• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.7 Sistematika Penyajian

Sistematika dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut. Penelitian ini dibagi menjadi 4 bab. Bab I merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, tujuan masalah, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metodologi penelitian dan sistematika penyajian. Bab II berisi analisis struktur novel meliputi sinopsis, tokoh dan penokohan, dan latar. Bab III berisi analisis kenakalan tokoh Nayla yang meliputi penyebab dan tipe kenakalan. Bab IV berup a penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

BAB II

ANALISIS STRUKTUR CERITA DALAM NOVEL NAYLA

KARYA DJENAR MAESA AYU

Sesuai dengan uraian dalam landasan teori di muka, analisis struktur penceritaan novel Nayla karya Djenar Maesa Ayu akan difokuskan pada tokoh dan penokohan, serta latar. Gagasan- gagasan dari pengarang digambarkan melalui unsur-unsur struktural dalam novel tersebut. Sebelum mengkaji unsur-unsur tersebut, terlebih dahulu akan dikemukakan sinopsis novel Nayla. Sinopsis ini penting untuk para pembaca dalam memahami arti teks. Dengan membuat sinopsis cerita, maka arti teks dapat lebih jelas dan mudah ditangkap oleh sebagian besar pembaca.

2.1 Sinopsis novel Nayla

Novel ini menceritakan kisah seorang perempuan bernama Nayla yang mengalami banyak problema dalam kehidupannya. Sedari kecil, Nayla hanya tinggal berdua dengan ibunya. Ayahnya telah meninggalkan mereka sejak Nayla masih dalam kandungan. Ibunya yang merawat dan membesarkan Nayla sedari kecil hingga dia beranjak besar. Namun ada sesuatu hal yang membuat Nayla seakan membenci ibunya. Ibunya terlalu keras dalam mendidik Nayla, bahkan ibunya tidak segan-segan menghukum Nayla dengan siksaan yang kurang berperikemanusiaan yang tidak pantas diterima oleh anak manapun, apalagi seorang perempuan kecil seperti Nayla.

Beberapa siksaan masih terus terbayang dalam benak Nayla. Dia selalu teringat pada siksaan peniti. Nayla selalu ditusuki vaginanya dengan peniti sewaktu ia ngompol. Terkadang dia juga dijemur di atas seng yang panas terbakar terik matahari tanpa alas kaki karena membiarkan pensil tanpa kembali menutupnya, dan terkadang dia dipaksa mengejan sampai berak lantas diikat dan tahinya direkatkan dengan plester di sekujur tubuh juga mulut karena ketahuan tidak makan sayur. Perilaku yang demikian keji dari ibunya membuat Nayla sakit hati. Penderitaan Nayla bertambah setelah dia diperkosa oleh Om Indra, pacar ibunya sendiri. Siksaan peniti dan perkosaan terhadap dirinya menyisakan suatu trauma yang mendalam. Suatu saat terpikir dalam benak Nayla, ia ingin mencari ayahnya. Namun ibunya mengharuskan Nayla untuk memilih salah satu antara mereka, antara Ayah atau Ibu.

Pada suatu hari, Nayla pergi mencari ayahnya. Setelah ia bertemu dengan ayahnya, ia memutuskan untuk tinggal bersama ayahnya yang seorang pengarang terkenal dan Ibu tirinya yang seorang perancang busana ternama. Namun kebersamaan Nayla dengan ayahnya tak berlangsung lama, ayahnya meninggal karena sakit jantung yang dideritanya. Setelah ayahnya meninggal, Nayla sempat dimasukkan ke dalam Rumah Perawatan Anak Nakal dan Narkotika. Nayla dituding menggunakan narkotika, padahal Nayla sendiri sebenarnya bukanlah pemakai narkotika. Namun, akhirnya Nayla berhasil meloloskan diri dari rumah perawatan tersebut. Setelah dia berhasil meloloskan diri dari rumah perawatan tersebut, hidup Nayla terlunta- lunta, ibu kandungnya

sendiri sudah tak mau menerimanya karena Nayla sebelumnya telah memutuskan menyusul ayahnya.

Dalam kehidupan yang tidak menentu tersebut, Nayla menjadi seorang yang bebas dan cenderung nakal. Dia tidur di terminal, sering memalak orang di terminal, berantem, dan bahkan merampok taksi, maka dia seringkali keluar masuk Polsek. Semenjak mengalami kehidupan jalanan tersebut, perilaku Nayla menjadi keras dan kasar. Setelah beberapa lama, akhirnya dia mendapat pekerjaan di diskotek sebagai juru lampu. Kehidupan diskotek membuat Nayla semakin mendapat kebebasan, namun kebebasan yang tidak ada aturan. Dalam kebebasannya tersebut, Nayla menjadi seorang pemabuk, dan penganut seks bebas. Mabuk adalah belahan jiwa Nayla, ia pun kerap bercinta dengan laki- laki yang ditemuinya ataupun yang terlebih dulu membuat janji dengannya. Nayla juga menjadi seorang lesbian, pacar perempuannya bernama Juli. Namun, Nayla juga mempunyai pacar laki- laki bernama Ben. Saat cekcok dengan Ben, ia tak segan-segan memukul bahkan menusuk Ben dengan pecahan botol. Sifat dan kelakuan Nayla yang tak karuan membuat hubungannya dengan Juli dan Ben tak bertahan lama. Hubungan mereka akhirnya kandas di tengah jalan. Nayla juga menjadi seorang penulis cerpen. Cerpennya banyak mengandung masalah seks, khususnya seputar alat kelamin. Setelah mencoba menulis beberapa kali akhirnya cerpen Nayla dimuat dan Nayla menjadi seorang penulis terkenal.

Dalam novel ini diceritakan secara detail tentang kehidupan Nayla yang tidak karuan, tentang bagaimana kelakuan Nyala yang tidak aturan dan kasar, bagaimana dia merampok taksi, dan bagaimana saat dia ditangkap di Polsek,

bagaimana Nayla yang mabuk, bagaimana Nayla yang melayani hasrat seks laki-laki, bagaimana Nayla memuaskan para laki- laki-laki, bagaimana hubungan Nayla dengan kekasih lesbiannya.

2.2 Tokoh dan Penokohan dalam novel Nayla

Banyak sekali tokoh yang ikut mendukung cerita dalam novel Nayla, antara lain Nayla, Ibu kandung Nayla, Juli, Ben, Ayah Nayla, Ibu tiri Nayla yang bernama Ratu, Om Indra, dan masih banyak lagi tokoh yang lainnya. Namun penulis akan memfokuskan pada dua tokoh saja, yaitu tokoh Nayla sebagai tokoh utama, dan tokoh ibu yang sangat mempengaruhi perkembangan tokoh Nayla. Hal ini dikarenakan dua tokoh tersebut memiliki peran yang kuat dalam novel tersebut. Tokoh Nayla sebagai tokoh utama yang akan diteliti dan dikaji aspek-aspek kenakalannya, sedangkan tokoh Ibu adalah tokoh yang sangat mempengaruhi perwatakan dan kehidupan Nayla termasuk kenakalan Nayla. a) Tokoh Nayla

Tokoh Nayla memiliki nama lengkap Nayla Kinar. Hal tersebut ditunjukkan dalam kutipan berikut ini :

(1)Itu benar-benar namanya! Nayla Kinar! Tidak mungkin kesalahan cetak. Karena tidak namanya saja yang tercantum di sana, juga cerita pendeknya! (hlm 152).

Umur tokoh Nayla dalam novel ini diceritakan dari mulai umur 12 hingga 14 tahun. Hal tersebut ditunjukkan melalui beberapa penceritaan, seperti pada waktu Nayla diinterogasi oleh polisi setelah ia tertangkap akan merampok taksi, tampak dalam kutipan berikut:

(2)“Nama?” “Nayla.”

“Umur?”

“Dua belas tahun.” (hlm 72).

Tokoh Nayla juga sempat diceritakan berumur 13 tahun. Hal itu tampak ketika Juli sedang merenungi tokoh Nayla, yaitu dalam kutipan berikut ini :

(3)Namun ia belum tahu sedikitpun tentang Nayla. Perempuan muda yang baru beranjak tiga belas usianya. Perempuan yang mencuri hatinya pada saat pendangan pertama (hlm 62).

Selain itu, Nayla juga diceritakan saat ia berumur 14 tahun. Hal itu tampak dalam kutipan berikut :

(4)“Hah? Kamu khan baru empat belas tahun. Pertama kali ngelakuin umur berapa?” (hlm 83).

Dalam penceritaan, juga sempat disinggung umur tokoh Nayla 16 tahun. Hal itu tampak dalam kutipan berikut :

(5)Kedua, kamu cantik, masih enam belas tahun pula, bagi mereka kamu sasaran empuk untuk dibodohi (hlm 50).

Hukuman demi hukuman yang sangat keji yang diterima Nayla dari Ibu kandungnya sendiri tentu saja membuat Nayla membenci Ibunya. Hal tersebut tampak pada kutipan berikut :

(6) Rasa sakit di hatinya pun masih kerap menusuk setiap kali melihat sosok ibu tak ubahnya monster. Padahal ia ingin melihat Ibu seperti ibu- ibu lain yang terkejut ketika anak kandungnya jatuh hingga terluka dan mengeluarkan darah, bukan sebaliknya membuat berdarah. Nayla ingin punya Ibu, tapi bukan ibunya sendiri. Nayla ingin memilih tak punya Ibu, ketimbang punya Ibu yang mengharuskannya memilih peniti (hlm 2).

Tokoh Nayla pada awalnya adalah pelajar sekolah, namun seringkali dia membolos sekolah.Hal itu tampak dalam kutipan berikut :

(7) Tapi hari ini saya tak berjalan kaki menuju sekolah. Saya menunggu sahabat-sahabat di sebuah restoran cepat saji. Kami janjian bolos. Bukan yang pertama kali. Tapi kali ini acara bolos kami punya misi (hlm 9).

Kemudian dalam perkembangannya, tokoh Nayla diceritakan menjadi seorang juru lampu di diskotek. Hal tersebut tampak dalam kutipan berikut :

(8) Dan saya, selaku juru lampu disana, dikenal sebagai perempuan yang tengah naik daun! Tamu-tamu tak sekadar datang karena mereka tak mau ketinggalan jaman jika belum pernah bertandang ke diskotek itu, tapi juga datang untuk saya, si juru lampu (hlm 98).

Maka sejak itulah Nayla mulai mengenal dunia malam. Dan sejak itulah Nayla menjadi seorang yang gemar mabok dan bercinta atau bermain seks. Hal itu tampak dalam kutipan berikut ini :

(9) Mabuk. Itulah belahan jiwa Nayla. Dan malam bagi Nayla, adalah belahan jiwa mabuk. Mabuk kehidupan, maupun mabuk minuman, asal sama-sama mabuk (hlm 142).

(10) “Ya, diperkosa satu laki- laki sejak umur sembilan tahun. Gue nyoba beneran sembilan laki- laki lainnya sejak umur tiga belas tahun. Berarti itu gue lakuin selama sama kamu!” (hlm 84).

Pada akhirnya tokoh Nayla diceritakan menjadi seorang penulis. Hal tersebut tampak dalam kutipan berikut, saat Nayla diwawancarai wartawan :

(11) “Sebenarnya apa sih yang membuat Mbak memilih menjadi penulis?” “Menulis yang memilih saya, bukan saya yang memilih menjadi penulis.” (hlm 119).

Ditinjau dari segi fisik, Nayla adalah seorang wanita yang berparas cantik. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut ini :

(12) Kedua, kamu cantik, masih enam belas tahun pula, bagi mereka kamu sasaran empuk untuk dibodohi (hlm 50).

Walaupun Nayla seorang wanita yang cantik, tapi ia mempunyai pacar seorang wanita, salah satu fakta ini tertuang dalam surat Nayla untuk Ibu. Namun ia juga

menjalin hubungan dengan seorang laki- laki sebagai pacar. Semua fakta itu terlihat dalam kutipan berikut :

(13) Saya juga punya pacar. Bukan laki, tapi perempuan. Yang laki-laki cuma untuk hit and run. Mereka benar-benar makhluk yang menyebalkan, sekaligus menggiurkan (hlm 54).

Dari kajian di atas, dapat disimpulkan bahwa tokoh Nayla adalah tokoh yang nakal. Kenakalannya dapat kita lihat dari beberapa teks yang menunjukkan kehidupan dan aktivitasnya seperti gemar minum minuman keras dan mabuk-mabukan, ditangkap polisi setelah ia terbukti akan merampok taksi, dan seks bebas, termasuk lesbian.

b) Tokoh Ibu

Tokoh Ibu dikenal keras dalam mendidik Nayla, dan tak tanggung-tanggung bila memberinya hukuman. Hal itu terlihat dalam kutipan berikut :

(14) Saya dipukuli ketika menumpahkan sebutir nasi. Tidak rapi, kata Ibu. Tapi yang saya lihat di sekolah anak lain,anak lain kerap menumpahkan tidak hanya sebutir nasi, namun segepok nasi berikut dengan lauknya tanpa dipukuli maupun diomeli ibunya. Saya dijemur diatas seng yang panas terbakar terik matahari tanpa alas kaki karena membiarkan pensil tanpa kembali menutupnya. Tidak bertanggung jawab, kata Ibu. Tapi yang saya lihat di sekolah, anak lain kerap membiarkan pensil mereka tak berpenutup dan orang tuanya dengan suka rela mencarikan dan menutupnya. Saya dipaksa mengejan sampai berak lantas diikat dan tahinya direkatkan dengan plester di sekujur tubuh juga mulut saya karena ketahuan tidak makan sayur. Tidak bisa bersyukur, kata Ibu. Tapi yang saya lihat di sekolah, anak lain banyak menampik sayur yang dibawakan ibunya, lantas sang ibu malah menjajani mereka bakso atau pempek palembang. Ibu memang kuat. Dan saya begitu lemah untuk tidak merasa takut pada Ibu (hlm 113). Walaupun Ibu sangat keras dan kejam dalam mendidik Nayla, namun sebenarnya itu semua dilakukannya demi kebaikan Nayla, karena Ibu sangat mencintai Nayla. Hal itu terlihat dalam kutipan berikut :

(15) Percayalah kepadaku, anakku. Tak ada seorang ibu yang tidak mencintai anaknya. Jika aku harus menghukummu, itu karena terpaksa. Aku yakin, Tuhan akan memaklumi semua tindakanku sejauh Ia tahu bahwa tak ada sedikitpun niatanku untuk menyiksa. Semua yang kulakukan adalah untuk kebaikanmu (hlm 8).

Walau begitu, Ibu adalah orang yang tegar dan kuat menghadapi hidup. Ia dapat melanjutkan hidup tanpa bantuan Ayah Nayla. Hal itu terlihat dalam kutipan berikut :

(16) Aku yang merawatmu dengan penuh ketegaran sejak kamu berada di dalam kendungan. Aku yang membesarkanmu dengan penuh ketabahan. Aku menafkahimu. Aku memberimu tempat berteduh yang nyaman. Aku menyediakanmu segala kebutuhan sandang dan pangan. Akan kubuktikan kepadanya, anakku, bahwa aku bisa berdiri sendiri tanpa perlu ia mengulurkan tangan (hlm 6).

Ibu mengharuskan Nayla untuk memilih salah satu, antara Ibu atau Ayah. Dan akhirnya keputusan Nayla me nyusul ayahnya membuat Ibu memutuskan hubungan dengan Nayla, dan akhirnya mereka berpisah. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut :

(17) Sudah kukatakan berkali-kali, kamu harus memilih antara aku atau ayahmu. Dan kamu sudah memilihnya. Tak ada alasan apapun yang pantas mempersatukan kita berdua (hlm 17).

Ibu juga dikenal orang yang tegas tanpa basa-basi. Salah satunya terlihat saat ia menghadapi istri mantan suaminya, Ratu, yang datang ke rumahnya untuk membicarakan soal Nayla. Hal ini tampak dalam kutipan berikut :

(18) “Begini ya Ratu, mungkin kamu sudah dengar banyak tentang saya dari Bung, maupun orang-orang di lingkunganmu. Saya ini orangnya straight to the point. Saya gak suka basa-basi. Dan sebenarnya, saya sudah tidak mau tahu lagi apapun tentang Nayla. Bukan karena saya tidak peduli, tapi saya harus mengajar Nayla untuk menerima konsekuensi semua perbuatannya.” (hlm 139).

Dilihat dari segi fisik, Ibu tergolong seorang wanita yang cantik, mungkin karena ia juga seorang mantan peragawati. Hal itu tampak dalam kutipan berikut :

(19) Di mata Om Billy, Ibu adalah perempuan cantik dan mandiri. Ibu bisa menjadi seorang ibu sekaligus ayah. Sebagai seorang peragawati ternama di jamannya, Ibu mampu membagi antara pekerjaan dan mengurus rumah (hlm 95).

Dari uraian di atas mengenai penokohan tokoh Nayla dan Ibu, dapat kita ketahui bahwa walaupun sebenarnya masih terbesit rasa saling menyayangi diantara mereka dalam hubungannya antara ibu dan anak, namun hubungan Nayla dan Ibu kurang harmonis. Itu semua yang menyebabkan mereka berpisah dan Nayla harus menjalani kehidupan sendiri di alam bebas dan hidup tanpa aturan.

Dokumen terkait