• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh : Novi Wardiani Dosen Pembimbing Dr. Muhiddinur Kamal, S. Ag. M. Pd

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Oleh : Novi Wardiani Dosen Pembimbing Dr. Muhiddinur Kamal, S. Ag. M. Pd"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

i

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Program Strata Satu (S1) Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh : Novi Wardiani

2616.146

Dosen Pembimbing

Dr. Muhiddinur Kamal, S. Ag. M. Pd

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

2020 M/1441 H

(2)

ii

Bukittinggi” yang ditulis oleh Novi Wardiani NIM 2616146, memandang bahwa skripsi yang bersangkutan telah diperikasa dan memenuhi persyaratan dapat disetujui dan dilanjutkan ke sidang munaqasyah.

Demikian persetujuan ini diberikan untuk dapat digunakan seperlunya.

Bukittinggi, 2020

Pembimbing

Dr. Muhiddinur Kamal, S. Ag. M. Pd NIP. 197402102005011007

(3)

iii

salam penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW karena berkat perjuangan beliau sehingga nikmat islam dapat kita rasakan pada zaman sekarang ini, dan beliau telah meninggalkan dua Pedoman hidup menuju jalan yang diridhai oleh Allah SWT yaitu Al-Quran dan Hadits. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Hubungan antara Efikasi Diri dengan Harga Diri siswa di PKBM Kasih Bundo Bukittinggi”.

Skripsi ini disusun dalam rangka menyelesaikan studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi. Keberhasilan penyusunan skripsi ini juga atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih yang tulus kepada yang teristimewa Ayahanda Edi Warman dan Ibunda Nur’aini yang telah membesarkan, mengasuh, mendidik, serta membina penulis dengan penuh kasih sayang dari kecil hingga sampai seperti sekarang, serta motivasi dan dukungan yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini, semoga Allah melindungi dan memberkahi beliau, beserta Kakak Adik tersayang Leni Wardiani, Wisnu Winarno, Yeni Wardiani, Novi Yeriendra, Hendra Febriadi S.Pd, Bismil Hamdillah S.Pd, Hendri Sepriadi, Hendriani Basuki, Erwin Syah. telah memberikan motivasi dan semangat kepada penulis, dan tidak lupa juga untuk

(4)

iv

dukungan serta bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, izinkan penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada Bapak / Ibu yang telah berjasa dalam penyelesaian skripsi ini diantaranya:

1. Rektor dan Wakil-Wakil Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi yang telah memberikan kelancaran terhadap proses perkuliahan penulis.

2. Dekan, Wakil Dekan dan Kaprodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah memberikan banyak motivasinya demi kelancaran proses belajar penulis.

3. Bapak Dr. Muhiddinur Kamal, M.Pd selaku dosen pembimbing penulis yang telah berkenan meluangkan waktu di tengah-tengah kesibukannya untuk memberikan bimbingan, arahan dan masukan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Kepada seluruh Dosen dan Staf IAIN Bukittinggi, yang telah mendidik, membimbing dan berbagi ilmu kepada penulis, semoga Allah melipat gandakan semua amal kebaikan mereka.

5. Kepada ibuk pimpinan PKBM Kasih Bundo yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di PKBM Kasih Bundo.

(5)

v

7. Kepada teman seperjuangan Prodi Bimbingan dan Konseling, sahabat-sahabat beserta semua teman-teman yang selama ini memberikan motivasi dan semangat yang begitu besar yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu, terima kasih yang tidak terhingga.

Atas bantuan yang diberikan, penulis ucapkan terima kasih. Semoga mendapatkan ridho dan balasan dari Allah SWT dan semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat.

Bukittinggi, Desember 2020 Penulis

Novi Wardiani 2616146

(6)

vi

Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi tahun 2020.

Masalah pokok yang ada dalam penelitian ini adalah ada beberapa orang siswa yang memiliki efikasi diri yang rendah. Peneliti melihat saat observasi awal bahwa siswa suka merendahkan kemampuan pengembangan dirinya, Siswa mudah menyerah saat mengerjakan tugas sehingga ia tidak menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, Siswa kurang memiliki motivasi untuk berprestasi sehingga ia kurang memiliki kekuatan dalam menghadapi tugas. siswa suka meragukan kemampuan dirinya, Siswa suka merendahkan dan mengkritisi diri sendiri, Merasa minder saat diminta untuk menampilkan suatu bakat atau kemampuan sehingga ia tidak mengetahui potensi apa saja yang dimiliki. Siswa merasa kurang berguna sehingga ia merasa kehadiranya kurang diperlukan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap masalah yang dihadapi siswa di PKBM Kasih Bundo Bukittinggi, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi hubungan antara efikasi diri dengan harga diri siswa di PKBM Kasih Bundo Bukittinggi.

Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kuantitatif. Dengan Rancangan penelitian korelasional yaitu menghubungkan dua buah variabel.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa PKBM Kasih Bundo Bukittinggi Paket B Kelas 1 dan 2 sebanyak 37 orang. Adapun sampel dalam penelitian ini berjumlah 37 orang dengan teknik total sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen skala Likert, sementara teknik analisis data menggunakan statistik sederhana. Pengkorelasian variabel penelitian menggunakan rumus r Product Moment, dengan teknik analisis data menggunakan Statistic Product and Service Solution (SPSS) for windows versi 16.0.

Hasil penelitian mengenai hubungan antara efikasi diri dengan harga diri siswa di PKBM Kasih Bundo Bukittinggi diperoleh rxy sebesar 0.839 sementara rtabel degree of freedom (df)=35 diperoleh angka 0.324, pada taraf signifikan 0.05. Maka dapat diketahui bahwa rhitung > dari pada rtabel, sehingga terdapat hubungan yang signifikan secara positif antara efikasi diri dengan harga diri siswa di PKBM Kasih Bundo Bukittinggi yang berarti Ha diterima dan H0 ditolak.

Angka indeks korelasi tersebut terletak antara interpretasi 0.80-1.000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi antara efikasi diri dengan harga diri siwa di PKBM Kasih Bundo Bukittinggi.

Kata Kunci : Efikasi Diri, Harga Diri

(7)

i DAFTAR ISI COVER

PERSETUJUAN PEMBIMBING PENGESAHAN TIM PENGUJI SURAT PERNYATAAN

HALAMAN PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iii

DAFTAR TABEL... iv

DAFTAR GRAFIK ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

DAFTAR ISI ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Batasan Masalah... 7

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

G. Penjelasan judul ... 9

H. Sistematika penulisan ... 11

BAB II KAJIAN TEORI A. Efikasi Diri 1. Pengertian Efikasi Diri ... 12

2. Aspek Aspek Efikasi Diri... 16

(8)

ii

3. Penilaian Tentang Efikasi Diri ... 18

4. Fungsi Efikasi Diri ... 19

5. Faktor yang Mempengaruhi Efikasi Diri ... 20

6. Fungsi utama efikasi diri dalam kehidupan. ... 23

B. Harga Diri 1. Pengertian Harga Diri ... 25

2. Karakteristi Harga Diri ... 28

3. Pembentukan Harga Diri ... 28

4. Ciri-Ciri Individu yang Mempunyai Harga Diri ... 31

5. Aspek-Aspek dalam Harga Diri ... 33

6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Diri ... 34

7. Hambatan Dalam Perkembangan Harga Diri ... 37

8. Meningkatkan Harga Diri ... 38

9. Memelihara Harga Diri ... 39

10. Kajian Relevan ... 40

11. Hipotesis ... 40

12. Kerangka Penelitian ... 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 44

B. Lokasi Penelitian ... 45

C. Variabel Penelitian ... 45

D. Populasi dan Sampel ... 46

E. Alat Pengumpulan Data ... 47

F. Teknik Pengumpulan Data ... 47

G. Teknik Pengolahan Data ... 54

H. Analisis Data ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Hasil Peneliian...62

B. Uji Prasyarat Analisi ...62

(9)

iii

1. Uji Normalitas...68

2. Uji Linearitas...70

3. Uji Hipotesis Korelasi Sederhana...71

4. Uji Hipotesis...73

5. Koefisien Determinasi...74

C. Pembahasan...74 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(10)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1: Populasi Penelitian ...47

Tabel 3.2: Skor Skala Likert ...49

Tabel3.3: Hasil Validasi Skala ...50

Tabel 3.4: Hasil Uji Coba Instrumen ...52

Tabel 3.5: Realibilitas Instrumen Efikasi Diri ...54

Tabel 3.6: Realibilitas Instrumen Harga Diri ...54

Tabel 3.7: Pedoman Interpretasi Skala...56

Tabel 3.8: Pedoman Interpretasi Product Moment ...60

Tabel 4.1: Perolehan Data Variabel Penelitian ...62

Tabel 4.2: Distribusi Frekuensi Efikasi Diri ...64

Tabel 4.3: Distribusi Frekuensi Harga Diri ...66

Tabel 4.4: Hasil Uji Normalitas Efikasi Diri dan Harga Diri ...69

Tabel 4.5: Hasil Uji Linearitas ...71

Tabel 4.6: Hasil Uji Hipotesis ...72

(11)

v

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1: Distribusi Frekuensi Efikasi Diri ... 65 Grafik 4.2: Distribusi Frekuensi Harga Diri ... 67 Grafik 4.3: Histogram Efikasi dan Harga Diri ... 70

(12)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Kisi-Kisi Instrumen Efikasi Diri Setelah Uji Coba Lampiran 2: Angket Efikasi Diri Setelah Uji Coba

Lampiran 3: Kisi-Kisi Instrumen Harga Diri Setelah Uji Coba Lampiran 4: Angket Harga Diri Setelah Uji Coba

Lampiran 5: Surat Permohonan Validasi Angket Lampiran 6: Lembar Validasi Instrumen

Lampiran 7:Tabulasi Efikasi Diri Secara Keseluruhan Lampiran 8: Tabulasi Harga Diri Secara Keseluruhan Lampiran 9: Perolehan Data Variabel Penelitian Lampiran 10: Distribusi Frekuensi Efikasi Diri Lampiran 11: Distribusi Frekuensi Harga Diri Lampiran 12: Hasil Uji Normalitas

Lampiran 13: Hasil Uji Linearitas Lampiran 14: Hasil Uji Hipotesis Lampiran 15: SK Pembimbing

Lampiran 16: Surat Izin Penelitian dari Kampus Lampiran 17 : Surat Izin Penelitian dari Kesbangpol Lampiran 18 : Surat Balasan dari PKBM Kasih Bundo

(13)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Siswa atau peserta didik menurut ketentuan umum Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.

Dengan demikian peserta didik adalah orang yang mempunyai pilihan untuk menempuh ilmu sesuai dengan cita-cita dan harapan masa depan.1

Pada usia sekolah menengah yaitu usia SLTP dan SLTA, siswa berada pada masa remaja atau puberitas atau adolesen.2 Maka pada masa remaja merupakan masa transisi yang unik dan ditandai dengan berbagai kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Setiap remaja pasti akan mengalaminya.

Salah satu ciri khas remaja sering disebut “storm and stress”, remaja sangat peka, sering berubah sikap atau haluan.3 Masa remaja ini biasanya dirasakan sebagai masa sulit, karena pada periode ini terjadi perubahan fisik dan perkembangan psikologisnya yang pesat, sehingga masa ini sering disertai dengan gejala dan permasalahan baik secara fisiologis maupun psikologis, bahwa setiap siswa sebagai remaja memiliki permasalahan, salah satunya adalah masalah harga diri.4 Coopersmith mengatakan bahwa harga diri

1 Undang-undang RI NO. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2 Sumantri. Mulyani. 2014. Perkembangan peserta didik. Universitas Terbuka Tanggerang Selatan Hal 3.3

3 Hurlock, E.B (1998). Perkembangan Anak. Alih bahasa oleh Soedjarmo & Istiwidayanti.

Jakarta : Erlangga.

4 Pudigjog yanti, Clara. R.1995. Konsep Diri dalam Pendidikan. Jakarta: Arcan.

(14)

merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan memandang dirinya, terutama sikap menerima, menolak dan indikasi besarnya kepercayaan individu terhadap kemampuan, keberartian, kesuksesan, keberhargaan.5

Secara singkat, harga diri adalah “Personal judgment” mengenai perasaan berharga atau berarti yang diekspresikan dalam sikap-sikap individu terhadap dirinya”. Selain itu harga diri merupakan proses intrinsik di mana orang merasa perlu (sadar) untuk menjaga atau menghormati dirinya dengan cara- cara yang terhormat. Remaja yang mempunyai harga diri yang bagus adalah remaja yang mengalami proses hubungan yang positif dengan dirinya, punya perasaan positif terhadap dirinya, punya penilaian yang bagus terhadap dirinya (self-concept). Pengalaman dan proses hubungan yang positif inilah yang kemudian melahirkan sikap dan tindakan yang positif terpuji atau terhormat.6 Harga diri dalam diri remaja sangatlah penting. Dariuszky menyatakan bahwa harga diri berhubungan dengan kepercayaan seseorang tentang yang bernilai dalam dirinya. Seseorang yang tidak menghargai atau menghormati dirinya sendiri akan merasa kurang percaya diri dan banyak berjuang dengan segala keterbatasan dirinya, sehingga terlibat dalam tingkah laku yang salah atau rentan untuk dieksploitasi dan disalah gunakan oleh orang lain.

5 Coopersmith, S. & Feldman, R. (1974). Fosteringa positive self-concept and high self- esteemin the classroom. In RHCoop & K.White (Eds), Psychological

6 Ubaydillah, AN. 2007. Berapakah harga diri anda?. www.e-psikologi.com. diunduh tanggal 13 Mai 2020.

(15)

Individu yang memiliki harga diri tinggi akan menghormati dirinya dan menganggap dirinya sebagai individu yang berguna. Sedangkan individu yang memiliki harga diri yang rendah tidak dapat menerima dirinya dan menganggap dirinya tidak berguna dan serba kekurangan. Seseorang yang memiliki harga diri akan dapat menerima dirinya sendiri dan juga orang lain.

Harga diri juga penting bagi manusia dalam mempertahankan dirinya sebagai mahluk sosial. Beane7 menyatakan bahwa perkembangan harga diri pada seseorang akan menentukan keberhasilan maupun kegagalannya dimasa mendatang. Sedangkan arti harga diri itu sendiri menurutnya adalah hasil penilaian individu terhadap dirinya yang diungkapkan dalam sikap-sikap yang dapat bersifat positif dan negatif. Seseorang yang menilai dirinya akan mempengaruhi perilaku dalam kehidupannya sehari-hari. Harga diri yang positif akan membangkitkan rasa percaya diri, penghargaan diri, rasa yakin akan kemampuan diri, rasa berguna serta rasa bahwa kehadirannya diperlukan di dunia ini.

Untuk memperoleh harga diri yang positif, ada beberapa hal yang harus dimiliki salah satunya adalah efikasi diri. Efikasi diri adalah suatu kenyataan seseorang mengenai kemampuannya untuk melakukan tugas-tugas tertentu yang spesifik.8

Pajares menyatakan bahwa efikasi diri merupakan sikap atau perasaan yakin atas kemapuan diri sendiri sehingga orang yang bersangkutan tidak

7 Beane, JA, Lipka, RP, & St. Bonaventure, A. (1980). Self-concept and self-esteem : A Construct differentiation. Child StudyJournal,10 (1),1-6.diunduh tanggal 10 Mai 2020

8 Barling,J., &Abel, M. (1983). Self-efficacy beliefs and tennis performance Cognitive Therapy and Research,7,265-272.

(16)

terlalu cemas dalam tindakan-tindakannya, dapat merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang disukainya dan bertanggung jawab atas perbuatannya, hangat dan sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, dapat menerima dan menghargai orang lain, memiliki dorongan untuk berprestasi serta mengenal kelebihan dan kekurangannya.9

Efikasi diri menunjukkan pada keyakinan individu bahwa dirinya dapat melakukan tindakan yang dikehendaki oleh situasi tertentu dengan berhasil, sesuai dengan firman allah surat al-baqarah ayat 286 yang berbunyi :10

ۚ ﺎَﻧْﺄَﻄْﺧَا ْوَا ٓﺎَﻨْﯿِﺴﱠﻧ ْنِا ٓﺎَﻧْﺬ ِﺧاَﺆُﺗ َﻻ ﺎَﻨﱠﺑ َر ۗ ْﺖَﺒَﺴَﺘْﻛا ﺎَﻣ ﺎَﮭْﯿَﻠَﻋ َو ْﺖَﺒَﺴَﻛ ﺎَﻣ ﺎَﮭَﻟ ۗ ﺎَﮭَﻌْﺳ ُو ﱠﻻِا ﺎًﺴْﻔَﻧ ُ ﱣ� ُﻒِّﻠَﻜُﯾ َﻻ ُﻒْﻋا َو ۚ ٖﮫِﺑ ﺎَﻨَﻟ َﺔَﻗﺎَط َﻻ ﺎَﻣ ﺎَﻨْﻠِّﻤَﺤُﺗ َﻻ َو ﺎَﻨﱠﺑ َر ۚ ﺎَﻨِﻠْﺒَﻗ ْﻦِﻣ َﻦْﯾِﺬﱠﻟا ﻰَﻠَﻋ ٗﮫَﺘْﻠ َﻤَﺣ ﺎَﻤَﻛ اًﺮْﺻِا ٓﺎَﻨْﯿَﻠَﻋ ْﻞِﻤْﺤَﺗ َﻻ َو ﺎَﻨﱠﺑ َر ﴾٢٨۶ : ةﺮﻘﺒﻟا﴿ ࣖ َﻦْﯾ ِﺮِﻔٰﻜْﻟا ِم ْﻮَﻘْﻟا ﻰَﻠَﻋ ﺎَﻧ ْﺮُﺼْﻧﺎَﻓ ﺎَﻨﯩٰﻟ ْﻮَﻣ َﺖْﻧَا ۗ ﺎَﻨْﻤَﺣ ْرا َو ۗ ﺎَﻨَﻟ ْﺮِﻔْﻏا َو ۗ ﺎﱠﻨَﻋ

Artinya :

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang- orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami;

ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".

9 Pajares, F. 1996. Current Directionsin Self-efficacyresearch. Greenwich, CT: JAI Press.

Diunduh tanggal 17 Mai 2020

10 Al-qur’an Surat Al-Baqarah ayat 286

(17)

Dengan ayat ini allah swt mengatakan bahwa seseorang dibebani hanyalah sesuai dengan kesanggupan. Agama islam adalah agama yang tidak memberatkan manusia dengan beban yang berat dan sukar, mudah, ringan dan tidak sempit adalah asas pokok dari agama islam.11

Bandura12 menyatakan bahwa keyakinan diri adalah pendapat atau keyakinan yang dimiliki seseorang mengenai kemampuannya dalam menampilkan suatu bentuk perilaku, dalam hal ini berhubungan dengan situasi yang dihadapi seseorang. Pajares menyebutkan juga bahwa efikasi diri merujuk pada keyakinan individu bahwa dirinya mampu menjalankan suatu tugas. Semakin tinggi efikasi diri, semakin yakin pada kemampuan menyelesaikan tugas atau mengerjakan sesuatu13. Jadi dalam situasi sulit orang dengan efikasi diri rendah lebih mungkin mengurangi usaha atau melepaskannya sama sekali, sementara orang dengan efikasi diri tinggi semakin giat untuk mencoba mengatasi tantangan tersebut.

Efikasi diri juga dapat dikatakan sebagai keyakinan seseorang atas kemampuan yang dimiliki dalam mencapai tujuan tertentu, memiliki sikap optimis, kemampuan pengembangan diri, memiliki motivasi berprestasi dan kekuatan menghadapi tugas. Namun hal ini tidak dapat dilakukan apabila remaja tidak memiliki harga diri yang positif sehingga remaja tidak memiliki keyakinan akan kemampuan yang dimiliki dan menyebabkan efikasi dirinya menjadi rendah. Akan tetapi apabila remaja memiliki harga diri yang positif

11 Tafsir Depag RI, 2010.

12 Banduran. A. (1977). Self efficacy : Towardauni fying theory of behavioral change.

Psychological Review,84,191-215.

13 Pajares, F. 1996. Current Directionsin Self-efficacyresearch. Greenwich, CT: JAI Press.

Diunduh tanggal 17 Mai 2020

(18)

maka dirinya mempunyai keyakinan pada kemampuan diri sendiri dalam menyelesaikan tugas ataupun mengerjakan sesuatu.14

Peneliti tertarik melakukan penelitian di PKBM Kasih Bundo Bukittinggi karena sekolah PKBM Kasih Bundo Bukittinggi merupakan sekolah yang non formal, kebanyakan dari mereka merupakan para peserta didik yang sudah putus sekolah, siswa pindahan dari sekolah formal yang tidak mampu mengikuti peraturan di sekolah formal, serta siswa yang berkebutuhan khusus.

Berdasarkan hasil wawancara awal yang sudah peneliti lakukan pada senin 17 Mai 2020 di PKBM Kasih Bundo terhadap guru bidang studi dan guru bimbingan konseling (BK) maka didapatkan gambaran bahwa adanya siswa yang suka meragukan kemampuan dirinya, Siswa suka merendahkan dan mengkritisi diri sendiri, Siswa merasa minder saat diminta untuk menampilkan suatu bakat atau kemampuan sehingga ia tidak mengetahui potensi apa saja yang dimiliki, baik itu mengaji, bernyanyi, melukis, berpuisi atau lainya, Siswa merasa kurang berguna sehingga ia merasa kehadiranya kurang diperlukan.15

Berdasarkan hasil observasi terhadap siswa PKBM Kasih Bundo paket B kelas 1 dan 2 pada 17 Mai 2020 maka terdapat siswa yang suka merendahkan kemampuan pengembangan dirinya, Siswa mudah menyerah saat mengerjakan tugas sehingga ia tidak menyelesaikan tugas yang diberikan oleh

14 Sulistyani. Ennike, Skripsi: Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Harga Diri Siswa.

Salatiaga. Universitas Kristen Satya Wacana. 2012. Hal 3

15 Wawancara dengan guru dan siswa paket B tanggal 17 Mai 2020 di pusat kegiatan belajar masyarakat Kasih Bundo Bukittinggi.

(19)

guru, Siswa kurang memiliki motivasi untuk berprestasi sehingga ia kurang memiliki kekuatan dalam menghadapi tugas.16 Oleh sebab itu, berdasarkan permasalahan diatas peneliti tertarik melihat Hubungan antara Efikasi Diri dengan Harga Diri Siswa di PKBM Kasih Bundo Bukittinggi.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat di identifikasi masalah penelitian ini sebagai berikut:

1. Siswa suka meragukan kemampuan dirinya sehingga ia tidak memiliki harga diri yang positif.

2. Siswa suka merendahkan dan mengkritisi diri sendiri

3. Siswa merasa minder saat diminta untuk menampilkan suatu bakat atau kemampuan sehingga ia tidak mengetahui potensi apa saja yang dimiliki.

4. Siswa merasa kurang berguna sehingga ia merasa kehadiranya kurang diperlukan.

5. Siswa suka merendahkan kemampuan pengembangan dirinya sehingga menyebabkan efikasi dirinya rendah

6. Siswa mudah menyerah saat mengerjakan tugas sehingga ia tidak menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.

7. Siswa merasa kurang memiliki motivasi untuk berprestasi sehingga ia kurang memiliki kekuatan dalam menghadapi tugas.

C. Batasan Masalah

16 Observasi siswa paket B tanggal 17 Mai 2020 di pusat kegiatan belajar masyarakat Kasih Bundo Bukittinggi.

(20)

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini dibatasi hanya untuk melihat hubungan antara Efikasi Diri dengan Harga Diri siswa di pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) Kasih Bundo Bukittinggi pada paket B kelas 1 dan 2.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada batasan masalah diatas maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Apakah terdapat hubungan efikasi diri terhadap harga diri siswa di PKBM Kasih Bundo Bukitinggi.?

2. Seberapa besarkah hubungan efikasi diri terhadap harga diri siswa di PKBM Kasih Bundo Bukitinggi.?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab peneliti, yaitu

1. Untuk menganalisis apakah terdapat hubungan efikasi diri dengan harga diri

2. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan efikasi diri dengan harga diri

F. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat bagi pihak yang terkait.

1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata satu dan mencapai gelar sarjana pendidikan (S.Pd) pada jurusan bimbingan konseling.

(21)

2. Sebagai informasi bagi pengembangan ilmu pengetahuan serta menambah wawasan mengenai hubungan efikasi diri dengan harga diri siswa.

G. Penjelasan Judul

Efikasi Diri: Menurut Baron dan Byrne, efikasi diri adalah evaluasi seseorang terhadap kemampuan atau kompetisinya untuk melakukan sebuah tugas, mencapai tujuan atau mengatasi hambatan. Menurut banduran efikasi adalah keyakinan individu mengenai kemampuan dirinya dalam melakukan tugas atau tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil tertentu.17 Efikasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pandangan seseorang terhadap kemampuan yang ia miliki dalam menyelesaikan tugas untuk mendapatkan hasil yang ia inginkan.

Harga Diri : Coopersmith dalam Burn menyatakan bahwa harga diri merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan memandang dirinya, terutama sikap menerima, menolak, dan indikasi besarnya kepercayaan individu terhadap kemampuan, keberartian, kesuksesan, keberhargaan.18 Sedangkan harga diri yang dimaksud adalah penilaian

17 Nur Ghufron &Rini Risnawita. “Teori-Teori Psikologi” .jogjakarta. Pustaka Nasional.

Hal 73.

18 Burn, R.B (1998). Harga Diri :teori, Pengukuran, Perkembangan dan Perilaku. Alih bahasa oleh Eddy. Jakarta : Arcan

(22)

sesorang secara keseluruhan dari individu terhadap dirinya sendiri.

Siswa Menurut ketentuan umum Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.19 Dengan demikian peserta didik yang dimaksud adalah anggota masyarakat yang berusaha meningkatkan potensi diri atau kemampuan yang dimiliki melalui proses pembelajaran baik di pendidikan formal atau pendidikan non formal pada jenjang pendidikan tertentu.

PKBM Merupakan salah satu satuan pendidikan nonformal.20 Jadi PKBM menurut penulis adalah Salah satu sekolah nonformal yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang dapat membangun masyarakat dalam segala hal.

Paket B Sederajat dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP), Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat.21 Pemegang ijazah Program Paket B memiliki hak eligiblitas yang sama dengan pemegang ijazah SMP/MTs.

H. Sistematika Penulisan

19 Undang-undang RI NO. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasiona

20 PP No 17 tahun 2010 pasal 100 ayat 2

21 UU No 20 tahun 2003, pasal 17 ayat 2

(23)

Untuk mendapatkan gambaran dari tiap-tiap bab yang di bahas, maka dalam sistematika penulisan ini dapat dibagi menjadi 5 bab, yaitu:

1. BAB I: Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, identifikasi masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, penjelasan judul dan sistematika penulisan.

2. BAB II: Landasan teoritis berisi tentang pembahasan secara teoritis mengenai hubungan antara efikasi diri dengan harga diri siswa di PKBM kasih Bundo 3. BAB III: Metodologi penelitian, yang terdiri dari jenis

penelitian, lokasi penelitian, populasi, sampel, teknik, alat pengumpulan data, dan teknik analisis data.

4. BAB IV: Hasil penelitian, bab ini berisi tentang hasil penelitian yang di muat dalam bentuk deskripsi hasil penelitian lapangan.

5. BAB V: Penutup, bab penutup dari keseluruhan pembahasan yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

(24)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Efikasi Diri

1. Pengertian Efikasi Diri

Efikasi diri merupakan satu kesatuan arti yang diterjemahkan dari Bahasa Inggris, self efficacy. Konstruk tentang self efficacy diperkenalkan pertama kali oleh Bandura22 yang menyajikan satu aspek pokok dari teori kognitif sosial.

Menurut Baron dan Byrne, efikasi diri adalah evaluasi seseorang terhadap kemampuan atau kompetisinya untuk melakukan sebuah tugas, mencapai tujuan atau mengatasi hambatan. Efficacy didefenisikan sebagai kapasitas untuk mendapatkan hasil atau pengaruh yang diinginkannya, dan self sebagai orang yang dirujuk.23 Defenisi ini merujuk pada orang yang mempunyai kapasitas yang digunakan untuk mendapatkan hasil atau pengaruh yang diinginkannya. Defenisi lain yang lebih spesifik dikemukakan oleh Putra, efikasi diri adalah keyakinan seseorang tentang kemampuannya untuk melaksanakan suatu tingkah laku dengan berhasil.24

Menurut zulfani sesmiarni Efikasi diri adalah suatu kenyataan seseorang mengenai kemampuannya untuk melakukan tugas-tugas tertentu yang spesifik.

Efikasi diri merupakan konsep diri dan berkaitan dengan persepsi seseorang

22 Bandura, A. (1997). Self-efficacy: The exercise of control. NewYork: Freeman.

23 Louis, J. 2000. Efikasi-Diri. (http://jeffy louis. blogspot. com). Diunduh tanggal 03 Mai 2020.

24 Putra, Kurnia Hendra.2010.Pengertian Efikasi Diri dan Konsep. (http: //www. shvoong .com) Diunduh tanggal 03 Mai 2020.

(25)

terhadap kemampuan dan keahlian dalam menghadapi suatu tugas tertentu.

Efikasi diri merupakan sikap atau perasaan yakin atas kemampuan diri sendiri sehingga orang yang bersangkutan tidak terlalu cemas dalam tindakan- tindakannya, dapat merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang disukainya dan bertanggung jawab atas perbuatannya, hangat dan sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, dapat menerima dan menghargai orang lain, memiliki dorongan untuk berprestasi serta mengenal kelebihan dan kekurangannya.25

Kata efikasi berkaitan dengan kebiasaan hidup manusia yang didasarkan atas pprinsi-prinsip karakter, seperti integritas, kerendahan hati, kesetiaan, pembatasan diri, keberanian, keadilan, kesabaran, kerajinan, kesederhanaan dan kesopanan yang seharusnya dikembangkan dari dalam diri menuju ke luar diri, bukan dengan pemaksaan dari luar ke dalam diri manusia. Seseorang dikatakan efektif apabila individu dapat memecahkan masalah dengan efektif, memaksimumkan peluang dan terus menerus belajar serta memadukan prinsip- prinsip lain dalam spiral pertumbuhan. Efikasi diri mempengaruhi motivasi, baik ketika manajer memberikan imbalan maupun ketika karyawan sendiri memberikan kemampuannya. Makin tinggi efikasi diri maka makin besar motivasi dan kinerja.

25 Sesmiarni. Zulfani. Efikasi Diri Masiswa Diperguruan Tinggi. STAIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittingg. Analisis Pendidikan, Vol. 11, No. 2, Juli-Desember 2014 Hal 117

(26)

Menurut Pajares26 bahwa efikasi diri didefenisikan sebagai keyakinan seseorang dengan kemampuannya untuk melaksanakan suatu tugas yang spesifik. Diakuinya bahwa dalam beberapa hal konsep efikasi diri serupa dengan self-esteem dan locus of control. Namun efikasi diri menyangkut tugas yang spesifik dibandingkan dengan persepsi umum dari keseluruhan kompetensi. Subtansial definisi efikasi diri di atas, dapat dikatakan lebih spesifik dan secara hakiki mempunyai perbedaan arti dengan self-esteem.

Bandura27 merumuskan bahwa ekspektasi menentukan perilaku atau kinerja dilakukan atau tidak, oleh karena itu ekspektasi sangat menentukan kontribusi pada perilaku bahkan juga menjadi penentu lama tidaknya suatu perilaku dapat dipertahankan bila dihadapkan dengan masalah. Individu yang mempunyai ekspektasi efikasi diri yang rendah akan berpengaruh terhadap perilakunya yang rendah pula. Dalam konteks ini tidak adanya ekspektasi efikasi diri akan membuat rendahnya partisipasi dan memilih menyerah ketika menghadapi kesulitan. Keyakinan kepada kemampuan sendiri mempengaruhi motivasi pribadi, makin tinggi efikasi diri maka tingkat stres makin rendah.

Sebaliknya, makin tinggi keyakinan kepada kemampuan sendiri, maka makin kokoh tekadnya untuk menyelesaikan tugas dengan baik.

26Pajares, F. Current Directionsin Self-efficacyresearch. Greenwich, 1996. CT:JAI Press.

Diunduh tanggal 11 Maret 2020

27Bandura. A. (1977). Selfefficacy:Towardauni fying theory of behavioral change.

Psychological Review, 84,191-215.

(27)

Keyakinan kepada efikasi mempengaruhi tingkat tantangan dalam menyelesaikan tugas. Secara singkat dapat dikatakan bahwa bukan hanya kemampuan kerja yang menentukan keberhasilan pelaksanaan tugas, melainkan juga ditentukan oleh tingkat keyakinan pada kemampuan sehingga dapat menambah intensitas motivasi dan kegigihan. Di dalam melaksanakan berbagai tugas, orang yang mempunyai efikasi diri tinggi adalah sebagai orang yang berkinerja sangat baik. Individu yang mempunyai efikasi diri dengan senang hati menyongsong tantangan, sedangkan mereka yang peragu mencobapun tidak bisa, tidak peduli betapa baiknya kemampuan mereka yang sesungguhnya. Rasa percaya diri meningkatkan hasrat untuk berprestasi, sedangkan keraguan menurunkannya. Tingkat efikasi diri merupakan alat prediksi yang lebih tepat untuk kinerja seseorang dibandingkan keterampilan atau pelatihan yang dimiliki sebelum seseorang dipekerjakan.28 Tingkat efikasi diri ditentukan oleh pengalaman sebelumnya (kesuksesan dan kegagalan), pengalaman yang diakui oleh orang lain (dengan mengamati kesuksesan dan kegagalan orang lain), persuasi verbal dari teman, kolega, saudara dan keadaan emosi (kekhawatiran). Persepsi yang dimiliki oleh seseorang terhadap kemampuannya untuk melaksanakan tugas akan meningkatkan kemungkinan tugas tersebut dapat diselesaikan dengan sukses.

28Goleman, D. 1999. Social Intelligence: The New Science of Social Relationships. Journal of Personality and Social Psychology. diunduh tanggal 9 Mai 2020

(28)

Secara ringkas dapat disebutkan dua pengertian penting dari efikasi diri yaitu: Efikasi diri atau efikasi ekspektasi (selfeffication–efficacy expectation) adalah “Persepsi diri sendiri mengenai seberapa baik dirinya dapat berfungsi dalam situasi tertentu”. Efikasi diri berhubungan dengan keyakinan bahwa individu memiliki kemampuan melakukan tindakan yang diharapkan.

Ekspektasi hasil (outcome expectation) adalah perkiraan atau estimasi diri bahwa tingkah laku yang dilakukan diri itu akan mencapai hasil tertentu.

Efikasi adalah penilaian diri, apakah dapat melakukan tindakan yang baik atau buruk, tepat atau salah, bisa atau tidak bisa mengerjakan sesuai dengan yang dipersyaratkan.

Efikasi ini berbeda dengan aspirasi (cita-cita), karena cita-cita menggambarkan sesuatu yang ideal yang seharusnya (dapat dicapai), sedang efikasi menggambarkan penilaian kemampuan diri. Efikasi diri menurut Kinicky menguatkan jalan menuju keberhasilan ataupun kegagalan.

2. Aspek-Aspek Efikasi Diri.

Aspek-aspek efikasi diri menurut Bandura, ada tiga aspek yakni29: 1) Tingkat Kesulitan (Level)

Kemampuan seseorang dalam menyelesaikan tugas dengan tingkat kesulitan yang berbeda. Individu dengan efikasi diri tinggi akan mempunyai keyakinan yang tinggi tentang kemampuan dalam melakukan

29 Bandura, A. (1997). Self-efficacy: The exercise of control. NewYork: Freeman.

(29)

suatu tugas yaitu keyakinan akan tugas yang digelutinya akan sukses.

Sebaliknya individu dengan efikasi diri rendah akan memiliki keyakinan yang rendah pula tentang setiap usaha yang dilakukan. Efikasi diri dapat ditunjukkan dengan tingkat yang dibebankan pada individu, terhadap tantangan dengan tingkat yang berbeda dalam rangka menuju keberhasilan. Individu akan mencoba tingka laku yang dirasa mampu untuk dilakukannya dan akan menghindari tingkah laku yang dirasa tidak mampu untuk dilakukannya atau diluar batas kemampuan yang dirasakannya.

2) Keluasan (Generality)

Berkaitan dengan cakupan luas bidang tingkah laku dimana individu merasa yakin akan kemampuannya. Individu mampu menilai keyakinan dirinya dalam menyelesaikan tugas. Mampu tidaknya individu dalam menyelesaikan bidang-bidang dan konteks tertentu terungkap gambaran secara umum tentang efikasi diri individu yang berkaitan. Generalisasi dapat bervariasi dalam beberapa bentuk dimensi yang berbeda, termasuk tingkat kesamaan ativitas dan modalitas dimana tingkat kemampuan diekspresikan dalam bentuk tingkah laku, kognitif, dan afeksi.

3) Kekuatan (Strength)

Berkaitan dengan kekuatan pada keyakinan individu atas kemampuannya. Individu mempunyai keyakinan yang kuat dan ketekunan dalam usaha yang akan dicapai meskipun terdapat kesulitan dan rintangan.

(30)

Dengan efikasi diri, kekuatan untuk usaha yang lebih besar mampu didapat. Semakin kuat perasaan efikasi diri dan semakin besar ketekunan, maka semakin tinggi kemungkinan kegiatan yang dipilih dan dilakukan berhasil.

3. Penilaian Tentang Efikasi Diri

Penilaian efikasi diri merupakan proses penarikan kesimpulan yang mempertimbangkan sumbangan faktor kemampuan dan bukan kemampuan pada keberhasilan dan kegagalan pada performansi. Sejauh mana individu mengubah efikasinya melalui pengalaman performansi, akan tergantung pada faktor-faktor lain seperti kesulitan tugas, besar usaha yang dikeluarkan, besar bantuan eksternal yang diterima, situasi pada saat performansi dan pola-pola keberhasilan dan kegagalan. Menurut Bandura30 efikasi tergantung pada kemampuan individu. Oleh karena itu pada umunya individu yang berkemampuan tinggi memiliki efikasi yang lebih tinggi tentang belajar dibandingkan dengan individu yang berkemampuan rendah.

Jadi dapat disimpulkan bahwa efikasi dapat sesuai atau dibawah hasil performansi tergantung pada bagaimana performansi tersebut dinilai secara kognitif. Penilaian efikasi ditentukan pula oleh pendapat orang lain.

Kredibilitas orang yang mempersepsikan itu penting. Individu akan mengalami efikasi diri yang lebih tinggi bila diberi tahu dirinya mampu oleh sumber yang dipercaya. Namun individu mungkin pula mengabaikan sumber

30 Bandura, A. (1997). Self-efficacy: The exercise of control. NewYork: Freeman.

(31)

yang dipercaya bila ia yakin sumber tersebut tidak memahami tuntutan tugas dan pengaruh dari luar.

4. Fungsi Efikasi Diri

Mekanisme efikasi diri memuat penjelasan bagaimana efikasi diri pada individu. Persepsi diri atas efikasi yang berlangsung dalam diri individu keberadaannya sebagai suatu fungsi yang menentukan dalam bagaimana cara perilaku individu, pola pikirnya dan reaksi emosional yang mereka alami.31 Secara rinci fungsi efikasi adalah sebagai berikut:

1) Pemilihan perilaku, faktor ini merupakan faktor yang sangat penting sebagai sumber pembentukan efikasi diri seseorang karena hal ini berdasarkan kepada kenyataan keberhasilan seseorang dapat menjalankan suatu tugas atau keterampilan tertentu akan meningkatkan efikasi diri dan kegagalan yang berulang akan mengurangi efikasi diri.

2) Besar Usaha dan Ketekunan Keyakinan yang kuat tentang efektifitas kemampuan seseorang akan sangat menentukan usahanya untuk mencoba mengatasi siatuasi yang sulit. Pertimbangan efikasi juga menentukan seberapa besar usaha yang akan dilakukan dan seberapa lama bertahan dalam menghadapi tantangan. Semakin kuat efikasi dirinya maka semakin lama bertahan dalam usahanya.

31 Bandura. A. (1977). Self-efficacy: Towardaunifying theory of behavioral change.

PsychologicaL Review ,84,191-215

(32)

3) Cara Berfikir dan Reaksi Emosional. Dalam pemecahan masalah yang sulit, individu yang mempunyai efikasi tinggi cenderung mengatribusikan kegagalan pada usaha-usaha yang kurang, sedangkan individu yang mempunyai efikasi rendah menganggap kegagalan berasal dari kurangnya kemampuan mereka.

5. Faktor yang Mempengaruhi Efikasi Diri

Menurut Bandura faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan efikasi diri seseorang antara lain 32:

1) Pencapaian secara aktif

Faktor ini merupakan faktor yang sangat penting sebagai sumber pembentukan efikasi seseorang karena hal ini berdasarkan kepada kenyataan keberhasilan seseorang dapat menjalankan suatu tugas atau keterampilan tertentu akan meningkatkan efikasi diri dan kegagalan yang berulang akan mengurangi efikasi diri.

2) Pengalaman tidak langsung.

Dengan melihat kesuksesan orang lain yang memiliki kesamaan dengan pengamat akan dapat meningkatkan harapan efikasi diri pengamat, ia dapat menilai dirinya memiliki kemampuan seperti yang dimiliki orang yang diamati sehingga ia melakukan usaha-usaha untuk memperoleh atau meningkatkan keterampilannya. Dengan prinsip yang

32 Ghufron & Rini Risnawita. Teori-Teori Psikologi. jogjakarta. Pustaka Nasional. Hal 70.

(33)

sederhana, jika orang lain dapat melakukannya begitu pula dengan saya.

Pengamat dapat melihat cara-cara dan keterampilan orang yang diamatinya. Dengan model yang kompeten pengamat dapat belajar cara- cara yang efektif untuk menghadapi hambatan maupun keadaan yang menakutkan.

Persuasi verbal digunakan untuk meyakinkan seseorang tentang kemampuannya sehingga dapat memungkinkan dia meningkatkan usahanya untuk mencapai yang ditujunya. Persuasi verbal akan berlangsung efektif bila berdasarkan realita dan memiliki alasan untuk meyakinkan dirinya bahwa ia dapat mencapai apa yang ditujukannya melalui tindakan nyata. Namun tidak efektif bila tidak berdasarkan alasan yang kuat dan realita. Persuasi akan meningkatkan dan menguatkan efikasi diri seseorang sehingga mengarahkan untuk berusaha keras mencapai tujuan. Dalam hal ini pengaruh persuasi pada seseorang berlangsung untuk meningkatkan perkembangan keterampilan dan efikasi dirinya.

3) Keadaan fisiologis

Seseorang akan memperoleh informasi melalui keadaan fisiologisnya dalam menilai kemampuannya sehingga akan cenderung memiliki harapan kesuksesan dalam melakukan tugas yang lebih besar, bila dalam kondisi yang tidak diwarnai oleh ketegangan dan tidak merasakan adanya keluhan atau gangguan somatis dalam dirinya. Sebab

(34)

ketegangan akan mengakibatkan seseorang menjadi terhambat dalam berunjuk kerja yang baik. Dalam kegiatan sehari-hari yang meliputi kegiatan stamina dan kekuatan fisik, seseorang akan melihat kelelahan dan sakit sebagai indikasi ketidak efektifan fisiknya sehingga akan mempengaruhi unjuk kerjanya.

Menurut Banduran efikas diri dapat di tumbuhkan dan di pelajari melalui empat sumber informasi utama. Berikut adalah empat sumber informasi tersebut:33

1) Pengalaman keberhasian (mastery experience)

Sumber informasi memberikan pengaruh besar pada efikasi diri individu karena didasarkan kepada pengalaman-pengalaman pribadi individu secara nyata berupa keberhasilan dan kegagaan. Keberhasilan akan menaikkan efikasi diri individu dan kegagalan akan menurunkan efikasi diri individu. Setelah efikasi diri yang kuat berkembang melalui serangkaian keberhasian, dampak negatif dari kegagalan-kegagal umum akan terkurangi.

2) Pengalaman orang lain (vicarious experience)

Pengamatan terhadap keberhasilan orang lain dengan kemampuan yang sebanding dalam mengerjakan suatu tugas akan meningkatkan efikasi diri individu dalam mengerjakan tugas yang sama. Begitu pun sebaliknya, pengamatan terhadap kegagalan orang lain akan menurunkan

33 Ibid, Hal 73.

(35)

penilaian individu mengenai kemampuanya dan individu akan mengurangi usaha yang dilakukan.

3) Persuasi verbal (verbal persuasion)

Pada persuasif verbal, individu di arahkan dengan saran, nasihat, dan bimbingan sehingga dapat meningkatkan keyakinanya tentang kemampuan-kemampuan yang dimiliki yang dapat membantu mencapai tujuan yang di inginkan. Individu yang di yakinkan secara verbal cenderung akan berusaha lebih keras untuk mencapai suatu keberhasilan.

4) Kondisi fisiologis (physiological state)

Individu akan mendasarkan informasi mengenai kondisi fisiologis mereka untuk menilai kemampuannya. Ketegangan fisik dalam situasi yang menekan dipandang individu sebagai suatu tanda ketidak mampuan karena hal itu dapat melemahkan performansi kerja individu.

Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan bahwa efikasi diri dapat di timbulkan dan di pelajari melalui empat sumber utama yaitu pengalaman keberhasilan, pengalaman orang lain, pesuasi verbal, kondisi fisiologis.

6. Fungsi Utama Efikasi Diri dalam Kehidupan.34

Bandura menjelaskan bahwa efikasi diri memiliki empat fungsi utama dalam kehidupan seseorang manusia yaitu : kognitif, motivasi, sikap dan proses seleksi yaitu:

34 Sesmiarni. Zulfani. Efikasi Diri Masiswa Diperguruan Tinggi. STAIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittingg. Analisis Pendidikan, Vol. 11, No. 2, Juli-Desember 2014 Hal 120. mencapai

(36)

Pertama fungsi kognitif yaitu Bandura menyebutkan bahwa pengaruh dari efikasi diri pada proses kognitif seseorang sangat bervariasi. Efikasi diri yang kuat akan mempengaruhi tujuan pribadinya. Semakin kuat efikasi diri, semakin tinggi tujuan yang ditetapkan oleh individu bagi dirinya sendiri dan yang memperkuat adalah komitmen individu terhadap tujuan tersebut.

Individu dengan efikasi diri yang kuat akan mempunyai cita-cita yang tinggi, mengatur rencana dan berkomitmen pada dirinya untuk tujuan tersebut.

Kedua fungsi motivasi yaitu Efikasi diri memainkan peranan penting dalam pengaturan motivasi diri. Sebagian besar motivasi manusia dibangkitkan secara kognitif. Individu memotivasi dirinya sendiri dan menuntun tindakan-tindakannya dengan menggunakan pemikiran-pemikiran tentang masa depan sehingga individu tersebut akan membentuk kepercayaan mengenai apa yang dapat dirinya lakukan. Individu juga akan mengantisipasi hasil-hasil dari tindakan tindakan yang prospektif, menciptakan tujuan bagi dirinya sendiri dan merencanakan bagian dari tindakan-tindakan untuk merealisasikan masa depan yang berharga.

Ketiga fungsi sikap yaitu: Efikasi diri akan mempunyai kemampuan coping individu dalam mengatasi besarnya stres dan depresi yang individu alami pada situasi yang sulit dan menekan, dan juga akan mempengaruhi tingkat motivasi individu tersebut. Efikasi diri memegang peranan penting dalam kecemasan, yaitu untuk mengontrol stres yang terjadi. Penjelasan tersebut sesuai dengan pernyataan Bandura bahwa efikasi diri mengatur

(37)

perilaku untuk menghindari suatu kecemasan. Semakin kuat efikasi diri, individu semakin berani menghadapi tindakan yang menekan dan mengancam.

Keempat fungsi selektif akan mempengaruhi pemilihan aktivitas atau tujuan yang akan diambil oleh indvidu. Individu menghindari aktivitas dan situasi yang individu percayai telah melampaui batas kemampuan coping dalam dirinya, namun individu tersebut telah siap melakukan aktivitas- aktivitas yang menantang dan memilih situasi yang dinilai mampu untuk diatasi. Perilaku yang individu buat ini akan memperkuat kemampuan, minat- minat dan jaringan sosial yang mempengaruhi kehidupan, dan akhirnya akan mempengaruhi arah perkembangan personal. Hal ini karena pengaruh sosial berperan dalam pemilihan lingkungan, berlanjut untuk meningkatkan kompetensi, nilai-nilai dan minat-minat tersebut dalam waktu yang lama setelah faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan keyakinan telah memberikan pengaruh awal. Menurut Oettigen mekanisme efikasi diri memuat penjelasan bagaimana efikasi diri pada individu.

B. Harga Diri

1. Pengertian harga diri

Harga diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang mempunyai peran penting dan berpengaruh besar terhadap sikap dan perilaku individu.

(38)

Coopersmith dalam Burn,35 menyatakan bahwa harga diri merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan memandang dirinya, terutama sikap menerima, menolak, dan indikasi besarnya kepercayaan individu terhadap kemampuan, keberartian, kesuksesan, keberhargaan. Secara singkat harga diri adalah “Personal judgment” mengenai perasaan berharga atau berarti yang diekspresikan dalam sikap-sikap individu terhadap dirinya. Beane menyatakan bahwa harga diri berhubungan dengan efikasi diri seseorang tentang yang bernilai dalam dirinya.36

Seseorang yang tidak menghargai atau menghormati dirinya sendiri akan merasa kurang percaya diri dan banyak berjuang dengan segala keterbatasan dirinya, sehingga sering mereka terlibat dalam tingkah laku yang salah atau rentan untuk dieksploitasi dan disalah gunakan oleh orang lain. Selanjutnya Beane37 menjelaskan bahwa seseorang yang memiliki perasaan menghargai diri yang rendah timbul karena persepsi yang subjektif dan tidak selalu akurat dengan pandangan orang lain. Rasa menghargai diri yang rendah sering kali berasal dari perbandingan yang tidak menyenangkan tentang dirinya sendiri dan orang lain.

35 Burn, R.B (1998). Harga Diri :teori, Pengukuran, Perkembangan dan Perilaku. Alih bahasa oleh Eddy. Jakarta : Arcan

36 Beane, JA, Lipka, RP, & St. Bonaventure,A. (1980). Self-conceptand self esteem : Aconstruct differentiation. ChildStudy Journal, 10 (1), 1 - 6. diunduh tanggal 13 Mai 2020

37 Ibid. 1-6

(39)

Pendapat diatas senada yang dinyatakan oleh Rosenberg38 bahwa individu yang memiliki harga diri tinggi akan menghormati dirinya dan menganggap dirinya sebagai individu yang berguna. Sedangkan individu yang memiliki harga diri yang rendah tidak dapat menerima dirinya dan menganggap dirinya tidak berguna dan serba kekurangan. Berne dan Savary mengatakan bahwa orang-orang yang memiliki harga diri yang sehat adalah orang-orang yang mengenal dirinya sendiri dengan segala keterbatasannya, merasa tidak malu dengan keterbatasan yang dimiliki, memandang suatu keterbatasan sebagai realitas, dan menjadikan keterbatasan itu sebagai tantangan untuk berkembang.

Dapat disimpulkan bahwa harga diri yang sehat adalah kemampuan untuk melihat diri sendiri berharga, berkemampuan, penuh kasih sayang, memiliki bakat-bakat yang khas serta memiliki kepribadian yang berharga dalam hubungannya dengan orang lain. Sebaliknya orang yang merasa rendah diri, memiliki gambaran negatif pada diri, sedikit mengenali dirinya sehingga menghalangi kemampuan untuk menjalani hubungan, merasa tidak terancam, dan berhasil. Merasa rendah diri dan gambaran diri yang negatif tercemin pada orang-orang yang rendah kemampuan sendiri harga diri menggambarkan sejauh mana individu tersebut menilai dirinya sebagai orang yang memiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan kompeten. Harga diri yang tinggi

38 Rosenberg, M., &Kapland, HB (1982). Social psychology of the Self-Esteem. Arlington Heights, IL : Harlan Davidson. di unduh tanggal 15 Mai 2020.

(40)

menunjukkan perilaku menerima dirinya apa adanya, percaya diri, puas dengan karakter dan kemampuan diri, individu yang memiliki harga diri yang rendah maka akan menunjukkan perhargaan buruk terhadap dirinya sehingga tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial.

2. Karakteristik Harga Diri

Menurut Coopersmith dalam Burn harga diri mempunyai beberapa karakteristik, yaitu :39

(1) Harga diri sebagai sesuatu yang bersifat umum.

(2) Harga diri bervariasi dalam berbagai pengalaman.

(3) Evaluasi diri Individu yang memiliki harga diri tinggi

menunjukkan perilaku menerima dirinya apa adanya, percaya diri, puas dengan karakter dan kemampuan dirinya dan individu dengan harga diri rendah akan menunjukan sikap penghargaan buruk terhadap dirinya sehingga tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial

3. Pembentukan Harga Diri

Harga diri mulai terbentuk setelah anak lahir ketika anak berhadapan dengan dunia luar dan berinteraksi dengan orang-orang di lingkungan sekitarnya. Interaksi secara minimal memerlukan pengakuan, penerimaan peran yang saling tergantung pada orang yang bicara dan orang yang diajak

39 Burn, R.B (1998). Harga Diri : teori, Pengukuran, Perkembangan dan Perilaku.Alih bahasa oleh Eddy.Jakarta:Arcan.

(41)

bicara. Interaksi menimbulkan pengertian tentang kesadaran diri, identitas, dan pemahaman tentang diri. Hal ini akan membentuk penilaian individu terhadap dirinya sebagai orang yang berarti, berharga, dan menerima keadaan diri apa adanya sehingga individu mempunyai perasaan harga diri.40

Harga diri mengandung pengertian ”siapa dan apa diri saya”. Segala sesuatu yang berhubungan dengan seseorang, selalu mendapat penilaian berdasarkan kriteria dan standar tertentu, atribut-atribut yang melekat dalam diri individu akan mendapat masukan dari orang lain dalam proses berinteraksi dimana proses ini dapat menguji individu yang memperlihatkan standar dan nilai diri yang terinternalisasi dari masyarakat dan orang lain.

Menurut Bradshaw proses pembentukan harga diri telah di mulai saat bayi merasakan tepukan pertama kali yang diterima orang mengenai kelahiranya.

Menurut derajat41 harga diri seseorang terbentuk pada masa kanak-kanak sehingga seorang sangat perlu mendapatkan rasa penghargaan diri orang tuanya. Proses selanjutnya harga diri dibentuk melalui perakulan yang diterima individu dari orang lingkunganya, seperti dimanja dan perhatiaan orang tua dan orang lainnya. Dengan demikian harga diri bukan merupakan faktor yang bersifat bawaan, melainkan faktor yang dapat di pelajari dan terpentuk sepanjang pengalaman individu. Sedangkan menurut mukhlis pembentuk harga diri pada individu dimulai sejak individu mempunyai

40 Burn, R.B (1998). Harga Diri : teori, Pengukuran, Perkembangan dan Perilaku.Alih bahasa oleh Eddy. Jakarta: Arcan.

41 Ghufron & Rini Risnawita. Teori-Teori Psikologi. jogjakarta. Pustaka Nasional hal 40

(42)

pengalaman dan interaksi sosial, yang sebelumnya didahului dengan kemampuan mengadakan persepsi.

Coopersmith mengatakan bahwa pola asuh otoriter dan permisif akan mengakibatkan anak mempunyai harga diri yang rendah. Sementara itu pola asuh autoritatian akan membuat anak mempunyai harga diri yang tinggi. Hal ini senada pula dengan pendapat Klass dan Hodge yang mengemungkakan bahwa harga diri adalah hasil evaluasi yang dibuat dan dipertahankan oleh individu, yang diperoleh dari hasil interaksi individu dengan lingkungan serta penerimaan penghargaan, dan perlakuan orang lain terhadap individu tersebut.

Harga diri yang dimiliki oleh masing-masing individu bervariasi, ada yang rendah dan ada yang tinggi. Hal ini berkaitan erat dengan mekanisme pembentukan harga diri. Ditemukan oleh Coopersmith bahwa pembentuk harga diri dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya.42

1) keberartian individu

Hal ini menyangkut seberapa besar individu percaya bahwa dirinya mampu, berarti, dan berharga menurut standar dan nilai pribadi

2) keberhasilan seseorang

Keberhasilan yang berpengaruh dengan pembentuk harga diri adalah keberhasilan yang berhubungan dengan kekuatan atau kemampuan individu dalam memengaruhi dan mengendalikan diri sendiri maupun orang lain.

42 Ghufron &Rini Risnawita.Teori-Teori Psikologi. jogjakarta. Pustaka Nasional Hal 42.M Nur

(43)

3) Kekuatan individu

Kekuatan individu terhadap aturan-aturan, norma dan ketentuan- ketentuan yang ada dalam masyarakat. Semakin taat terhadap hal yang sudah ditetapkan dalam masyarakat, maka semakin besar kemampuan individu untuk dapat dianggap sebagai panutan masyarakat. Oleh sebab itu semakin tinggi pula penerimaan masyarakat terhadap individu maka akan mendorong seseorang memiliki harga diri yang tinggi.

4) Performansi individu

Performan yang sesuai dalam mencapai prestasi yang di harapkan apabila individu mengalami kegagalan, maka dirinya akan menjadi rendah. Sebaliknya apabila performansi seseorang seseorang sesuai tuntutan dan harapan, maka akan mendorong pembentukan harga diri yang tinggi.

4. Ciri-Ciri Individu yang Mempunyai Harga Diri

Harga diri yang tinggi akan membangkitkan rasa percaya diri, penghargaan diri, rasa yakin akan kemampuan diri, rasa berguna serta rasa bahwa kehadirannya diperlukan didalam dunia ini. Begitupun sebaliknya seseorang yang memiliki harga diri yang rendah akan cenderung untuk tidak berani mencari tantangan baru dalam hidupnya, lebih senang menghadapi hal- hal yang sudah dikenal dengan baik dan lebih menyenangi hal-hal yang tidak penuh tuntutan, cenderung tidak merasa yakin akan pemikiran serta perasaan yang dimiliki, cenderung takut dalam menghadapi respon dari orang lain,

(44)

tidak mampu membina komunikasi yang baik dan cenderung hidupnya tidak bahagia.43

Branden mengemungkakan ciri-ciri orang yang memiliki harga diri yang tinggi yaitu (1) mampu menanggulangi kesengsaraan dan kemalangan hidup, lebih tabah dan ulet, lebih mampu melawan suatu kekalahan, kegagalan dan keputus asa. (2) cenderung lebih berambisi. (3) memiliki kemungkinan untuk lebih kreatif dalam pekerjaan dan sebagai sarana untuk menjadi lebih berhasil.

(4) memiliki kemungkinan lebih dalam dan besar dalam membina hubungan interpesonal (tampak) dan lebih gembira dalam menghadapi realita.44

Berne dan savary mengatakan bahwa orang-orang yang memiliki harga diri yang sehat adalah orang-orang yang mengenal dirinya sendiri dengan segala keterbatasannya, merasa tidak malu dengan keterbatasan yang dimiliki, memandang suatu keterbatasan sebagai realitas, dan menjadikan keterbatasan itu sebagai tantangan untuk berkembang. Ia juga menyebutkan bahwa harga diri yang sehat adalah kemampuan untuk melihat diri sendiri berharga, berkemampuan, penuh kasih sayang, memiliki bakat-bakat yang khas serta memiliki kepribadian yang berharga dan menjaga hubungannya dengan orang lain. Sebaliknya orang yang merasa rendah diri, memiliki gambaran negatif pada diri, sedikit mengenali dirinya sehingga menghalangi kemampuan untuk menjalani hubungan, merasa tidak terancam, dan berhasil. Merasa rendah diri

43 Refnaldi. Kensep self esteem serta implikasi pada siswa. Jurna Pendidikan Indonesia. Vol. 4 No. 1, April 2018, Hal 19

44 Ghufron &Rini Risnawita.Teori-Teori Psikologi. jogjakarta. Pustaka Nasional Hal 42.M Nur

(45)

dan gambaran diri yang negatif tercemin pada orang-orang yang rendah kemampuan sendiri. 45

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa harga diri dapat menimbulkan dampak pada diri seseorang dan lingkungan. Individu dengan harga diri yang tinggi cenderung membawa dampak positif. Tidak saja untuk dirinya, tetapi juga untuk orang lain yang ada di lingkungannya. Sementara seseorang dengan harga diri yang rendah cenderung menimbulkan dampak kurang menguntung bagi perkembangan potensinya.

5. Aspek-Aspek dalam Harga Diri

Coopersmith di dalam Burd membagi harga diri ke dalam empat aspek46 1) Kekuasaan (power)

Kemampuan untuk mengatur dan mengontrol tingkah laku orang lain.

Kemampuan ini ditandai adanya pengakuan dan rasa hormat yang diterima individu dari orang lain.

2) Keberartian (significance)

Adanya kepedulian, penilaian, dan afeksi yang diterima individu dari orang lain.

3) Kebajikan (virtue)

45 ibid

46Burn, R.B (1998). Harga Diri : teori, Pengukuran, Perkembangan dan Perilaku. Alih bahasa oleh Eddy. Jakarta : Arcan.

(46)

Ketaatan mengikuti standar moral dan etika, ditandai oleh ketaatan untuk menjauhi tingkah laku yang tidak diperbolehkan

4) Kemampuan (competence)

Melakukan kegiatan pembelajaran dan sukses memenuhi tuntutan prestasi.

6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Diri

Faktor-faktor yang melatar belakangi harga diri menurut Coopersmith dalam Burn yaitu :

1) Pengalaman

Pengalaman merupakan suatu bentuk emosi, perasaan, tindakan, dan kejadian yang pernah dialami individu yang dirasakan bermakna dan meninggalkan kesan dalam hidup individu.

2) Pola asuh

Pola asuh merupakan sikap orang tua dalam berinteraksi dengan anak- anaknya yang meliputi cara orang tua memberikan aturan-aturan, hadiah maupun hukuman, cara orang tua menunjukkan otoritasnya dan cara orang tua memberikan perhatiannya serta tanggapan terhadap anaknya.

3) Sosial Ekonomi

merupakan suatu yang mendasari perbuatan seseorang untuk memenuhi dorongan sosial yang memerlukan dukungan finansial yang berpengaruh pada kebutuhan hidup sehari hari .

4) Faktor jenis kelamin

(47)

Menurut Ancok dkk wanita merasa bahwa harga dirinya lebih rendah dari pada pria seperti perasaan kurang mampu, kepercayaan diri yang kurang, atau merasa harus dilindungi. Hal ini terjadi karena peran orang tua dan harapan masyarakat yang berbeda-beda baik kepada pria maupun wanita.

5) Inteligensi

Inteligensi sebagai gambaran lengkap kapasaitas fungsional individu sangan erat berkaitan dengan prestasi karena pengukuran inteligensi selalu berdasarkan kemampuan akademis. Menurut Coopersmith individu dengan harga diri yang tinggi akan mencapai prestasi akademik yang tinggi dari pada individu dengan harga diri yang rendah.

6) Kondisi fisik

Individu dengan kondisi fisik yang menarik cenderung memiliki harga diri yang baik dibandingkan dengan kondisi fisik yang kurang menarik.

7) Lingkungan keluarga

Peran keluarga sangat menentukan bagi pekembangan diri anak.

Dalam keluarga seorang anak untuk pertama kali mengenal orang tua yang mendidik dan membesarkan serta sebagai dasar untuk bersosialisasi dalam lingkungan yang lebih besar. Coopersmith berpendapat bahwa perlakuan adil, pemberian kesempatan untuk aktif dan mendidik secara demokratis akan membuat anak mendapatkan harga diri yang tinggi.

8) Lingkungan sosial

(48)

Klass dan Hodge berpendapat bahwa pembentuk harga diri dimulai dari seseorang yang menyadari dirinya berharga atau tidak. Hal ini merupakan proses dari lingkungan, penghargaan, penerimaan, dan perlakuan orang kepadanya. Sedangkan menurut Branden faktor-faktor yang memengaruhi harga diri dalam lingkungan pekerjaan adalah sejumlah dimensi pekerja seperti kepuasan kerja, penghasilan, penghargaan orang lain, dan kenaikan jabatan atau pangkat.47

7. Hambatan dalam Perkembangan Harga Diri

Menurut Dariuszky yang menghambat perkembangan harga diri adalah48: 1) Perasaan takut

yaitu kekhawatiran atau ketakutan (fear), dallam kehidupan sehari-hari individu harus menempatkan diri di tengah-tengah realita. Ada yang menghadapi fakta-fakta kehidupan dengan penuh kebenaran, akan tetapi ada juga yang menghadapinya dengan perasaan tidak berdaya. Ini adalah tanggapan negatif terhadap diri, sehingga sekitarnya pun merupakan sesuatu yang negatif bagi dirinya.

Tanggapan ini menjadikan individu selalu hidup dalam ketakutan yang akan mempengaruhi seluruh alam perasaannya sehingga terjadi keguncangan dalam keseimbangan kepribadian, yaitu suatu keadaan emosi yang labil. Maka dalam keadaan tersebut individu tidak berpikir secara

47 Ibid

48Dariuszky, G. 2004. Membangun Harga Diri .Bandung: CV.Pionir Jaya. Direktorat

(49)

wajar, jalan pikirannya palsu, dan segala sesuatu yang diluar diri yang dipersepsikan secara salah. Dengan demikian tindakan-tindakannya menjadi tidak kuat sebab diarahkan untuk kekurangan dirinya. Keadaan ini lama kelamaan tidak dapat dipertahankan lagi, yang akhirnya akan menimbulkan kecemasan, sehingga jelaslah bahwa keadaan ini akan berpengaruh pada perkembangan harga dirinya.

2) Perasaan salah

Perasaan salah yang pertama dimiliki oleh individu yang mempunyai pegangan hidup berdasarkan kesadaran dan keyakinan diri, atau dengan kata lain individu sendiri telah menentukan kriteria mengenai mana yang baik dan buruk bagi dirinya. Selanjutnya adalah merasa salah terhadap ketakutan umpama orangtua. Keadaan ini kemudian terlihat dalam bentuk kecemasan yang merupakan unsur penghambat bagi perkembangan kepercayaan akan diri sendiri.

8. Meningkatkan Harga Diri

Kohn menjelaskan beberapa cara yang dapat dilakukan dalam upaya meningkatkan harga diri adalah49 :

1) Mengenali diri sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangan dengan cara bercermin baik dengan kaca maupun melalui tulisan dikertas dan

49 Kohn, Alfie. 1994.The Truth About Self-Esteem. (www.alfiekohn.org). Diunduh tanggal 17 Mai 2020

Gambar

Tabel 3.1  Jumlah Populasi  No  Siswa PKBM Kasih  Bundo Paket B  Jumlah Siswa  1  Kelas 1  20 Orang  2  Kelas 2  17 Orang  Jumlah  37 Orng  2
Tabel 3.3  Hasil Validasi Skala

Referensi

Dokumen terkait

Vital penyakit 2 Rabu, 20 april 2011 / 15.00 Cemas b/d Akan di lakukan tindakan operasi tonsilektomi Tujuan: Setelah di Lakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam di harapkan

Dengan demikian seseorang dengan skor Agreeablenness yang tinggi merupakan orang yang penuh penerimaan dan disukai orang lain, sehingga kepuasan pernikahan akan menjadi

Untuk mempertahankan kualitas pembiayaan yang telah berjalan dengan baik dan efektivitas pendapatan yang sudah tercapai, maka pihak bank hendaknya lebih selektif

Terdapat pengaruh peletakan pola pada 3 (tiga) arah serat bahan terhadap hasil jadi blus circular drape dengan bahan kain lycra, hal ini dapat dilihat dari aspek

Ternak Sapi + Kambing untuk penjualan ke RPH (Rumah Potong Hewan) Kalimalang & Cakung, baik untuk kebutuhan rutin harian maupun qurban 12) Kami (Exportir Industri

Teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui aktivitas antibakteri kombinasi ekstrak etanol daun jambu monyet dan tetrasiklin terhadap bakteri Staphylococcus aureus sensitif

Penyebab kesulitan siswa dalam membaca pemahaman disebabkan karena pembelajaran membaca pemahaman di sekolah hanya terfokus pada pemahaman bacaan, tetapi

Guru mengajukan pertanyaan secara komunikatif tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi adab shalat dan dzikir yang telah dipelajari peserta didik pada