• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGENAL MANFAAT PENGGUNAAN BLOG SEBAGAI PEWARTAAN IMAN DI ERA DIGITAL BAGI OMK LINGKUNGAN SANTO PETRUS PAROKI SANTO PETRUS DAN PAULUS PEMATANGSIANTAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MENGENAL MANFAAT PENGGUNAAN BLOG SEBAGAI PEWARTAAN IMAN DI ERA DIGITAL BAGI OMK LINGKUNGAN SANTO PETRUS PAROKI SANTO PETRUS DAN PAULUS PEMATANGSIANTAR"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

MENGENAL MANFAAT PENGGUNAAN BLOG SEBAGAI PEWARTAAN IMAN DI ERA DIGITAL

BAGI OMK LINGKUNGAN SANTO PETRUS PAROKI SANTO PETRUS DAN PAULUS

PEMATANGSIANTAR

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik

Oleh:

Santy Natasya Siagian NIM: 171124059

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2021

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk Orangtua tercinta

(Bapak Djonggi Agustinus Paduanus Siagian dan Ibu Suriani Gurning) dan

Kedua Adik

(Windy Josepha Siagian dan Edo Bryan Fransiskus Siagian)

(5)

v MOTTO

“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa permohonan dengan

ucapan syukur.”

(Filipi 4:6)

“Saat senyummu palsu

saat tawamu palsu

dan semuanya bertolak belakang dengan realita, ingatlah TUHAN tidak akan pernah menjanjikan kepalsuan.”

(Santy Natasya Siagian, 2021)

(6)

vi

(7)

vii

(8)

viii ABSTRAK

Judul skripsi MENGENAL MANFAAT PENGGUNAAN BLOG SEBAGAI PEWARTAAN IMAN DI ERA DIGITAL BAGI OMK LINGKUNGAN SANTO PETRUS PAROKI SANTO PETRUS DAN PAULUS PEMATANGSIANTAR, berawal dari ketertarikan penulis terhadap kemajuan zaman di bidang teknologi dan keterbatasan untuk bertemu secara langsung dalam masa wabah virus Corona. Berdasarkan pengalaman penulis, hal pewartaan dan peran orang muda di Lingkungan Santo Petrus Paroki Santo Petrus dan Paulus Pematangsiantar cukup memprihatinkan. Kenyataan menunjukkan bahwa setiap pertemuan untuk melakukan katekese bersama kehadiran orang muda sangat sedikit, sehingga pertemuan katekese ditiadakan baik melalui online maupun offline. Paroki sudah mengupayakan untuk membuat pertemuan seperti Ngopi (Ngobrol Pintar), tetapi itu tidak berlangsung lama dikarenakan kehadiran orang muda tidak memenuhi kuota. Orang muda lebih cenderung melakukan kegiatan yang bersifat non rohani serta lebih banyak bermain media sosial. Bertitk tolak dengan permasalahan yang sedang dihadapi, penulis ingin mengajak para OMK untuk mempergunakan media sosial khususnya media Blog sebagai pewartaan iman bagi OMK Lingkungan Santo Petrus. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menggunakan metode deskripsi analisis dengan memperoleh data melalui wawancara, katekese online, dan kuesioner. Dalam pengujian data penulis menggunakan triangulasi sumber data yaitu membandingkan data yang diperoleh pada saat wawancara dan katekese, kemudian hasilnya divalidasi dengan hasil kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pewartaan iman dengan media Blog cukup efektif bagi OMK di Lingkungan Santo Petrus. Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan, OMK berharap bahwa adanya akun Blog OMK Santo Petrus dapat membantu untuk memperkembangkan pewartaan iman di era digital saat ini. OMK juga perlu diajak untuk belajar menulis pengalaman iman di akun Blog yang telah disediakan dan dibagikan, sehingga dapat memberikan motivasi kepada para pembaca.

Kata-kata Kunci: Blog, Media, Orang Muda Katolik, Pewartaan Iman

(9)

ix ABSTRACT

The title of the thesis KNOWING THE BENEFITS OF BLOG AS A MEDIUM FOR FAITH PROCLAMATION IN DIGITAL ERA AMONG THE CATHOLIC YOUTH AT SAINT PETER BASIC COMMUNITY, ST. PETER AND PAUL PARISH, PEMATANGSIANTAR was chosen based on author's interest on the development of technology and limitations of face-to-face meeting during the Covid-19 pandemic. Based on the author's experience in terms of preaching and the role of young people in the St. Peter's and Paul Parish of Pematangsiantar, which is quite alarming. The fact shows that every meeting to conduct catechesis with young people is very small number of participants so that catechetical meetings have been canceled both online and offline. The parish has tried to organize gatherings such as Ngopi (Ngobrol Pintar) but it did not last long because the presence of young people did not fulfill it. Young people are more likely to engage in non-spiritual activities and play more on social media.

Starting from this problem that is being faced, the author would like to invite OMK to use social media, especially Blog medium as a proclamation of faith among OMK in St. Peter's neighborhood. This type of research is qualitative research. Qualitative research using descriptive analysis method by obtaining data through interviews, online catechesis, and questionnaires. In testing the data, the author uses triangulation of data sources, namely comparing the data obtained during interviews and catechesis, then the results are validated with the results of the questionnaire. The results of the study indicate that the proclamation of faith with blog media is quite effective for OMK in the St. Peter's neighborhood. Based on the research conducted, OMK hopes that the existence of the OMK Santo Petrus Blog account can help to develop the proclamation of faith in the current digital era. OMK also needs to be invited to learn to write faith experiences on Blog account that has been provided and shared, so that it can motivate readers.

Key words: blog, media, Catholic youth, baith proclamation

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah atas berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul MENGENAL MANFAAT PENGGUNAAN BLOG SEBAGAI PEWARTAAN IMAN DI ERA DIGITAL BAGI OMK LINGKUNGAN SANTO PETRUS PAROKI SANTO PETRUS DAN PAULUS PEMATANGSIANTAR.

Skripsi ini diilhami oleh keterlibatan penulis sendiri dalam Pelayanan Karya Paroki di Paroki Santo Petrus dan Paulus Pematangsiantar, terutama dalam kegiatan pendalaman iman bersama Orang Muda Katolik di Paroki dan di Lingkungan. Meskipun kegiatan tersebut cukup banyak, tetapi pendalaman iman khususnya untuk orang muda masih kurang. Oleh karena itu, penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk membantu para OMK dalam mewartakan iman dengan menggunakan media Blog. Selain itu, skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Pada kesempatan ini penulis dengan setulus hati mengucapkan terimakasih kepada:

1. Drs. Yoseph Ispuroyanto Iswarahadi, S.J., M.A., selaku dosen pembimbing utama yang telah memberikan perhatian, meluangkan waktu dan membimbing penulis dengan penuh kesabaran, serta memberikan masukan-masukan dan kritikan-kritikan, sehingga penulis

(11)

xi

dapat lebih termotivasi dalam menuangkan gagasan-gagasan dari awal sampai akhir penulisan skripsi ini.

2. Y.H. Bintang Nusantara, S.F.K., M.Hum., selaku dosen pembimbing II dan dosen penguji, yang selalu mengingatkan penulis untuk segera dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Yoseph Kristianto, S.F.K., M.Pd., sebagai dosen penguji III yang terus menerus mendampingi penulis sampai selesainya penulisan skripsi ini.

4. Segenap Staf Dosen Prodi PENDIKKAT-JIP, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, yang telah mendidik dan membimbing penulis selama belajar sampai selesainya skripsi ini.

5. Segenap Pastor Paroki, Sekretariat Paroki, OMK Paroki dan Lingkungan Santo Petrus dan seluruh umat Paroki Santo Petrus dan Paulus Pematangsiantar yang memberi semangat dan dukungan kepada penulis dengan memberi masukan informasi untuk kelengkapan skripsi ini.

6. Bapak, Ibu dan adik-adikku yang memberikan semangat dan dukungan moral, material dan spritual selama penulis menempuh studi di Yogyakarta.

7. Segenap teman Angkatan 2017 Prodi PENDIKKAT-JIP, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma yang sudah berjuang bersama dalam masa perkuliahan.

(12)

xii

(13)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERTANYAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR SINGKATAN ... xvii

DAFTAR TABEL ... xix

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penulisan ... 6

D. Manfaat Penulisan ... 6

E. Metode Penulisan ... 7

F. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II. KAJIAN TEORI ... 10

A. Pengertian Media ... 10

(14)

xiv

1. Media Sosial ... 11

2. Jenis Media Sosial ... 11

B. Era Digital ... 13

1. Pengertian Era Digital ... 13

2. Dampak Positif Era Digital ... 14

3. Dampak Negatif Era Digital... 15

C. Pewartaan Iman ... 15

1. Pengertian Pewartaan Iman ... 15

2. Pewartaan Iman Sebagai Kegiatan Komunikasi Era Digital... 16

3. Yesus Berkomunikasi melalui Perumpamaan ... 17

4. Pewartaan Digital dengan Orang Muda ... 17

D. Orang Muda Katolik ... 18

1. Yesus dengan Orang Muda Katolik ... 19

2. Gereja dengan Orang Muda Katolik ... 20

E. Blog ... 21

1. Sejarah Blog ... 21

2. Pengertian Blog ... 22

3. Jenis-jenis Blog ... 23

4. Cara Membuat Blog ... 26

F. Isi Blog ... 28

G. Penggunaan Blog sebagai Pewartaan ... 30

BAB III. METODE PENELITIAN... 31

A. Jenis Penelitian ... 31

B. Tujuan Penelitian ... 31

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 32

D. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

E. Informan ... 32

F. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 32

1. Fokus ... 33

2. Jenis-jenis Instrumen ... 33

(15)

xv

3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 33

4. Pengembangan Instrumen ... 36

5. Teknik dan Alat ... 37

G. Alat-alat Pengumpulan Data ... 39

H. Analisis Data ... 39

I. Keabsahan Data ... 40

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

A. Gambaran Umum Lingkungan Santo Petrus... 41

B. Program Blog Disebarkan lewat WhatsApp ... 43

C. Hasil dan Analisis Wawancara... 45

1. Perasaan setelah membaca isi Blog ... 45

2. Pemahaman OMK mengenai isi Blog ... 47

3. Manfaat akun Blog sebagai Pewartaan Iman ... 49

4. Tanggapan mengenai isi Blog sebagai OMK ... 51

5. Harapan untuk Pewartaan Iman melalui Blog ... 52

6. Niat para OMK Lingkungan Santo Petrus ... 54

D. Hasil dan Analisis Pertemuan OMK secara Online beserta Pengamatan ... 55

1. Hasil Pertemuan Katekese Online ... 55

2. Hasil Pengamatan Maria Oktaviani ... 59

E. Validasi Data ... 60

1. Hasil Kuesioner ... 60

2. Proses Validasi ... 76

F. Pembahasan Hasil Penelitian ... 81

G. Refleksi Katekis ... 84

H. Usulan Kegiatan ... 86

BAB V. PENUTUP ... 89

A. Kesimpulan ... 89

B. Saran ... 90

(16)

xvi

DAFTAR PUSTAKA ... 92

LAMPIRAN Lampiran 1: Surat Izin Penelitian ... (1)

Lampiran 2: Surat Bukti Telah Menyelesaikan Penelitian ... (2)

Lampiran 3: Isi Blog Inspirasi OMK ... (3)

Lampiran 4: Pertanyaan Wawancara ... (6)

Lampiran 5: Dokumentasi Wawancara ... (7)

Lampiran 6: Hasil Wawancara ... (10)

Lampiran 7: Satuan Pertemuan Online ... (17)

Lampiran 8: Dokumentasi Pertemuan Katekese Online ... (20)

Lampiran 9: Hasil Pengamatan Maria Oktaviani ... (21)

Lampiran 10: Hasil Pertemuan Katekese Online ... (23)

Lampiran 11: Daftar Nama Narasumber ... (26)

Lampiran 12: Tulisan Pengalaman Iman Para Narasumber ... (27)

(17)

xvii

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Kitab Suci

Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Perjanjian Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat.(Dipersembahkan kepada Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen Agama Republik Indonesia dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985, hlm.8.

B. Singkatan Dokumen Gereja

CT : Catechesi Trandendae, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II Kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang Katekese Masa Kini, 16 Oktober 1979.

CV : Christus Vivit, Nasihat apostolik pasca-sinode dari Paus Fransiskus tentang kaum muda, iman dan penegasan kejujuran, 25 Maret 2019.

EN : Evangelii Nuntiandi, Nasihat Apostolik Paus Paulus VI tentang Mewartakan Injil, 8 Desember 1975.

KV II : Konsili Vatikan II, Konsili Ekumenis ke-21,11 Oktober 1962.

C. Singkatan-Singkatan Lain

Blogger : Orang yang menjalankan Blog Blogwalking : Kegiatan berkunjung ke Blog lain HKI : Hak Kekayaan Intelektual

KWI : Konferensi Waligereja Indonesia

(18)

xviii

N : Narasumber

Ngopi : Ngobrol Pintar OMK : Orang Muda Katolik

PUK : Pedoman Umum Katekese

Pendikkat : Pendidikan Keagamaan Katolik

(19)

xix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1: Kisi-kisi Kuesioner ... 35

Tabel 1.2: Kisi-kisi Pertanyaan Wawancara ... 35

Tabel 1.3: Pertanyaan Untuk Pengamat Pertemuan ... 36

Tabel 2.1: Instrumen Pertanyaan Wawancara ... 37

Tabel 2.2: Instrumen Pertanyaan Wawancara ... 38

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teknologi komunikasi pada zaman ini berkembang dengan sangat cepat, sehingga dapat mempermudah pekerjaan masyarakat. Teknologi komunikasi saat ini sangat banyak digunakan oleh masyarakat baik anak-anak, remaja, maupun orang dewasa. Dengan teknologi komunikasi ini masyarakat dapat mengakses berbagai informasi yang ada di dalamnya. Ali dalam Wisnuhardana (2018: ix) mengatakan bahwa:

Media sosial saat ini telah berkembang amat luar biasa, semenjak dikenal satu hingga satu setengah dekade silam. Kelekatan orang terhadap gadget atau gawai yang menjadi “rumah” bagi aplikasi media sosial telah menimbulkan perubahan-perubahan perilaku yang juga sudah banyak dikaji oleh para psikolog dan pengamat sosial atau teknologi.

Setiap hari orang dapat menghabiskan lebih dari separuh harinya untuk hanya untuk tenggelam dalam dunia media sosial. Sejak membuka mata di pagi hari hingga menjelang tidur, orang seperti “dipaksa” untuk terbenam dalam ponselnya, memungut informasi yang lalu lalang di dalamnya. Kecenderungan untuk betah berlama-lama mengakses informasi dari media sosial, tentu seperti dua sisi dalam satu keping mata uang dan bisa berdampak positif maupun negatif.

Sudah banyak kisah tentang dampak positif dan negatif media sosial yang ditulis, baik dari sifatnya individual maupun kolektif, baik yang sifatnya ekonomis, sosial, maupun politik. Dampak media sosial khususnya bagi kaum

muda selalu

(21)

menimbulkan perdebatan panjang di kalangan orangtua, pendidik, dan pengamat teknologi informasi (Wisnuhardana, 2018:103).

Wisnuhardana (2018:107) menemukan bahwa dampak negatif psikologis yang berpengaruh terhadap kesehatan fisik antara lain adalah menurunnya kondisi kesehatan kaum muda akibat ketidakteraturan waktu istirahat, melemahnya kemampuan fisik anak muda dibandingkan dengan anak muda generasi sebelumnya pada umur yang sama. Dampak yang tampak adalah munculnya keluhan obesitas atau kegemukan akibat berkurangnya aktivitas gerak fisik yang melibatkan tubuh secara nyata.

Wisnuhardana (2018:108) juga mengatakan bahwa media sosial diyakini dapat membantu anak-anak muda untuk membangun hubungan sosial yang lebih intens di dalam lingkungan pergaulan anak muda. Media sosial bagi kaum muda menjadi sarana untuk meningkatkan relasi sosial yang telah terbangun di lingkungan yang nyata serta memungkinkan hubungan level baru level kedua (temannya teman) yang disatukan oleh kesamaan-kesamaan tertentu seperti minat, hobi, keahlian atau tempat tinggal.

Menurut Pando (2014:23), media sosial terhubung sebagai “wajah berambigu” dimana media sosial menjadi sarana yang sangat mendukung dan menguntungkan bagi masyarakat. Akan tetapi media sosial juga dapat menghancurkan keutuhan dan kemandirian pribadi masyarakat yang mempunyai nalar untuk berpikir dan hati untuk merasa-rasakan dan menimbang-nimbang.

(22)

Ambigu ini menampilkan dua wajah yang berbeda walaupun perangkat teknologi yang sama.

Menurut pengamatan penulis sejak Pelayanan Karya Paroki (PKP) di Paroki Santo Petrus dan Paulus Pematangsiantar pada bulan November 2020 sampai Januari 2021 yang lalu, kaum muda pada saat ini tidak terlepas mengenai media sosial serta kecanggihan teknologi. Sebagai generasi milenial, orang muda sudah menapaki Industri 4.0 yang ditandai dengan serba digitalisasi dan otomatis seperti revolusi teknologi, adanya robotika dan internet optik (Soesatya, 2018 https://news.detik.com/kolom/d-3981811/generasi-milenial-dan-era-industri-40).

Orang muda milenial sangat akrab dengan teknologi khususnya gadget, handphone atau gawai. Ada berbagai macam media sosial atau aplikasi dalam gadget yang dapat diakses untuk membantu dan memudahkan berkomunikasi dengan sesama dan memperoleh berbagai informasi. Di dalam gadget itu terdiri banyak aplikasi yang dapat membantu kebutuhan manusia pada zaman sekarang, yakni melalui Google, Facebook, Instagram, WhatsApp, E-Katolik, Twitter, Youtube, Blog, dan lain sebagainya.

Orang muda khususnya Orang Muda Katolik sangat memerlukan pendampingan iman dari orang dewasa dan Gereja. Orang Muda Katolik adalah harapan serta masa depan Gereja dan masyarakat yang diharapkan mampu mengubah Gereja menjadi lebih baik di masa depan, sehingga OMK harus mulai berperan sejak sekarang. Komisi kepemudaan menandaskan kepada orang muda pentingnya pendidikan iman, rasa, semangat, iman dan kegiatan kerasulan, pengembangan intelektual, kepribadian yang kuat, persiapan hidup keluarga dan

(23)

perkawinan atau penghayatan panggilan khusus (imam, biarawan, biarawati), serta pendidikan kemasyarakatan. Selalu diserukan juga bahwa para rohaniwan harus memberikan perhatian khusus kepada orang muda (Komisi Kepemudaan KWI, 2014: 9).

Tugas pewartaan melanjutkan tugas perutusan suci dari Allah dengan mewartakan kerajaan-Nya di tengah dunia bukan hanya tugas yang harus diemban oleh para misionaris, uskup, imam maupun biarawan-biarawati saja, tetapi Orang Muda Katolik juga harus terlibat di dalamnya. Dalam hal ini perlu disadari revolusi 4.0 ikut mempengaruhi bentuk dan cara pembinaan iman khsususnya di tengah kaum milenial. Oleh sebab itu, Gereja perlu menyadari panggilan untuk hadir menjadi bagian dari dunia digital. Inilah saat yang tepat untuk mengemas katekese dengan kemasan yang baru dan relevan dengan situasi kaum muda milenial. Dengan kolaborasi antara katekese dan teknologi, katekese diharapkan senantiasa memberi pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan, penghayatan dan perwujudan iman kaum muda dalam menjalani hidup sehari- hari, perkembangan Gereja dan masyarakat. Inilah tujuan katekese yakni menumbuhkan iman para anggota Gereja-Nya, supaya semakin memantapkan iman, baik muda maupun tua (CT 20).

Hal ini juga dialami oleh OMK Paroki Santo Petrus dan Paulus dalam perkembangan era digital yang semakin canggih membuat muda-mudi Katolik lebih tertarik dengan hal-hal yang instan dan serba cepat. Penulis melihat pada saat pelaksanaan survei Pelayanan Karya Paroki pada bulan November 2020 yang bertempat di Gereja Paroki Santo Petrus dan Paulus Pematangsiantar. Orang

(24)

Muda Katolik lebih senang jika sudah bermain gadget dan lebih asik melihat ke layar ponsel mereka masing-masing dibandingkan berbicara dengan teman yang berada di sampingnya. Alat teknologi yang semakin canggih membuat maraknya permasalahan yang dihadapi Orang Muda Katolik. Mereka menjadikan alat teknologi sebagai sarana untuk mengejar hal-hal duniawi, seperti lebih mementingkan kesenangan pribadi dan memuaskan nafsu belaka.

Penulis mengamati permasalahan ini sudah berulang-ulang terjadi pada Orang Muda Katolik khususnya di Lingkungan Santo Petrus, sehingga tidak jarang bahwa kaum muda lebih senang dengan kegiatan yang tidak banyak peraturan dan kekangan dari luar. Dalam hal ini penulis ingin memaparkan kegunaan “Blog” sebagai alat alternatif yang berguna sebagai pewartaan iman, sehingga media sosial juga mampu untuk membangun perkembangan iman Orang Muda Katolik. Dengan judul tulisan “Mengenal Manfaat Penggunaan Blog sebagai Pewartaan Iman di Era Digital bagi OMK Lingkungan Santo Petrus Paroki Santo Petrus dan Paulus Pematangsiantar” penulis berharap para OMK Lingkungan Santo Petrus terinspirasi untuk membuat Blog dan memanfaatkannya sebagai media pewartaan iman.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis menemukan pokok permasalahan, yaitu: Bagaimana OMK mengenal manfaat penggunaan Blog

(25)

sebagai pewartaan iman di era digital bagi OMK Lingkungan Santo Petrus Paroki Santo Petrus dan Paulus Pematangsiantar?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penulisan ini adalah memperkenalkan manfaat penggunaan Blog sebagai media pewartaan iman kepada OMK Lingkungan Santo Petrus Paroki Santo Petrus dan Paulus.

D. Manfaat Penulisan

Berkenaan dengan rumusan permasalahan yang ada, manfaat dalam penulisan ini adalah:

1. Bagi penulis:

Penulis dapat memperoleh pengalaman dalam memberikan manfaat penggunaan Blog sebagai pewartaan iman di era digital bagi OMK Lingkungan Santo Petrus Paroki Santo Petrus dan Paulus Pematangsiantar.

2. Bagi Program Studi:

Memberikan data ilmiah bagi prodi dan mahasiswa PENDIKKAT USD terkait hasil penelitian tentang “Mengenal Manfaat Penggunaan Blog sebagai Pewartaan Iman di Era Digital bagi OMK Lingkungan Santo Petrus dan Paulus Paroki Santo Petrus dan Paulus Pematangsiantar.”

3. Bagi Umat:

Memberikan informasi mengenai manfaat Penggunaan Blog sebagai pewartaan iman di era digital bagi OMK Lingkungan Santo Petrus dan Paulus Paroki Santo Petrus dan Paulus Pematangsiantar.

(26)

4. Bagi Orang Muda Katolik:

Memberikan penyadaran terhadap “Manfaat Penggunaan Blog Sebagai Pewartaan Iman di Lingkungan Santo Petrus dan Paulus Paroki Santo Petrus dan Paulus Pematangsiantar”.

E. Metode Penulisan

Dalam penulisan ini metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah pengumpulan data secara dekripsi, yang kemudian ditulis dalam laporan, data yang diperoleh dari penelitian ini berupa kata-kata, gambar dan bukan angka (Khairini & Azhari, 2019:23). Penelitian kualitatif menggunakan metode deskripsi analisis merupakan metode yang bermaksud untuk membuat pencadaran mengenai situasi-situasi atau kejadian. Analisis yang digunakan pada metode ini yaitu dengan menggunakan wawancara, pertemuan katekese dan kuesioner. Wawancara dilakukan secara video call dengan 8 narasumber. Pertemuan katekese dilaksanakan secara online bersama OMK Lingkungan Santo Petrus dan kuesioner diisi dengan penyebaran link sebanyyak 15 narasumber.

(27)

F. Sistematika Penulisan

Sebagai gambaran umum tentang hal apa saja yang akan dibahas dalam penulisan ini, berikut ini sistematika penulisannnya:

BAB I: Pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan keseluruhan.

BAB II: Kajian Pustaka yang terdiri dari media pada umumya, era digital, pewartaan iman dalam Gereja, Orang Muda Katolik, Blog dan isi Blog.

BAB III: Metodologi Penelitian terdiri dari jenis penelitian, tujuan penelitian, subjek dan objek penelitian, tempat dan waktu penelitian, informan, teknik dan alat pengumpulan data, alat-alat pengumpulan data, analisis data dan keabsahan data.

BAB IV: Bab IV berisi tentang gambaran umum Lingkungan Santo Petrus, program Blog disebarkan lewat WhatsApp, hasil dan analisis wawancara, hasil dan analisis pertemuan OMK beserta pengamatan, validasi data, pembahasan hasil penelitian, usulan kegiatan dan menyajikan hasil penelitian.

BAB V: Bab V berisi kesimpulan atas keseluruhan penulisan yang juga disertai dengan saran-saran yang didokumentasi oleh penulis dan pencapaian tujuan penelitian sehubungan dengan manfaat Blog sebagai pewartaan iman OMK di era digital.

(28)

Lampiran: Bagian ini lebih berisi dokumen-dokumen seperti surat izin penelitian, surat bukti telah menyelesaikan penelitian, isi Blog Inspirasi OMK, pertanyaan wawancara, dokumentasi wawancara, hasil wawancara, satuan pertemuan online, dokumentasi pertemuan katekese online, hasil pengamatan, hasil pertemuan katekese online, daftar narasumber, tulisan pengalaman iman para narsumber.

(29)

BAB II

KAJIAN TEORI

Dalam bab dua penulis menguraikan kajian teori yang berkaitan dengan mengenal manfaat Blog sebagai pewartaan iman di era digital bagi OMK Lingkungan Santo Petrus Paroki Santo Petrus dan Paulus Pematangsiantar. Dalam pemaparan kajian teori ini akan menghasilkan kisi-kisi penelitian yang dilaksanakan penulis. Dalam pokok bahasan pertama penulis menguraikan pengertian media, media sosial, dan jenis media sosial. Dalam pokok bahasan kedua bahasan menguraikan era digital, pengertian era digital, dampak positif era digital dan dampak negatif era digital. Dalam pokok bahasan ketiga penulis menguraikan pengertian pewartaan iman, pewartaan iman sebagai kegiatan komunikasi era digital, Yesus berkomunikasi melalui pewartaan dan pewartaan zaman digital dengan orang muda. Dalam bahasan keempat penulis menguraikan Orang Muda Katolik, pembagian Orang Muda Katolik berdasarkan usia, pandangan Allah mengenai Orang Muda Katolik dan pandangan Gereja mengenai Orang Muda Katolik. Dalam pokok kelima penulis menguraikan sejarah Blog, pengertian Blog, jenis-jenis Blog, cara membuat Blog, lalu ditutup dengan isi Blog Inspirasi OMK.

A. Pengertian Media

Kata media merupakan bentuk jamak dari “medium”, yang secara harfiah berarti „tengah‟ atau „pengantar‟. Media adalah alat penghantar atau perantara yang berfungsi untuk menyampaikan pesan atau informasi dari suatu sumber

(30)

kepada penerima pesan. Media diartikan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan (Prawiro, 2020 https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian- media.html).

1. Media Sosial

Media sosial adalah situs atau layanan daring (online) yang memungkinkan penggunanya tidak hanya mengonsumsi tetapi juga berpartisipasi membuat, mengomentari dan menyebarkan beragam konten dalam berbagai format yakni teks, gambar, audio atau video (Hidayatullah, 2020 https://marketingcraft.getcraft.com/id-articles/memahami-jenis-jenis-media-

sosial).

Media sosial termasuk media yang sudah terkenal di kalangan luas, sehingga media sosial terus menanjak popularitasnya. Penggunaan media sosial tidak hanya dari sisi penggunaan biasa tetapi juga dari sisi bisnis atau sebagai platform pendukung kegiatan marketing. Menurut Wisnuhardana (2018:77) media sosial tidak hanya dimanfaatkan untuk hiburan atau komunikasi interpersonal tetapi juga sebagai media organisasi bisnis.

2. Jenis Media Sosial

Menurut Hidayatullah (2020 https://marketingcraft.getcraft.com/id- articles/memahami-jenis-jenis-media-sosial), ada 6 jenis media sosial yakni:

(31)

a. Layanan Blog:

Blog secara ringkas bisa dipahami sebagai jurnal pribadi internet untuk berbagai catatan atau pandangan penggunanya tentang beragam hal.

Penggunanya lazim disebut sebagai narablog (blogger). Contoh: WordPress, Blogger.

b. Layanan Jejaring Sosial (Social Network):

Jenis layanan yang fokus pada terbangunnya jejaring di antara penggunanya untuk saling berbagi pesan, informasi, foto, atau video. Model relasi antar pengguna yang lumrah berbentuk pertemanan dengan cara saling Add atau Connect. Contoh: Facebook.

c. Layanan Blog Mikro (Microblogging):

Kegunaan Blog Mikro dengan layanan Blog serupa, tetapi jenis media ini lebih ringkas hingga memengaruhi alur interaksi yang menjadi lebih cepat dibandingkan dengan Blog. Contoh: Twitter.

d. Layanan Berbagi Media (Media Sharing):

YouTube dan Soundcloud keduanya merupakan golongan layanan berbagi media, dimana fokus utama adalah berbagi konten media seperti foto, audio atau video. Contoh: Instagram.

(32)

e. Layanan Forum:

Layanan forum sebagai jenis media sosial klasik yang sudah dikenal sejak lama. Layanan ini menjadi tempat memperbincangkan hal atau topik spesifik dengan pengguna lain di dalam ruang diskusi. Contoh: Kaskus.

f. Layanan Kolaborasi:

Layanan ini memberikan kesempatan kepada penggunanya untuk berkolaborasi dalam memuat, menyunting atau mengoreksi konten. Contoh:

Wikipedia.

B. Era Digital

Pada saat ini semua orang telah mengetahui bahwa internet telah mengubah banyak hal, tidak hanya hal berkomunikasi dan berinteraksi, tetapi juga berhasil mempengaruhi landcape bisnis yang ada di Indonesia, bahkan juga dunia.

Peralihan masa teknologi mekanik dan elektro analog ke digital diterima masyarakat khususnya orang muda. Perkembangan teknologi yang sangat pesat membuat berbagai kemudahan tanpa batasan yang terjangkau lebih luas hingga mengglobal.

1. Pengertian Era Digital

Menurut Setiawan (2020 https://divedigital.id/apa-itu-era-digital/), era digital adalah zaman dimana hampir seluruh bidang dalam tatanan kehidupan sudah dibantu dengan teknologi digital. Era digital dapat diartikan sebagai munculnya teknologi digital yang menggantikan teknologi-teknologi yang sebelumnya sudah digunakan oleh manusia yaitu mekanik dan elektronik analog.

(33)

Perubahan pasti akan menghasilkan nilai-nilai baru. Era digital memberikan dampak terhadap kehidupan manusia.

Era digital disebut juga dengan Generasi Z, yaitu generasi yang sejak lahir sudah akrab dengan penggunaan teknologi. Artinya, teknologi sudah menjadi darah dan daging dari hidup mereka sejak lahir. Dengan perubahan dan perkembangan teknologi komputer dan internet generasi Z dapat mahir menggunakan perangkat digital (Iswarahadi, 2017:114).

2. Dampak Positif Era Digital

Perkembangan teknologi digital ini tentu banyak membawa dampak positif yang dirasakan. Dampak positif, menurut Setiawan (2020 https://divedigital.id/apa-itu-era-digital/), adalah sebagai berikut:

a. Distribusi informasi berjalan dengan cepat, bahkan dalam hitungan jam saja.

b. Masyarakat menjadi lebih mudah dalam mengakses berbagai informasi.

c. Kualitas sumber daya manusia meningkat secara signifikasn akibat mudahnya untuk melakukan edukasi.

d. Penggunaan teknologi digital membuat terjadinya banyak inovasi yang mempermudahkan pekerjaan.

e. Pertumbuhan e-bisnis mengalami peningkatan dengan sangat cepat.

(34)

3. Dampak Negatif Era Digital

Dalam perkembangan teknologi digital ini ada beberapa dampak negatif yang dirasakan di dalam era digital ini. Dampak negatif, menurut Setiawan (2020 https://divedigital.id/apa-itu-era-digital/), adalah sebagai berikut:

a. Ada kemungkinan untuk terjadinya pelanggaran HKI (Hak Kekayaan Intelektual). Hal ini terjadi karena mudahnya mendapatkan informasi sehingga banyak orang yang melakukan plagiarisme.

b. Adanya kecenderungan untuk menginginkan sesuatu yang serba instan dan tingkat konsentrasi menurun dan kurang menghayati proses.

c. Adanya kemungkinan untuk menyalahgunakan pengetahuan yang sudah dimiliki untuk kejahatan dan lebih mementingkan diri sendiri (egois).

Contohnya seperti hacking, manipulasi data, dan lainnya.

C. Pewartaan Iman

1. Pengertian Pewartaan Iman

Berdasarkan buku Iman Katolik, pewartaan merupakan salah satu dari tiga tugas Gereja yaitu tugas nabi, tugas imami, dan tugas rajawi. Tugas nabi adalah tugas pewartaan, tugas imami merupakan tugas pengudusan atau perayaan, dan tugas rajawi dalam bahasa Konsili Vatikan II diartikan sebagai tugas melayani (KWI, 1996:382). Secara umum pewartaan dipahami sebagai suatu komunikasi pesan Injil, misteri keselamatan yang dilaksanakan Allah bagi semua orang dalam Yesus Kristus berkat kuasa Roh Kudus. Pewartaan iman merupakan suatu

(35)

kegiatan komunikasi yang mau tidak mau juga perlu menyesuaikan diri dengan zaman dimana budaya komunikasi itu sedang berkembang.

2. Pewartaan Iman sebagai Kegiatan Komunikasi Era Digital

Dalam setiap surat Gembala pada Hari Komunikasi sosial Paus mengingatkan agar mempergunakan media komunikasi untuk menggairahkan pewartaan iman (Iswarahadi, 2017:22). Menurut Iswarahadi (2017:11), ada dua hal yang penting dalam komunikasi kristiani yakni menyangkut kemuliaan Allah dan mengenai suka cita manusia. Tujuan dari proses komunikasi tersebut adalah memberi kemuliaan kepada Allah dan suka cita kepada manusia. (PUK 371) Dalam proses pewartaan yang hendak dicapai adalah bagaimana pewartaan itu menjadi suatu kehadiran yang dapat menginjili dalam cakupan digital.

Tugas dari generasi dewasa yang hendak meneruskan iman adalah mensuport pengalaman-pengalaman. Dengan adanya pengalaman dapat memperkuat kunci-kunci interpretatif tentang kehidupan serta memberikan penenguhan. Pewartaan iman pada era digital dipanggil untuk menemukan cara- cara yang cocok untuk menghadapi persoalan-persoalan besar sekitar arti hidup, tubuh, efektivitas, identitas pada umumnya, keadilan dan damai, yang pada zaman digital diinterpretasi dengan cara yang berbeda (PUK 371).

Pewartaan zaman digital akan menjadi hal yang mempribadi, namun tidak pernah menjadi suatu proses individual. Dunia individualis yang terpisah dari masyarakat harus beralih kepada komunitas gerejani, tempat di mana pengalaman

(36)

akan Allah dibuat menjadi pengalaman bersama dan saling berbagi dari apa yang dihidupi (PUK 372).

3. Yesus Berkomunikasi melalui Perumpamaan

Yesus berkomunikasi dengan menggunakan cerita (Mat 13:34). Yesus bercerita untuk menciptakan proses komunikasi yang tidak mungkin terjadi selain lewat cerita itu. Pewartaan yang digunakan Yesus mengungkapkan rahasia Allah, rencana dan janji-Nya, dan oleh karenanya dapat mengubah hari manusia dan nasibnya (Evangelii Nuntiandi, art.11). Pewartaan yang dilakukan Yesus sangat efektif dan disertai dengan tanda-tanda yang dibuat-Nya. Yesus berkomunikasi dengan menggunakan cerita, dimana cerita Yesus berfungsi sebagai perumpamaan. Perumpamaan itu menuntut reaksi dari para pendengarnya sehingga ditantang untuk berpikir sendiri. Tujuan Yesus menyampaikan cerita, supaya seseorang memiliki cerita seperti yang sama dan melakukan tindakan yang sesuai. Yesus tidak hanya berkomunikasi lewat perkataan melainkan lewat perbuatan (Iswarahadi, 2017:66). Pewartaan yang dilakukan Yesus pada zaman- Nya dapat menggerakkan banyak orang untuk berbondong-bondong mengikuti- Nya. Yesus mewartakan Kerajaan Allah baik dengan kata maupun perbuatan (Iswarahadi, 2017:85).

4. Pewartaan Zaman Digital dengan Orang Muda

Gereja dipanggil untuk merefleksikan riset iman orang-orag muda dan konsekuensinya. Adapun tantangan Gereja dalam mewartakan iman pada era digital kepada kaum muda adalah mendampangi para kaum muda yang menolak

(37)

penemuan kebebasan jiwa dan panggilan Allah, yang memisahkan dia dari kawanan sosial yang menjadi bagiannya. Tantangan berikutnya adalah menjelaskan bahasa yang dipakai dalam jaringan yang kadang-kadang memiliki kesesuaian dengan bahasa religius. Gereja mengupayakan dengan adanya berbagai media digital mampu membantu membaharui cara-cara pewartaan iman menurut bahasa-bahasa generasi-generasi yang baru. Upaya selanjutnya mengundang para kaum muda untuk menciptakan satu pengertian baru tentang kebersamaan sebagai komunitas (PUK 370).

D. Orang Muda Katolik

Orang Muda Katolik adalah harapan serta masa depan Gereja dan masyarakat yang diharapkan mampu mengubah Gereja menjadi lebih baik di masa depan, sehingga OMK harus mulai berperan sejak sekarang. Diakui pengaruh orang muda terhadap dunia sekarang ini dengan segala sifat baik dan kemampuan mereka. Ditandaskan kepada orang muda pentingnya pendidikan iman, penghayatan iman, semangat iman dan kegiatan kerasulan, pengembangan intelektual, kepribadian yang kuat, persiapan hidup keluarga dan perkawinan atau penghayatan panggilan khusus (imam, biarawan, biarawati), serta pendidikan kemasyarakatan (Komisi Kepemudaan KWI, 2014: 9).

Menurut CV 84, orang muda menyadari kerinduan akan Allah, meskipun masih jauh tentang pengetahuan Allah dari pewahyuan. Kaum muda memiliki keinginan yang nyata untuk mengembangkan kemampuan yang mereka miliki

(38)

agar menawarkan sesuatu yang berbeda kepada dunia serta menghayati hidup yang berbeda. Menurut KWI (2007:17) tidak mudah mengelompokkan usia OMK. Pengelompokan OMK berdasarkan usia dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu:

kelompok usia remaja dari usia 12-15 tahun, kelompok usia taruna dari usia 16-19 tahun, kelompok usia madya dari usia 20-24 tahun, dan kelompok usia karya dari usia 25-35 tahun.

1. Yesus dengan Orang Muda Katolik

Yesus memperlihatkan betapa pentingnya pembinaan orang muda. Ia adalah contoh sebenarnya dari Pastoral Orang Muda itu. Yesus adalah “orang muda di antara yang muda untuk menjadi teladan bagi yang muda dan menguduskan diri kepada Tuhan. Sinode menangaskan bahwa “masa muda adalah periode kehidupan yang orisinal dan menggairahkan yang telah dihayati oleh Yesus sendiri, dengan menguduskannya (CV 22). Puncak kerja sama antara Allah dan Orang Muda Katolik terjadi ketika Ia memilih Maria. Maria adalah teladan unggul bagi Gereja yang muda, yang mau mengikuti Kristus dengan antusiasme dan kepatuhan. Ketika ia masih sangat muda, ia menerima pemberitahuan dari malaikat dan tidak takut bertanya (CV 43).

Yesus dapat menjadi inspirasi bagi seluruh orang muda yang sedang tumbuh dan bersiap untuk menunaikan misinya. Hal ini mencakup pendewasaan dalam hubungan dengan Bapa, dalam kesadaran untuk menjadi salah satu anggota keluarga dan komunitas serta dapat dibimbing untuk menjalankan misi yang telah dipercayakan Allah, panggilan sendiri (CV 30). Yesus muda diceritakan kembali

(39)

dalam Inji karena Dia benar-benar menjadi salah satu dari kaum muda. Yesus dapat dikenal berbagai aspek khas hati yang muda.

Menurut CV 31, Yesus memiliki ciri-ciri seperti kaum muda yakni:

1. Yesus memiliki kepercayaan mutlak kepada Bapa dan telah merawat persahabatan dengan para murid-Nya hingga saat-saat sulit pun Yesus tetap setia.

2. Yesus telah menunjukkan bela rasa mendalam kepada mereka yang paling lemah, terutama orang-orang miskin, mereka yang sakit, para pendosa dan mereka yang disingkirkan.

3. Yesus memiliki keberanian untuk menghadapi para pemimpin agama dan politik pada masa-Nya; Dia telah mengalami rasanya tidak dipahami dan ditolak; Dia telah merasakan takut akan penderitaan dan memahami kerapuhan Paskah-Nya.

2. Gereja dan Orang Muda Katolik

Menurut CV 40, sinode mengakui bahwa “sejumlah besar orang muda, dengan berbagai macam alasan, tidak mengharapkan apa pun dari Gereja karena tidak menganggap Gereja sebagai sesuatu yang penting dalam hidup mereka.

Bahkan, beberapa secara jelas meminta untuk dibiarkan dalam damai, sebab mereka merasa bahwa kehadiran Gereja justru menganggu dan menjengkelkan.

Adapun faktor yang mempengaruhinya adalah skandal-skandal seksua dan ekonomi, ketidaksiapan dari para pelayan tertahbis yang tidak mampu memahami

(40)

dengan tepat kepekaan orang-orang muda, kurangnya perhatian dalam persiapan homili dan peran pasif yang diberikan kepada orang-orang muda di dalam komunitas Kristiani.

Di sisi lain, ada beberapa orang muda yang bahagia ketika melihat sebuah Gereja dengan kerendahan hati menyakini akan adanya karunia-karunia yang diperoleh. Orang muda juga meminta Gereja untuk lebih mendengar, yang tidak terus-menerus mempersalahkan dunia. Mereka tidak ingin melihat Gereja yang diam saja dan malu-malu, supaya dapat dipercaya di hadapan kaum muda. Gereja perlu mendengarkan dan mengakui apa yang dikatakan orang lain sebagai terang yang dapat mengenal Injil lebih baik (CV 41).

E. Blog

1. Sejarah Blog

Menurut Syamsul (2014), literatur online tentang sejarah Blog selalu menyebut satu nama yaitu Jorn Barger. Orang Amerika ini tercatat dalam sejarah Blog sebagai Blogger pertama di dunia. Barger pula yang pertama kali menggunakan istilah “Weblog” untuk menggambarkan proses “Pencatatan link- link website” (logging the web) yang dia koleksi di internet. Dengan demikian istilah itu pertama kali muncul pada 17 Desember 1997. Dari sini, Blog awalnya adalah website pribadi yang berisi koleksi link ke website.

Status Barger sebagai blogger pertama “gugur” dengan ditemukannya fakta bahwa sebelumnya pada Januari 1994 seorang mahasiswa yang kemudian

(41)

jadi wartawan Amerika, Justin Hall, membuat website pribadi “Justin’s Home Page” yang kemudian berubah menjadi “Links from the Underground”.

2. Pengertian Blog

Blog adalah singkatan dari web log. Blog merupakan aplikasi web yang di dalamnya berisi konten berupa tulisan-tulisan yang dikenal dengan istilah posting.

Posting di Blog bisa diperlihatkan kepada khalayak luas menggunakan URL halaman web umum. Artinya, dengan memiliki Blog maka turut mewarnai dunia internet (Hernita P, 2013: 2). Blog juga merupakan jurnal online yang memuat beragam informasi serta menampilkan postingan terbaru di bagian atas halaman.

Konten atau postingan Blog diperbaharui secara berkala, dan biasanya dikelola oleh satu sekelompok kecil user. Meski diatur oleh banyak user, misalnya pikiran dan opini yang dituliskan tetap berfokus pada satu topik (Syamsul, 2014).

Posting atau tulisan-tulisan dalam Blog lazimnya dimuat dalam urutan terbalik, yaitu postingan yang berakhir ditulis akan ditampilkan di bagian bawahnya, meski tidak selamanya demikian. Sebuah Blog biasanya dapat diakses oleh semua pengguna internet, tetapi semuanya tentu dapat diatur oleh blogger- nya sendiri. Media Blog pertama kali dipopulerkan oleh Blogger.com yang dimiliki oleh PyraLabs sebelum akhirnya PyraLab diakuisisi oleh Google.com sejak akhir tahun 2002. Akhirnya Google mengembangkan software ini menjadi lebih canggih dengan fitur yang semakin beragam (Hernita P, 2013: 2).

(42)

Semenjak populer, banyak pengembang software yang membuat CMS untuk Blog. CMS yang terkenal antara lain WordPress dan Drupal, selain itu masih banyak yang lainnya. Hampir semua CMS blog yang populer bersifat open source. Adapun Blogger.com, meski tidak open source tetap bisa dipakai secara gratis, tidak perlu membayar untuk menggunakannya.

3. Jenis-jenis Blog

Menurut Hernita P (2013: 3-10), Blog adalah sebuah platfrom netral.

Semua orang bisa memakai Blog untuk keperluan apa pun. Ini mengkibatkan munculnya banyak kategori Blog. Beberapa kategori antara lain:

a. Blog politik: Berisi tentang berita, politik, aktivis dan semua hal berkaitan dengan politik, seperti Blog kampanye.

b. Blog pribadi: Blog milik pribadi isinya bisa bermacam-macam. Cocok juga disebut buku harian online. Bisa berisi pengalaman keseharian seseorang, keluhan, puisi, syair, atau curhat saat galau.

c. Blog bertopik: Blog yang membahas topik khusus dan fokus pada bahasan tertentu.

d. Blog kesehatan: Blog yang membahas masalah-masalah yang spesifik tentang dunia kesehatan. Blog kesehatan kebanyakan berisi keluhan pasien, berita kesehatan terbaru, atau keterangan-keterangan tentang kesehatan. Biasanya blog ini ditulis oleh praktisi kesehatan, mulai dari dokter, perawat, hingga bidan.

(43)

e. Blog sastra: Lebih dikenal sebagai litbog (literary Blog). Isinya membahas dunia sastra, mulai dari membuat puisi hingga resensi dunia sastra.

f. Blog perjalanan: Fokus pada bahasan cerita perjalanan yang menceritakan keterangan-keterangan tentang perjalanan atau travelling. Blog ini biasanya ditullis oleh orang yang gemar jalan-jalan dan mereportasekannya dalam bentuk travelblog. Contohnya adalah blog jalan sutra dan Blog travelling yang banyak ditulis oleh blogger Indonesia.

g. Blog riset: Blog ini membahas dunia akademis seperti berita tentang penemuan-penemuan terbaru.

h. Blog hukum: Blog yang kontennya berupa persoalan hukum atau urusan hukum. Blog ini sering disebut juga dengan blawgs (Blog Laws).

i. Blog media: Blog yang fokus membahas berbagai macam informasi seputar media massa, baik elektronik ataupun media cetak. Blog ini biasanya ditulis oleh wartawan atau pekerja media.

j. Blog agama: Blog ini yang membahas agama, umumnya tentang ilmu agama yang membahas syariat dan cara-cara melakukan ibadah.

k. Blog pendidikan: biasanya ini ditulis oleh pelajar, guru atau para pekerja di bidang pendidikan.

l. Blog komunitas: Blog yang membahas topik khusus yang digemari, kemudian ditulis oleh komunitas tertentu.

m. Blog bisnis: Blog ini yang dibuat oleh pengawai atau wirausahawan untuk menunjang kegiatan promosi bisnis atau tempat mereka bekerja. Ini juga bisa dibuat oleh perusahaan untuk menampilkan profil usaha mereka.

(44)

n. Blog hobi: Blog ini berfokus pada objek atau hobi tertentu, misalnya memelihara kucing, kegiatan memancing, bersepeda, dan sebagainya.

o. Blog spam: Digunakan untuk menampilkan informasi-informasi sampah yang sebenarnya tidak berguna di internet. Sebagai contoh Blog yang berkedok bisnis offline, internet marketing, atau menawarkan produk tertentu. Blog semacam ini juga dikenal sebagai splogs (Spam Blog).

Ngeblog adalah istilah bahasa Indonesia untuk kegiatan Blogging. Agar Blog bisa eksis, ngeblog harus dilakukan secara periodik. Hal ini sekaligus menunjukkan eksistensi sang pemilik Blog. Blog yang jarang diupdate menunjukkan bahwa Blog juga kurang eksis.

Blog juga perlu untuk dirawat, antara lain ganti template secara pribadi agar pengunjung tidak bosan berkunjung. Di samping menyegarkan, mengganti template juga menunjukkan keeksisan Blog seseorang. Blog juga harus diberi tambahan artikel. Sekarang ada lebih dari 10 juta Blog yang ada di internet.

Jumlah ini masih terus berkembang dengan pesat karena sekarang ada begitu banyak perangkat lunak, peralatan, dan aplikasi internet lain yang mempermudah para Blogger untuk merawat Blog-nya.

Selain merawat dan terus meng-update blognya, para blogger yang tergolong baru disarankan sering melakukan blogwalking, yaitu aktivitas para blogger meninggalkan tautan di Blog atau situs orang lain seraya memberikan komentar. Selain menjalin persahabatan di dunia maya, blogwalking juga membuat Blog terangkat SEO-nya. Blog tidak hanya digunakan untuk hal-hal

(45)

yang bersifat iseng, beberapa blogger kini bahkan menjadikan Blog-nya sebagai sumber pemasukan utama melalui program periklanan seperti AdSense, paid review, penjualan backlink, atau afilisasi.

4. Cara Membuat Blog

Menurut Hernita, P (2013: 29-31) Blog dapat dibuat jika seseorang sudah memiliki akun Google atau email. Cara membuat Blog edukasi ini sama seperti membuat Blog biasa, yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Login ke Gmail, lalu akses http://blogger.com

(46)

b. Masukkan Email dan Sandi email, kemudian klik Masuk.

c. Tampilan pertama adalah halaman Selamat datang di Blogger.

Konfirmasikan profil Anda di Anda akan terlihat sebagai.

d. Anda juga dapat mengaktifkan notifikasi email jika tetap ingin menerima email notifikasi.

e. Klik tombol Lanjutan ke Blogger untuk mengatur Blog.

f. Satu akun email bisa mengakomodasi lebih dari satu akun Blog. Artinya, satu orang bisa membuat lebih dari satu Blog.

g. Klik Blog Baru untuk membuat Blog.

h. Muncul kotak Buat log baru.

i. Isikan judul blog yang akan dibuat di kotak teks judul.

j. Pilih template di kotak teks Template.

k. Klik Buat Blog sehingga akan muncul tampilan sebagai berikut.

l. Kini Anda memiliki satu buah Blog yang baru dibuat. Klik pada tombol Lihat Blog untuk melihat Blog.

(47)

F. Isi Blog “A World without Us: Sudahkan Mudikamu Dikenal di Kampungmu?”

Isi Blog melalui link https://iomk.org/2017/10/19/a-world-without-us- sudahkah-mudikamu-dikenal-di-kampungmu/, yang dibagikan melalui link yang bertema “Sudahkah Mudikamu Dikenal di Kampungmu?”. Dalam isi Blog tersebut ada beberapa poin yang disampaikan kepada pembaca. Bagian pertama adalah “A World without Us”, Kehadiran dan komunitas dirasakan masyarakat sekitar dan sangat diperhatikan orang lain, bahkan walaupun tidak hadir satu kali saja. Pertanyaan yang selalu dipaparkan dalam isi Blog tersebut adalah “apakah mudikamu sudah dikenal dikampungmu?” Kehadiran para OMK sangat dibutuhkan di tengah masyarakat baik di desa maupun di kampung.

Bagian kedua juga penting untuk diterapkan yaitu “Mengisahkan diri sendiri”. Dalam bagian ini OMK diajak untuk membangun komunikasi dengan masyarakat sekitar dan ikut berkembang bersama. OMK juga harus menjadi sosok

„diri sendiri‟ yang dapat dikenal baik oleh masyarakat sekitar. Ada beberapa cara untuk membangun komunikasi antar sesama di kampung, yaitu meluangkan waktu setiap hari untuk berbicara bersama atau paling tidak beberapa jam dalam seminggu bersama orang-orang sekitar, berbincang serta membagikan kisah hidup kita bersama mereka. Dengan mengajak OMK buat berolahraga bersama-sama teman kampung, berkegiatan bersama, bersenyum sapa kepada remaja mesjid atau komunitas kaum muda dari agama lain di sekitar kita.

Bagian ketiga keprihatinan OMK pada zaman sekarang yaitu „Surat-surat yang tak pernah terjawab‟, surat itu ibaratkan sebuah “panggilan” dunia luar

(48)

dimana surat-surat tersebut sudah menumpuk di depan pintu rumah Gereja Muda kita. Surat-surat cinta dari sahabat-sahabat kita di luar sana. Surat dari berbagai organisasi dan lembaga yang menantikan kehadiran Mudika untuk berkenalan, berbincang, dan bercengkrama. Bahkan seringkali, surat yang memberi Mudika kesempatan untuk berlatih dan berkembang lebih jauh.

Cukup sulit untuk menemukan teman-teman OMK yang aktif digerakkan sosial maupun jejaring organisasi massa. Tak terhitung banyaknya undangan keterlibatan OMK dari berbagai pihak yang tidak mendapat respon dari para OMK, sehingga panggilan dan surat dari saudara-saudari kita hanya menjadi sebuah pajangan.

Bagian yang keempat yaitu „Menjadi hadir‟, ada beberapa hal yang dapat membantu agar OMK dapat dikenal di tengah masyarakat, yaitu “TEMUI”

tersenyum dan sapalah semua orang yang setiap hari kita temui, selanjutnya

“BERBINCANG” jaga terus komunikasi dengan hal-hal yang sederhana.

Kemudian “HADIRI” jika ada undangan dari kegiatan positif apa pun di tengah masyarakat hadiri dan berproses. Yang selanjutnya “KABARI” artinya sampaikan kegiatan OMK yang ingin dilaksanakan di kampung, sampaikan kepada kepala desa, camat atau ketua lingkungan. Dan yang terakhir jangan sungkan untuk

“MEMINTA BANTUAN” kepada masyarakat. OMK juga merupakan bagian dari masyarakat dan jangan malu untuk meminta bantuan.

(49)

G. Penggunaan Blog sebagai Pewartaan

Blog adalah singkatan dari web blog, dimana Blog yang didalamnya berisi tulisan-tulisan yang dimana tulisan tersebut dapat diperlihatkan kepada khalayak luas menggunakan URL. Blogging adalah pengetahuan dan pengalaman iman merupakan aktivitas yang kompleks karena di dalamnya ada aktivitas menyusun, mengola dan menuliskan suatu informasi pada media internet yang sering disebut web blog, sehingga untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman iman.

Menurut Hernita P (2013:4) Blog pribadi adalah Blog milik pribadi isinya bisa bermacam-macam. Cocok juga disebut buku harian online. Bisa pengalaman keseharian seseorang, keluhan, puisi, syair atau curhat saat galau. Blog mampu menjadi alat atau media untuk menulis sehingga memungkinkan jika penggunaan Blog digunakan untuk menulis pengalaman iman seseorang, sehingga mampu menghayati dan memotivasi kehidupan kepada pembacanya.

Blog agama adalah Blog yang membahas agama, umumnya tentang ilmu agama yang membahas syariat dan cara-cara melakukan ibadah (Hernita P, 2013:7). Blog ini mampu membantu para penggunaan untuk membagikan pewartaan kepada khalayak umum serta membagikan kegiatan-kegiatan kerohanian yang dilakukan oleh OMK seperti retret, rekoleksi, ziarah dan lain sebagainya.

(50)

31 BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini penulis memaparkan metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi, yaitu jenis penelitian, tujuan penelitian, subjek dan objek penelitian, tempat dan waktu, informan, teknik dan alat pengumpulan data, alat- alat pengumpulan data, analisis data, dan keabsahan data.

A. Jenis Penelitian

Dalam penulisan ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif dengan metode deskriptif analisis yang merupakan metode yang bermaksud untuk membuat gabungan mengenai situasi-situasi atau kejadian.

Analisis yang digunakan pada metode ini yaitu dengan menggunakan wawancara, pertemuan katekese dan kuesioner.

Dalam penulisan ini metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif.

Dalam penelitian kualitatif diusahakan pengumpulan data secara deskriptif, yang kemudian ditulis dalam laporan. Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa kata-kata, gambar dan bukan angka (Khairini & Azhari, 2019:23).

B. Tujuan Penelitian

Berkenaan dengan rumusan permasalahan yang ada, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah: mengenal manfaat penggunaan Blog sebagai pewartaan iman di era digital bagi OMK di Lingkungan Santo Petrus Paroki Santo Petrus dan Paulus Pematangsiantar.

(51)

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah para Orang Muda Katolik Lingkungan Santo Petrus Paroki Santo Petrus dan Paulus Pematangsiantar dan yang menjadi objek penelitian adalah manfaat penggunaan Blog sebagai pewartaan iman di Era Digital bagi OMK Lingkungan Santo Petrus Paroki Santo Petrus dan Paulus Pematangsiantar.

D. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan secara virtual bersama dengan para OMK Lingkungan Santo Petrus dan Paulus Pematangsiantar. Waktu yang dipakai dalam penelitian adalah pertengahan bulan Juni dan dilakukan melalui zoom bersama.

Penulis membuat satu grup melalui media WhatsApp OMK Lingkungan Santo Petrus, sehingga memudahkan penulis untuk memberikan informasi kepada OMK.

E. Informan

Yang menjadi informan dari penelitian ini adalah para OMK Lingkungan Santo Petrus Paroki Santo Petrus dan Paulus Pematangsiantar. Di dalam Lingkungan Santo Petrus ada 15 OMK, 12 perempuan dan 3 laki-laki.

F. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan keterangan kebenaran data atau informasi yang diperoleh penulis dari berbagai sudut pandang yang berbeda (Khairani &

Azhari, 2019:47). Oleh karena itu, penelitian dapat dilakukan lewat instrumen

(52)

pengumpulan data, seperti observasi, kuesioner, wawancara, dan pertemuan katekese.

1. Fokus

Fokus dari penelitian ini adalah melihat sejauh mana para OMK Lingkungan Santo Petrus mengenal manfaat Blog sebagai media pewartaan iman di era digital.

2. Jenis-jenis Instrumen

Penulis menggunakan jenis instrumen sebagai berikut: pengamatan lingkungan, penyebaran link Blog https://iomk.org/2017/10/19/a-world-without- us-sudahkah-mudikamu-dikenal-di-kampungmu/, wawancara, pertemuan katekese dan kuesioner. Wawancara dilakukan secara pribadi melalui video call di WhatAspp. Tujuan wawancara tersebut untuk memenuhi hasil yang diinginkan oleh penulis sedangkan untuk memperkuat data dilakukan pengecekan melalui kuesioner dan pertemuan katekese yang dilakukan melalui video call.

3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Penulis melakukan wawancara dan pertemuan katekese untuk mengetahui manfaat penggunaan Blog sebagai pewartaan iman di era digital bagi OMK Lingkungan Santo Petrus Paroki Santo Petrus dan Paulus Pematangsiantar.

Penulis menemukan kisi-kisi instrumen penelitian berdasarkan pemaparan dari kajian teori. Penulis membuat suatu pertanyaan untuk mencapai data yang akurat sebagai berikut:

(53)

Tabel 1.1: Kisi-kisi Kuisioner

Fokus Aspek Pertanyaan Nomor

Blog sebagai media pewartaan iman di

era digital

Perasaan Perasaan setelah membaca isi pewartaan iman yang ada di Blog Inspirasi OMK

““A World without Us:

Sudahkah Mudikamu dikenal di kampungmu?”.

1,2,3

Sikap Sikap terhadap isi

pewartaan iman yang ada di Blog Inspirasi OMK “A World without Us:

Sudahkah Mudikamu dikenal di kampungmu?”.

4,5,6

Pemahaman Pemahaman OMK terhadap isi pewartaan iman yang ada di Blog Inspirasi Iman

“A World without Us:

Sudahkah Mudikamu dikenal di kampungmu?”.

7,8,9

Harapan Harapan OMK agar

pewartaan iman melalui Blog semakin menggena dalam kehidupan beriman Kristiani

10,11

Manfaat Manfaat Blog sebagai media pewartaan iman bagi OMK.

12,13

Niat Niat dari OMK untuk cara baru pewartaan melalui Blog.

14,15

Tabel 1.2: Kisi-kisi Pertanyaan Wawancara

Fokus Penelitian Aspek Pertanyaan Jumlah

Manfaat Penggunaan Blog sebagai Pewartaan Iman Di Era Digital bagi

Perasaan Perasaan apa yang muncul ketika membaca isi Blog Inspirasi OMK “A World without Us: Sudahkah Mudikamu dikenal di kampungmu?”

1

Pemahaman Apa yang Anda paham 1

(54)

OMK lingkungan Santo Petrus Paroki Santo Petrus dan Paulus

Pematangsiantar

tentang isi Blog Inspirasi OMK.

Manfaat Apakah Blog dapat

bermanfaat sebagai media pewartaan iman di era digital saat ini?

1

Tanggapan Apa tanggapan Anda mengenai isi Blog Inspirasi OMK sebagai OMK khsusnya OMK di Lingkungan Santo Petrus?

1

Harapan Apa harapan Anda setelah membaca isi Blog Inspirasi Iman, khususnya demi perkembangan pewartaan dalam era digital?

1

Niat Niat apa saja yang muncul setelah merenungkan kembali renungan yang dibagikan melalui link Blog?

1

Tabel 1.3: Pertanyaan untuk Pengamat Pertemuan

Fokus Penelitian Aspek Pertanyaan Jumlah

Manfaat Penggunaan Blog

sebagai media pewartaan iman di

era digital

Perasaan Apakah OMK merasa gembira setelah menerima isi Blog Inspirasi OMK yang telah dibagikan melalui link?

1

Pemahaman Apakah OMK dapat memahami isi Blog Inspirasi Blog yang sudah dibagikan melalui link?

1

Harapan Apakah OMK mempunyai harapan untuk perkembangan pewartaan melalui Blog dalam era digital?

1

Niat Apakah OMK mempunyai niat

untuk membantu

mengembangkan pewartaan iman melalui Blog?

1

(55)

4. Pengembangan Instrumen

Tabel 2.1: Instrumen Pertanyaan Kuisioner SS : Sangat Setuju

S : Setuju

KS : Kurang Setuju TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

No. Pertanyaan SS S KS TS

ST S 1. Saya menyukai isi Blog Inspirasi OMK

yang dibagikan melalui link.

2. Saya gembira menerima isi pewartaan Blog yang dibagikan melalui link.

3. Saya sangat suka dengan tulisan yang ada di Blog Inspirasi OMK.

4. Saya menyimak dengan baik isi Blog Inspirasi OMK yang dibagikan melalui link.

5. Saya terdorong ikut ambil bagian dalam pewartaan setelah menghayati isi Blog Inspirasi OMK.

6. Saya menghayati isi Blog yang dibagikan melalui link.

7. Saya mengetahui isi pokok yang ada di dalam isi Blog Inspirasi OMK tentang keterlibatan OMK di lingkungan masyarakat.

8. Saya mendapat informasi dalam isi Blog Inspirasi OMK tentang keterlibatan OMK di lingkungan masyarakat.

9. Saya dapat memahami lebih dalam keterlibatan OMK di lingkungan masyarakat melalui link blog.

10. Isi pewartaan iman Blog Inspirasi OMK membantu saya untuk menyadarkan saya keterlibatan OMK di lingkungan masyarakat.

11. Isi pewartaan iman Blog Inspirasi OMK membantu saya dalam menghayati peran

(56)

saya sebagai OMK di lingkungan masyarakat.

12. Saya memahami dan mengetahui manfaat

“Blog” sebagai pewartaan iman khususnya bagi OMK di Lingkungan Santo Petrus.

13 Saya setuju manfaat “Blog” sebagai pewartaan iman.

14 Saya akan mulai rutin menulis pewartaan iman.

15 Saya akan membagikan pewartaannya melalui akun Blog OMKSantopetrus.

Tabel 2.2: Instumen Pertanyaan Wawancara

No Pertanyaan

1. Bagaimana perasaan Anda setelah menerima, membaca, memaknai isi Blog “A World without Us: Sudahkah Mudikamu dikenal di kampungmu?” dari link https://iomk.org/2017/10/19/a-world- without-us-sudahkah-mudikamu-dikenal-di-kampungmu/?

2. Apa yang Anda pahami tentang isi Blog Inspirasi OMK yang dibagikan melalui link?

3. Apakah Blog dapat bermanfaat sebagai media pewartaan iman di era digital saat ini?

4. Apa tanggapan Anda mengenai isi Blog Inspirasi OMK sebagai OMK khsusnya OMK di Lingkungan Santo Petrus?

5. Apakah OMK mempunyai harapan untuk perkembangan pewartaan melalui Blog dalam era digital?

6. Niat apa saja yang muncul setelah membaca isi Blog yang sudah dibagikan melalui blog tersebut?

5. Teknik dan Alat

Teknik yang digunakan oleh penulis adalah wawancara, pertemuan katekese dan kuesioner.

a. Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat lazim dalam metode penelitian kualitatif. Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan panca indera, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran atau memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab

(57)

masalah penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa objek, kondisi atau suasana tertentu dan perasaan emosi seseorang.

Observasi yang untuk memperoleh gambaran-gambaran valid sesuai dengan peristiwa untuk menjawab pertanyaan penelitian (Khairani &

Azhari, 2019:44).

b. Penyebaran link Blog https://iomk.org/2017/10/19/a-world-without-us- sudahkah-mudikamu-dikenal-di-kampungmu/ yang dilakukan melalui grup WhatsApp “OMK Lingkungan Santo Petrus” pada tanggal 9 Juni 2021.

c. Kuesioner disebarkan melalui link https://forms.gle/c5eW1xXgvqkaxE4P7 oleh penulis untuk mengetahui data melengkapi observasi. Penyebaran kuesioner dilakukan melalui googleform pada tanggal 14 Juni 2021 sampai dengan 20 Juni 2021.

d. Wawancara adalah proses komunikasi atau interaksi atau mengunpulkan informasi dengan cara tanya jawab antara penulis dengan informan atau subjek penelitian (Khairani & Azhari, 2019:39). Wawancara dilakukan dengan media WhatsApp dan berinteraksi melalui video call, karena situasi pandemi saat ini penulis melakukan wawancara tanpa tatap muka.

Wawancara dilakukan pada tanggal 22 Juni sampai 30 Juni 2021.

e. Penulis juga melakukan pertemuan katekese untuk memperkuat hasil penelitian. Pertemuan katekese dilakukan melalui link zoom pada tanggal 02 Juli 2021. Pertemuan ini bertujuan untuk mengetahui kebenaran

Referensi

Dokumen terkait

Total Eksposur, termasuk dampak dari penyesuaian terhadap pengecualian sementara atas penempatan giro pada Bank Indonesia dalam rangka memenuhi ketentuan giro wajib minimum

Mengingat bahwa masa remaja merupakan masa yang paling banyak dipengaruhi oleh lingkungan dan teman-teman sebaya maka untuk menghindari hal-hal negatif yang dapat

(3) Ketentuan mengenai persyaratan kendaraan bermotor angkutan penumpang terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri yang bertanggung

Mencegah pastinya lebih baik daripada mengobati untuk itu kita harus benar – benar memberikan pengawasan, penjagaan dan perlindungan pada anak agar anak terhindar dari

digunakan sebagai media pembelajaran. Flip book ini bisa digunakan secara individu maupun kelompok. Seperti halnya media pembelajaran lainnya, flip book mempunyai

3(d) terlihat bahwa system dengan nilai CR=1,4 dan CR=0,8 dapat menurunkan PAPR sekitar 8dB dan 10 dB terhadap system tanpa teknik reduksi untuk probabilitas

Pengukuran dapat dilakukan secara real time, jika ada partikel-partikel hujan yang melewati balok laser maka disdrometer dapat mendeteksi curah hujan (mm/h) dan distribusi titik

Segala puji dan syukur senantiasa saya haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga saya dapat menyelesaikan dan menyusun penulisan