• Tidak ada hasil yang ditemukan

Situasi dan Perkembangan Infrastruktur Kota Banjar

Dalam dokumen BAB II Gambaran Umum Kota Banjar (Halaman 24-36)

Situasi dan perkembangan infrastruktur berskala kota yang ada di Kota Banjar dapat dijelaskan satu per satu sebagai berikut:

Transportasi

Kegiatan transportasi yang ada dewasa ini di Kota Banjar dapat dilihat dari pergerakan eksternal dan pergerakan internal. Pada pergerakan eksternal, ada dua moda transportasi yang berperan, yaitu transportasi jalan raya dan kereta api. Pergerakan internal pada umumnya memakai moda angkutan jalan raya. Ada transportasi yang khusus sifatnya, yaitu angkutan sungai yang masih sangat terbatas di Sungai Citanduy, yang fungsinya terbatas pada penggalian/pengambilan pasir sungai dan angkutan penduduk dari Kecamatan Langensari ke Desa Madura Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap. Selain itu juga ada prospek atau kemungkinan pengembangan angkutan udara di masa datang, sehubungan dengan keberadaan lapangan terbang di Langensari.

A. Transportasi Darat 1. Transportasi Jalan Raya

Jaringan jalan di Kota Banjar pada dasarnya sudah tersedia dan dalam kondisi cukup baik, karena itu menjadi transportasi unggulan untuk Kota Banjar. Jaringan jalan yang ada di Kota Banjar berdasarkan klasifikasi yang ada dalam UU 38/2004, dan PP Jalan No. 36 Th. 2004 adalah:

1. Jalan Arteri Primer

Ruas jalan regional Bandung – Purwokerto – Yogyakarta, Tasikmalaya – Semarang, Bandung – Pangandaran, peranannya sebagai jalan arteri primer. Ruas jalan arteri ini melewati Kota Banjar.

2. Jalan Kolektor Primer

Ruas jalan kolektor primer yang melewati kota Banjar diantaranya adalah ruas jalan yang menghubungkan Tasikmalaya – Pangandaran, Tasikmalaya – Purwokerto, dan Ciamis – Pangandaran.

3. Jalan Lokal

Ruas jalan lokal yang ada di Kota Banjar merupakan jalan-jalan dalam Kota Banjar yang menghubungkan antar pusat-kecamatan, dan jalan yang menghubungkan antar desa. Ruas jalan lokal diantaranya jalan yang menghubungkan Banjar - Cimaragas dan Banjar –

Pamarican dan Banjar-Langensari-Jateng. 4. Jalan Lingkungan

Ruas jalan lingkungan adalah jaringan jalan yang menghubungkan ke perumahan dan kapling rumah. Jalan lingkungan diarahkan agar dapat memberikan aksesibilitas yang tinggi pada kawasan perumahan. Ruas jalan lingkungan jumlahnya relatif banyak dan pengembangan jalan baru diarahkan untuk membuka kawasan baru serta perumahan baru. Prasarana jalan yang ada di wilayah Kota Banjar sepanjang 448 Km terdiri dari jalan provinsi, jalan kota, jalan desa, dan jalan lingkungan. Adapun persebaran panjang jalan kota per kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2.11.

Pada Tabel 2.12 dikemukakan mengenai status jalan dan kondisi jalan di wilayah Kota Banjar, yang terdiri atas jalan negara, jalan provinsi, dan jalan kabupaten/kota. Pada Tabel 2.13 dikemukakan dengan lebih rinci mengenai kondisi jalan pada masing-masing nama jalan dan nama ruas jalan berikut keterangan mengenai panjang, lebar dan luasnya.

Tabel 2.11

Jumlah Panjang Jalan Kota Per Kecamatan Tahun 2003

No. Kecamatan Panjang (Km)

1. Pataruman 77

2. Banjar 66

3. Langensari 16

4. Purwaharja 36

Jumlah 195

Sumber: Pemerintah Kota Banjar Tahun 2004 - 2009 Tabel 2.12

Kondisi Jalan Wilayah Kota Banjar Tahun 2003

No. Status Jalan Baik SedangKondisi JalanRusak Rusak Berat

1. Jalan Nasional 9 - -

-2. Jalan Provinsi 8 - 4

-3. Jalan Kota 195 40 75 40

4. Jalan Desa/Lingkungan 220 - 65 110

5 Jalan Kereta Api 16 9 - 7

Jumlah 448 49 144 157

Sumber: Pemerintah Kota Banjar Tahun 2004 - 2009 Tabel 2.13

Kondisi Jalan Pada Masing-masing Jalan di Kota Banjar Tahun 2005

No

. Nama Jalan Nama Ruas Jalan

Panjang Lebar Luas Kondisi

(Km) (m) (m2) B/S/R

No

. Nama Jalan Nama Ruas Jalan

Panjang Lebar Luas Kondisi

(Km) (m) (m2) B/S/R

2 Perintis

Kemerdekaan Letjen Suwarto-DR. Husen Kartasasmita 0,65 11 7.150,00 S 3 DR. Hussein

Kartasasmita Banjar - Cimaragas 9 6 54.000,00 S

4 Tentara Pelajar Banjar - Pamarican 4 6 24.000,00 R

5 BKR I Jl. Pegadaian 0,38 12 4.560,00 S

Jl.Kantor Pos 0,6 12 7.200,00 S

Jl. Buntu 0,14 6 840 S

6 Pasar Banjar Utara BKR – Pataruman 0,17 4,5 765 R

7 Pataruman Pasar Utara - Jembatan Irdes 1,3 5 6.500,00 R

8 Langensari Pataruman - Langensari 13 4,5 58.500,00 S

9 Rawa Onom Ketapang - Bangunharja 2,5 3,5 8.750,00 R

10 Sudiro W Perempatan Letjend. Suwarto

- Kapten Jamhur 0,65 6 3.900,00 S

11 R. Hamara Efendi Pasar TKP - Letjen Suwarto 0,22 12 2.640,00 S

12 Pasar Banjar Selatan Pasar – Banjar 0,8 12 9.600,00 S

13 Ciaren Sukahurip - Ciaren 2,2 3 6.600,00 R

14 Pentasan Purwodadi 0,6 3 1.800,00 R

15 Pasar Banjar Timur Pasar – Banjar 0,1 7 700 S

16 Ex PJKA PJKA - Pasar Banjar 0,48 5 2.400,00 S

17 BKR II Jl. Cimenyan 0,09 12 1.080,00 S

Jl. Cimenyan 0,63 10 6.300,00 S

18 Dr. Sudarsono Jl. Kaum 0,43 4,5 1.935,00 S

19 Rumah Sakit Umum Jl. Rumah Sakit Umum 0,17 4,5 765 S

20 Kapten Jamhur Jepang – RCA 1,19 10 11.900,00 S

21 Muhamad Hamim Jalan Setia 1,04 4,5 4.680,00 R

22

RA. Dewi Sartika I Perempatan Djarum - JI. Mayjen Didi Kartasasmita 0,7 4,5 3.150,00 S RA. Dewi Sartika II JI. Mayjen Didi Kartasasmita -Kantor Kejaksaan 1,08 4,5 4.860,00 S 23 Mayjen Didi

Kartasasmita Jembatan Parung Lesang

1,08 14 15.120,00 S 24 RE. Kosasih Pertigaan Jemb. Parunglesang -Didi Kartasasmita 0,4 4,5 1.800,00 S

25 Stadion Patroman Spj menuju Stadion 0,5 4,5 2.250,00 S

26

R. Husen Pertigaan RE.Kosasih – Stadion 0,3 4,5 1.350,00 S

27

RH. Ece Ahmad

Jl. masuk terminal depan terminal

0,8 10 8.000,00 R

28 Buaya Putih Purwaharja - Batalion 1,5 4,5 6.750,00 R

29 KH.Mustofa SMAN - Dipati Ukur 1,2 4,5 5.400.000 S

30

KH.Amin KH. Mustofa - Pertigaan Dipati Ukur 0,6 3,5 2.100.000 R

31 Dipati Ukur KUA - Pertigaan KH.Mustofa 2,15 4,5 9.675,00 S

32 Gotong – Royong Spj. Jalan Sukarame 2 4,5 9.000,00 S

33 Gerilya Spj. Jalur Pamongkoran 2,79 6 16.740,00 S

34 Peta Balokang - Ample Koneng 9 4,5 40.500,00 S

35 Mayjen Lili Kusumah Hegarsan – Sumandingwetan 0,66 6 3.960,00 S

No

. Nama Jalan Nama Ruas Jalan

Panjang Lebar Luas Kondisi

(Km) (m) (m2) B/S/R

Ds.Pataruman

37 RE. Kurdin Spj. Jalan Cikabuyutan Timur 0,7 4,5 3.150,00 S

38 Pelita Pangadegan - Sukamanah 6 3,5 21.000,00 S

39 Prof. Ir.Sutami Siliwangi - Ir. Pumomosidi 0,5 4,5 2.250,00 S

40 Ir.Pumomosidi Spj. Jalur Irigasi – Langensari 13 4,5 58.500,00 R

41 Batulawang Batulawang - Puloerang 5 3 15.000,00 S/R

42 Priagung Pangasinan - Pdagung 2,5 3 7.500,00 R

43 Parung Ciaren – Parung 0,9 3 2.700,00 R

44 Karangtengah Parung - Karang tengah 2 3,5 7.000,00 S

45 Karangpucung Parung - Karang pucung 3,5 3,5 12.250,00 R

46 Jawar Karang pucung - Jajawar 1 3,5 3.500,00 R

47 Muktisari Muktisari-Lakbo 2,6 4,5 11.700,00 S

48 Citamiang Langensan - Nambo 3 4,5 13.500,00 R

49 Waringinsari Langensan - Waringinsari 2,7 3,5 9.450,00 R

50 Sukahurip Langensan - Sukahurip 2 3 6.000,00 S

51 Bebedahan Rawa Onom-Bebedahan 3 3 9.000,00 R

52 Randegan Randegan - Pasir Leutik 3 3 9.000,00 R

53 Cibentang Cibentang -Bebedahan 3 3 9.000,00 S

54 Neglasari Neglasan - Cibeureum 2,5 3 7.500,00 S

55 Cikole Cikole – Balokang 2 3 6.000,00 S

56 Citanduy Parung-Citanduy 2 3 6.000,00 S

57 Puloerang Citangkolo - Puloerang 2,3 3 6.900,00 R

58 Situbatu Cipantaran - Situbatu 2,5 3 7.500,00 S

59 Bojong Pasimagara - Bojong 2,5 3 7.500,00 S

60 Patrol Jajawar –Patrol 3 3 9.000,00 R

61 Binangun Binangun - Negiasari 3,5 3,5 12.250,00 R

62

Pamongkoran Kedungpulung – Pamongkoran 2,5 3 7.500,00 R

63 Pangasinan Sukahurip - Pangasinan 3 3 9.000,00 R

64 Sanghiang Sri Girimukti - Sanghiang Sri 2 3 6.000,00 R

65 Bengkok Balengbeng - Bengkok 3,5 3 10.500,00 R

66 Pabuaran Cimanggu - Pabuaran 1,5 3 4.500,00 R

67 Cibeber Pasirleutik- Cibeber 5 3 15.000,00 R

68 Sukaraharja Cibalong - Sukaraharja 3 3 9.000,00 R

69 Lembur Balong Pasir Loklok - Lembur Balong 1 3 3.000,00 R

70 Margaluyu Pasir Loklok - Margaluyu 5 3 15.000,00 R

71 Kujangsati Cijurey - Sindang Asih 3 3 9.000,00 R

72 Bojongkantong Bojongsari - Sindangmulya 3 3 9.000,00 R

73 Kedungwaringin Sukanegara 1- Kedungwaringin 2,5 3 7.500,00 R 74 Langensari Sukahurip-Puwodadi 4 3 12.000,00 R

75 Situsaeur Sukahurip - Situsaeur 3,5 3 10.500,00 R

76 Rejasari Langkaplancar - Sinargalih 2,5 3 7.500,00 R

77

Bantardawa Cadas Gantung – Bantardawa 2,5 3 7.500,00 R

78 Sukamaju Situsaeur - Sukamaju 3,5 3 10.500,00 R

79 Simagalih Cibuntu - Simagalih 5,5 3 16.500,00 R

80 Pananjung Jembatan Ides – Pananjung 3 4,5 13.500,00 R

No

. Nama Jalan Nama Ruas Jalan

Panjang Lebar Luas Kondisi

(Km) (m) (m2) B/S/R

82 Cimendong Cimaragas - Cimendong 1 2,5 2.500,00 R

83 Cimanggu Sukahurip -Cimanggu 5,5 3 16.500,00 R

84 Link. Pasar

Langensari Muktisari - Langensari 0,6 6 3.600,00 R

85 Bojongsan Langkaplancar – Bojongsan 0,5 2,5 1.250,00 R

217,03 864.705,00

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Pertambangan dan Energi Kota Banjar, 2005 Catatan: B = Baik

S = Sedang R = Rusak

Untuk pergerakan penumpang umum pada angkutan jalan raya ini ada fasilitas terminal di Kota Banjar yaitu Terminal di Parunglesang Desa Banjar Kecamatan Banjar dengan luas lahan 18.968 m2 atau 1,897 Ha yang berfungsi sebagai terminal pusat dan shelter angkutan umum di kawasan Pasar Banjar. Kondisi terminal pusat ini secara fisik masih baik tetapi tidak sesuai dengan kelas terminal yang ditetapkan. Terminal Banjar merupakan terminal kelas A tetapi pada kenyataannya merupakan terminal kelas C. Terminal ini melayani operasional angkutan umum bus dan non-bus, yang secara fungsional meliputi: AKAP (Antar Kota Antar Provinsi), AKDP (Antar Kota Dalam Provinsi), serta Angkot dan Angdes (Angkutan Perkotaan dan Angkutan Perdesaan). Angkutan Bus AKAP melayani jurusan-jurusan: Jakarta, Tangerang, Labuan, Merak, Pulau Sumatera, Sidareja, Purwokerto, Cilacap, Wonosobo, Yogyakarta, Semarang, Solo, Surabaya. Pada periode Januari sampai Juli 2002, tercatat jumlah armada 45.819, jumlah unit 59.557, dan jumlah penumpang 516.169 penumpang sehingga rata-rata per hari adalah:

 216 armada  218 rit, dan  2.434 penumpang

Angkutan bus AKDP melayani jurusan-jurusan: Bandung, Bogor, Bekasi, Sukabumi, Karawang, Tasikmalaya, Ciamis, Manonjaya. Pada periode Januari sampai Juli 2002 tercatat jumlah armada 18.265, jumlah rit 36.356, dan jumlah penumpang 241.236 penumpang sehingga rata-rata per hari adalah :

 86 armada

 171 rit

 1.138 penumpang

Dayeuhluhur, Rancah, Ciilat, Langkaplancar, Cijulang, Cisoya, Cijolang, Batulawang Karangpucung, Karangpucung Batulawang, Cimaragas, Langensari, Pamarican. Pada periode Januari sampai Juli 2002 tercatat jumlah armada 58.377, jumlah rit 161.631, dan jumlah penumpang 860.717 penumpang sehingga rata-rata per hari adalah :  275 armada,

 762 rit

 4.060 penumpang

Khusus untuk angkutan bus AKAP dan AKDP pada rute-rute yang menuju ke selatan (ke arah Pangandaran), sebagian besar dewasa ini mempunyai titik pangkalan di Banjarsari dan Pangandaran, bukan di terminal Banjar. Untuk itu perlu diantisipasi kemungkinan perkembangan di mana terminal Banjar akan menjadi titik asal dan tujuan pergerakan masing-masing moda AKAP dan AKDP tersebut.

Untuk kendaraan berat ini ada terbagai rute yaitu dari arah Jawa Tengah dan Kota Ciamis, ada rute yang melewati jalan raya Majenang dimana jalan tersebut merupakan jalan arteri primer yang biasa dilalui oleh kendaraan-kendaraan umum dan pribadi, tetapi jalan ini sudah cukup padat sehingga sering terjadi antrian yang cukup panjang. Untuk menghindari antrean tersebut maka pemerintah Kota Banjar menerapkan adanya jalan alternatif yaitu jalan Cimaragas dimana jalan tersebut masih relatif sepi dibanding melewati jalan raya Majenang tetapi jalan alternatif ini mempunyai jarak relatif lebih jauh daripada jalan arteri primer. Akhirnya menurut rencana jalan Cimaragas ini akan dijadikan jalan arteri primer khusus untuk angkutan kendaraan berat.

Tabel 2.14

Jumlah Angkutan Umum yang Melayani Kota Banjar Tahun 2003

No. Jenis Angkutan Jumlah Kendaraan Trayek KendaraanLintasan

1. Angkutan Kota 204 13 01 s/d 013

2. Angkutan Kota Dalam Provinsi 123 7 Berangkat/Lintas

3. Angkutan Kota Antar Provinsi 197 18 Berangkat/Lintas

Jumlah 514 38

Sumber: Pemerintah Kota Banjar Tahun 2004 - 2009 Tabel 2.15

Trayek-Trayek Angkutan Antar Kota Pemberangkatan Dari Kota Banjar Tahun 2003

No. Antar Kota Dalam Provinsi Antar Kota Antar Provinsi

1. Banjar – Bandung Banjar – Jakarta

2. Banjar – Cirebon Banjar – Purwekerto

4. Banjar – Pangandaran Banjar – Yogyakarta

5. Banjar – Cimanuk Banjar – Bengkulu

6. Banjar – Cigugur Banjar – Wonogiri

7. Banjar – Bekasi Banjar – Madiun

8. Banjar – Depok Banjar – Tangerang

9. Banjar – Cikarang Banjar – Cilacap

10 Banjar – Cikampek Banjar – Merak

11. Banjar – Karawang

Sumber: Pemerintah Kota Banjar Tahun 2004 - 2009 2. Transportasi Rel Kereta Api

Jaringan rel kereta api yang melintasi Kota Banjar merupakan bagian dari jalur selatan Pulau Jawa. Di Kota Banjar terdapat 3 stasiun, yaitu Stasiun Banjar (+32m), Stasiun Langensari, dan Stasiun Karangpucung (+45m). Di antara ketiga stasiun ini, stasiun Banjar merupakan yang terbesar dan yang secara aktual beroperasi untuk angkutan (barang dan penumpang) dewasa ini.

Jurusan angkutan kereta api yang melintasi dan berhenti di Kota Banjar ini berdasarkan pencatatan meliputi jurusan ke arah barat dan jurusan ke arah timur. Jurusan ke arah barat adalah: Bandung, Kiaracondong Bandung, Jakarta; sementara jurusan ke arah timur adalah: Kutoarjo, Kediri, Kroya, Solo, Surabaya; dengan nama-nama formasi kereta api yang melintas dan berhenti antara lain adalah: Sawunggaling, Kahuripan, Lodaya, Pasundan, Serayu. Selain itu ada juga formasi angkutan kereta api yang hanya melintas saja dan tidak berhenti dari arah barat (Jakarta, Bandung) dan arah timur (Yogyakarta, Surabaya, dan lainnya).

Di stasiun Banjar ini untuk arus penumpang sudah melayani kelas bisnis dan eksekutif. Kondisi eksisting stasiun Banjar kurang baik dan kurang memadai mengharuskan adanya suatu perbaikan terhadap stasiun Banjar sehingga dapat menarik minat penumpang untuk menggunakan moda kereta api daripada moda lain yang ada di Kota Banjar. Perkiraan penumpang pada tahun 2006-2014 akan mengalami kenaikan sekitar ± 10 % pertahun, karena angkutan kereta api akan banyak dipakai untuk angkutan ke luar Kota Banjar. Karena Akses kereta lebih mudah, murah, aman dan nyaman.

Di Stasiun Banjar, terdapat persimpangan (junction) rel kereta api ke arah Pangandaran Cijulang, yang dewasa ini tidak dioperasikan. Namun demikian perlu diantisipasi peluang bagi pengembangan angkutan kereta api kembali pada jurusan ini di masa datang. Pelayanan angkutan kereta api di kota Banjar dalam hal ini kegiatannya dilayani oleh PT. KAI diwakili oleh stasiun Langensari dan stasiun Banjar. Jurusan angkutan kereta api yang melintas dan berhenti di kota Banjar berdasarkan pencatatan meliputi jurusan ke arah Barat yaitu Bandung

dan Jakarta, dan jurusan ke arah Timur yaitu Yogyakarta, Solo dan Surabaya. Jumlah penumpang dan barang yang menggunakan jasa transportasi kereta api di Kota Banjar dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.16

Jumlah Penumpang dan Barang Kereta Api Tahun 2004 - 2006

Nama Stasiun Angkutan Penumpang (orang)2004 2005 2006 Angkutan Bagasi/Barang (kg)2004 2005 2006

Stasiun Langensari 21219 20574 25991 1050 235 33

Stasiun Banjar 58145 55443 69177 1850 2130 3190

Sumber: Banjar dalam Angka 2006

Sampai sekarang ini tidak ada perubahan yang signifikan untuk kondisi pelayanan angkutan kereta api di kota Banjar mengingat tidak adanya penambahan jadwal dan rute keberangkatan kereta api. Untuk itu perlu dilakukan strategi untuk meningkatkan aktifitas yang menggunakan angkutan kereta api di kota Banjar antara lain dengan:

 Menciptakan keterpaduan antar moda angkutan umum dan kereta api

 Meningkatkan sarana dan prasarana di stasiun Langensari, stasiun Banjar, dan stasiun Karangpucung

 Meningkatkan peranan stasiun kota Banjar sebagai pintu menuju provinsi Jawa Tengah dan stasiun peti kemas.

B. Transportasi Sungai

Wilayah Kota Banjar merupakan dataran rendah yang memiliki satu sungai besar yaitu Sungai Citanduy dan beberapa sungai kecil yang mengalir dari dan menuju Sungai Citanduy. Berkat keadaan fisik tersebut transportasi sungai di Kota Banjar sudah banyak berkembang dan masih berpotensi untuk dikembangkan sebagai moda alternatif. Sayangnya akhir-akhir ini transportasi sungai sudah tidak sering lagi digunakan di Kota Banjar ini karena penduduk lebih memilih menggunakan akses jalan yang sudah tersedia dengan baik di Kota Banjar. Namun tetap ada beberapa penduduk yang masih menggunakan moda sungai ini untuk penyebrangan yaitu penduduk di Desa Langensari dengan penduduk Desa Madura, Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah. Selain untuk penyeberangan Sungai Citanduy yang melintasi Kota Banjar ini transportasi air ini pun dimanfaatkan oleh penduduk setempat untuk penambangan pasir. Transportasi sungai tersebut memakai moda berupa perahu.

Untuk pengembangan Kota Banjar di masa datang, angkutan sungai ini relatif hanya akan berperan seperti dewasa ini saja, yaitu untuk pengambilan pasir dan penyeberangan Desa

Langensari – Desa Madura. Bila arah kebijaksanaan Kota Banjar membatasi pengambilan pasir sungai, dan pembangunan jembatan pada lintasan Desa Langensari – Desa Madura tersebut, maka angkutan sungai akan semakin kecil peranannya, atau bahkan mati sama sekali; atau bila mungkin berpeluang sebagai sarana rekreasi air (wisata tirta) di Kota Banjar di Sungai Citanduy.

C. Transportasi Udara

Di Kota Banjar, khususnya Desa Langensari terdapat lapangan terbang yang berada di bawah Komando Operasi Angkatan Udara I Detasemen Pangkalan TNI Angkatan Udara Langen. Berdasarkan pembacaan pada foto udara, panjang badan landasan (runway) sekitar 750 meter, dengan azimuth sekitar 350°- 170° (35 dan 17). Lapangan terbang ini memang berpeluang untuk dikembangkan sebagai bandar udara tipe kecil, dengan panjang landasan sampai 1,0 km. Lapangan terbang ini hanya bisa dipakai oleh pesawat CASSA 212 dan tipe jenis helicopter atau pesawat wisata seperti pesawat trek yang biasa dipakai oleh kegiatan olah raga aerosport, hal ini dikarenakan oleh keadaan panjang landasan yang pendek. Jadi jika akan dikembangkan, lapangan terbang ini potensial untuk dijadikan kegiatan aerosport sebagai bagian dari aerocity. Kondisi Lapangan terbang dewasa ini sudah tidak terpakai dan tidak layak untuk dipakai penerbangan karena di kawasan sekitar lapangan terbang ini sudah banyak perumahan yang cukup padat. Dewasa ini lapangan terbang tersebut dipakai oleh penduduk setempat untuk bercocok tanam palawija dan dipakai untuk latihan TNI. Sehingga untuk penerbangan sudah tidak layak digunakan. Untuk perbaikan lebih jauh sebaiknya dilakukan dahulu study kelayakan bandara tersebut dan Penataan Kawasan Keselamatan Operasi Keselamatan (KKOP).

D. Transportasi Pipa

Jenis transportasi ini hanya digunakan untuk penyaluran BBM jarak jauh. Dalam hal ini angkutan pipa yang melalui kota Banjar merupakan bagian dari jaringan Pipa Pertamina yang menyalurkan BBM dari Cilacap ke Bandung (Padalarang) dan sekitarnya.

Jaringan pipa BBM ini hanya melintasi Kota Banjar saja yaitu Jaringan pipa dari Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap masuk melalui Desa Langensari, Rejasari, Pataruman, Sepanjang Sungai Citanduy di Desa Banjar, Cibeureum, dan Kemudian masuk ke Kabupaten Ciamis menuju Padalarang.

Air limbah yang dominan pada saat ini adalah air limbah domestik, yang terdiri atas air limbah bekas cuci dan mandi, serta air limbah tinja. Bila dilihat berdasarkan sistem pengelolaan limbah

domestik maka dapat dikatakan bahwa skala kota masih belum ada di Kota Banjar, sehingga pengelolaan air limbah domestik masih dilakukan secara individual dengan sistem on site sewerage (sistem setempat) dari sistem MCKnya.

Untuk air limbah bekas cuci dan mandi akan dibuang/disalurkan ke saluran-saluran yang ada disekitar perumahan, untuk itu perlu dikelola agar tidak langsung dialirkan ke saluran alam, tetapi ditampung terlebih dahulu berupa serapan. Sementara tinja diterapkan teknologi tangki septik secara individual rumah ataupun secara komunal terbatas pada komplek-komplek perumahan yang terencana. Bagi penduduk yang tinggal disekitar sungai, umumnya mereka

langsung membuang ke sungai.

Drainase

Drainase di wilayah Kota Banjar berdasarkan pola tangkapan air permukaannya terdiri atas 2 sistem utama, yaitu Citanduy, Ciseel/Cikembang/Cimaragas. Oleh karena itu pengembangan saluran-saluran drainase, baik di sepanjang jalan maupun yang tidak mengikuti jaringan jalan akan diarahkan pengalirannya menurut masing-masing sistem tersebut.

Curah hujan di Kota Banjar berkisar antara 2500 - 3500 mm/tahun. Kota Banjar memiliki saluran drainase yang memiliki pola aliran drainase menuju arch sungai-sungai utama yang melintasi dan berada di sekitar wilayah Kota Banjar. Batas area tangkapan (catchment area) adalah gugusan punggungan perbukitan dan khusus di tepi Sungai Citanduy dibatasi oleh tanggul Sungai Citanduy.

Wilayah Kota Banjar yang biasa terkena banjir genangan adalah Kecamatan Langensari yaitu Desa Waringinsari, Desa Rejasari, Desa Muktisari, dan Desa Kujangsari, Kecamatan Pataruman yaitu Desa Pataruman, Desa Hegarsari, dan Desa Binangun, Kecamatan Banjar yaitu Desa Balokang, Desa Banjar, dan Desa Mekarsari, Kecamatan Purwaharja yaitu Desa Purwaharja, Desa Mekarharja, dan Desa Raharja.

Banjir terbesar di Kota Banjar terjadi pada tahun 1986, banjir tersebut terjadi karena tanggul Sungai Citanduy jebol. Kejadian tersebut langsung diantisipasi oleh Proyek PWS Citanduy-Ciwulan. Sedangkan banjir terakhir yang besar terjadi di Rawa Onom pada tahun 2004. Banjir tersebut menyebabkan 240 Ha wilayah tersebut terendam banjir selama 1 minggu, dan menyusut hingga 40 Ha selama lebih dari 20 hari. Hal ini menyebabkan pertanian (padi) mengalami puso.

Persampahan

Sampah adalah limbah yang bersifat padat dan terdiri dari zat organik dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dalam kegiatan keseharian manusia (SKSNI Dept. PU, 1990). Besar kecilnya timbulan sampah perkapita sangat ditentukan oleh berbagai macam faktor yang diantaranya adalah tingkat ekonomi dan pola konsumsi masyarakat.

Persampahan domestik saat ini lebih banyak dimusnahkan dengan metode in-situ, yaitu dengan dibakar dan dibuang ke lahan-lahan kosong sekitar perumahan. Sementara untuk sampah pasar dan sebagian perumahan perkotaan dikumpulkan dan diangkut ke TPA yang ada sekarang yaitu di TPA Ciminyak Kecamatan Cisaga (di luar Kota Banjar), yang merupakan milik Kabupaten Ciamis. Sehubungan dengan sebagian perumahan adalah perdesaan transisi ke perkotaan, maka penanganan sampah in-situ ini masih akan terjadi.

Sistem pengelolaan sampah Kota Banjar dikelola oleh UPTD Kebersihan yang berada pada unit kerja Dinas Tata Ruang, Permukiman dan Ungkungan Hidup. Kota Banjar belum memilki Tempat pembuangan Akhir Sampah (TPA) sendiri. Saat ini Kota Banjar menggunakan TPA yang berada di Desa Ciminyak, Kecamatan Cisaga, Kabupaten Ciamis. Luas TPA tersebut adalah 4 Ha, dan memiliki umur pakai 30 tahun yang dimulai dari tahun 1999. Sistem yang digunakan adalah open-dumping. TPA tersebut pada mulanya memang diperuntukkan untuk melayani Banjar, namun dengan adanya perubahan fungsi Banjar menjadi Kotamadya, maka Kota Banjar direncanakan untuk memiliki TPA sendiri.

Kegiatan pengelolaan sampah eksisting di Kota Banjar dilakukan dengan cara pengumpulan oleh masyarakat/petugas yang ditunjuk, sampah yang diangkut dari wadah-wadah rumah/persil kemudian dimuat ke gerobak-gerobak untuk selanjutnya dimasukkan ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Alat pengelolaan sampah dari rumah-rumah berupa gerobak. TPS yang merupakan tempat pengumpul sementara berupa container dan bak pasangan bata. Pengangkutan sampah menuju TPA dilakukan dengan menggunakan dump truck atau compactor truck. Macam dan jumlah armada persampahan dapat dilihat pada Tabel 2.17.

Tabel 2.17

Alat Pengangkut / Armada Persampahan Tahun 2003

No Alat Pengangkut/Armada Jumlah (Unit)

1 Dump Truck 4

2 Arm Roll 3

3 Tanki Tinja 1

5 Wheel Loader 1

6 Kontainer 12

Sumber: UPTD Kebersihan Kota Banjar, 2004

Volume sampah yang terangkut ke TPA adalah 70 m3/hari dengan perkiraan timbulan sampah sebesar 326.8 m3/hari dari seluruh kegiatan masyarakat Kota Banjar. Sampah yang tidak terangkut ke TPA sebagian dimusnahkan sendiri oleh masyarakat, misalnya dengan proses in-situ yaitu dibakar kemudian dibuang ke lahan kosong, sebagian lagi dibuang di badan-badan air dan saluran drainase. Volume sampah Kota Banjar pada tahun 2003 dapat dilihat pada Tabel 2.18

Tabel 2.18

Volume Sampah Kota Banjar Tahun 2003

No. Kegiatan Jumlah (m3)

1 Pemukiman 7200 2 Pasar 6480 3 Jalan 720 4 Industri 480 5 Toko/Komersial 2880 6 Fasilitas Umum 1440 Jumlah 19200

Sumber: UPTD Kebersihan Kota Banjar, 2004

Pengelolaan persampahan di Kota Banjar masih terpusat di BWK 1 Kota Banjar, sehingga masih banyak sampah-sampah yang dibuang ke badan air yang dapat menyebabkan banjir pada saat musim hujan dan pendangkalan sungai akibat pengendapan sampah. Untuk itu diperlukan rencana jaringan pengelolaan persampahan yang ditunjang dengan

Dalam dokumen BAB II Gambaran Umum Kota Banjar (Halaman 24-36)

Dokumen terkait