara gravitasi ke jaringan distribusi.

Batang Antokan (Sungai Antokan), dengan debit 7 m3/det. Saat ini air tersebut dimanfaatkan oleh PDAM sebesar 30 l/det, selain untuk air baku PDAM Unit Pelayanan Lubuk Basung dimanfaatkan juga untuk perikanan dan pertanian. Potensi air Batang Antokan masih memungkinkan untuk digunakan sebagai sumber air baku.

Batang Silasung, dengan debit 1 m3/det. Saat ini air tersebut hanya untuk air baku PDAM Unit Pelayanan Lubuk Basung sebesar 20 l/det, sisanya mengalir ke Batang Antokan. Potensi air Batang Silasung masih memungkinkan untuk digunakan sebagai sumber air baku PDAM Unit Pelayanan Lubuk Basung, bila akan dikembangkan.

Mata air Silayang. Saat ini air tersebut dimanfaatkan oleh PDAM sebanyak 20 l/det. Selain untuk air baku PDAM Unit Pelayanan Lubuk Basung dimanfaatkan juga untuk pertanian (sawah). Mata air ini sudah tidak dapat lagi

dimanfaatkan untuk

pengembangan PDAM, karena dipakai oleh masyarakat untuk kebutuhan pertanian (sawah).

2. Batu Kambing Sistem penyediaan air minum di Unit Pelayanan Batu Kambing yang dikelola oleh PDAM, mempunyai sumber air baku yang berasal dari air permukaan

Sumber air yang dimanfaatkan sebagai air baku adalah air permukan dari Sungai Balai Badak yang berlokasi di Desa Batu Kambing, dengan debit

No Daerah

Pelayanan Unit Pelayanan Sistem Pelayanan

Evaluasi Pemanfaatan Air Baku

(Balai Badak).

Air baku dari sumber air permukaan, yaitu Balai Badak disadap dengan menggunakan bangunan penyadap (intake). Dari intake air dialirkan secara gravitasi ke Unit Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA). Air baku yang sudah diolah di IPA (air minum) ditampung pada sebuah Reservoir, setelah dibubuhi zat desinfektan (kaporit) air minum dialirkan dengan secara gravitasi ke jaringan distribusi.

2.000 l/det. Saat ini air tersebut hanya dimanfaatkan untuk air baku PDAM Unit Batu Kambing sebesar 10 l/det, sisanya mengalir ke Batang Atokan. Potensi air Balai Badak masih memungkinkan untuk digunakan sebagai sumber air baku PDAM Unit Pelayanan Batu Kambing, bila akan dikembangkan.

2 Kawasan Mina Bahari

Tiku Sistem penyediaan air minum di

Unit Pelayanan Tiku yang dikelola oleh PDAM, mempunyai sumber air baku yang berasal dari air permukaan (Batang Tiku). Air baku dari sumber air permukaan, yaitu Batang Tiku disadap dengan menggunakan pipa penyadap dan dialirkan ke bak pengumpul. Dari bak pengumpul air dialirkan dengan menggunakan pompa ke Unit Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA) yang berlokasi di Desa Cacang Randah. Air baku yang sudah diolah di IPA (air minum) ditampung pada sebuah Reservoir, setelah dibubuhi zat desinfektan (kaporit) air minum dialirkan dengan menggunakan pompa ke jaringan distribusi.

Sumber air yang dimanfaatkan sebagai air baku adalah air permukaan dari Batang Tiku yang berlokasi di Desa Cacang Randah, dengan debit 100 l/det. Saat ini air tersebut hanya untuk air baku PDAM Unit Pelayanan Tiku dengan jumlah air yang diambil sebesar 10 l/det. Potensi air dari Batang Tiku masih memungkinkan untuk digunakan sebagai sumber air baku PDAM Unit Pelayanan Tiku, bila akan dikembangkan.

3 Kawasan

Pariwisata Maninjau

1. Maninjau Sistem penyediaan air minum di Unit Pelayanan Maninjau yang dikelola oleh PDAM, dengan sumber air baku yang berasal dari air permukaan (Sarasah). Air baku dari sarasah dialirkan secara gravitasi ke 2 (dua) buah Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA). Air yang telah diolah di kedua IPA tersebut dialirkan secara gravitasi ke masing- masing Bak penampung (reservoir), pada reservoir ini dibubuhkan zat desinfektan (kaporit). Air minum dari masing- masing reservoir dialirkan secara gravitasi ke jaringan

Sumber air yang dimanfaatkan sebagai air baku, adalah air permukaan/mataair Sarasah, dengan debit 80 l/det. Saat ini air tersebut dimanfaatkan oleh PDAM sebesar 15 l/det, selain untuk air baku PDAM Unit

Pelayanan Maninjau

dimanfaatkan juga untuk perikanan dan pertanian. Potensi

air Sarasah masih

memungkinkan untuk digunakan sebagai sumber air baku PDAM Unit Pelayanan Maninjau, bila akan dikembangkan. Tetapi harus diteliti lagi untuk

No Daerah

Pelayanan Unit Pelayanan Sistem Pelayanan

Evaluasi Pemanfaatan Air Baku

distribusi. sekitarnya.

2. Matur Sistem penyediaan air minum di Unit Pelayanan Matur yang dikelola oleh PDAM, mempunyai sumber air baku yang berasal dari mata air (Tanjung Lurah). Air baku dari mata air (Tanjung Lurah) ditampung pada sebuah kolam penampungan. Dari kolam penampung air dialirkan dengan menggunakan pompa langsung ke jaringan distribusi.

Sistem pengambilan/

penyadapan air baku yang berasal dari mata air dengan

menggunakan kolam

penampungan. Kondisi fisik bangunan penampung sampai saat ini masih cukup baik. Pada sistem ini tidak terdapat jalur transmisi, karena dari mataair, air dipompa langsung ke pelanggan. Pada bangunan penyadap tidak terdapat alat pemantau debit.

4 Kawasan

Agropolitan

1. IV Koto Sistem penyediaan air minum di Unit Pelayanan IV Koto yang dikelola oleh PDAM, mempunyai 2 (dua) sumber air baku dari mata air, yaitu mata air Lantai Batu dan mata air Pincuran Tupai.

Air baku dari mata air Lantai Batu ditangkap melalui bangunan penangkap mata air, lalu dipompa kebangunan penampung (reservoir), dari

bangunan penampung

(reservoir) air dialirkan kejaringan distribusi untuk melayani desa Jambak secara gravitasi. Air dari mata air Pincuran tupai ditangkap melalui bangunan penangkap mata air lalu di alirkan langsung ke jaringan distribusi di desa Sianok dengan cara gravitasi.

Mata air Lantai batu, dengan debit 200 l/det. Saat ini air tersebut dimanfaatkan oleh PDAM sebesar 10 l/det, selain untuk air baku PDAM Unit Pelayanan IV Koto air terbuang ke sungai. Potensi air dari mata air Lantai batu masih memungkinkan untuk digunakan sebagai sumber air baku PDAM Unit Pelayanan IV Koto, bila akan dikembangkan.

Mata air Pincuran batu, dengan debit 10 l/det tidak dapat dikembangkan karena saat ini air tersebut untuk air baku PDAM Unit Pelayanan IV Koto sebesar 10 l/det.

2. IV Angkat Candung

Sistem penyediaan air minum di Unit Pelayanan IV Angke Candung yang dikelola oleh PDAM, mempunyai sumber air baku dari mata air, yaitu mata air Tarok. Air baku dari mata air Tarok ditangkap melalui bangunan penangkap mata air, lalu air dialirkan kejaringan distribusi secara gravitasi.

Saat ini mata air Tarok memiliki debit 20 l/det. Sedangkan debit yang dimanfaatkan PDAM sebesar 10 l/det. Mengingat selain untuk air baku PDAM Unit Pelayanan IV Angke Candung dimanfaatkan juga untuk perikanan dan pertanian, maka pemanfaatan Mata Air Tarok untuk pengembangan air minum sulit dilaksanakan.

3. Baso Sistem penyediaan air minum di Unit Pelayanan Baso yang dikelola oleh PDAM, mempunyai 2 (dua) sumber air baku yang berasal dari mata air, yaitu Mata

Mata air S.Janiah, dengan debit 10 l/det. Saat ini air tersebut dimanfaatkan oleh PDAM sebesar 10 l/det. Mata air Batu Putih, dengan debit 200 m3/det.

No Daerah

Pelayanan Unit Pelayanan Sistem Pelayanan

Evaluasi Pemanfaatan Air Baku

air S.Janiah dan Mata air Batu Putih. Air baku dari Mata air S.Janiah ditangkap melalui bangunan penangkap mata air, lalu dipompa ke reservoir dan sebagian dipompa langsung kepelanggan, dari reservoir air dipompa langsung kejaringan distribusi. Air baku dari Mata air Batu Putih ditangkap melalui bangunan penangkap mata air,

sebagian langsung

didistribusikan kepelanggan sebagian lagi dipompa ke Buster pump I, Buster pump II, dan Buster pump III, dari Buster pump III air dialirkan ke reservoir. Dari reservoir air langsung dialirkan secara gravitasi kejaringan distribusi.

Saat ini air tersebut digunaklan untuk air baku PDAM Unit Pelayanan Baso sebesar 30 l/det, sisanya mengalir ke Sungai. Potensi Mata air Batu Putih masih memungkinkan untuk digunakan sebagai sumber air baku PDAM Unit Pelayanan Baso, bila akan dikembangkan.

Sumber : diolah Konsultan tahun 2014.

Dokumen terkait