• Tidak ada hasil yang ditemukan

UU No.1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman

D TANJUNG RAYA

1) UU No.1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman

UU No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman memberikan amanat bahwa penyelenggaraan penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman adalah kegiatan perencanaan, pembangunan, pemanfaatan, dan pengendalian, termasuk di dalamnya pengembangan kelembagaan, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran masyarakat yang terkoordinasi dan terpadu. Pada UU No. 1 tahun 2011 juga diamanatkan pembangunan kaveling tanah yang telah dipersiapkan harus sesuai dengan persyaratan dalam penggunaan, penguasaan, pemilikan yang tercantum pada rencana rinci tata ruang dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

2. UU No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

UU No. 28 tahun 2002 memberikan amanat bangunan gedung harus diselenggarakan secara tertib hukum dan diwujudkan sesuai dengan fungsinya, serta dipenuhinya persyaratan administratif dan teknis bangunan gedung. Persyaratan administratif yang harus dipenuhi adalah:

a. Status hak atas tanah, dan/atau izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah;

b. Status kepemilikan bangunan gedung; dan c. Izin mendirikan bangunan gedung.

Persyaratan teknis bangunan gedung melingkupi persyaratan tata bangunan dan persyaratan keandalan bangunan. Persyaratan tata bangunan ditentukan pada RTBL yang ditetapkan oleh Pemda, mencakup peruntukan dan intensitas bangunan gedung, arsitektur bangunan gedung, dan pengendalian dampak lingkungan. Sedangkan, persyaratan keandalan bangunan gedung mencakup keselamatan, kesehatan, eamanan, dan kemudahan. UU No. 28 tahun 2002 juga mengamatkan bahwa dalam penyelenggaraan bangunan gedung yang meliputi kegiatan pembangunan, pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran, juga diperlukan peran masyarakat dan pembinaan oleh pemerintah.

3. PP 36/2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 Tahun 2002 tentang

Bangunan Gedung

Secara lebih rinci UU No. 28 tahun 2002 dijelaskan dalam PP No. 36 Tahun 2005 tentang peraturan pelaksana dari UU No. 28/2002. PP ini membahas ketentuan

fungsi bangunan gedung, persyaratan bangunan gedung, penyelenggaraan bangunan gedung, peran masyarakat, dan pembinaan dalam penyelenggaraan bangunan gedung. Dalam peraturan ini ditekankan pentingnya bagi pemerintah daerah untuk menyusun Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) sebagai acuan rancang bangun serta alat pengendalian pengembangan bangunan gedung dan lingkungan.

4) Permen PU No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata

Bangunan dan Lingkungan

Sebagai panduan bagi semua pihak dalam penyusunan dan pelaksanaan dokumen RTBL, maka telah ditetapkan Permen PU No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan. Dalam peraturan tersebut, dijelaskan bahwa RTBL disusun pada skala kawasan baik di perkotaan maupun perdesaan yang meliputi kawasan baru berkembang cepat, kawasan terbangun, kawasan dilestarikan, kawasan rawan bencana, serta kawasan gabungan darijenis-jenis kawasan tersebut. Dokumen RTBL yang disusun kemudian ditetapkan melalui peraturan walikota/bupati.

5) Permen PU No.14 /PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang

Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Permen PU No: 14 /PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang mengamanatkan jenis dan mutu pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. Pada Permen tersebut dilampirkan indikator pencapaian SPM pada setiap Direktorat Jenderal di lingkungan Kementerian PU beserta sektor-sektornya.

Lingkup Tugas dan Fungsi Direktorat PBL

Sebagaimana dinyatakan pada Permen PU No.8 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian PU, pada Pasal 608 dinyatakan bahwa Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok Direktorat Jenderal Cipta Karya di bidang perumusan dan pelaksanakan kebijakan, penyusunan produk pengaturan, pembinaan dan pengawasan serta fasilitasi di bidang penataan bangunan dan lingkungan

termasuk pembinaan pengelolaan gedung dan rumah negara. Kemudian selanjutnya pada Pasal 609 disebutkan bahwa Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan menyelenggarakanfungsi:

a. Penyusunan kebijakan teknis dan strategi penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan termasuk gedung dan rumah negara;

b. Pembinaan teknik, pengawasan teknik, fasilitasi serta pembinaan pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara termasuk fasilitasi bangunan gedung istana kepresidenan;

c. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan dan pengembangan keswadayaan masyarakat dalam penataan lingkungan;

d. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi revitalisasi kawasan dan bangunan bersejarah/tradisional, ruang terbuka hijau, serta penanggulangan bencana alam dan kerusuhan sosial;

e. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pembinaan kelembagaan penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan; dan f. Pelaksanaan tata usaha Direktorat.

Lingkup tugas dan fungsi tersebut dilaksanakan sesuai dengan kegiatan pada sektor PBL, yaitu kegiatan penataan lingkungan permukiman, kegiatan penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara dan kegiatan pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan kemiskinan.

Lingkup kegiatan untuk dapat mewujudkan lingkungan binaan yang baik sehingga terjadi peningkatan kualitas permukiman dan lingkungan meliputi:

a. Kegiatan penataan lingkungan permukiman

• Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL); • Bantuan Teknis pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH);

• Pembangunan Prasarana dan Sarana peningkatan lingkungan pemukiman kumuh dan nelayan;

• Pembangunan prasarana dan sarana penataan lingkungan pemukiman tradisional.

b. Kegiatan pembinaan teknis bangunan dan gedung

• Diseminasi peraturan dan perundangan tentang penataan bangunan dan lingkungan;

• Peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan dan gedung; • Pengembangan sistem informasi bangunan gedung dan arsitektur; • Pelatihan teknis.

c. Kegiatan pemberdayaan masyarakat di perkotaan

• Bantuan teknis penanggulangan kemiskinan di perkotaan; • Paket dan Replikasi.

7.2.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan

a. Arahan Kebijakan :

 Meningkatkan pembinaan penyelenggaraan Bangunan Gedung, termasuk bangunan gedung dan rumah negara.

 Meningkatkan pemahaman, kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk memenuhi persyaratan Bangunan Gedung dan Penataan Lingkungan Permukiman.

 Meningkatkan kapasitas penyelenggara dalam penataan lingkungan dan permukiman.

 Meningkatkan kualitas lingkungan untuk mendukung pengembangan jati diri dan produktivitas masyarakat.

 Mengembangkan kawasan yang memiliki peran dan potensi strategis bagi pertumbuhan kota.

 Mengembangkan kemitraan antara pemerintah, swasta dan lembaga nasional maupun internasional lainnya di bidang Bangunan Gedung dan Penataan Lingkungan Permukiman.

 Mewujudkan arsitektur perkotaan yang memperhatikan/ mempertimbangkan khasanah arsitektur lokal dan nilai tradisional.

 Menjaga kelestarian nilai-nilai arsitektur Bangunan Gedung yang dilindungi dan dilestarikan serta keahlian membangun (seni dan budaya).

 Mendorong upaya penelitian dan pengembangan teknologi rekayasa arsitektur Bangunan Gedung melalui kerjasama dengan pihak-pihak yang kompeten.

b. Strategi/Skenario :

 Menyelenggarakan penataan bangunan gedung agar tertib, fungsional, andal dan efisien.

 Menyelenggarakan penataan lingkungan permukiman agar produktif dan berjatidiri.

 Menyelenggarakan penataan dan revitalisasi kawasan dan bangunan agar dapat memberikan nilai tambah fisik, sosial dan ekonomi.

 Menyelenggarakan penataan bangunan dan lingkungan untuk mewujudkan arsitektur perkotaan dan pelestarian arsitektur bangunan gedung yang dilindungi dan dilestarikan untuk menunjang kearifan budaya lokal.

 Mengembangkan teknologi dan rekayasa arsitektur bangunan gedung untuk menunjang pembangunan regional/ internasional yang berkelanjutan.

c. Isu Strategis :

 Berkembangnya permukiman yang belum memenuhi persyaratan teknis Bangunan Gedung dan Penataan Lingkungan Permukiman.

 Kabupaten Agam banyak terdapat arsitektur bangunan gedung yang perlu dilindungi dan dilestarikan untuk menunjang kearifan budaya lokal.

 Kabupaten Agam tidak terlepas pada daerah rawan bencana yang perlu dikembangkan teknologi dan rekayasa arsitektur bangunan gedung untuk menunjang pembangunan yang berkelanjutan.

d. Kondisi Eksisting :

Kawasan rawan bencana juga menjadi prioritas perbaikan lingkungan permukiman, seperti kawasan rawan tanah longsor, genangan/ banjir, kebakaran dan lain-lain.

Faktor keselamatan bangunan gedung belum diperhatikan dari sebagian masyarakat sehingga sering dijumpai bangunan gedung yang tidak tertata, kepadatan bangunan tinggi dan faktor keteledoran manusia seringkali menjadi penyebab terjadinya musibah kebakaran. Demikian juga yang terjadi di Kabupaten Agam, tingkat kebakaran bangunan gedung hampir tiap bulan terjadi. Oleh karena itu, diperlukan adanya regulas tentang penataan bangunan dan lingkungan.

Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya.

Menurut Undang-Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung serta pelaksanaan lebih detail di bawahnya mengamanatkan bahwa penyelenggaraan bangunan gedung merupakan kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan hanya bangunan gedung negara dan rumah negara yang merupakan kewenangan pusat.

e. Permasalahan :

 Belum optimalnya pelestarian dan pengembangan bangunan bersejarah/ tradisional, ruang terbuka hijau, serta penanggulangan bencana alam.  Kesadaran dan peran serta masyarakat dalam penataan bangunan dan

lingkungan masih rendah sehingga berkembangnya kawasan permukiman pada daerah rawan bencana alam, seperti gempa bumi, longsor, dan lain sebagainya.

f. Tantangan :

 Terfasilitasinya penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan.  Mulai timbulnya kesadaran dan peran serta masyarakat dalam penataan

lingkungan.

 Terfasilitasinya revitalisasi kawasan dan bangunan bersejarah/tradisional, ruang terbuka hijau, serta penanggulangan bencana alam.

7.2.3 Program-Program dan Kriteria Kesiapan Sektor Penataan Bangunan dan

Lingkungan

Program-Program Penataan Bangunan dan Lingkungan, terdiri dari: a. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman;

b. Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara; c. Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan.

Untuk penyelenggaraan program-program pada sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL) maka dibutuhkan Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) yang mencakup antara lain rencana kegiatan rinci, indikator kinerja, komitmen Pemda dalam mendukung pelaksanaan kegiatan melalui penyiapan dana pendamping, pengadaan lahan jika diperlukan, serta pembentukan kelembagaan yang akan menangani pelaksanaan proyek serta mengelola aset proyek setelah infrastruktur dibangun.

Kriteria Kesiapanuntuk sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan adalah:

- Fasilitasi RanPerda Bangunan Gedung

Kriteria Khusus:

• Kabupaten/kota yang belum difasilitasi penyusunan ranperda Bangunan Gedung Komitmen Pemda untuk menindaklanjuti hasil fasilitasi Ranperda BG

- Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis

Komunitas

Kriteria Khusus Fasilitasi Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan

Permukiman Berbasis Komunitas:

• Kawasan di perkotaan yang memiliki lokasi PNPM-Mandiri Perkotaan;

• Pembulatan penanganan infrastruktur di lokasi-lokasi yang sudah ada PJM Pronangkis-nya;

• Bagian dari rencana pembangunan wilayah/kota;

• Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan masyarakat; • Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

- Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL)

Kriteria Lokasi :

• Sesuai dengan kriteria dalam Permen PU No.6 Tahun 2006; • Kawasan terbangun yang memerlukan penataan;

• Kawasan yang dilestarikan/heritage; • Kawasan rawan bencana;

• Kawasan gabungan atau campuran (fungsi hunian, fungsi usaha, fungsi sosial/ budaya dan/atau keagamaan serta fungsi khusus, kawasan sentra niaga (central business district);

• Komitmen Pemda dalam rencana pengembangan dan investasi Pemerintah daerah, swasta, masyarakat yang terintegrasi dengan rencana tata ruang dan/atau pengembangan wilayahnya;

• Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat; • Pekerjaan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat.

- Penyusunan Rencana Tindak Revitalisasi Kawasan, Ruang Terbuka Hijau

(RTH) dan Permukiman Tradisional/Bersejarah

Rencana Tindak berisikan program bangunan dan lingkungan termasuk elemen kawasan, program/rencana investasi, arahan pengendalian rencana dan pelaksanaan serta DAED/DED.

Kriteria Umum:

• Sudah memiliki RTBL atau merupakan turunan dari lokasi perencanaan RTBL (jika luas kws perencanaan > 5 Ha) atau;

• Turunan dari Tata Ruang atau masuk dlm scenario pengembangan wilayah (jika luas perencanaan < 5 Ha);

• Komitmen pemda dalam rencana pengembangan dan investasi Pemerintah daerah, swasta, masyarakat yang terintegrasi dengan Rencana Tata Ruang dan/atau pengembangan wilayahnya;

• Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

Kriteria Khusus Fasilitasi Penyusunan Rencana Tindak Penataan dan

Revitalisasi Kawasan:

• Kawasan diperkotaan yang memiliki potensi dan nilai strategis; • Terjadi penurunan fungsi, ekonomi dan/atau penurunan kualitas; • Bagian dari rencana pengembangan wilayah/kota;

• Ada rencana pengembangan dan investasi pemda, swasta, dan masyarakat; • Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

Kriteria KhususFasilitasi Penyusunan Rencana Tindak Ruang Terbuka Hijau:

• Ruang publik tempat terjadi interaksi langsung antara manusia dengan taman (RTH Publik);

• Area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman baik alamiah maupun ditanam (UU No. 26/2007 tentang Tata ruang);

• Dalam rangka membantu Pemda mewujudkan RTH public minimal 20% dari luas wilayah kota;

• Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, masyarakat; • Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

Kriteria Khusus Fasilitasi Penyusunan Rencana Tindak Permukiman Tradisional

Bersejarah:

• Lokasi terjangkau dan dikenal oleh masyarakat setempat (kota/kabupaten); • Memiliki nilai ketradisionalan dengan ciri arsitektur bangunan yang khas dan

estetis;

• Kondisi sarana dan prasarana dasar yang tidak memadai;

• Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan masyarakat; • Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

- Kriteria Fasilitasi Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran

(RISPK):

• Ada Perda Bangunan Gedung;

• Kota/Kabupaten dengan jumlah penduduk > 500.000 orang;

• Tingginya intensitas kebakaran per tahun dengan potensi resiko tinggi

• Kawasan perkotaan nasional PKN, PKW, PKSN, sesuai PP No.26/2008 ttg Tata Ruang;

• Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan masyarakat; • Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

- Kriteria dukungan PSD Untuk Revitalisasi Kawasan, RTH Dan Permukiman

Tradisional/Ged Bersejarah:

• Mempunyai dokumen Rencana Tindak PRK/RTH/Permukiman Tradisional- Bersejarah;

• Prioritas pembangunan berdasarkan program investasinya; • Ada DDUB;

• Khusus dukungan Sarana dan Prasarana untuk permukiman tradisional, diutamakan pada fasilitas umum/sosial, ruang-ruang publik yang menjadi prioritas masyarakat yang menyentuh unsur tradisionalnya;

• Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan masyarakat; • Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

- Kriteria dukungan Prasarana dan Sarana Sistem Proteksi Kebakaran:

• Memiliki dokumen RISPK yang telah disahkan oleh Kepala Daerah (minimal SK/peraturan bupati/walikota);

• Memiliki Perda BG (minimal Raperda BG dalam tahap pembahasan dengan DPRD);

• Memiliki DED untuk komponen fisik yang akan dibangun; • Ada lahan yg disediakan Pemda;

• Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan masyarakat; • Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

- Kriteria Dukungan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan

• Bangunan gedung negara/kantor pemerintahan;

• Bangunan gedung pelayanan umum (puskesmas, hotel, tempat peribadatan, terminal, stasiun, bandara);

• Ruang publik atau ruang terbuka tempat bertemunya aktifitas sosial masyarakat (taman, alun-alun);

• Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

7.2.4 Usulan Program dan Kegiatan Sektor Penataan Bangunan dan

Lingkungan

Adapun usulan program dan kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL) adalah sebagai berikut (Lihat Tabel 6.8):

a. Peningkatan dan rehabilitasi pusat perdagangan di Pasar Padang Baru dan Pasar Lama Lubuk Basung

b. Perbaikan terminal Antokan

c. Penyusunan Rencana Induk Pertamanan d. Pengembangan RSUD Lubuk Basung.

e. Pengembangan Perguruan Tinggi

f. Pembangunan dan Pemeliharaan Gedung OR g. Pengembangan Mesjid Raya Nurul Falah h. Pengembangan Balai Latihan Kerja Modern

i. Pengembangan SMA Negeri Bertaraf Internasional

j. Peningkatan dan rehabilitasi pusat perdagangan dan jasa pada Pasar Baso k. Pengembangan Puskemas rawat inap di Baso

l. Pengembangan Pusat Pendidikan Departemen Dalam Negeri. m. Pembangunan sub terminal Agribisnis.

n. Pengembangan dan atau relokasi pusat perdagangan Padang Luar.

o. Pembangunan Tempat Bongkar Muat Ikan pada sentra-sentra Perikanan Jala Apung.

p. Pengembangan Pusat Pembenihan Ikan q. Peningkatan dan perbaikan pasar Bawan r. Pengembangan Puskemas rawat inap di Bawan

s. Penyedian shelter sebagai tempat penampungan sementara untuk menyelamat diri pada saat terjadinya bencana terutama gempa bumi.

t. Pembangunan gedung (escape building) dan jalan penyelamat/ evakuasi serta penyediaan peralatan peringatan dini terhadap bahaya gempa dan tsunami

u. Pembangunan dan pengembangan pelabuhan perikanan v. Pembangunan pusat pengolahan ikan laut

w. Pembangunan Rest Area pada ruas jalan Sicincin – Malalak. x. Pemungsian terminal Pasar Amur.

y. Peningkatan sarana dan prsarana pasar Lasi z. Pengembangan Puskemas rawat inap

aa. Pengemb. Pusat Agropolitan

bb. Pembangunan fasilitas penunjang Ampek Angkek sebagai pusat agropolitan. cc. SebagaiPusat Busisnis Development Centre dengan komodiiti bodir dan sulaman dd. Pembangunan shelter sebagai tempat pengungsian sementara untuk setiap

kantong-kantong pemukiman.

ee. Pembangunan shelter sebagai tempat pengungsian sementara untuk setiap kantong-kantong pemukiman

ff. Pembangunan shelter sebagai tempat pengungsian sementara untuk setiap kantong-kantong pemukiman

gg. Pembangunan jalur-jalur evakuasi

hh. Pembangunan bangunan pemecah gelombang di kawasan pesisir wilayah Kabupaten Agam (terutama di kawasan padat penduduk : Tiku, Pasia Paneh, Muaro Putus, Masang dan Subang-Subang)

ii. Pembangunan bangunan pemecah gelombang di kawasan pesisir wilayah Kabupaten Agam (terutama di kawasan padat penduduk : Tiku, Pasia Paneh, Muaro Putus, Masang dan Subang-Subang),

jj. membangun bangunan pengendalian banjir sebagai bangunan pengendali debit air sungai

kk. Pembangunan infrastruktur kawasan

ll. Pembangunan prasarana dan sarana penunjang

mm. Penyusunan rencana teknis bangunan dan infrastruktur agropolitan nn. Pembangunan infrastruktur kawasan

oo. Pembangunan pusat agropolitan (agropolis) pp. Pembangunan prasarana dan sarana penunjang qq. Pembinaan Pengurus/Pengelola Pasar Nagari

rr. Program Peningkatan Efidiensi Perdagangan Dalam Negeri

ss. Program koordinasi Pengembangan Ekonomi Daerah dan Masyarakat tt. Program kerjasama Pembangunan

uu. Penyusunan Masterplan Air Limbah

vv. Pembangunan/Peningkatan Infrastruktur Air Limbah Terpusat Skala Kota ww. Pembangunan Sanimas

xx. Penyusunan Perda Pengelolaan Air Limbah yy. Pembangunan IPAL Komunal

zz. Pembangunan MCK Plus

aaa. Pembangunan IPLT Kawasan

bbb. Pembangunan IPLT Rusunawa Lubuk Basung ccc. Pengadaan Operasional dan Pemeliharaan Truck Tinja ddd. Pembangunan IPAL sarana kesehatan

Tabel 7.8

Usulan Program dan Kegiatan Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Agam

No Sektor/ Program Rincian

Kegiatan Lokasi Vol Satuan

Sumber Pembiayaan (Rp) Tahun

APBN D A K A P B D P ro v A P B D K ab /K o ta B U M D K P S / S w as ta M as ya ra ka t C S R I II III IV V R u p ia h M u rn i P H L N 20 15 20 16 20 17 20 18 20 19

D Penataan Bangunan dan Lingkungan

1 Peningkatan dan rehabilitasi pusat perdagangan di Pasar Padang Baru dan Pasar Lama Lubuk Basung

PKL Lubuk

Basung 1 Paket 2 Perbaikan terminal Antokan PKL Lubuk

Basung 1 Paket 3 Penyusunan Rencana Induk Pertamanan PKL Lubuk

Basung 1 Paket 4 Pengembangan RSUD Lubuk Basung. PKL Lubuk

Basung 1 Paket 5 Pengembangan Perguruan Tinggi PKL Lubuk

Basung 1 Paket 6 Pembangunan dan Pemeliharaan Gedung OR PKL LubukBasung 1 Paket

7 Pengembangan Mesjid Raya Nurul Falah PKL Lubuk

Basung 1 Paket 8 Pengembangan Balai Latihan Kerja Modern PKL Lubuk

Basung 1 Paket 9 Pengembangan SMA Negeri Bertaraf Internasional PKL Lubuk

Basung 1 Paket 10 Peningkatan dan rehabilitasi pusat perdagangan dan jasa pada Pasar Baso PKLp Baso 1 Paket 11 Pengembangan Puskemas rawat inap di Baso PKLp Baso 1 Paket 12 Pengembangan Pusat Pendidikan Departemen Dalam Negeri. PKLp Baso 1 Paket 13 Pembangunan sub terminal Agribisnis. PKLp Baso 1 Paket 14 Pengembangan dan atau relokasi pusat perdagangan Padang Luar. PPKBanuhampu 1 Paket

15 Pembangunan Tempat Bongkar Muat Ikan pada sentra-sentra Perikanan Jala

Apung. PPK Maninjau 1 Paket

16 Pengembangan Pusat Pembenihan Ikan PPK Maninjau 1 Paket 17 Peningkatan dan perbaikan pasar Bawan PPK Bawan 1 Paket

No Sektor/ Program KegiatanRincian Lokasi Vol Satuan

Sumber Pembiayaan (Rp) Tahun

APBN D A K A P B D P ro v A P B D K ab /K o ta B U M D K P S / S w as ta M as ya ra ka t C S R I II III IV V R u p ia h M u rn i P H L N 20 15 20 16 20 17 20 18 20 19

D Penataan Bangunan dan Lingkungan

18 Pengembangan Puskemas rawat inap di Bawan PPK Bawan 1 Paket 19 Penyedian shelter sebagai tempat penampungan sementara untuk

menyelamat diri pada saat terjadinya bencana terutama gempa bumi. PPK Bawan 1 Paket 20 Pembangunan gedung (escape building) dan jalan penyelamat/ evakuasi serta

penyediaan peralatan peringatan dini terhadap bahaya gempa dan tsunami PPL Tiku 1 Paket 21 Pembangunan dan pengembangan pelabuhan perikanan PPL Tiku 1 Paket 22 Pembangunan pusat pengolahan ikan laut PPL Tiku 1 Paket 23 Pembangunan Rest Area pada ruas jalan Sicincin– Malalak. PPL Malalak 1 Paket

24 Pemungsian terminal Pasar Amur.

PPL Sungai Sariak Kec. Sungai Pua

1 Paket 25 Peningkatan sarana dan prsarana pasar Lasi PPL Lasi (Kec.Canduang), 1 Paket 26 Pengembangan Puskemas rawat inap PPL Lasi (Kec.

Canduang), 1 Paket 27 Pengemb. Pusat Agropolitan

PPL Biaro (Kecamatan Ampek Angkek)

1 Paket

28 Pembangunan fasilitas penunjang Ampek Angkek sebagai pusat agropolitan.

PPL Biaro (Kecamatan Ampek Angkek)

1 Paket

29 SebagaiPusat Busisnis Development Centredengan komodiiti bodir dan sulaman

PPL Biaro (Kecamatan Ampek Angkek)

1 Paket

30 Pembangunan shelter sebagai tempat pengungsian sementara untuk setiap kantong-kantong pemukiman. DAERAH Rawan Gelombang Pasang 1 Paket

31 Pembangunan shelter sebagai tempat pengungsian sementara untuk setiap kantong-kantong pemukiman

DAERAH Rawan Letusan Gunung Api

1 Paket 32 Pembangunan shelter sebagai tempat pengungsian sementara untuk setiap DAERAH 1 Paket

No Sektor/ Program KegiatanRincian Lokasi Vol Satuan

Sumber Pembiayaan (Rp) Tahun

APBN D A K A P B D P ro v A P B D K ab /K o ta B U M D K P S / S w as ta M as ya ra ka t C S R I II III IV V R u p ia h M u rn i P H L N 20 15 20 16 20 17 20 18 20 19

D Penataan Bangunan dan Lingkungan

kantong-kantong pemukiman Rawan Gempa Bumi

33 Pembangunan jalur-jalur evakuasi

DAERAH Rawan Gempa Bumi

1 Paket

34

Pembangunan bangunan pemecah gelombang di kawasan pesisir wilayah Kabupaten Agam (terutama di kawasan padat penduduk : Tiku, Pasia Paneh, Muaro Putus, Masang dan Subang-Subang)

DAERAH Rawan Bencana Tsunami

1 Paket

35

Pembangunan bangunan pemecah gelombang di kawasan pesisir wilayah Kabupaten Agam (terutama di kawasan padat penduduk : Tiku, Pasia Paneh, Muaro Putus, Masang dan Subang-Subang),

DAERAH Rawan Bencana Abrasi

1 Paket

36 membangun bangunan pengendalian banjir sebagai bangunan pengendalidebit air sungai 1 Paket

37 Pembangunan infrastruktur kawasan

Kawasan Strategis Jalan Poros Barat– Timur

1 Paket

38 Pembangunan prasarana dan sarana penunjang

Kawasan Strategis Jalan Poros Barat – Timur

1 Paket

39 Penyusunan rencana teknis bangunan dan infrastruktur agropolitan

Kawasan Strategis Agropolitan

1 Paket

40 Pembangunan infrastruktur kawasan

Kawasan Strategis Agropolitan

1 Paket

41 Pembangunan pusat agropolitan (agropolis)

Kawasan Strategis Agropolitan

1 Paket 42 Pembangunan prasarana dan sarana penunjang Kawasan

No Sektor/ Program KegiatanRincian Lokasi Vol Satuan

Sumber Pembiayaan (Rp) Tahun

APBN D A K A P B D P ro v A P B D K ab /K o ta B U M D K P S / S w as ta M as ya ra ka t C S R I II III IV V R u p ia h M u rn i P H L N 20 15 20 16 20 17 20 18 20 19

D Penataan Bangunan dan Lingkungan

43 Pembinaan Pengurus/Pengelola Pasar Nagari PASAR NAGARI 1 Paket

Dokumen terkait