• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.7 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan gambaran umum, ringkas, dan akurat tentang substansi penelitian. Berikut ini adalah beberapa topik yang dibahas dalam bab ini : Gambaran Penelitian, Latar Belakang, Rumusan Masalah, Pertanyaan Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan Tugas Akhir.

BAB II TINJAUAN PERPUSTAKAAN

Bab ini berisi teori-teori dari umum ke khusus, disertai dengan penelitian sebelumnya dan diikuti dengan kerangka penelitian yang diakhiri dengan hipotesis jika diperlukan.

BAB III METODE PENELITIAN

Pendekatan, metode, dan strategi yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis temuan yang menjawab masalah penelitian dijelaskan dalam bab ini dengan metode kualitatif dengan cara memahami objek yang diteliti menurut perspektif peneliti. Metode ini bertujuan untuk memahami dan menafsirkan makna dari suatu fakta, gejala atau realita dalam situasi tertentu. Peristiwa tersebut kemudian ditelusuri tidak hanya pada pandangan permukaannya saja, tapi secara mendalam.

kemudian diidentifikasi dengan teori yang sesuai. Setelah itu, pemahaman pada satu atau lebihnya masalah atau fenomena akhirnya bisa dikembangkan..

10

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian dan pembahasan diuraikan secara sistematis sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian serta disajikan dalam sub judul tersendiri. Bab ini berisi dua bagian: bagian pertama menyajikan hasil penelitian dan bagian kedua menyajikan pembahasan atau analisis hasil penelitian. Setiap aspek pembahasan harus diawali dengan hasil analisis data, kemudian diinterpretasikan dan dilanjutkan dengan penarikan kesimpulan. Dalam pembahasan sebaiknya dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya atau landasan teori yang relevan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan merupakan jawaban dari pertanyaan penelitian, kemudian menjadi saran terkait dengan manfaat penelitian.

11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi

Komunikasi telah didefinisikan oleh banyak pemikir dan pakar komunikasi sesuai dengan pendekatannya. Istilah komunikasi berasal dari kata common dalam bahasa inggris atau communis dalam bahasa latin. Keduanya berarti bersamaan. Berkomunikasi merupakan kegiatan bersama antara dua orang untuk berbagi informasi, ide, keputusan tentang sesuatu. Dalam proses berbagi informasi terdapat tiga unsur pokok, yaitu komunikator, pesan dan komunikan.

Secara umum bisa dipahami bahwa komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan dalam bentuk verbal maupun non-verbal yang disertai pemaknaan terhadap pesan yang dikirim.

Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Sudaryono (2004:168), komunikasi adalah the transmission of a message from a sender to a receiver via a medium of transmission. Artinya, komunikasi adalah transmisi sebuah pesan dari pengirim ke penerima melalui medium transmisi. Dalam proses komunikasi terdapat beberapa unsur komunikasi yang terlibat, yaitu pengirim pesan (sender), pesan (message), medium atau saluran pesan (channel), dan penerima pesan (receiver) yang dalam hal ini adalah konsumen atau pengunjung. Selain itu, hal yang paling penting yang juga harus ada adalah proses umpan balil (feedback).

Dari definisi komunikasi yang dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur komunikasi adalah sebagai berikut (Sopiah & Sangaji dalam Sudaryono, 2013:169):

a. Pengirim Pesan (sender)

Proses awal komunikasi berasal dari pihak yang berkepentingan untuk membangun komunikasi. Komunikasi bisa dilakukan secara perorangan atau kelompok, baik oleh produsen maupun konsumen, dan bisa juga melalui organisasi perusahaan. Agar proses komunikasi ini berjalan dengan baik, produsen atau perusahaan harus mampu mendesain komunikasi itu agar mudah diterima dan dipahami konsumen.

12 b. Penerima Pesan (receiver)

Dalam dunia pemasaran, sasaran utamanya adalah konsumen (constumer- oriented). Aliran komunikasi yang disalurkan dari pengirim pesan atau produsen ke konsumen harus dibangun secara rasional dan mudah dipahami. Oleh karena itu, karakteristik audiensi dan segmen pasar harus dipahami secara detail agar komunikasi yang dibangun bisa berjalan secara efektif.

c. Saluran Pesan (channel)

Salah satu unsur penting dalam membangun komunikasi pemasaran adalah ketepatan penggunaan saluran komunikasi. Pemahaman ketepatan pemanfaatan saluran komunikasi ini adalah sejauh mana saluran yang digunakan itu efektif bagi konsumen atau penerima pesan dan di sisi lain tetap efetif dari sisi biaya.

d. Pesan (message)

Dalam dunia komunikasi dikenal beberapa jenis pesan, yaitu:

1. Pesan verbal, yaitu pesan yang disampaikan dengan wicara langsung kepada pihak penerima pesan atau konsumen, tidak melalui media.

Pesan verbal ini dapat dilihat dalam promosi produk secara langsung kepada pembeli.

2. Pesan non-verbal, yaitu pesan yang disampaikan secara tidak langsung kepada pihak penerima pesan atau konsumen. Model pesan ini sudah menggunakan media seperti televisi, radio, brosur, pamphlet, dan sebagainya.

e. Umpan Balik (feedback)

Umpan balik proses penyampaian pesan merupakan isyarat apakah proses pesan itu telah sampai secara sukses atau belum. Indikator untuk mengukur berhasil tidaknya suatu promosi adalah omzet penjualan produk atau banyaknya tanggapan yang masuk ke perusahaan untuk menanyakan produk tersebut.

Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan manusia, hampir seluruh kegiatan yang manusia lakukan melibatkan komunikasi didalamnya. Peneliti menggunakan komunikasi pada penelitian kali ini dengan alasan bahwa dalam melakukan strategi komunikasi pemasaran, hal yang penting untuk dilakukan

13

adalah bagaimana strategi dari sebuah mall yang diterapkan oleh pihak marketing (sebagai sender) dari Pusat Grosir Cililitan dapat sampai kepada tenant (sebagai receiver). Pihak marketing kemudian melakukan berbagai kegiatan marketing sebagai channel untuk menyampaikan message dengan tujuan untuk memasarkan Pusat Grosir Cililitan. Melalui komunikasi yang dilakukan kepada para tenant, pihak Pusat Grosir Cililitan kemudian mengharapkan feedback yang baik dari para tenant baik secara langsung maupun tidak langsung.

2.1.1 Komunikasi Persuasif

Untuk mengawali tentang definisi komunikasi persuasif, maka perlu di ketahui bahwa ada 3 jenis pola komunikasi Menurut Burgon dan Huffner yaitu

a. Komunikasi asertif yaitu kemampuan komunikasi yang mampu menyampaikan pendapat secara lugas kepada orang lain (komunikan) namun tidak melukai atau menyinggung secara verbal maupun non verbal (tidak ada agresi verbal dan non verbal).

b. Komunikasi pasif yaitu pola komunikasi yang tidak mempunyai umpan balik yang maksimal sehingga proses komunikasi sering kali tidak efektif.

c. Komunikasi agresi yaitu pola komunikasi yang menguatarakan pendapat/informasi atau pesan secara lugas namun terdapat agresi verbal dan non verbal.

Menurut Ronald dan Karl, komunikasi persuasif merupakan suatu proses komunikasi yang padat, dimana individu atau kelompok menunjukan pesan, sengaja atau tidak sengaja dengan cara verbal dan nonverbal untuk memperoleh suatu respons yang khusus dari individu maupun group (Littlejohn dan Foss, 2009:12).

Secara spesifik pada komunikasi persuasif, maka Burgon dan huffner meringkas beberapa pendapat dari beberapa ahli mengenai definisi komunikasi persuasif sebagai berikut: Pertama, Proses komunikasi yang bertujuan mempengaruhi pemikiran dan pendapat orang lain agar menyesuaikan pendapat dan keinginan komunikator. Kedua, Proses Komunikasi yang mengajak dan membujuk orang lain dengan tujuan mengubah sikap, keyakinan dan pendapat sesuai keinginan komunikator tanpa adanya unsur paksaan.

14

Dalam prosesnya, persuasi dapat dilakukan baik secara rasional maupun emosional. Dengan rasional, komponen kognitif pada diri seseorang dapat dipengaruhi. Aspek-aspek yang dipengaruhi dapat berupa ide ataupun konsep sehingga dapat berbentuk keyakinan (belief) pada orang lain (Mar’at, 1982).

Secara skematik, proses secara rasional dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2.1 Proses Rasional

Sumber: Mar’at, 1982

Persuasi yang dilakukan secara emosional biasanya menyentuk aspek afeksi, yaitu hal yang berkaitan dengan kehidupan emosional seseorang. Dengan cara ini, aspek simpati dan empati seseorang dapat digugah sehingga muncul proses eenang pada diri seseorang yang di peruasi (the liking process) (mar’at, 1982). Secara skematik, proses persuasi secara emosional dapat digambarkan sebagai berikut.

Sumer: Mar’at, 1982

Dari beberapa definisi komunikasi persuasif yang di kemukakan oleh para ahli, tampak bahwa komunikasi persuasif merupakan proses komunikasi yang bertujuan untuk mempengaruhi sikap, pendapat dan perilaku seseorang baik secara verbal maupun non verbal.

Perhatian Mengerti Menerima Keyakinan

Perhatian Empati Menerima Minat

15 2.1.2 Tujuan Komunikasi Persuasif

Tujuan dari komunikasi persuaif adalah perubahan sikap dan pendapat.

Menubah pendapat berkaitan dengan aspek kognitif, yaitu yang berkaitan dengan aspek kepercayaan (belief), ide dan konsep. Dalam proses mengubah pendapat, terdapat terjadinya perubahan pemikiran pada diri audiens. Audiens menjadi tahu bahwa pendapatnya keliru dan perlu diperbaiki. Dalm hal ini, intelektual akan menjadi meningkat.

Sedangkan dalam mengubah sikap berkaitan dengan aspek afektif. Aspek ini mencakup dalam kehidupan emosional audiens. Sehingga tujuan komunikasi persuasif dalam perubahan sikap ini adalah menggerakkan hati, menimbulkan perasaan tertentu, menyenangi, dan menyetujui terhadap ide yang dikemukakan.

Tujuan komunikasi persuasif adalah untuk memengaruhi sikap, nilai-nilai, pendapat, dan perilaku seseorang. Maka, kunci utama dari komunikasi persuasif adalah untuk mempengaruhi sesorang sesuai dengan tujuan dari komunikator.

2.1.3 Sifat-Sifat Komunikasi Persuasif

Dalam melakukan komunikasi, komunikator harus mengetahui komunikasi apa yang tepat untuk menyampaikannya. Maka, komunikator dapat memilih komunikasi berdasarkan sifatnya, yaitu

1. Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang digunakan oleh komunikator dengan menggunakan satu kata atau lebih (Mulyana, 2014). Maka, komunikasi verbal dapat dikatakan sebagai komunikasi dengan menggunakan lisan atau tulisan. Dalam menyampaikan komunikasinya, komunikator wajib untuk mengetahui latar belakang dari komunikannya karena penggunaan bahasa yang digunakan dapat diartikan berbeda menyesuaikan dengan latar belakang dari komunikannya.

2. Komunikasi Non-Verbal

Komunikasi non-verbal adalah isyarat yang tidak menggunakan bahasa (Mulyana, 2014). Maka, komunikasi non-verbal mencakup tindakan seseorang baik secara langsung maupun tidak langsung. Isyarat non-verbal tidak memiliki arti yang sama setiap individu karena bedanya budaya dan kebiasaan isyarat yang digunakan setiap orang. Namun, komunikasi

non-16

verbal sangat berpengaruh dalam menyampaikan informasi atau melakukan komunikasi.

3. Komunikasi Tatap Muka

Komunikasi tatap muka adalah komunikasi yang dilakukan dengan komunikator dan komunikannya bertermu secara langsung (Effendy, 2015).

4. Komunikasi Bermedia

Komunikasi bermedia adalah komunikasi yang menggunakan saluran atau jaringan untuk mengirim pesan kepada komunikannya. Komunikasi bermedia juga dapat disebut sebagai komunikasi tidak langsung karena komunikator dan komunikannya tidak bertemu secara langsung dan tidak mendapatkan respon secara langsung.

2.1.4 Faktor Komunikasi Persuasif

Komunikasi persuasif bertujuan untuk mengubah atau menguatkan sikap dan perilaku sehingga dari pendapat, fakta, dan himbauan motivasi harus membentuk sifat dalam memperkuat tujuan dari komunikasi persuasif. Dalam buku Cangara (2017:217), terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keefektivan komunikasi persuasif, yaitu

a. Kejelasan tujuan

Tujuan dari komunikasi persuasif adalah mengubah pendapat, sikap, atau perilaku kepada sasaran persuasif atau komunikan. Tujuan tersebut bertujuan mengubah persuader atau komunikan, maka proses dari pada persuasif harus melalui kaitan dengan aspek afektif.

b. Memilih strategi-strategi komunikasi yang tepat

Strategi komunikasi persuasif adalah campuran antara merencanakan komunikasi persuasif dengan manajemen komunikasi. Perlu dicermati untuk menentukan strategi seperti apa sasaran dari persuasif, waktu dan tempat pelaksanaan komunikasi persuasif, apa yang disampaikan, dan mengapa pesan tersebut harus disampaikan.

c. Memikirkan secara cermat sasaran komunikasi

Dalam berbagai keberagaman yang cukup kompleks persuasif harus memiliki sasaran yang sesuai. Keragaman tersebut dilihat pada jenis kelamin, karakteristik demografis, level pekerjaan, gaya hidup hingga suku bangsa.

17

Sehingga untuk melakukan komunikasi persuasif adanya pembelajaran mengenai komunikan setelah itu menelusuri aspek dari keragaman terlebih dahulu. Agar mudah mengatasi penyampaian pesan persuasif kepada komunikan.

2.1.5 Proses Komunikasi Persuasif

Menurut Soemirat (2017), untuk memahami proses komunikasi persuasif secara sederhana, dimulai dengan bagaimana sumber memahami pesan dan menggambarkan laju internal dalam tahap paralel secara kasar untuk A dan B sebagai berikut:

a. Tahap pemahaman

A sebagai pengirim pesan, menyeleksi berbagai alternatif pilian dari pikiran dan perasaannya untuk disampaikan.

b. Tahap Encoding

Dalam tahap ini pesan dibentuk seccara linguistik lalu dipindahkan ke dalam stimulus fisikal yang dapat berjalan melalui ruang.

c. Tahap Decoding

B sebagai penerima pesan, memindahkan kembali stimulus fisikal ke dalam bentuk-bentuk yang disepakati secara semantik.

d. Tahap Evaluasi

B sebagai penerima pesan, memperoleh beberapa ketidakcocokan antara pesan yang ia terima dengan apa yang ia pikirkan dan rasakan.

2.1.6 Komunikasi Pemasaran

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu-individu dan kelompok-kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan saling mempertukarkan produk dan jasa serta nilai antara seseorang dengan yang lainnya (Rahayu, 2017). Tujuan dari pemasaan adalah manarik pelanggan baru dengan menciptakan suatu produk yang sesuai dengan keinginan konsumen, menjanjikan nilai superior, menetapkan harga menarik, mendistribusikan produk dengan mudah, mempromosikan secara efektif serta mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan tetap memegang prinsip kepuasan pelanggan. Dasar pemikiran pemasaran dimulai dengan adanya

18

kebutuhan (needs), keinginan (wants), dan permintaan (demands); produk (barang, jasa, gagasan); nilai, biaya dan kepuasan; pertukaran dan transaksi;

hubungan dan jaringan; pasar; penjual dan pembeli.

Komunikasi pemasaran (marketing communication) adalah sarana dimana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang dijual (Anang, 2020). Kata “Komunikasi Pemasaran” memiliki dua unsur pokok, yaitu

1. Komunikasi adalah proses dimana pemikiran dan pemahaman disampaikan antar individu atau antar organisasi dengan individu. Komunikasi sebagai proses penyampaian pesan yang merupakan gagasan atau informasi pengirim melalui suatu media kepada penerima agar mampu memahami maksud pengirim.

2. Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana perusahaan atau organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai (pertukaran) tentang informasi produk, jasa dan ide antara mereka dengan pelanggannya.

Dari dua pengertian kata tersebut dapat disimpulkan, menurut Kotler dan Keller (2012) menyatakan bahwa “Marketing communication are means by which firms attempt to inform, persuade, and remind consumer - directly or indirectly - about the products and brands they sell”. Artinya komunikasi Pemasaran (marketing communication) adalah sarana dimana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang dijual.

2.2 Pusat Perbelanjaan / Mall

Pusat perbelanjaan (Shopping Centre) merupakan tempat perdagangan eceran atau retail yang lokasinya digabung dalam satu bangunan atau komplek.

Hal ini dapat dilihat pada definisi pusat perbelanjaan dibawah ini. Menurut Jeffrey D. Fisher, Robert, Martin dan Paige Mosbaugh, definisi pusat perbelanjaan adalah sebuah bangunan yang terdiri dari beberapa toko eceran, yang umumnya dengan satu atau lebih tokoserba ada, toko grosir dan tempat parkir. (1991:121).

19 2.3 Pandemi Covid-19

Pandemi merupakan suatu wabah penyakit yang terjadi secara luas di seluruh dunia. Wabah penyakit yang dapat dikatakan sebagai pandemi adalah penyakit menular dan memiliki garis infeksi yang berkelanjutan. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa Pandemi merupakan penyebaran penyakit skala global dan terjadi diseluruh dunia. Pandemi memiliki level yang lebih tinggi dibandingkan dengan epidemi atau keadaan ketika suatu penyakit menyebar dengan cepat di antara banyak orang dan dalam jumlah lebih banyak dibanding yang normal terjadi.

2.3.1 Covid-19

Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan. Virus baru dan penyakit yang disebabkannya ini tidak dikenal sebelum mulainya wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019. Covid-19 ini sekarang menjadi sebuah pandemi yang terjadi di banyak negara di seluruh dunia.

Covid-19 yang juga dikenal sebagai virus corona oleh masyarakat merupakan virus yang menyerang sistem pernafasan. Coronavirus dapat menyebabkan penyakit pernafasan dan kematian akibat pneumonia akut. Ini adalah jenis virus baru yang dapat menyebar ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, termasuk bayi, anak-anak, dewasa, dan lanjut usia. Virus ini bernama Covid-19 yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China pada Desember 2019. Virus ini menyebar dengan cepat dan menyebar di belahan China lainnya bahkan di banyak negara termasuk Indonesia (Sarmigi, 2020).

Covid-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 atau SARS-CoV-2). Virus ini merupakan keluarga besar Coronavirus yang dapat menyerang hewan. Ketika menyerang manusia, Coronavirus biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernafasan, seperti flu, MERS (Middle East Respiratory Syndrome), dan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). Covid-19 sendiri merupakan coronavirus jenis baru yang ditemukan di Wuhan, Hubei, China pada tahun 2019 (Ilmiyah, 2020 dalam Setiawan Rifqi, 2020). Karena itu, Coronavirus jenis baru ini diberi nama Coronavirus disease-2019 yang disingkat menjadi 19. Covid-19 sejak ditemukan menyebar secara luas hingga mengakibatkan pandemi global yang berlangsung sampai saat ini. Gejala Covid-19 umumnya berupa demam 38°C, batuk

20

kering, dan sesak nafas serta dampak paling buruk untuk manusia ialah kematian (Adib Rifqi Setiawan, 2020).

Covid-19 menunjukkan gejala infeksi saluran pernafasan yang akan memicu munculnya pneumonia (infeksi saluran pernafasan yang mengenai jaringan paru di paru-paru). Individu yang tidak menggunakan masker, usia tua dan memiliki penyakit lain yang menyertai (hipertensi, diabetes melitus) menjadi individu yang rentan terkena. Gejala awal yaitu panas badan, disertai batuk kering hingga akhirnya jatuh ke dalam keadaan sesak yang lama-kelemaan akhirnya mengalami Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) atau gagal nafas hingga meninggal. Gejalanya begitu cepat tergantung dari tingkat imunitas penderita (Yusufa Ibnu Sina Setiawan, 2020).

Munculnya penyakit Corona ini menimbulkan banyak dampak. Tidak hanya di Indonesia, tetapi seluruh dunia merasakan dampaknya. Pandemi virus corona yang menyebabkan Covid-19 semakin menghantam ekonomi global. Akibat wabah ini, banyak pabrik dan departemen lain mengalami kesulitan. Alhasil, Pemerintah menutup semua aktivitas luar ruangan untuk mencegah penyebaran virus ini. Selain itu, yang ingin berpergian harus menggunakan alat pelindung diri seperti masker (Fatimah, 2020).

Judul Strategi Komunikasi Pemasaran Trans Studio Bandung dalam Menumbuhkan Minat Pengunjung untuk Berkunjung

Tahun 2012

Hasil Penelitian

Strategi pemasaran yang dilakukan oleh bagian pemasaran dari Trans Studio Bandung (TransCorp) adalah dengan acara menggunakan media-media yang sudah ada, dengan cara langsung ke lapangan membagikan brosur, pemasangan spanduk di

tempat-21

tempat yang strategis dan mengajak kerjasama pihak-pihak yang di anggap dapat saling menguntungkan.

Perbedaan • Objek dari penelitian ini adalah Trans Studi Bandung (TransCorp)

• Focus penelitian ini hanya dalam pemasaran yang di lakukan untuk meningkatkan pengunjung

• Pada penelitian ini tidak dalam kondisi pandemic covid-19

Literature Review 2 (Skripsi) Nama Dwi Oktaviani Pratiwi

Judul Strategi Pemasaran Produk Fashion secara Online pada Pelanggan Mataharimall.com di Kota Bengkulu Perspektif Ekonomi Islam

Tahun 2019

Hasil Penelitian

Strategi pemasaran produk Fashion sacara Online pada pelanggan Mataharimall.com di kota Bengkulu adalah dengan cara pemasaran secara Online yang menggunakan media elektronik dan menggunakan akses jaringan internet. Dalam kegiatan pemasaran mataharimall.com lebih dari sekedar pengembangan produk, penetapan harga dan membuat produk yang ditawarkan dapat dijangkau oleh konsumen. Seting juga dilakukan diskon harga untuk menarik pelanggan. Strategi pemasaran yang dilakukan Mataharimall.com di kota Bengkulu juga sudah sesuai dengan ajaran Islam, yaitu tidak menerapkan Maisir, Ghara, Riba, Haram dan

• Adanya unsur ekonomi Islam

• Pada penelitian ini tidak dalam kondisi pandemic covid-19

22

Literature Review 3 (Skripsi) Nama Windiarta Nugraha

Judul Strategi Komunikasi Pemasaran Terpadu XT-Square dalam Mneningkatkan Okupansi Jumlah Pengunjung

Tahun 2015 Hasil

Penelitian

Hasil dari penelitian ini adalah

1. Dalam mengkokohkan brand produk kerajinan dan kesenian XT-Square, sejauh ini PD Jogjatama Visesha melalui MCO berupaya optimal untuk melakukan komunikasi pemasaran yang terintegrasi, artinya perusahaan ini memadukan berbagai elemen bauran komunikasi pemasaran menjadi satu kesatuan.

Perbedaan • Objek dari penelitian ini adalah XT-Square

• Focus penelitian ini hanya dalam pemasaran yang di lakukan untuk meningkatkan okupansi jumlah pengunjung

• Pada penelitian ini tidak dalam kondisi pandemic covid-19

Literature Review 4 (Skripsi) Nama Rini Apriliani Siregar

Judul Perilaku Masyarakat Dalam Melaksanakan Protokol Kesehatan di Masa Pandemi Covid-19 di Kecamatan Medan Johor

Tahun 2020

Hasil Penelitian

Dari kesimpulan diatas didapatkan bahwa nilai pengetahuan baik yang dimiliki oleh masyarakat kecamatan Medan Johor tidak sejalan dengan nilai sikap serta tindakan masyarakat yang menjadi responden pada penelitian ini. Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan perlu penerapan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari agar terhindar dari infeksi Covid-19.

Perbedaan • Objek dari penelitian ini di Kecamatan Medan Johor

• Focus penelitian ini melihat bagaimana pengetahuan dan tindakan yang dilakukan masyarakat mengenai protokol kesehatan covid-19.

23

Literature Review 5 (Skripsi) Nama Atma Puspita Dewi S. Latoring

Judul Perbandingan Model Bisnis Sebelum dan Setelah Pandemi Covid-19 menggunakan Pendekatan Business Model Canvas Studi CV.

Sofie Tunggadewi Industri

Tahun 2020

Hasil Penelitian

Sebelum masa pandemic covid-19, aktivitas utama dari CV. Sofie Tunggadewi Industri hanya berupa pembelian bahan baku, produksi, packaging, pemasaran, dan penjualan. Namun saat ini perusahaan lebih terfokuskan dengan penjualan media online yang mengharuskan perusahaan rutin membuat konten-konten pada media online tersebut. Saat pandemic covid-19 juga membuat perusahaan harus bekerjasama dengan ojek online maupun ekspedisi untuk pengiriman barang luar dan dalam kota.

Perbedaan • Objek dari penelitian ini adalah CV. Sofie Tunggadewi Industri

• Focus penelitian ini melihat bagaimana model usaha yang dilakukan saat sebelum dan setelah pandemi covid-19

Tabel 2. 2

Literature Jurnal Nasional Literature Review 1 (Jurnal Nasional) Nama Bramantya Rivandi, Asaas Putra

Judul Strategi Komunikasi Pemasaran Lippo Plaza Ekalokasari Bogor dalam Meningkatkan Jumlah Pengunjung

Tahun 2018

Hasil Penelitian

Lippo Plaza Ekalokasari Bogor melakukan perencanaan yang akan

Lippo Plaza Ekalokasari Bogor melakukan perencanaan yang akan

Dokumen terkait