BAB III METODE PENELITIAN
3.4 Skala Pengukuran Variabel
Menurut Situmorang dan Lufti 2014), Skala pengukuran variabel yang digunakansebagai acuan untuk mengetahui kepuasan siswa dan mengelola data penelitian ini adalah skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur persepsi, sikap, dan pendapat seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Kriteria pengukurannya yaitu :
Tabel 3.2 Pengukuran Skala Likert
No. Penilaian Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Kurang Setuju (KS) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidan Setuju (STS) 1
Sumber : Sugiyono (2017) 3.5 Populasi dan Sampel 3.5.1 Populasi
Menurut Hermawan dan Husna (2017), populasi merupakan sekelompok orang, peristiwa, atau benda yang menjadi pusat perhatian peneliti untuk diteliti.
Selain itu populasi juga memilliki arti kumpulan dari keseluruhan pengukuran, obyek, atau individu yang sedang dikaji. Dalam arti lain populasi merupakan keseluruhan jumlah yang terdiri dari subyek atau obyek yang memiliki karakteristik dan kualitas tertentu yang diterapkan peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik kesimpulan dari hasil penelitian tersebut.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah seluruh siswa SMA atau sederajat yang mengikuti bimbingan belajar di Ganesha Operation Kabanjahe 2019/2020. Adapun alasan peneliti menentukan populasi yang merupakan siswa SMA bimbingan belajar Ganesha Operation Kabanjahe adalah karena siswa SMA diharapkan lebih mampu dalam mengisi kuisioner karena dianggap lebih dewasa dalam berfikir.
3.5.2 Sampel
Menurut Hermawan dan Husna (2017), sampel merupakan suatu bagian dari populasi yang mencakup sejumlah anggota yang dipilih dalam populasi. Jumlah sampel yang diambil merupakan hal yang paling penting jika peneliti menggunakan penelitian dengan analisis kuantitatif. Jumlah sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin (Umar, 2003) yaitu:
𝑛 = 𝑁
1 + 𝑁 ∈2 Keterangan:
n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi
∈ = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir, peneliti menetapkan 10% = 0,1
𝑛 = 126
1 + 126 (0,1)² = 55,8 = 56 (𝑑i𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛)
Maka jumlah siswa yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 56 orang siswa dengan taraf kesalahan 10%.
Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan non probably sampling, merupakan teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2012). Non probably sampling yang digunakan merupakan jenis purposive sampling yang tentik penentuan sampelnya dengan pertimbangan tertentu.
Kriteria yang ditentukan dalam pengambilan sampel ini adalah : 1. Siswa/i Ganesha Operation Kabanjahe tingkat SMA.
2. Siswa/i yang masih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran di Ganesha Operation Kabanjahe.
3. Siswa/i yang sedang menggunakan jasa bimbingan belajar Ganesha Operation Kabanjahe.
3.6 Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang perlu dibuktikan kebenarannya dengan menggunakan data atau fakta yang ada dan terjadi di lapangan , oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk pertanyaan (Sugiyono,2012). Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan peneliti, maka yang menjadi hepotesis dari penelitian ini adalah:
H01 : Bukti Fisik berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Peserta Didik SMA Lembaga Bimbingan Belajar Ganesha Operation Kabanjahe
Ha1 : Bukti Fisik tidak berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Peserta Didik SMA Lembaga Bimbingan Belajar Ganesha Operation Kabanjahe
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
H02 : Keandalan berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Peserta Didik SMA Lembaga Bimbingan Belajar Ganesha Operation Kabanjahe
Ha2 : Keandalan tidak berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Peserta Didik SMA Lembaga Bimbingan Belajar Ganesha Operation Kabanjahe
H03 : Daya Tanggap berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Peserta Didik SMA Lembaga Bimbingan Belajar Ganesha Operation Kabanjahe
Ha3 : Daya Tanggap tidak berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Peserta Didik SMA Lembaga Bimbingan Belajar Ganesha Operation Kabanjahe
H04 : Jaminan berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Peserta Didik SMA Lembaga Bimbingan Belajar Ganesha Operation Kabanjahe Ha4 : Jaminan tidak berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Peserta
Didik SMA Lembaga Bimbingan Belajar Ganesha Operation Kabanjahe
H05 : Empati berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Peserta Didik SMA Lembaga Bimbingan Belajar Ganesha Operation Kabanjahe Ha5 : Empati tidak berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Peserta
Didik SMA Lembaga Bimbingan Belajar Ganesha Operation Kabanjahe
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
H06 : Kualitas Pelayanan Jasa berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Peserta Didik SMA Lembaga Bimbingan Belajar Ganesha Operation Kabanjahe
Ha6 : Kualitas Pelayanan Jasa tidak berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Peserta Didik SMA Lembaga Bimbingan Belajar Ganesha Operation Kabanjahe
3.7 Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan peneliti dari sumbernya. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil pengisian kuisioner yang diberikan oleh peneliti kepada responden yang terdiri dari Siswa Ganesha Operation tingkat SMA
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh/dikumpulkan secara tidak langsung yang dikumpulkan oleh studi sebelumnya baik berupa literatur maupun keterangan yang ada kaitannya dengan penelitian. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku-buku, jurnal, internet, dan arsip Ganesha Operation.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.8 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kuisioner
Kuisioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan sejumlah daftar pertanyaan atau pernyataan kepada responden untuk dijawab sesuai panduan yang tertera pada kuisioner.
Kuisioner pada penelitian ini terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang bersumber dari indikator-indikator variabel penelitian.
2. Wawancara
Wawancara merupakan metode yang digunakan oleh peneliti untuk mengamati secara langsung obyek penelitian atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya dan merupakan suatu teknik komunikasi langsung antara peneliti dengan responden.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui jurnal-jurnal, buku-buku, situs internet yang berkaitan dengan bahan penelitian dan bahan referensi pendukung bagi peneliti.
3.9 Teknik Analisis Data 3.9.1. Uji Instrumen
Uji instrumen yang dilakukan dalam penelitian ini melalui uji validitas dan uji reliabilitas. Uji instrumen bertujuan untuk menguji pernyataan yang dibuat dalam kuisioner atau angket dalam suatu penelitian.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.9.1.1. Uji Validitas
Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuisioner.
Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung (untuk setiap butir dapat dilihat pada kolom corrected item-total correlation) dengan r tabel dengan degree of freedom (df)=n-k, dalamhalini n adalah jumlah sampel dank adalah jumlah item. Jika r hitung > r tabel, maka pertanyaan tersebut dikatakan valid (Ghozali, 2005)
𝑛
√
Dimana:
rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan y (r-hitung) X = skor item
Y = skor total item n = jumlah responden
3.9.1.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur sejauh mana alat ukur yang digunakan dapat dipercaya dalam penelitian ini. Jika suatu alat pengukuran dipakai dua kali – untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. Uji ini dilakukan setelah uji setelah uji validitas danyang diuji merupakan pertanyaan yang sudah valid.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
𝑘.
𝛼 = 1 + (k 1)r
Dimana :
α = koefisien reliabilitas r = korelasi antar item k = jumlah item 3.9.2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik sebaiknya digunakan sebelum melakukan analisis regresi.
Tujuan dari uji asumsi klasik adalah untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari kuisioner menunjukkan konsidi sebenarnya sehingga layak untuk diuji.
3.9.2.1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah residual terdistribusi dngan normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah berdistribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan kolmogorov-smirnov dengan nilai signifikansinya.
Jika signifikan > 0,05 maka variabel berdistribusi normal dan jika signifikan <
0,05 maka variabel tidak berdistribusi normal. Kriteria pengambilan keputusan untuk uji normalitas data yaitu ebagai berikut:
1. Jika data menyebar di garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.9.2.2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variable-variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda. Untuk melihat ada atau tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas bebas yang tepilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variable bebas lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/tolerance) dan menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi.
3.9.2.3. Uji Heteroskedastitas
Uji heterokedastatis bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari suatu residual pengamatan satu ke pengamatan lain. Jika varians dari residua tau dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Sebaliknya, apabila varians berbeda maka disebut heteroskedastitas.
3.9.3. Analisis Linear Berganda
Analisis Regresi linear berganda merupakan studi menenai ketergantungan antara variable dependen dengan satu atau lebih variable independen yang bertujuan untuk mengestimasi dan/atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai- nlai variable dependen berdasarkan nilai variable independen yang diketahui.
Analisis regrsi linear berganda ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy terhadap kepuasan peserta didik SMA dalam menggunakan jasa bimbingan belajar Ganesha Operation Kabanjahe. Model hubungan nilai peserta didik dengan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
variable-variabel tersebut dapat disusun dalam fungsi atau persamaan sebagai berikut (Ghozila, 2005):
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e Keterangan:
Y = Kepuasan Konsumen
b1 = koefisien regresi variable X1 (tangibles) b2 = koefisien regresi variable X2 (reliability) b3 = koefisien regresi variable X3 (responsiveness) b4 = koefisien regresi variable X4 (assurance) b5 = koefisien regresi variable X5 (empathy) X1 = Bukti fisik (tangibles)
X2 = Kehandalam (reliability) X3 = Daya tanggap (responsiveness) X4 = Jaminan (assurance)
X5 = Empati (empathy) e = Error
3.9.4. Pengujian Hipotesis 3.9.4.1. Uji Parsial (Uji T)
Uji-t digunakan untuk melihat pengaruh variabel bebas secara pasrial terhadap variabel terikat. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam Uji-t adalah sebagai berikut :
a. H0, artinya secara parsial tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas yaitu tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy terhadap pekuasan peserta didik SMA.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
b. Ha, artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas yaitu tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy terhadap kepuasan peserta didik SMA.
Kriteria pengambilan keputusan :
H0 diterima, jika thitung ≤ ttabel atau sig t ≥ α (0,05) Ha diterima, jika thitung > ttabel atau sig t < α (0,05)
3.9.4.2. Uji Simultan (Uji F)
Uji-F pada dasarnya sdigunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh variabel-variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji-F digunakan secara bersama-sama variable bebas yaitu Pengaruh Kualitas Pelayanan mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat yaitu Kepuasan Peserta Didik SMA.
Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = 0, variable-bariabel bebas yaitu tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy tidak terdapat pengaruh posotof dan signifikansi terhadap variabel terikat yaitu Kepuasan Peserta didik SMA.
b. Ha minimal satu b1 ≠ 0, artinya variabel-variabel bebas yaitu tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sama terhadap variabel terikat yaitu Kepuasan Peserta Didik SMA.
Kriteria pengambilan keputusan :
H0 diterima, jika Fhitung ≤ Ftabel atau sig F ≥ α (0,05) Ha diterima, jika Fhitung > Ftabel atau sig F < α (0,05)
3.9.5. Uji Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) adalah koefisien yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh fariabel X terhadap Y digunakan rumus R2 dengan cara mengkuadratkan nilai koefisien relasi (R) yang telah dihitung. Jika R2 semakin besar (mendekati angka 1) menunjukkan bahwa kemampuan X menerangkan Y semakin baik dimana 0 ≤ R2 ≤ 1. Sebaliknya, jika R2 semakin kecil (mendekati angka 0) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variable bebas terhadap variable terkait adalah kecil.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4. 1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Profil Singkat Ganesha Operation
Di tengah-tengah ketatnya persaingan dalam industri bimbingan belajar, pada tanggal 1 Mei 1984 Ganesha Operation didirikan di Kota Bandung. Berkat keuletan dan konsistensinya dalam menjaga kualitas. Seiring berjalannya waktu kini Ganesha Operation telah tumbuh sebagai remaja tambun dengan 788 outlet yang tersebar di 272 kota besar se Indonesia. Latar belakang pendirian lembaga ini adalahadanya mata rantai yang terputus dari link informasi Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan dunia Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Posisi inilah yang diisi oleh Ganesha Operation sebagai jembatan dunia SMA dengan PTN mengenai informasi jurusan PTN (prospek dan tingkat persainggannya), pemberian materi pelajaran yang sesuai dengan ruang lingkupbahan uji seleksi penerimaan mahasiswa baru dan pemberian metode-metode inovatif dan kreatif menyelesaikan soal-soal tes masuk PTN sehingga membantu para siswa lulusan SMA memenuhi keinginan mereka memasuki PTN. Kehadiran Ganesha Operation sangat membantu bagi siswa lulusan SMA yang ingin melanjut ke PTN.
Meskipun pada awalnya hingga pada tahun 1992 Ganesha Operation hanya ada di Bandung, namun pada tahun 1993 dibuka cabang pertama di Denpasar.
Dan pengembangan secara serius dilakukan pada 1995. Mulai pada saat itu Ganesha Operation mulai berkembang sangat pesat dan mampu membuka banyak
42
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
cabang di berbagai daerah. Image Ganesha Operation sangat baik di mata masyarakat bahkan sampai ke seluruh Nusantara hingga setiap cabang yang dibuka diberbagai daerah langsung diserbu oleh para siswa. Pada awal berdirinya Ganesha Operation, siswa Ganesha Operation masih sedikit dan hanya mencakup program kelas 3 SMA, kemudian dari tahun ke tahun jumlah siswa terus bertambah hingga saat ini Ganesha Operation mempunyai siswa sekitar 300.000 (tiga ratus ribu) per tahunnya. Klusus kelas 3 SMA, Ganesha Operation berhasil meluluskan lebuh dari 30.000 siswanya setiap tahun di berbagai PTN terkemuka di Indonesia melalui SNMPTN. Itulah yang mmebuat reputasi Ganesha Operation menjadi begitu spektakuler (http://www.ganesha-operation.com/about/#!/history).
4.1.2 Visi dan Misi 1 Visi
Menjadi lembaga bimbingan belajar terbaik dan terbesar di Indonesia 2 Misi
Misi Ganesha Operation adalah sebagai berikut:
a. Mendidik siswa agar berprestasi tingkat sekolah, kota/kabupaten, provinsi, nasional, dan internasional.
b. Melakukan inovasi pembelajaran melalui terobosan revolusi belajar dan Teknologi informasi.
c. Meningkatkan budaya belajar siswa.
d. Meningkatkan mutu pendidikan.
e. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.1.3 Nilai
Ganesha Operation memiliki nilai yang disebut dengan “I PEACE”, yaitu : 1. Integrity
Lebih dari sekadar kejujuran. Orang yang mempunyai integritas bukan sekadar mengatakan yang benar, melainkan "Melakukan apa yang dikatakan dan mengatakan apa yang dilakukan".
2. Passion
Suatu gairah dalam melakukan sesuatu sehingga tidak memperdulikan risiko demi tercapainya tujuan meskipun harus dibayar dengan nyawa.
3. Excellent
Melakukan yang terbaik melebihi yang diharapkan, dalam segala keterbatasan yang ada.
4. Assist
Suatu sikap yang selalu memberikan solusi (jalan keluar) bagi orang lain.
5. Consistent
Suatu sikap yang taat azas secara kontinu (terus-menerus), tidak terpengaruh oleh keadaan atau situasi.
6. Enthusiasm
Suatu sikap yang menyala-nyala dengan penuh semangat dan energi.
4.1.4 Konsep Belajar 1. Revolusi Belajar
Ganesha Operation menjadi satu-satunya bimbel yang menggunakan konsep Revolusi Belajar dalam kegiatan pembelajaran siswa. Dengan konsep ini semua pembelajaran di Ganesha Operation ditujukan untuk optimalisasi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
otak kiri dan otak kanan. Otak kiri lebih banyak digunakan untuk menganalisis, berpikir logis, dan belajar secara urut atau detail. Otak kiri akan lebih mudah menerima informasi dalam bentuk angka dan tulisan.
Namun, otak kiri akan menyimpan informasi yang ia terima dan informasi yang ia simpan bersifat short term memory. Otak kanan lebih banyak digunakan untuk berpikir kreatif/imajinatif, otak kanan lebih suka berpikir secara acak dan menyeluruh (holistik). Segala hal yang melibatkan emosi atau perasaan seperti rasa cinta, benci, rindu, dan bahagia diolah di belahan otak ini. Penyimpanan otak kanan jauh lebih lama dibandingkan otak kiri karena otak kanan bersifat long term memory.
Dengan memperhatikan teori di atas, maka pembelajaran akan lebih menyenangkan dan lebih menarik jika dilibatkan otak kanan. Itulah alasan di Ganesha Operation, setiap pembelajaran menggunakan metode yang melibatkan otak kanan dengan tetap mengikutkan otak kiri karena dalam pembelajaran logika berpikir siswa tetap harus diasah.
2. The King
Motto Ganesha Operation “The King of The Fastest Solution” sudah banyak dikenal oleh masyarakat. Begitu terkenalnya sehingga ketika siswa diajarkan penyelesaian suatu soal dengan cara yang lebih sederhana, lebih cepat, dan tetap tepat siswa menyebut konsep “The King”. Konsep The King adalah metode menyelesaikan sebuah persoalan dengan cara yang cepat dan tepat. Metode ini sudah dikaji dengan baik dan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Di dalam kelas siswa tetap diajak bersama untuk menemukan cara yang lebih sederhana untuk menjawab
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
secara mudah. Karena prosesnya yang tidak serta merta siswa diberi sebuah persamaan, namun siswa diajak untuk menemukan (proses inquiry), maka banyak kalangan yang memuji tentang metode The King ini. Konsep ini juga sesuai dengan Revolusi Belajar karena dalam menemukan konsep ini, siswa diajak untuk berpikiri secara menyeluruh terlebih dahulu. Tentu secara logika otak kiri akan banyak dilibatkan dan proses berpikir yang menyeluruh ini akan melibatkan otak kanan.
3. Metode Cornel
Methode Cornel adalah teknik mencatat dengan memanfaatkan ruang kosong di 1/3 halaman sebelah kanan atau sebelah kiri halaman buku diktat (di Ganesha Operation dinamakan Buku Koding). Buku Koding yang dibagikan ke siswa dirancang ada ruang kosong di sebelah kiri atau sebelah kanan tulisan yang digunakan untuk catatan siswa. Methode Cornel menjelaskan bahwa ketika guru mengajar, siswa sebaiknya membuat kesimpulan dari yang diajarkan tersebut di ruang kosong itu dekat dengan teori yang sesuai dengan yang diajarkan oleh guru. Catatan sebaiknya bukan linier yang hanya dominan otak kanan. Sebaliknya, catatan tersebut sebaiknya berupa gambar-gambar. Gambar yang dibuat oleh siswa tidak harus sesuai dengan teori tersebut namun gambar harus bisa mencatolkan apa yang dijelaskan di meumori siswa.
4. Grafik Van Restorff (BREAK)
Von Restorff menjelaskan bahwa jika sesorang diberi informasi yang serial maka jika ia ingin mengulang kembali informasi itu, ia akan mudah mengingat di bagian awal dan akhir saja. Akibatnya jika ada informasi yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
diberikan ke siswa di dalam kelas, siswa akan mudah menyerap informasi di awal dan di akhir pelajaran. Dengan kata lain akan ada informasi yang hilang dan tidak terserap oleh siswa, tentu jika ini terjadi pembelajaran menjadi tidak efektif. Agar informasi yang tidak terserap menjadi lebih kecil diadakanlah “break” di pertengahan pelajaran. Break berlangsung sekitar lima menit dan siswa dialihkan perhatiannya ke hal lain selain pelajaran.
Dalam lima menit break ada kegiatan senam otak, motivasi bagi siswa, atau cerita yang bisa menambah segar suasana. Pemberitahuan break sudah dilakukan pengajar sebelum pelajaran dimulai sehingga menjelang break siswa akan menjadi lebih bersemangat. Dengan adanya break ini informasi yang diserap akan semakin lebih banyak meskipun pola penyerapannya tetap sama.
5. Mind map
Mind map dipopulerkan oleh Tony Buzan di sebuah acara Televisi BBC yang berjudul “Use Your Head”. Mind map adalah teknik mencatat yang sesuai dengan cara kerja otak yang berpikir secara memancar (radiant thinking). Makanya, dalam teknik mencatat mind map suatu ide pokok digambarkan di bagian tengan sedangkan pancaran pemikirian tentang ide itu digambarkan memancar. Di Ganesha Operation siswa diajarkan mencatat dengan Mind map tersebut dengan harapan sewaktu siswa mencatat pelajaran ia manfaatkan kemampuannya itu menggantikan pencatatan secara linier. Mind map dikatakan lebih efektif dibandingkan catatan linier karena beberapa hal: membuat konsentrasi, kreativitas, daya ingat, dan pemahaman semakin meningkat, pemecahan masalah menjadi lebih mudah, dan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pengambilan keputusan menjadi lebih berkualitas.
6. Musik Klasik
Di setiap kelas Ganesha Operation dilengkapi dengan Audio Line yang digunakan untuk memperdengarkan musik klasik kepada siswa. Musik diperdengarkan dengan suara yang tidak terlalu keras namun cukup untuk didengar siswa sambil mendengarkan penjelasan dari pengajar.
4. 2 Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif adalah hasil analisis yang dilakukan untik menulai karakteristik dari sebuah data. Analisis deskriptif merupakan analisis yang paling mendasar untuk menggambarkan sebuah data secara umum dan merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner. Kuisioner dalam penelitian ini dibagikan kepada 56 orang responden yang merupakan para siswa/i tingkat SMA yang bimbingan di Ganesha Operation Kabanjahe pada Tahun Ajaran 2020/2021.
4.2.1 Analisis Deskriptif Identitas Responden
Berdasarkan kuesioner yang disebarkan kepada siswa/i Ganesha Operation Kabanjahe diperoleh gambaran umum mengenai karakteristik responden, maka karakteristik responden dalampenelitian ini digolongkan berdasarkan usia, jenis kelamin, kelas.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)
14 1 1.8
15 11 19.6
16 8 14.3
17 35 62.5
18 1 1.8
Jumlah 56 100.0
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2020)
Pada Tabel 4.1 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan usia, yaitu bahwa responden yang berusia 14 Tahun sebanyak 1 responden atau 1.8%, 15 Tahun sebanyak 11 responden atau 19.6%, 16 Tahun sebanyak 8 responden atau 14.3%, 17 Tahun sebanyak 35 responden atau 62.5%, dan 18 Tahun sebanyak 1 responden atau 1.8%. Dari data karakteristk responden berdasarkan usia tersebut, dapat dilihat bahwa responden dengan usia 17 tahun adalah yang paling dominan dalam penelitian ini..
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)
Laki-laki 14 25.0
Perempuan 42 75.0
Jumlah 56 100.0
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2020)
Tabel 4.2 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, yaitu responden laki-laki sebanyak 14 responden atau 25.0% dan responden
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
perempuan sebanyak 42 responden atau 75.0%. Dari data karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin tersebut, dapat dilihat bahwa responden yang berjenis kelamin perempuan adalah responden yang paling dominan dibandingkan dengan
perempuan sebanyak 42 responden atau 75.0%. Dari data karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin tersebut, dapat dilihat bahwa responden yang berjenis kelamin perempuan adalah responden yang paling dominan dibandingkan dengan