• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data

3.6.1 Skala Pengukuran

Penelitian ini menggunakan skala pengukuran Semi Likert. Skala ini ... (2)

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial(Umar, 2005).

Responden yang mengisi pertanyaan tersebut dalam skala ordinal berbentuk verbal dalam jumlah kategori 4, dimana pada kuesioner ini tidak menggunakan kategori netral dalam analisis untuk menghindari jawaban ragu-ragu. Data yang diperoleh selanjutnya diolah untuk menghasilkan informasi mengenai variabel- variabel yang diteliti. Jawaban setiap item instrumen diberi nilai sebagai berikut:

a) Sangat Setuju (SS) Bobot skor4

b) Setuju (S) Bobot skor3

c) Tidak Setuju (TS) Bobot skor2 d) Sangat Tidak Setuju (STS) Bobot skor1

Untuk operasional variabel yang dipakai oleh penulis dijelaskan pada Tabel 5.

Tabel 5

.

Operasional Variabel

3.6.2 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan data secara umum dengan menggunakan persentase dan rataan yang disajikan dalam bentuk tabel dan kemudian diinterpretasikan.

Jawaban-jawaban yang telah diberikan bobot, kemudian dijumlahkan untuk setiap responden, guna dijadikan skor persepsi terhadap variabel-variabel yang akan diteliti. Rentang skala persepsi digunakan untuk menentukan posisi

No. Nama Variabel Indikator Sumber

1. Kepemimpinan (X1) 1) Telling 2) Selling 3) Participating 4) Delegating Hasibuan, 2007 2. Pengembangan Karir (X2)

1) Prestasi Kerja yang Memuaskan 2) Pengenalan oleh Pihak Lain 3) Kesetiaan pada Organisasi 4) Pemanfaatan Mentor dan Sponsor 5) Dukungan Para Bawahan

6) Kesempatan untuk Tumbuh 7) Berhenti atas Permintaan dan

Kemauan Sendiri Siagian, 2008 3. Kinerja (Y) 1) Pencapaian Tugas 2) Mutu Pekerjaan 3) Prakarsa 4) Keterampilan Kerja 5) Kepatuhan Kerja 6) Kepemimpinan Jasa Marga, 2013

tanggapan responden dengan menggunakan skor. Setiap skor alternatif jawaban yang terbentuk dari teknik skala peringkatan terdiri dari kisaran antara 1 hingga 4, kemudian rentang skala dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Rentang Skala = …..…... (3)

Nilai skor rataan dihasilkan dari perkalian antara bobot nilai jawaban berdasarkan skala dengan jumlah jawaban responden, kemudian dibagi dengan jumlah responden. Berdasarkan nilai skor rataan tersebut, maka posisi keputusan penilaian memiliki rentang skala yang dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Rentang Skala Interpretasi Hasil Jawaban Kuesioner

Skor Rataan Keterangan Interpretasi Hasil Pelaksanaan

1,00 – 1,75 Sangat Tidak Setuju Sangat Tidak Baik

1,76 – 2,50 Tidak Setuju Tidak Baik

2,51 – 3,25 Setuju Baik

3,26 – 4,00 Sangat Setuju Sangat Baik

Sumber : Umar (2005)

Penelitian ini menggunakan skala Semi Likert dengan nilai bobot 1 sampai 4, sehingga berdasarkan rumus tersebut rentang rata-rata yang diperoleh sebesar 0,75.

3.6.3 Uji T - Hipotesis

Uji dengan T test ini bertujuan untuk mengetahui tingkat nyata hubungan antar pengaruh masing-masing variabel indepeden terhadap variabel depeden. Hipotesis secara parsial yang diajukan:

a. Hipotesis kesatu:

H0 = Tidak terdapat pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja

karyawan.

Ha = Terdapat pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. b. Hipotesis kedua:

H0 = Tidak terdapat pengaruh pengembangan karir terhadap kinerja

karyawan.

Ha = Terdapat pengaruh pengembangan karir terhadap kinerja karyawan.. Pengujian hipotesis (t) digunakan untuk mengetahui kebenaran atau signifikasi untuk mengambil suatu keputusan menolak atau menerima dengan ttabel

= 1,9893 (α (tingkat signifikasi)= 0,05 ; n = 84 ; df = n-2 maka df = 84-2 = 82), dan berlaku ketentuan sebagai berikut:

1) Jika thitung> ttabel= H0 ditolak (ada pengaruh yang signifikan) atau Ha diterima

dengan arti variabel independen yang diuji mempunyai pengaruh nyata terhadap variabel dependen.

2) Jika thitung< ttabel= H0diterima (tidak ada pengaruh yang signifikan).

3.6.4 Uji Validitas

Untuk mengetahui ketepatan terhadap instrument yang digunakan dalam pengambilan data diperlukan pengujian terhadap data yang diperoleh melalui pengujian validitas dan reliabilitas. Tujuannya adalah agar data yang diambil benar-benar valid, yakni benar-benar mengukur apa yang hendak diukur.

Uji validitas adalah pengujian sejauh mana suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel yang ada. Sebuah instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur yang diinginkan oleh peneliti, serta dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat dan tinggi rendahnya validitas instrument.

Koefisien validitas menggambarkan tingkat kemampuan instrument untuk mengungkap data atau informasi dari variabel yang diukur. Pengujian validitas menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson dengan tingkat signifikan sebesar 5%, untuk mengetahui keeratan pengaruh antara skor tetap item pernyataan terhadap skor total. Apabila nilai total Pearson Correlation > 0,215 maka item tersebut valid. Rumus teknik korelasi Product Moment Pearson (r), yaitu:

r = = n∑ ∑ ∑

∑ (∑ ) ∑ (∑ )

... (4)

Keterangan:

r = Koefisien korelasi x dan y n= Jumlah responden

x= Skor masing-masing pertanyaan y= Skor total

Membandingkan angka korelasi yang diperoleh dengan angka kritik tabel nilai r. Jika nilai r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut valid atau signifikan dalam penelitian ini (Umar, 2005). Pada awal penelitian, kuesioner disebarkan kepada 30 responden. Kuesioner yang disebarkan terdiri dari tiga bagian, bagian

pertama merupakan pertanyaan yang berkaitan dengan identitas responden, bagian kedua merupakan pertanyaan tertutup berjumlah 51 permyataan, dan bagian yang ketiga merupakan pertanyaan terbuka berjumlah tiga pertanyaan. Hasil pengujian validitas kuesioner yang melibatkan 30 responden tersebut memperlihatkan tidak semua valid (r hitung< r tabel, dimana r tabel = 0,215 dengan tingkat signifikan 5%), yaitu indikator dengan kode B16 (0,139) dan B20 (0,114) pada variabel pengembangan karir. Maka indikator yang tidak valid tersebut, dikeluarkan dan tidak digunakan di dalam kuesioner untuk disebar kepada responden selanjutnya. Hasil validitas kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 3.

3.6.5 Uji Reliabilitas

Menurut Umar (2005), reliabilitas merupakan suatu nilai menunjukkan konsistensi suatu alat ukur didalam mengukur gejala yang sama. Instrument itu harus reliable, artinya “konstan” didalam pengambilan data. Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur yang dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach, sebagai berikut:

=               

2 2 1 1 t b k k Keterangan: = Reliabilitas instrument = Banyaknya pertanyaan ∑ = Jumlah variasi butir

= Variasi total

Teknik untuk menghitung indeks reliabilitas dengan menggunakan koefisien alpha (α) dengan asumsi bila nilai α-Cronbach hitung lebih besar dari

0,60 (α-Cronbach theory), maka kuesioner dapat dikatakan reliabel. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 4.

3.6.6 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan melihat gambar grafik Normal P-P Plot, dimana terjadinya gejala tersebut dideteksi dengan melihat titik-titik yang mengikuti arah garis linier dari kiri bawah ke kanan atas. Bila titik-titik mengikuti

arah garis linier berarti terjadi adanya gejala normalitas. Hasil uji normlitas dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Hasil Uji Normalitas

Dari uji normalitas pada Gambar 5, gambar normal probability plots diatas memerlihatkan titik-titik menyebar berhimpit di sekitar garis diagonal dan hal ini menunjukkan bahwa residual terdistribusi normal.

Dokumen terkait