• Tidak ada hasil yang ditemukan

19 Undang-undang RI NO. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasiona

20 PP No 17 tahun 2010 pasal 100 ayat 2

21 UU No 20 tahun 2003, pasal 17 ayat 2

Untuk mendapatkan gambaran dari tiap-tiap bab yang di bahas, maka dalam sistematika penulisan ini dapat dibagi menjadi 5 bab, yaitu:

1. BAB I: Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, identifikasi masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, penjelasan judul dan sistematika penulisan.

2. BAB II: Landasan teoritis berisi tentang pembahasan secara teoritis mengenai hubungan antara efikasi diri dengan harga diri siswa di PKBM kasih Bundo 3. BAB III: Metodologi penelitian, yang terdiri dari jenis

penelitian, lokasi penelitian, populasi, sampel, teknik, alat pengumpulan data, dan teknik analisis data.

4. BAB IV: Hasil penelitian, bab ini berisi tentang hasil penelitian yang di muat dalam bentuk deskripsi hasil penelitian lapangan.

5. BAB V: Penutup, bab penutup dari keseluruhan pembahasan yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Efikasi Diri

1. Pengertian Efikasi Diri

Efikasi diri merupakan satu kesatuan arti yang diterjemahkan dari Bahasa Inggris, self efficacy. Konstruk tentang self efficacy diperkenalkan pertama kali oleh Bandura22 yang menyajikan satu aspek pokok dari teori kognitif sosial.

Menurut Baron dan Byrne, efikasi diri adalah evaluasi seseorang terhadap kemampuan atau kompetisinya untuk melakukan sebuah tugas, mencapai tujuan atau mengatasi hambatan. Efficacy didefenisikan sebagai kapasitas untuk mendapatkan hasil atau pengaruh yang diinginkannya, dan self sebagai orang yang dirujuk.23 Defenisi ini merujuk pada orang yang mempunyai kapasitas yang digunakan untuk mendapatkan hasil atau pengaruh yang diinginkannya. Defenisi lain yang lebih spesifik dikemukakan oleh Putra, efikasi diri adalah keyakinan seseorang tentang kemampuannya untuk melaksanakan suatu tingkah laku dengan berhasil.24

Menurut zulfani sesmiarni Efikasi diri adalah suatu kenyataan seseorang mengenai kemampuannya untuk melakukan tugas-tugas tertentu yang spesifik.

Efikasi diri merupakan konsep diri dan berkaitan dengan persepsi seseorang

22 Bandura, A. (1997). Self-efficacy: The exercise of control. NewYork: Freeman.

23 Louis, J. 2000. Efikasi-Diri. (http://jeffy louis. blogspot. com). Diunduh tanggal 03 Mai 2020.

24 Putra, Kurnia Hendra.2010.Pengertian Efikasi Diri dan Konsep. (http: //www. shvoong .com) Diunduh tanggal 03 Mai 2020.

terhadap kemampuan dan keahlian dalam menghadapi suatu tugas tertentu.

Efikasi diri merupakan sikap atau perasaan yakin atas kemampuan diri sendiri sehingga orang yang bersangkutan tidak terlalu cemas dalam tindakan-tindakannya, dapat merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang disukainya dan bertanggung jawab atas perbuatannya, hangat dan sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, dapat menerima dan menghargai orang lain, memiliki dorongan untuk berprestasi serta mengenal kelebihan dan kekurangannya.25

Kata efikasi berkaitan dengan kebiasaan hidup manusia yang didasarkan atas pprinsi-prinsip karakter, seperti integritas, kerendahan hati, kesetiaan, pembatasan diri, keberanian, keadilan, kesabaran, kerajinan, kesederhanaan dan kesopanan yang seharusnya dikembangkan dari dalam diri menuju ke luar diri, bukan dengan pemaksaan dari luar ke dalam diri manusia. Seseorang dikatakan efektif apabila individu dapat memecahkan masalah dengan efektif, memaksimumkan peluang dan terus menerus belajar serta memadukan prinsip-prinsip lain dalam spiral pertumbuhan. Efikasi diri mempengaruhi motivasi, baik ketika manajer memberikan imbalan maupun ketika karyawan sendiri memberikan kemampuannya. Makin tinggi efikasi diri maka makin besar motivasi dan kinerja.

25 Sesmiarni. Zulfani. Efikasi Diri Masiswa Diperguruan Tinggi. STAIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittingg. Analisis Pendidikan, Vol. 11, No. 2, Juli-Desember 2014 Hal 117

Menurut Pajares26 bahwa efikasi diri didefenisikan sebagai keyakinan seseorang dengan kemampuannya untuk melaksanakan suatu tugas yang spesifik. Diakuinya bahwa dalam beberapa hal konsep efikasi diri serupa dengan self-esteem dan locus of control. Namun efikasi diri menyangkut tugas yang spesifik dibandingkan dengan persepsi umum dari keseluruhan kompetensi. Subtansial definisi efikasi diri di atas, dapat dikatakan lebih spesifik dan secara hakiki mempunyai perbedaan arti dengan self-esteem.

Bandura27 merumuskan bahwa ekspektasi menentukan perilaku atau kinerja dilakukan atau tidak, oleh karena itu ekspektasi sangat menentukan kontribusi pada perilaku bahkan juga menjadi penentu lama tidaknya suatu perilaku dapat dipertahankan bila dihadapkan dengan masalah. Individu yang mempunyai ekspektasi efikasi diri yang rendah akan berpengaruh terhadap perilakunya yang rendah pula. Dalam konteks ini tidak adanya ekspektasi efikasi diri akan membuat rendahnya partisipasi dan memilih menyerah ketika menghadapi kesulitan. Keyakinan kepada kemampuan sendiri mempengaruhi motivasi pribadi, makin tinggi efikasi diri maka tingkat stres makin rendah.

Sebaliknya, makin tinggi keyakinan kepada kemampuan sendiri, maka makin kokoh tekadnya untuk menyelesaikan tugas dengan baik.

26Pajares, F. Current Directionsin Self-efficacyresearch. Greenwich, 1996. CT:JAI Press.

Diunduh tanggal 11 Maret 2020

27Bandura. A. (1977). Selfefficacy:Towardauni fying theory of behavioral change.

Psychological Review, 84,191-215.

Keyakinan kepada efikasi mempengaruhi tingkat tantangan dalam menyelesaikan tugas. Secara singkat dapat dikatakan bahwa bukan hanya kemampuan kerja yang menentukan keberhasilan pelaksanaan tugas, melainkan juga ditentukan oleh tingkat keyakinan pada kemampuan sehingga dapat menambah intensitas motivasi dan kegigihan. Di dalam melaksanakan berbagai tugas, orang yang mempunyai efikasi diri tinggi adalah sebagai orang yang berkinerja sangat baik. Individu yang mempunyai efikasi diri dengan senang hati menyongsong tantangan, sedangkan mereka yang peragu mencobapun tidak bisa, tidak peduli betapa baiknya kemampuan mereka yang sesungguhnya. Rasa percaya diri meningkatkan hasrat untuk berprestasi, sedangkan keraguan menurunkannya. Tingkat efikasi diri merupakan alat prediksi yang lebih tepat untuk kinerja seseorang dibandingkan keterampilan atau pelatihan yang dimiliki sebelum seseorang dipekerjakan.28 Tingkat efikasi diri ditentukan oleh pengalaman sebelumnya (kesuksesan dan kegagalan), pengalaman yang diakui oleh orang lain (dengan mengamati kesuksesan dan kegagalan orang lain), persuasi verbal dari teman, kolega, saudara dan keadaan emosi (kekhawatiran). Persepsi yang dimiliki oleh seseorang terhadap kemampuannya untuk melaksanakan tugas akan meningkatkan kemungkinan tugas tersebut dapat diselesaikan dengan sukses.

28Goleman, D. 1999. Social Intelligence: The New Science of Social Relationships. Journal of Personality and Social Psychology. diunduh tanggal 9 Mai 2020

Secara ringkas dapat disebutkan dua pengertian penting dari efikasi diri yaitu: Efikasi diri atau efikasi ekspektasi (selfeffication–efficacy expectation) adalah “Persepsi diri sendiri mengenai seberapa baik dirinya dapat berfungsi dalam situasi tertentu”. Efikasi diri berhubungan dengan keyakinan bahwa individu memiliki kemampuan melakukan tindakan yang diharapkan.

Ekspektasi hasil (outcome expectation) adalah perkiraan atau estimasi diri bahwa tingkah laku yang dilakukan diri itu akan mencapai hasil tertentu.

Efikasi adalah penilaian diri, apakah dapat melakukan tindakan yang baik atau buruk, tepat atau salah, bisa atau tidak bisa mengerjakan sesuai dengan yang dipersyaratkan.

Efikasi ini berbeda dengan aspirasi (cita-cita), karena cita-cita menggambarkan sesuatu yang ideal yang seharusnya (dapat dicapai), sedang efikasi menggambarkan penilaian kemampuan diri. Efikasi diri menurut Kinicky menguatkan jalan menuju keberhasilan ataupun kegagalan.

2. Aspek-Aspek Efikasi Diri.

Aspek-aspek efikasi diri menurut Bandura, ada tiga aspek yakni29: 1) Tingkat Kesulitan (Level)

Kemampuan seseorang dalam menyelesaikan tugas dengan tingkat kesulitan yang berbeda. Individu dengan efikasi diri tinggi akan mempunyai keyakinan yang tinggi tentang kemampuan dalam melakukan

29 Bandura, A. (1997). Self-efficacy: The exercise of control. NewYork: Freeman.

suatu tugas yaitu keyakinan akan tugas yang digelutinya akan sukses.

Sebaliknya individu dengan efikasi diri rendah akan memiliki keyakinan yang rendah pula tentang setiap usaha yang dilakukan. Efikasi diri dapat ditunjukkan dengan tingkat yang dibebankan pada individu, terhadap tantangan dengan tingkat yang berbeda dalam rangka menuju keberhasilan. Individu akan mencoba tingka laku yang dirasa mampu untuk dilakukannya dan akan menghindari tingkah laku yang dirasa tidak mampu untuk dilakukannya atau diluar batas kemampuan yang dirasakannya.

2) Keluasan (Generality)

Berkaitan dengan cakupan luas bidang tingkah laku dimana individu merasa yakin akan kemampuannya. Individu mampu menilai keyakinan dirinya dalam menyelesaikan tugas. Mampu tidaknya individu dalam menyelesaikan bidang-bidang dan konteks tertentu terungkap gambaran secara umum tentang efikasi diri individu yang berkaitan. Generalisasi dapat bervariasi dalam beberapa bentuk dimensi yang berbeda, termasuk tingkat kesamaan ativitas dan modalitas dimana tingkat kemampuan diekspresikan dalam bentuk tingkah laku, kognitif, dan afeksi.

3) Kekuatan (Strength)

Berkaitan dengan kekuatan pada keyakinan individu atas kemampuannya. Individu mempunyai keyakinan yang kuat dan ketekunan dalam usaha yang akan dicapai meskipun terdapat kesulitan dan rintangan.

Dengan efikasi diri, kekuatan untuk usaha yang lebih besar mampu didapat. Semakin kuat perasaan efikasi diri dan semakin besar ketekunan, maka semakin tinggi kemungkinan kegiatan yang dipilih dan dilakukan berhasil.

3. Penilaian Tentang Efikasi Diri

Penilaian efikasi diri merupakan proses penarikan kesimpulan yang mempertimbangkan sumbangan faktor kemampuan dan bukan kemampuan pada keberhasilan dan kegagalan pada performansi. Sejauh mana individu mengubah efikasinya melalui pengalaman performansi, akan tergantung pada faktor-faktor lain seperti kesulitan tugas, besar usaha yang dikeluarkan, besar bantuan eksternal yang diterima, situasi pada saat performansi dan pola-pola keberhasilan dan kegagalan. Menurut Bandura30 efikasi tergantung pada kemampuan individu. Oleh karena itu pada umunya individu yang berkemampuan tinggi memiliki efikasi yang lebih tinggi tentang belajar dibandingkan dengan individu yang berkemampuan rendah.

Jadi dapat disimpulkan bahwa efikasi dapat sesuai atau dibawah hasil performansi tergantung pada bagaimana performansi tersebut dinilai secara kognitif. Penilaian efikasi ditentukan pula oleh pendapat orang lain.

Kredibilitas orang yang mempersepsikan itu penting. Individu akan mengalami efikasi diri yang lebih tinggi bila diberi tahu dirinya mampu oleh sumber yang dipercaya. Namun individu mungkin pula mengabaikan sumber

30 Bandura, A. (1997). Self-efficacy: The exercise of control. NewYork: Freeman.

yang dipercaya bila ia yakin sumber tersebut tidak memahami tuntutan tugas dan pengaruh dari luar.

4. Fungsi Efikasi Diri

Mekanisme efikasi diri memuat penjelasan bagaimana efikasi diri pada individu. Persepsi diri atas efikasi yang berlangsung dalam diri individu keberadaannya sebagai suatu fungsi yang menentukan dalam bagaimana cara perilaku individu, pola pikirnya dan reaksi emosional yang mereka alami.31 Secara rinci fungsi efikasi adalah sebagai berikut:

1) Pemilihan perilaku, faktor ini merupakan faktor yang sangat penting sebagai sumber pembentukan efikasi diri seseorang karena hal ini berdasarkan kepada kenyataan keberhasilan seseorang dapat menjalankan suatu tugas atau keterampilan tertentu akan meningkatkan efikasi diri dan kegagalan yang berulang akan mengurangi efikasi diri.

2) Besar Usaha dan Ketekunan Keyakinan yang kuat tentang efektifitas kemampuan seseorang akan sangat menentukan usahanya untuk mencoba mengatasi siatuasi yang sulit. Pertimbangan efikasi juga menentukan seberapa besar usaha yang akan dilakukan dan seberapa lama bertahan dalam menghadapi tantangan. Semakin kuat efikasi dirinya maka semakin lama bertahan dalam usahanya.

31 Bandura. A. (1977). Self-efficacy: Towardaunifying theory of behavioral change.

PsychologicaL Review ,84,191-215

3) Cara Berfikir dan Reaksi Emosional. Dalam pemecahan masalah yang sulit, individu yang mempunyai efikasi tinggi cenderung mengatribusikan kegagalan pada usaha-usaha yang kurang, sedangkan individu yang mempunyai efikasi rendah menganggap kegagalan berasal dari kurangnya kemampuan mereka.

5. Faktor yang Mempengaruhi Efikasi Diri

Menurut Bandura faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan efikasi diri seseorang antara lain 32:

1) Pencapaian secara aktif

Faktor ini merupakan faktor yang sangat penting sebagai sumber pembentukan efikasi seseorang karena hal ini berdasarkan kepada kenyataan keberhasilan seseorang dapat menjalankan suatu tugas atau keterampilan tertentu akan meningkatkan efikasi diri dan kegagalan yang berulang akan mengurangi efikasi diri.

2) Pengalaman tidak langsung.

Dengan melihat kesuksesan orang lain yang memiliki kesamaan dengan pengamat akan dapat meningkatkan harapan efikasi diri pengamat, ia dapat menilai dirinya memiliki kemampuan seperti yang dimiliki orang yang diamati sehingga ia melakukan usaha-usaha untuk memperoleh atau meningkatkan keterampilannya. Dengan prinsip yang

32 Ghufron & Rini Risnawita. Teori-Teori Psikologi. jogjakarta. Pustaka Nasional. Hal 70.

sederhana, jika orang lain dapat melakukannya begitu pula dengan saya.

Pengamat dapat melihat cara-cara dan keterampilan orang yang diamatinya. Dengan model yang kompeten pengamat dapat belajar cara-cara yang efektif untuk menghadapi hambatan maupun keadaan yang menakutkan.

Persuasi verbal digunakan untuk meyakinkan seseorang tentang kemampuannya sehingga dapat memungkinkan dia meningkatkan usahanya untuk mencapai yang ditujunya. Persuasi verbal akan berlangsung efektif bila berdasarkan realita dan memiliki alasan untuk meyakinkan dirinya bahwa ia dapat mencapai apa yang ditujukannya melalui tindakan nyata. Namun tidak efektif bila tidak berdasarkan alasan yang kuat dan realita. Persuasi akan meningkatkan dan menguatkan efikasi diri seseorang sehingga mengarahkan untuk berusaha keras mencapai tujuan. Dalam hal ini pengaruh persuasi pada seseorang berlangsung untuk meningkatkan perkembangan keterampilan dan efikasi dirinya.

3) Keadaan fisiologis

Seseorang akan memperoleh informasi melalui keadaan fisiologisnya dalam menilai kemampuannya sehingga akan cenderung memiliki harapan kesuksesan dalam melakukan tugas yang lebih besar, bila dalam kondisi yang tidak diwarnai oleh ketegangan dan tidak merasakan adanya keluhan atau gangguan somatis dalam dirinya. Sebab

ketegangan akan mengakibatkan seseorang menjadi terhambat dalam berunjuk kerja yang baik. Dalam kegiatan sehari-hari yang meliputi kegiatan stamina dan kekuatan fisik, seseorang akan melihat kelelahan dan sakit sebagai indikasi ketidak efektifan fisiknya sehingga akan mempengaruhi unjuk kerjanya.

Menurut Banduran efikas diri dapat di tumbuhkan dan di pelajari melalui empat sumber informasi utama. Berikut adalah empat sumber informasi tersebut:33

1) Pengalaman keberhasian (mastery experience)

Sumber informasi memberikan pengaruh besar pada efikasi diri individu karena didasarkan kepada pengalaman-pengalaman pribadi individu secara nyata berupa keberhasilan dan kegagaan. Keberhasilan akan menaikkan efikasi diri individu dan kegagalan akan menurunkan efikasi diri individu. Setelah efikasi diri yang kuat berkembang melalui serangkaian keberhasian, dampak negatif dari kegagalan-kegagal umum akan terkurangi.

2) Pengalaman orang lain (vicarious experience)

Pengamatan terhadap keberhasilan orang lain dengan kemampuan yang sebanding dalam mengerjakan suatu tugas akan meningkatkan efikasi diri individu dalam mengerjakan tugas yang sama. Begitu pun sebaliknya, pengamatan terhadap kegagalan orang lain akan menurunkan

33 Ibid, Hal 73.

penilaian individu mengenai kemampuanya dan individu akan mengurangi usaha yang dilakukan.

3) Persuasi verbal (verbal persuasion)

Pada persuasif verbal, individu di arahkan dengan saran, nasihat, dan bimbingan sehingga dapat meningkatkan keyakinanya tentang kemampuan-kemampuan yang dimiliki yang dapat membantu mencapai tujuan yang di inginkan. Individu yang di yakinkan secara verbal cenderung akan berusaha lebih keras untuk mencapai suatu keberhasilan.

4) Kondisi fisiologis (physiological state)

Individu akan mendasarkan informasi mengenai kondisi fisiologis mereka untuk menilai kemampuannya. Ketegangan fisik dalam situasi yang menekan dipandang individu sebagai suatu tanda ketidak mampuan karena hal itu dapat melemahkan performansi kerja individu.

Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan bahwa efikasi diri dapat di timbulkan dan di pelajari melalui empat sumber utama yaitu pengalaman keberhasilan, pengalaman orang lain, pesuasi verbal, kondisi fisiologis.

6. Fungsi Utama Efikasi Diri dalam Kehidupan.34

Bandura menjelaskan bahwa efikasi diri memiliki empat fungsi utama dalam kehidupan seseorang manusia yaitu : kognitif, motivasi, sikap dan proses seleksi yaitu:

34 Sesmiarni. Zulfani. Efikasi Diri Masiswa Diperguruan Tinggi. STAIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittingg. Analisis Pendidikan, Vol. 11, No. 2, Juli-Desember 2014 Hal 120. mencapai

Pertama fungsi kognitif yaitu Bandura menyebutkan bahwa pengaruh dari efikasi diri pada proses kognitif seseorang sangat bervariasi. Efikasi diri yang kuat akan mempengaruhi tujuan pribadinya. Semakin kuat efikasi diri, semakin tinggi tujuan yang ditetapkan oleh individu bagi dirinya sendiri dan yang memperkuat adalah komitmen individu terhadap tujuan tersebut.

Individu dengan efikasi diri yang kuat akan mempunyai cita-cita yang tinggi, mengatur rencana dan berkomitmen pada dirinya untuk tujuan tersebut.

Kedua fungsi motivasi yaitu Efikasi diri memainkan peranan penting dalam pengaturan motivasi diri. Sebagian besar motivasi manusia dibangkitkan secara kognitif. Individu memotivasi dirinya sendiri dan menuntun tindakan-tindakannya dengan menggunakan pemikiran-pemikiran tentang masa depan sehingga individu tersebut akan membentuk kepercayaan mengenai apa yang dapat dirinya lakukan. Individu juga akan mengantisipasi hasil-hasil dari tindakan tindakan yang prospektif, menciptakan tujuan bagi dirinya sendiri dan merencanakan bagian dari tindakan-tindakan untuk merealisasikan masa depan yang berharga.

Ketiga fungsi sikap yaitu: Efikasi diri akan mempunyai kemampuan coping individu dalam mengatasi besarnya stres dan depresi yang individu alami pada situasi yang sulit dan menekan, dan juga akan mempengaruhi tingkat motivasi individu tersebut. Efikasi diri memegang peranan penting dalam kecemasan, yaitu untuk mengontrol stres yang terjadi. Penjelasan tersebut sesuai dengan pernyataan Bandura bahwa efikasi diri mengatur

perilaku untuk menghindari suatu kecemasan. Semakin kuat efikasi diri, individu semakin berani menghadapi tindakan yang menekan dan mengancam.

Keempat fungsi selektif akan mempengaruhi pemilihan aktivitas atau tujuan yang akan diambil oleh indvidu. Individu menghindari aktivitas dan situasi yang individu percayai telah melampaui batas kemampuan coping dalam dirinya, namun individu tersebut telah siap melakukan aktivitas-aktivitas yang menantang dan memilih situasi yang dinilai mampu untuk diatasi. Perilaku yang individu buat ini akan memperkuat kemampuan, minat-minat dan jaringan sosial yang mempengaruhi kehidupan, dan akhirnya akan mempengaruhi arah perkembangan personal. Hal ini karena pengaruh sosial berperan dalam pemilihan lingkungan, berlanjut untuk meningkatkan kompetensi, nilai-nilai dan minat-minat tersebut dalam waktu yang lama setelah faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan keyakinan telah memberikan pengaruh awal. Menurut Oettigen mekanisme efikasi diri memuat penjelasan bagaimana efikasi diri pada individu.

B. Harga Diri

1. Pengertian harga diri

Harga diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang mempunyai peran penting dan berpengaruh besar terhadap sikap dan perilaku individu.

Coopersmith dalam Burn,35 menyatakan bahwa harga diri merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan memandang dirinya, terutama sikap menerima, menolak, dan indikasi besarnya kepercayaan individu terhadap kemampuan, keberartian, kesuksesan, keberhargaan. Secara singkat harga diri adalah “Personal judgment” mengenai perasaan berharga atau berarti yang diekspresikan dalam sikap-sikap individu terhadap dirinya. Beane menyatakan bahwa harga diri berhubungan dengan efikasi diri seseorang tentang yang bernilai dalam dirinya.36

Seseorang yang tidak menghargai atau menghormati dirinya sendiri akan merasa kurang percaya diri dan banyak berjuang dengan segala keterbatasan dirinya, sehingga sering mereka terlibat dalam tingkah laku yang salah atau rentan untuk dieksploitasi dan disalah gunakan oleh orang lain. Selanjutnya Beane37 menjelaskan bahwa seseorang yang memiliki perasaan menghargai diri yang rendah timbul karena persepsi yang subjektif dan tidak selalu akurat dengan pandangan orang lain. Rasa menghargai diri yang rendah sering kali berasal dari perbandingan yang tidak menyenangkan tentang dirinya sendiri dan orang lain.

35 Burn, R.B (1998). Harga Diri :teori, Pengukuran, Perkembangan dan Perilaku. Alih bahasa oleh Eddy. Jakarta : Arcan

36 Beane, JA, Lipka, RP, & St. Bonaventure,A. (1980). Self-conceptand self esteem : Aconstruct differentiation. ChildStudy Journal, 10 (1), 1 - 6. diunduh tanggal 13 Mai 2020

37 Ibid. 1-6

Pendapat diatas senada yang dinyatakan oleh Rosenberg38 bahwa individu yang memiliki harga diri tinggi akan menghormati dirinya dan menganggap dirinya sebagai individu yang berguna. Sedangkan individu yang memiliki harga diri yang rendah tidak dapat menerima dirinya dan menganggap dirinya tidak berguna dan serba kekurangan. Berne dan Savary mengatakan bahwa orang-orang yang memiliki harga diri yang sehat adalah orang-orang yang mengenal dirinya sendiri dengan segala keterbatasannya, merasa tidak malu dengan keterbatasan yang dimiliki, memandang suatu keterbatasan sebagai realitas, dan menjadikan keterbatasan itu sebagai tantangan untuk berkembang.

Dapat disimpulkan bahwa harga diri yang sehat adalah kemampuan untuk melihat diri sendiri berharga, berkemampuan, penuh kasih sayang, memiliki bakat-bakat yang khas serta memiliki kepribadian yang berharga dalam hubungannya dengan orang lain. Sebaliknya orang yang merasa rendah diri, memiliki gambaran negatif pada diri, sedikit mengenali dirinya sehingga menghalangi kemampuan untuk menjalani hubungan, merasa tidak terancam, dan berhasil. Merasa rendah diri dan gambaran diri yang negatif tercemin pada orang-orang yang rendah kemampuan sendiri harga diri menggambarkan sejauh mana individu tersebut menilai dirinya sebagai orang yang memiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan kompeten. Harga diri yang tinggi

38 Rosenberg, M., &Kapland, HB (1982). Social psychology of the Self-Esteem. Arlington Heights, IL : Harlan Davidson. di unduh tanggal 15 Mai 2020.

menunjukkan perilaku menerima dirinya apa adanya, percaya diri, puas dengan karakter dan kemampuan diri, individu yang memiliki harga diri yang rendah maka akan menunjukkan perhargaan buruk terhadap dirinya sehingga tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial.

2. Karakteristik Harga Diri

Menurut Coopersmith dalam Burn harga diri mempunyai beberapa karakteristik, yaitu :39

(1) Harga diri sebagai sesuatu yang bersifat umum.

(2) Harga diri bervariasi dalam berbagai pengalaman.

(3) Evaluasi diri Individu yang memiliki harga diri tinggi

menunjukkan perilaku menerima dirinya apa adanya, percaya diri, puas dengan karakter dan kemampuan dirinya dan individu dengan harga diri rendah akan menunjukan sikap penghargaan buruk terhadap dirinya

menunjukkan perilaku menerima dirinya apa adanya, percaya diri, puas dengan karakter dan kemampuan dirinya dan individu dengan harga diri rendah akan menunjukan sikap penghargaan buruk terhadap dirinya

Dokumen terkait