• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. PENDAHULUAN

F. Sistematika Penulisan

Sebagai gambaran umum tentang hal apa saja yang akan dibahas dalam penulisan ini, berikut ini sistematika penulisannnya:

BAB I: Pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan keseluruhan.

BAB II: Kajian Pustaka yang terdiri dari media pada umumya, era digital, pewartaan iman dalam Gereja, Orang Muda Katolik, Blog dan isi Blog.

BAB III: Metodologi Penelitian terdiri dari jenis penelitian, tujuan penelitian, subjek dan objek penelitian, tempat dan waktu penelitian, informan, teknik dan alat pengumpulan data, alat-alat pengumpulan data, analisis data dan keabsahan data.

BAB IV: Bab IV berisi tentang gambaran umum Lingkungan Santo Petrus, program Blog disebarkan lewat WhatsApp, hasil dan analisis wawancara, hasil dan analisis pertemuan OMK beserta pengamatan, validasi data, pembahasan hasil penelitian, usulan kegiatan dan menyajikan hasil penelitian.

BAB V: Bab V berisi kesimpulan atas keseluruhan penulisan yang juga disertai dengan saran-saran yang didokumentasi oleh penulis dan pencapaian tujuan penelitian sehubungan dengan manfaat Blog sebagai pewartaan iman OMK di era digital.

Lampiran: Bagian ini lebih berisi dokumen-dokumen seperti surat izin penelitian, surat bukti telah menyelesaikan penelitian, isi Blog Inspirasi OMK, pertanyaan wawancara, dokumentasi wawancara, hasil wawancara, satuan pertemuan online, dokumentasi pertemuan katekese online, hasil pengamatan, hasil pertemuan katekese online, daftar narasumber, tulisan pengalaman iman para narsumber.

BAB II

KAJIAN TEORI

Dalam bab dua penulis menguraikan kajian teori yang berkaitan dengan mengenal manfaat Blog sebagai pewartaan iman di era digital bagi OMK Lingkungan Santo Petrus Paroki Santo Petrus dan Paulus Pematangsiantar. Dalam pemaparan kajian teori ini akan menghasilkan kisi-kisi penelitian yang dilaksanakan penulis. Dalam pokok bahasan pertama penulis menguraikan pengertian media, media sosial, dan jenis media sosial. Dalam pokok bahasan kedua bahasan menguraikan era digital, pengertian era digital, dampak positif era digital dan dampak negatif era digital. Dalam pokok bahasan ketiga penulis menguraikan pengertian pewartaan iman, pewartaan iman sebagai kegiatan komunikasi era digital, Yesus berkomunikasi melalui pewartaan dan pewartaan zaman digital dengan orang muda. Dalam bahasan keempat penulis menguraikan Orang Muda Katolik, pembagian Orang Muda Katolik berdasarkan usia, pandangan Allah mengenai Orang Muda Katolik dan pandangan Gereja mengenai Orang Muda Katolik. Dalam pokok kelima penulis menguraikan sejarah Blog, pengertian Blog, jenis-jenis Blog, cara membuat Blog, lalu ditutup dengan isi Blog Inspirasi OMK.

A. Pengertian Media

Kata media merupakan bentuk jamak dari “medium”, yang secara harfiah berarti „tengah‟ atau „pengantar‟. Media adalah alat penghantar atau perantara yang berfungsi untuk menyampaikan pesan atau informasi dari suatu sumber

kepada penerima pesan. Media diartikan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan (Prawiro, 2020 https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-media.html).

1. Media Sosial

Media sosial adalah situs atau layanan daring (online) yang memungkinkan penggunanya tidak hanya mengonsumsi tetapi juga berpartisipasi membuat, mengomentari dan menyebarkan beragam konten dalam berbagai format yakni teks, gambar, audio atau video (Hidayatullah, 2020

https://marketingcraft.getcraft.com/id-articles/memahami-jenis-jenis-media-sosial).

Media sosial termasuk media yang sudah terkenal di kalangan luas, sehingga media sosial terus menanjak popularitasnya. Penggunaan media sosial tidak hanya dari sisi penggunaan biasa tetapi juga dari sisi bisnis atau sebagai platform pendukung kegiatan marketing. Menurut Wisnuhardana (2018:77) media sosial tidak hanya dimanfaatkan untuk hiburan atau komunikasi interpersonal tetapi juga sebagai media organisasi bisnis.

2. Jenis Media Sosial

Menurut Hidayatullah (2020 https://marketingcraft.getcraft.com/id-articles/memahami-jenis-jenis-media-sosial), ada 6 jenis media sosial yakni:

a. Layanan Blog:

Blog secara ringkas bisa dipahami sebagai jurnal pribadi internet untuk berbagai catatan atau pandangan penggunanya tentang beragam hal.

Penggunanya lazim disebut sebagai narablog (blogger). Contoh: WordPress, Blogger.

b. Layanan Jejaring Sosial (Social Network):

Jenis layanan yang fokus pada terbangunnya jejaring di antara penggunanya untuk saling berbagi pesan, informasi, foto, atau video. Model relasi antar pengguna yang lumrah berbentuk pertemanan dengan cara saling Add atau Connect. Contoh: Facebook.

c. Layanan Blog Mikro (Microblogging):

Kegunaan Blog Mikro dengan layanan Blog serupa, tetapi jenis media ini lebih ringkas hingga memengaruhi alur interaksi yang menjadi lebih cepat dibandingkan dengan Blog. Contoh: Twitter.

d. Layanan Berbagi Media (Media Sharing):

YouTube dan Soundcloud keduanya merupakan golongan layanan berbagi media, dimana fokus utama adalah berbagi konten media seperti foto, audio atau video. Contoh: Instagram.

e. Layanan Forum:

Layanan forum sebagai jenis media sosial klasik yang sudah dikenal sejak lama. Layanan ini menjadi tempat memperbincangkan hal atau topik spesifik dengan pengguna lain di dalam ruang diskusi. Contoh: Kaskus.

f. Layanan Kolaborasi:

Layanan ini memberikan kesempatan kepada penggunanya untuk berkolaborasi dalam memuat, menyunting atau mengoreksi konten. Contoh:

Wikipedia.

B. Era Digital

Pada saat ini semua orang telah mengetahui bahwa internet telah mengubah banyak hal, tidak hanya hal berkomunikasi dan berinteraksi, tetapi juga berhasil mempengaruhi landcape bisnis yang ada di Indonesia, bahkan juga dunia.

Peralihan masa teknologi mekanik dan elektro analog ke digital diterima masyarakat khususnya orang muda. Perkembangan teknologi yang sangat pesat membuat berbagai kemudahan tanpa batasan yang terjangkau lebih luas hingga mengglobal.

1. Pengertian Era Digital

Menurut Setiawan (2020 https://divedigital.id/apa-itu-era-digital/), era digital adalah zaman dimana hampir seluruh bidang dalam tatanan kehidupan sudah dibantu dengan teknologi digital. Era digital dapat diartikan sebagai munculnya teknologi digital yang menggantikan teknologi-teknologi yang sebelumnya sudah digunakan oleh manusia yaitu mekanik dan elektronik analog.

Perubahan pasti akan menghasilkan nilai-nilai baru. Era digital memberikan dampak terhadap kehidupan manusia.

Era digital disebut juga dengan Generasi Z, yaitu generasi yang sejak lahir sudah akrab dengan penggunaan teknologi. Artinya, teknologi sudah menjadi darah dan daging dari hidup mereka sejak lahir. Dengan perubahan dan perkembangan teknologi komputer dan internet generasi Z dapat mahir menggunakan perangkat digital (Iswarahadi, 2017:114).

2. Dampak Positif Era Digital

Perkembangan teknologi digital ini tentu banyak membawa dampak positif yang dirasakan. Dampak positif, menurut Setiawan (2020 https://divedigital.id/apa-itu-era-digital/), adalah sebagai berikut:

a. Distribusi informasi berjalan dengan cepat, bahkan dalam hitungan jam saja.

b. Masyarakat menjadi lebih mudah dalam mengakses berbagai informasi.

c. Kualitas sumber daya manusia meningkat secara signifikasn akibat mudahnya untuk melakukan edukasi.

d. Penggunaan teknologi digital membuat terjadinya banyak inovasi yang mempermudahkan pekerjaan.

e. Pertumbuhan e-bisnis mengalami peningkatan dengan sangat cepat.

3. Dampak Negatif Era Digital

Dalam perkembangan teknologi digital ini ada beberapa dampak negatif yang dirasakan di dalam era digital ini. Dampak negatif, menurut Setiawan (2020 https://divedigital.id/apa-itu-era-digital/), adalah sebagai berikut:

a. Ada kemungkinan untuk terjadinya pelanggaran HKI (Hak Kekayaan Intelektual). Hal ini terjadi karena mudahnya mendapatkan informasi sehingga banyak orang yang melakukan plagiarisme.

b. Adanya kecenderungan untuk menginginkan sesuatu yang serba instan dan tingkat konsentrasi menurun dan kurang menghayati proses.

c. Adanya kemungkinan untuk menyalahgunakan pengetahuan yang sudah dimiliki untuk kejahatan dan lebih mementingkan diri sendiri (egois).

Contohnya seperti hacking, manipulasi data, dan lainnya.

C. Pewartaan Iman

1. Pengertian Pewartaan Iman

Berdasarkan buku Iman Katolik, pewartaan merupakan salah satu dari tiga tugas Gereja yaitu tugas nabi, tugas imami, dan tugas rajawi. Tugas nabi adalah tugas pewartaan, tugas imami merupakan tugas pengudusan atau perayaan, dan tugas rajawi dalam bahasa Konsili Vatikan II diartikan sebagai tugas melayani (KWI, 1996:382). Secara umum pewartaan dipahami sebagai suatu komunikasi pesan Injil, misteri keselamatan yang dilaksanakan Allah bagi semua orang dalam Yesus Kristus berkat kuasa Roh Kudus. Pewartaan iman merupakan suatu

kegiatan komunikasi yang mau tidak mau juga perlu menyesuaikan diri dengan zaman dimana budaya komunikasi itu sedang berkembang.

2. Pewartaan Iman sebagai Kegiatan Komunikasi Era Digital

Dalam setiap surat Gembala pada Hari Komunikasi sosial Paus mengingatkan agar mempergunakan media komunikasi untuk menggairahkan pewartaan iman (Iswarahadi, 2017:22). Menurut Iswarahadi (2017:11), ada dua hal yang penting dalam komunikasi kristiani yakni menyangkut kemuliaan Allah dan mengenai suka cita manusia. Tujuan dari proses komunikasi tersebut adalah memberi kemuliaan kepada Allah dan suka cita kepada manusia. (PUK 371) Dalam proses pewartaan yang hendak dicapai adalah bagaimana pewartaan itu menjadi suatu kehadiran yang dapat menginjili dalam cakupan digital.

Tugas dari generasi dewasa yang hendak meneruskan iman adalah mensuport pengalaman-pengalaman. Dengan adanya pengalaman dapat memperkuat kunci-kunci interpretatif tentang kehidupan serta memberikan penenguhan. Pewartaan iman pada era digital dipanggil untuk menemukan cara-cara yang cocok untuk menghadapi persoalan-persoalan besar sekitar arti hidup, tubuh, efektivitas, identitas pada umumnya, keadilan dan damai, yang pada zaman digital diinterpretasi dengan cara yang berbeda (PUK 371).

Pewartaan zaman digital akan menjadi hal yang mempribadi, namun tidak pernah menjadi suatu proses individual. Dunia individualis yang terpisah dari masyarakat harus beralih kepada komunitas gerejani, tempat di mana pengalaman

akan Allah dibuat menjadi pengalaman bersama dan saling berbagi dari apa yang dihidupi (PUK 372).

3. Yesus Berkomunikasi melalui Perumpamaan

Yesus berkomunikasi dengan menggunakan cerita (Mat 13:34). Yesus bercerita untuk menciptakan proses komunikasi yang tidak mungkin terjadi selain lewat cerita itu. Pewartaan yang digunakan Yesus mengungkapkan rahasia Allah, rencana dan janji-Nya, dan oleh karenanya dapat mengubah hari manusia dan nasibnya (Evangelii Nuntiandi, art.11). Pewartaan yang dilakukan Yesus sangat efektif dan disertai dengan tanda-tanda yang dibuat-Nya. Yesus berkomunikasi dengan menggunakan cerita, dimana cerita Yesus berfungsi sebagai perumpamaan. Perumpamaan itu menuntut reaksi dari para pendengarnya sehingga ditantang untuk berpikir sendiri. Tujuan Yesus menyampaikan cerita, supaya seseorang memiliki cerita seperti yang sama dan melakukan tindakan yang sesuai. Yesus tidak hanya berkomunikasi lewat perkataan melainkan lewat perbuatan (Iswarahadi, 2017:66). Pewartaan yang dilakukan Yesus pada zaman-Nya dapat menggerakkan banyak orang untuk berbondong-bondong mengikuti-Nya. Yesus mewartakan Kerajaan Allah baik dengan kata maupun perbuatan (Iswarahadi, 2017:85).

4. Pewartaan Zaman Digital dengan Orang Muda

Gereja dipanggil untuk merefleksikan riset iman orang-orag muda dan konsekuensinya. Adapun tantangan Gereja dalam mewartakan iman pada era digital kepada kaum muda adalah mendampangi para kaum muda yang menolak

penemuan kebebasan jiwa dan panggilan Allah, yang memisahkan dia dari kawanan sosial yang menjadi bagiannya. Tantangan berikutnya adalah menjelaskan bahasa yang dipakai dalam jaringan yang kadang-kadang memiliki kesesuaian dengan bahasa religius. Gereja mengupayakan dengan adanya berbagai media digital mampu membantu membaharui cara-cara pewartaan iman menurut bahasa-bahasa generasi-generasi yang baru. Upaya selanjutnya mengundang para kaum muda untuk menciptakan satu pengertian baru tentang kebersamaan sebagai komunitas (PUK 370).

D. Orang Muda Katolik

Orang Muda Katolik adalah harapan serta masa depan Gereja dan masyarakat yang diharapkan mampu mengubah Gereja menjadi lebih baik di masa depan, sehingga OMK harus mulai berperan sejak sekarang. Diakui pengaruh orang muda terhadap dunia sekarang ini dengan segala sifat baik dan kemampuan mereka. Ditandaskan kepada orang muda pentingnya pendidikan iman, penghayatan iman, semangat iman dan kegiatan kerasulan, pengembangan intelektual, kepribadian yang kuat, persiapan hidup keluarga dan perkawinan atau penghayatan panggilan khusus (imam, biarawan, biarawati), serta pendidikan kemasyarakatan (Komisi Kepemudaan KWI, 2014: 9).

Menurut CV 84, orang muda menyadari kerinduan akan Allah, meskipun masih jauh tentang pengetahuan Allah dari pewahyuan. Kaum muda memiliki keinginan yang nyata untuk mengembangkan kemampuan yang mereka miliki

agar menawarkan sesuatu yang berbeda kepada dunia serta menghayati hidup yang berbeda. Menurut KWI (2007:17) tidak mudah mengelompokkan usia OMK. Pengelompokan OMK berdasarkan usia dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu:

kelompok usia remaja dari usia 12-15 tahun, kelompok usia taruna dari usia 16-19 tahun, kelompok usia madya dari usia 20-24 tahun, dan kelompok usia karya dari usia 25-35 tahun.

1. Yesus dengan Orang Muda Katolik

Yesus memperlihatkan betapa pentingnya pembinaan orang muda. Ia adalah contoh sebenarnya dari Pastoral Orang Muda itu. Yesus adalah “orang muda di antara yang muda untuk menjadi teladan bagi yang muda dan menguduskan diri kepada Tuhan. Sinode menangaskan bahwa “masa muda adalah periode kehidupan yang orisinal dan menggairahkan yang telah dihayati oleh Yesus sendiri, dengan menguduskannya (CV 22). Puncak kerja sama antara Allah dan Orang Muda Katolik terjadi ketika Ia memilih Maria. Maria adalah teladan unggul bagi Gereja yang muda, yang mau mengikuti Kristus dengan antusiasme dan kepatuhan. Ketika ia masih sangat muda, ia menerima pemberitahuan dari malaikat dan tidak takut bertanya (CV 43).

Yesus dapat menjadi inspirasi bagi seluruh orang muda yang sedang tumbuh dan bersiap untuk menunaikan misinya. Hal ini mencakup pendewasaan dalam hubungan dengan Bapa, dalam kesadaran untuk menjadi salah satu anggota keluarga dan komunitas serta dapat dibimbing untuk menjalankan misi yang telah dipercayakan Allah, panggilan sendiri (CV 30). Yesus muda diceritakan kembali

dalam Inji karena Dia benar-benar menjadi salah satu dari kaum muda. Yesus dapat dikenal berbagai aspek khas hati yang muda.

Menurut CV 31, Yesus memiliki ciri-ciri seperti kaum muda yakni:

1. Yesus memiliki kepercayaan mutlak kepada Bapa dan telah merawat persahabatan dengan para murid-Nya hingga saat-saat sulit pun Yesus tetap setia.

2. Yesus telah menunjukkan bela rasa mendalam kepada mereka yang paling lemah, terutama orang-orang miskin, mereka yang sakit, para pendosa dan mereka yang disingkirkan.

3. Yesus memiliki keberanian untuk menghadapi para pemimpin agama dan politik pada masa-Nya; Dia telah mengalami rasanya tidak dipahami dan ditolak; Dia telah merasakan takut akan penderitaan dan memahami kerapuhan Paskah-Nya.

2. Gereja dan Orang Muda Katolik

Menurut CV 40, sinode mengakui bahwa “sejumlah besar orang muda, dengan berbagai macam alasan, tidak mengharapkan apa pun dari Gereja karena tidak menganggap Gereja sebagai sesuatu yang penting dalam hidup mereka.

Bahkan, beberapa secara jelas meminta untuk dibiarkan dalam damai, sebab mereka merasa bahwa kehadiran Gereja justru menganggu dan menjengkelkan.

Adapun faktor yang mempengaruhinya adalah skandal-skandal seksua dan ekonomi, ketidaksiapan dari para pelayan tertahbis yang tidak mampu memahami

dengan tepat kepekaan orang-orang muda, kurangnya perhatian dalam persiapan homili dan peran pasif yang diberikan kepada orang-orang muda di dalam komunitas Kristiani.

Di sisi lain, ada beberapa orang muda yang bahagia ketika melihat sebuah Gereja dengan kerendahan hati menyakini akan adanya karunia-karunia yang diperoleh. Orang muda juga meminta Gereja untuk lebih mendengar, yang tidak terus-menerus mempersalahkan dunia. Mereka tidak ingin melihat Gereja yang diam saja dan malu-malu, supaya dapat dipercaya di hadapan kaum muda. Gereja perlu mendengarkan dan mengakui apa yang dikatakan orang lain sebagai terang yang dapat mengenal Injil lebih baik (CV 41).

E. Blog

1. Sejarah Blog

Menurut Syamsul (2014), literatur online tentang sejarah Blog selalu menyebut satu nama yaitu Jorn Barger. Orang Amerika ini tercatat dalam sejarah Blog sebagai Blogger pertama di dunia. Barger pula yang pertama kali menggunakan istilah “Weblog” untuk menggambarkan proses “Pencatatan link-link website” (logging the web) yang dia koleksi di internet. Dengan demikian istilah itu pertama kali muncul pada 17 Desember 1997. Dari sini, Blog awalnya adalah website pribadi yang berisi koleksi link ke website.

Status Barger sebagai blogger pertama “gugur” dengan ditemukannya fakta bahwa sebelumnya pada Januari 1994 seorang mahasiswa yang kemudian

jadi wartawan Amerika, Justin Hall, membuat website pribadi “Justin’s Home Page” yang kemudian berubah menjadi “Links from the Underground”.

2. Pengertian Blog

Blog adalah singkatan dari web log. Blog merupakan aplikasi web yang di dalamnya berisi konten berupa tulisan-tulisan yang dikenal dengan istilah posting.

Posting di Blog bisa diperlihatkan kepada khalayak luas menggunakan URL halaman web umum. Artinya, dengan memiliki Blog maka turut mewarnai dunia internet (Hernita P, 2013: 2). Blog juga merupakan jurnal online yang memuat beragam informasi serta menampilkan postingan terbaru di bagian atas halaman.

Konten atau postingan Blog diperbaharui secara berkala, dan biasanya dikelola oleh satu sekelompok kecil user. Meski diatur oleh banyak user, misalnya pikiran dan opini yang dituliskan tetap berfokus pada satu topik (Syamsul, 2014).

Posting atau tulisan-tulisan dalam Blog lazimnya dimuat dalam urutan terbalik, yaitu postingan yang berakhir ditulis akan ditampilkan di bagian bawahnya, meski tidak selamanya demikian. Sebuah Blog biasanya dapat diakses oleh semua pengguna internet, tetapi semuanya tentu dapat diatur oleh blogger-nya sendiri. Media Blog pertama kali dipopulerkan oleh Blogger.com yang dimiliki oleh PyraLabs sebelum akhirnya PyraLab diakuisisi oleh Google.com sejak akhir tahun 2002. Akhirnya Google mengembangkan software ini menjadi lebih canggih dengan fitur yang semakin beragam (Hernita P, 2013: 2).

Semenjak populer, banyak pengembang software yang membuat CMS untuk Blog. CMS yang terkenal antara lain WordPress dan Drupal, selain itu masih banyak yang lainnya. Hampir semua CMS blog yang populer bersifat open source. Adapun Blogger.com, meski tidak open source tetap bisa dipakai secara gratis, tidak perlu membayar untuk menggunakannya.

3. Jenis-jenis Blog

Menurut Hernita P (2013: 3-10), Blog adalah sebuah platfrom netral.

Semua orang bisa memakai Blog untuk keperluan apa pun. Ini mengkibatkan munculnya banyak kategori Blog. Beberapa kategori antara lain:

a. Blog politik: Berisi tentang berita, politik, aktivis dan semua hal berkaitan dengan politik, seperti Blog kampanye.

b. Blog pribadi: Blog milik pribadi isinya bisa bermacam-macam. Cocok juga disebut buku harian online. Bisa berisi pengalaman keseharian seseorang, keluhan, puisi, syair, atau curhat saat galau.

c. Blog bertopik: Blog yang membahas topik khusus dan fokus pada bahasan tertentu.

d. Blog kesehatan: Blog yang membahas masalah-masalah yang spesifik tentang dunia kesehatan. Blog kesehatan kebanyakan berisi keluhan pasien, berita kesehatan terbaru, atau keterangan-keterangan tentang kesehatan. Biasanya blog ini ditulis oleh praktisi kesehatan, mulai dari dokter, perawat, hingga bidan.

e. Blog sastra: Lebih dikenal sebagai litbog (literary Blog). Isinya membahas dunia sastra, mulai dari membuat puisi hingga resensi dunia sastra.

f. Blog perjalanan: Fokus pada bahasan cerita perjalanan yang menceritakan keterangan-keterangan tentang perjalanan atau travelling. Blog ini biasanya ditullis oleh orang yang gemar jalan-jalan dan mereportasekannya dalam bentuk travelblog. Contohnya adalah blog jalan sutra dan Blog travelling yang banyak ditulis oleh blogger Indonesia.

g. Blog riset: Blog ini membahas dunia akademis seperti berita tentang penemuan-penemuan terbaru.

h. Blog hukum: Blog yang kontennya berupa persoalan hukum atau urusan hukum. Blog ini sering disebut juga dengan blawgs (Blog Laws).

i. Blog media: Blog yang fokus membahas berbagai macam informasi seputar media massa, baik elektronik ataupun media cetak. Blog ini biasanya ditulis oleh wartawan atau pekerja media.

j. Blog agama: Blog ini yang membahas agama, umumnya tentang ilmu agama yang membahas syariat dan cara-cara melakukan ibadah.

k. Blog pendidikan: biasanya ini ditulis oleh pelajar, guru atau para pekerja di bidang pendidikan.

l. Blog komunitas: Blog yang membahas topik khusus yang digemari, kemudian ditulis oleh komunitas tertentu.

m. Blog bisnis: Blog ini yang dibuat oleh pengawai atau wirausahawan untuk menunjang kegiatan promosi bisnis atau tempat mereka bekerja. Ini juga bisa dibuat oleh perusahaan untuk menampilkan profil usaha mereka.

n. Blog hobi: Blog ini berfokus pada objek atau hobi tertentu, misalnya memelihara kucing, kegiatan memancing, bersepeda, dan sebagainya.

o. Blog spam: Digunakan untuk menampilkan informasi-informasi sampah yang sebenarnya tidak berguna di internet. Sebagai contoh Blog yang berkedok bisnis offline, internet marketing, atau menawarkan produk tertentu. Blog semacam ini juga dikenal sebagai splogs (Spam Blog).

Ngeblog adalah istilah bahasa Indonesia untuk kegiatan Blogging. Agar Blog bisa eksis, ngeblog harus dilakukan secara periodik. Hal ini sekaligus menunjukkan eksistensi sang pemilik Blog. Blog yang jarang diupdate menunjukkan bahwa Blog juga kurang eksis.

Blog juga perlu untuk dirawat, antara lain ganti template secara pribadi agar pengunjung tidak bosan berkunjung. Di samping menyegarkan, mengganti template juga menunjukkan keeksisan Blog seseorang. Blog juga harus diberi tambahan artikel. Sekarang ada lebih dari 10 juta Blog yang ada di internet.

Jumlah ini masih terus berkembang dengan pesat karena sekarang ada begitu banyak perangkat lunak, peralatan, dan aplikasi internet lain yang mempermudah para Blogger untuk merawat Blog-nya.

Selain merawat dan terus meng-update blognya, para blogger yang tergolong baru disarankan sering melakukan blogwalking, yaitu aktivitas para blogger meninggalkan tautan di Blog atau situs orang lain seraya memberikan komentar. Selain menjalin persahabatan di dunia maya, blogwalking juga membuat Blog terangkat SEO-nya. Blog tidak hanya digunakan untuk hal-hal

yang bersifat iseng, beberapa blogger kini bahkan menjadikan Blog-nya sebagai

yang bersifat iseng, beberapa blogger kini bahkan menjadikan Blog-nya sebagai