BAB III METODE PENELITIAN
3.9 Teknik Analisis Data
3.9.4 Pengujian Hipotesis
3.9.4.2 Uji Simultan (Uji F)
Uji-F pada dasarnya sdigunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh variabel-variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji-F digunakan secara bersama-sama variable bebas yaitu Pengaruh Kualitas Pelayanan mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat yaitu Kepuasan Peserta Didik SMA.
Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = 0, variable-bariabel bebas yaitu tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy tidak terdapat pengaruh posotof dan signifikansi terhadap variabel terikat yaitu Kepuasan Peserta didik SMA.
b. Ha minimal satu b1 ≠ 0, artinya variabel-variabel bebas yaitu tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sama terhadap variabel terikat yaitu Kepuasan Peserta Didik SMA.
Kriteria pengambilan keputusan :
H0 diterima, jika Fhitung ≤ Ftabel atau sig F ≥ α (0,05) Ha diterima, jika Fhitung > Ftabel atau sig F < α (0,05)
3.9.5. Uji Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) adalah koefisien yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh fariabel X terhadap Y digunakan rumus R2 dengan cara mengkuadratkan nilai koefisien relasi (R) yang telah dihitung. Jika R2 semakin besar (mendekati angka 1) menunjukkan bahwa kemampuan X menerangkan Y semakin baik dimana 0 ≤ R2 ≤ 1. Sebaliknya, jika R2 semakin kecil (mendekati angka 0) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variable bebas terhadap variable terkait adalah kecil.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4. 1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Profil Singkat Ganesha Operation
Di tengah-tengah ketatnya persaingan dalam industri bimbingan belajar, pada tanggal 1 Mei 1984 Ganesha Operation didirikan di Kota Bandung. Berkat keuletan dan konsistensinya dalam menjaga kualitas. Seiring berjalannya waktu kini Ganesha Operation telah tumbuh sebagai remaja tambun dengan 788 outlet yang tersebar di 272 kota besar se Indonesia. Latar belakang pendirian lembaga ini adalahadanya mata rantai yang terputus dari link informasi Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan dunia Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Posisi inilah yang diisi oleh Ganesha Operation sebagai jembatan dunia SMA dengan PTN mengenai informasi jurusan PTN (prospek dan tingkat persainggannya), pemberian materi pelajaran yang sesuai dengan ruang lingkupbahan uji seleksi penerimaan mahasiswa baru dan pemberian metode-metode inovatif dan kreatif menyelesaikan soal-soal tes masuk PTN sehingga membantu para siswa lulusan SMA memenuhi keinginan mereka memasuki PTN. Kehadiran Ganesha Operation sangat membantu bagi siswa lulusan SMA yang ingin melanjut ke PTN.
Meskipun pada awalnya hingga pada tahun 1992 Ganesha Operation hanya ada di Bandung, namun pada tahun 1993 dibuka cabang pertama di Denpasar.
Dan pengembangan secara serius dilakukan pada 1995. Mulai pada saat itu Ganesha Operation mulai berkembang sangat pesat dan mampu membuka banyak
42
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
cabang di berbagai daerah. Image Ganesha Operation sangat baik di mata masyarakat bahkan sampai ke seluruh Nusantara hingga setiap cabang yang dibuka diberbagai daerah langsung diserbu oleh para siswa. Pada awal berdirinya Ganesha Operation, siswa Ganesha Operation masih sedikit dan hanya mencakup program kelas 3 SMA, kemudian dari tahun ke tahun jumlah siswa terus bertambah hingga saat ini Ganesha Operation mempunyai siswa sekitar 300.000 (tiga ratus ribu) per tahunnya. Klusus kelas 3 SMA, Ganesha Operation berhasil meluluskan lebuh dari 30.000 siswanya setiap tahun di berbagai PTN terkemuka di Indonesia melalui SNMPTN. Itulah yang mmebuat reputasi Ganesha Operation menjadi begitu spektakuler (http://www.ganesha-operation.com/about/#!/history).
4.1.2 Visi dan Misi 1 Visi
Menjadi lembaga bimbingan belajar terbaik dan terbesar di Indonesia 2 Misi
Misi Ganesha Operation adalah sebagai berikut:
a. Mendidik siswa agar berprestasi tingkat sekolah, kota/kabupaten, provinsi, nasional, dan internasional.
b. Melakukan inovasi pembelajaran melalui terobosan revolusi belajar dan Teknologi informasi.
c. Meningkatkan budaya belajar siswa.
d. Meningkatkan mutu pendidikan.
e. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.1.3 Nilai
Ganesha Operation memiliki nilai yang disebut dengan “I PEACE”, yaitu : 1. Integrity
Lebih dari sekadar kejujuran. Orang yang mempunyai integritas bukan sekadar mengatakan yang benar, melainkan "Melakukan apa yang dikatakan dan mengatakan apa yang dilakukan".
2. Passion
Suatu gairah dalam melakukan sesuatu sehingga tidak memperdulikan risiko demi tercapainya tujuan meskipun harus dibayar dengan nyawa.
3. Excellent
Melakukan yang terbaik melebihi yang diharapkan, dalam segala keterbatasan yang ada.
4. Assist
Suatu sikap yang selalu memberikan solusi (jalan keluar) bagi orang lain.
5. Consistent
Suatu sikap yang taat azas secara kontinu (terus-menerus), tidak terpengaruh oleh keadaan atau situasi.
6. Enthusiasm
Suatu sikap yang menyala-nyala dengan penuh semangat dan energi.
4.1.4 Konsep Belajar 1. Revolusi Belajar
Ganesha Operation menjadi satu-satunya bimbel yang menggunakan konsep Revolusi Belajar dalam kegiatan pembelajaran siswa. Dengan konsep ini semua pembelajaran di Ganesha Operation ditujukan untuk optimalisasi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
otak kiri dan otak kanan. Otak kiri lebih banyak digunakan untuk menganalisis, berpikir logis, dan belajar secara urut atau detail. Otak kiri akan lebih mudah menerima informasi dalam bentuk angka dan tulisan.
Namun, otak kiri akan menyimpan informasi yang ia terima dan informasi yang ia simpan bersifat short term memory. Otak kanan lebih banyak digunakan untuk berpikir kreatif/imajinatif, otak kanan lebih suka berpikir secara acak dan menyeluruh (holistik). Segala hal yang melibatkan emosi atau perasaan seperti rasa cinta, benci, rindu, dan bahagia diolah di belahan otak ini. Penyimpanan otak kanan jauh lebih lama dibandingkan otak kiri karena otak kanan bersifat long term memory.
Dengan memperhatikan teori di atas, maka pembelajaran akan lebih menyenangkan dan lebih menarik jika dilibatkan otak kanan. Itulah alasan di Ganesha Operation, setiap pembelajaran menggunakan metode yang melibatkan otak kanan dengan tetap mengikutkan otak kiri karena dalam pembelajaran logika berpikir siswa tetap harus diasah.
2. The King
Motto Ganesha Operation “The King of The Fastest Solution” sudah banyak dikenal oleh masyarakat. Begitu terkenalnya sehingga ketika siswa diajarkan penyelesaian suatu soal dengan cara yang lebih sederhana, lebih cepat, dan tetap tepat siswa menyebut konsep “The King”. Konsep The King adalah metode menyelesaikan sebuah persoalan dengan cara yang cepat dan tepat. Metode ini sudah dikaji dengan baik dan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Di dalam kelas siswa tetap diajak bersama untuk menemukan cara yang lebih sederhana untuk menjawab
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
secara mudah. Karena prosesnya yang tidak serta merta siswa diberi sebuah persamaan, namun siswa diajak untuk menemukan (proses inquiry), maka banyak kalangan yang memuji tentang metode The King ini. Konsep ini juga sesuai dengan Revolusi Belajar karena dalam menemukan konsep ini, siswa diajak untuk berpikiri secara menyeluruh terlebih dahulu. Tentu secara logika otak kiri akan banyak dilibatkan dan proses berpikir yang menyeluruh ini akan melibatkan otak kanan.
3. Metode Cornel
Methode Cornel adalah teknik mencatat dengan memanfaatkan ruang kosong di 1/3 halaman sebelah kanan atau sebelah kiri halaman buku diktat (di Ganesha Operation dinamakan Buku Koding). Buku Koding yang dibagikan ke siswa dirancang ada ruang kosong di sebelah kiri atau sebelah kanan tulisan yang digunakan untuk catatan siswa. Methode Cornel menjelaskan bahwa ketika guru mengajar, siswa sebaiknya membuat kesimpulan dari yang diajarkan tersebut di ruang kosong itu dekat dengan teori yang sesuai dengan yang diajarkan oleh guru. Catatan sebaiknya bukan linier yang hanya dominan otak kanan. Sebaliknya, catatan tersebut sebaiknya berupa gambar-gambar. Gambar yang dibuat oleh siswa tidak harus sesuai dengan teori tersebut namun gambar harus bisa mencatolkan apa yang dijelaskan di meumori siswa.
4. Grafik Van Restorff (BREAK)
Von Restorff menjelaskan bahwa jika sesorang diberi informasi yang serial maka jika ia ingin mengulang kembali informasi itu, ia akan mudah mengingat di bagian awal dan akhir saja. Akibatnya jika ada informasi yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
diberikan ke siswa di dalam kelas, siswa akan mudah menyerap informasi di awal dan di akhir pelajaran. Dengan kata lain akan ada informasi yang hilang dan tidak terserap oleh siswa, tentu jika ini terjadi pembelajaran menjadi tidak efektif. Agar informasi yang tidak terserap menjadi lebih kecil diadakanlah “break” di pertengahan pelajaran. Break berlangsung sekitar lima menit dan siswa dialihkan perhatiannya ke hal lain selain pelajaran.
Dalam lima menit break ada kegiatan senam otak, motivasi bagi siswa, atau cerita yang bisa menambah segar suasana. Pemberitahuan break sudah dilakukan pengajar sebelum pelajaran dimulai sehingga menjelang break siswa akan menjadi lebih bersemangat. Dengan adanya break ini informasi yang diserap akan semakin lebih banyak meskipun pola penyerapannya tetap sama.
5. Mind map
Mind map dipopulerkan oleh Tony Buzan di sebuah acara Televisi BBC yang berjudul “Use Your Head”. Mind map adalah teknik mencatat yang sesuai dengan cara kerja otak yang berpikir secara memancar (radiant thinking). Makanya, dalam teknik mencatat mind map suatu ide pokok digambarkan di bagian tengan sedangkan pancaran pemikirian tentang ide itu digambarkan memancar. Di Ganesha Operation siswa diajarkan mencatat dengan Mind map tersebut dengan harapan sewaktu siswa mencatat pelajaran ia manfaatkan kemampuannya itu menggantikan pencatatan secara linier. Mind map dikatakan lebih efektif dibandingkan catatan linier karena beberapa hal: membuat konsentrasi, kreativitas, daya ingat, dan pemahaman semakin meningkat, pemecahan masalah menjadi lebih mudah, dan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pengambilan keputusan menjadi lebih berkualitas.
6. Musik Klasik
Di setiap kelas Ganesha Operation dilengkapi dengan Audio Line yang digunakan untuk memperdengarkan musik klasik kepada siswa. Musik diperdengarkan dengan suara yang tidak terlalu keras namun cukup untuk didengar siswa sambil mendengarkan penjelasan dari pengajar.
4. 2 Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif adalah hasil analisis yang dilakukan untik menulai karakteristik dari sebuah data. Analisis deskriptif merupakan analisis yang paling mendasar untuk menggambarkan sebuah data secara umum dan merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner. Kuisioner dalam penelitian ini dibagikan kepada 56 orang responden yang merupakan para siswa/i tingkat SMA yang bimbingan di Ganesha Operation Kabanjahe pada Tahun Ajaran 2020/2021.
4.2.1 Analisis Deskriptif Identitas Responden
Berdasarkan kuesioner yang disebarkan kepada siswa/i Ganesha Operation Kabanjahe diperoleh gambaran umum mengenai karakteristik responden, maka karakteristik responden dalampenelitian ini digolongkan berdasarkan usia, jenis kelamin, kelas.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)
14 1 1.8
15 11 19.6
16 8 14.3
17 35 62.5
18 1 1.8
Jumlah 56 100.0
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2020)
Pada Tabel 4.1 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan usia, yaitu bahwa responden yang berusia 14 Tahun sebanyak 1 responden atau 1.8%, 15 Tahun sebanyak 11 responden atau 19.6%, 16 Tahun sebanyak 8 responden atau 14.3%, 17 Tahun sebanyak 35 responden atau 62.5%, dan 18 Tahun sebanyak 1 responden atau 1.8%. Dari data karakteristk responden berdasarkan usia tersebut, dapat dilihat bahwa responden dengan usia 17 tahun adalah yang paling dominan dalam penelitian ini..
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)
Laki-laki 14 25.0
Perempuan 42 75.0
Jumlah 56 100.0
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2020)
Tabel 4.2 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, yaitu responden laki-laki sebanyak 14 responden atau 25.0% dan responden
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
perempuan sebanyak 42 responden atau 75.0%. Dari data karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin tersebut, dapat dilihat bahwa responden yang berjenis kelamin perempuan adalah responden yang paling dominan dibandingkan dengan responden berjenis kelamin laki-laki.
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Kelas Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Kelas
Kelas Jumlah (Orang) Persentase (%)
X 13 23.2
XI 0 00.0
XII 43 76.8
Jumlah 56 100.0
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2020)
Tabel 4.3 menunjukkan karakteristik respoden berdasarkan kelas, yaitu siswa kelas X sebanyak 13 responden atau 23.2%, siswa kelas XII sebanyak 43 responden atau 76.8 %. Sedangkan untuk kelas XI tidak ada respomdem. Dari data karakteristik responden berdasarkan kelas, terlihat bahwa responden yang berada di kelas XII adalah responden yang paling dominan dalam penelitian ini.
4.2.2 Analisis Distribusi Jawaban Responden
4.2.2.1. Jawaban Siswa Ganesha Operation Kabanjahe Terhadap Variabel Kualitas Pelayanan (X)
Berdasarkan kuesioner yang telah dibagikan maka diperoleh skor jawaban responden untuk setiap indikator pada variabel motivasi belanja hedonis (X).
Variabel motivasi belanja hedonis memiliki 5 indikator yang dikembangkan menjadi 13 pertanyaan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Bukti Fisik (Tangible)
Tabel 4.4
Jawaban Responden Tentang Fasilitas Belajar Mengajar di Ganesha Operation Lengkap
No. Jawaban Responden Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 31 55.4%
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2020)
Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui responden terbanyak memberikan pernyataan “sangat setuju” sebesar 31 responden (55.4%) bahwa fasititas belajar yang disediakan oleh Ganesha Operation lengkap. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang belajar di GO merasa puas dengan fasilitas yang disediakan GO.
Mereka beranggapan bahwa fasilitas belajar yang lengkap akan akan membuat semangat untuk belajar.
Tabel 4.5
Jawaban Responden Tentang Ruangan Belajar Mengajar di Ganesha Operation Bersih dan Nyaman
No. Jawaban Responden Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 43 76.8%
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2020)
Berdasarkan tabel 4.5 tentang jawaban responden “ruang belajar mengajar di Ganesha Operation bersih dan nyaman diketahui bahwa responden terbanyak
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
memberikan pernyataan “sangat setuju” yaitu sebesar 43 responden (76,8%). Haal ini menunjukkan bahwa ruang belajar yang bersih dan nyaman sangat berpengaruh terhadap kepuasan peserta didik dalam mengikuti belajar mengajar di Ganesha Operation Kabanjahe. Ruang belajar yang bersih dan nyaman akan membangkitkan semangat belajar siswa di kelas. Selain ruang belajar, penampilan pengajar juga akan menjadi salah satu pemicu semangat belajar siswa di kelas.
Seperti ditunjukkan pada tabel 4.6 yang menunjukkan sebagian besar siswa merasa sangat setuju bahwa tentor yang mengajar berpenampilan rapi. Tentor atau pengajar memperhatikan penampilan saat belajar agar siswa merasa nyaman ketika mengikuti pelajaran di kelas.
Tabel 4.6
Jawaban Responden Tentang Pengajar atau Tentor di Ganesha Operation Berpenampilan Rapi
No. Jawaban Responden Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 43 76.8%
2 Setuju 13 23.2%
3 Kurang setuju - -
4 Tidak Setuju - -
5 Sangat Tidak Setuju - -
Total 56 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2020)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keandalan (Reliability)
Tabel 4.7
Jawaban Responden Tentang Pengajar Ganesha Operation Mempunyai Kemampuan Yang Baik Dalam Menjawab Pertanyaan Siswa No. Jawaban Responden Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 32 57.1%
2 Setuju 23 41.1%
3 Kurang setuju 1 1.8%
4 Tidak Setuju - -
5 Sangat Tidak Setuju - -
Total 56 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2020)
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa responden dominan merasa
“sangat setuju” bahwa pengajar GO mempunyai kemampuan yang baik dalam menjawab pertanyaan siswa yaitu sebanyak 32 responden (57,1%). Hal ini menunjukkan bahwa secara tidak langsung tentor berusaha untuk lebih memahami materi pelajaraan yang diajarkan agar siswa merasa puas dengan apa yang diberikan GO. Siswa yang tidak mengerti dengan pelajaran dan menanyakan kepada tentor akan merasa sangat puas ketika tentor mampu menjelaskan seperti keinginan siswa.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.8
Jawaban Responden Tentang Proses Belajar Mengajar di Ganesha Operation Tepat Waktu
No. Jawaban Responden Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 29 51.8%
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2020)
Berdasarkan tabel 4.8 tentang jawaban responden bahwa proses belajar mengajar di GO temapt waktu dengan memberi pernyataan paling dominan adalah
“sangat setuju” yaitu sebanyak 29 responden (51,8%). Walaupun ada yang menjab kurang setuju, namun yangb lebih dominan adalah adalah responden yang menjawab sangat setuju bahwa proses belajar mengajar di GO tepat waktu.
Tabel 4.9
Jawaban Responden Tentang Pengajar Ganesha Operation Memiliki Keandalan Dalam Menyampaikan Materi Pelajaran
Kepada Siswa
No. Jawaban Responden Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 29 51.8%
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2020)
Berdasarkan tabel 4.9 distribusi jawaban responden tentang pengajar GO memiliki keandalan dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa menunjukkan bahwa responden dominan merasa “sangat setuju” yaitu sebanyak 29 responden (51.8%). Hal ini menunjukkan bahwa pengajar mampu mengajarkan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
setiap materi dengan baik kepada siswa sehingga siswa merasa puas dengan cara mengajar tentor di kelas.
3. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Daya Tanggap (Responsiveness)
Tabel 4.10
Jawaban Responden Tentang Pengajar Bersedia Membantu Siswa Yang Kesulitan dalam Memecahkan Masalah
No. Jawaban Responden Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 44 78.6%
2 Setuju 11 19.6%
3 Kurang setuju 1 1.8%
4 Tidak Setuju - -
5 Sangat Tidak Setuju - -
Total 56 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2020)
Tidak semua siswa memiliki kemampuan yang sama dalam menerima pelajaran dalam kelas. Ada juga beberapa siswa yang harus diajari secara detail namun ada juga siswa yang mampu mengerti pelajaran dengan cepat. Berdasarkan tabel 4.10 tentang pengajar bersedia membantu siswa yang kesulitan dalam memecahkan masalah menunjukkan bahwa secara dominan siswa menjawab
“sangat setuju” sebanyak 44 responden atau 78.6%. Selain menjelaskan di dalam kelas, pengajar juga bersedia membantu siswa dalam memecahkan masalah di luar jam belajar yang telah ditentukan. Pengajar juga selalu mau merespon pertaanyaan siswa dengan baik seperti terlihat pada tabel 4.11. Dengan adanya respon yang baik oleh pengajar terhadap siswa yang bertanya akan menciptakan rasa puas bagi siswa atau konsumen.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.11
Jawaban Responden Tentang Pengajar Selalu Merespon Pertanyaan Siswa Dengan Baik
No. Jawaban Responden Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 37 66.1%
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2020)
4. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Jaminan (Assurance) Tabel 4.12
Jawaban Responden Tentang Siswa Merasa Nyaman Dalam Pelaksanaan Layanan Bimbingan Belajar di Ganesha Operation No. Jawaban Responden Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 37 66.1%
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2020)
Lingkungan yang nyaman akan membuat kita betah untuk berada di suatu tempat.
Berdasarkan tabel 4.12 tentang siswa merasa nyaman dalam pelaksanaan layanan GO di Kabanjahe, secara dominan responden memberi jawaban “sangat setuju”
yaitu sebanyak 37 responden (66,1%) yang berarti secara dominan siswa merasa nyaman berada di lingkungan Ganesha Operation. Lingkungan nyaman yang mampu diciptakan GO akan akan memberi rasa puas dan betah bagi siswa tetap berada di lingkungan tersebut.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.13
Jawaban Responden Tentang Ganesha Operation Memberikan Jaminan Seperti Jaminan Nilai yang Baik dan Kelulusan Kepada
Siswa
No. Jawaban Responden Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 25 44.6%
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2020)
Nilai yang baik dan kelulusan adalah hal yang diinginkan siswa dalam mengikuti bimbingan belajar. Berdasarkan tabel 4.13 siswa secara dominan merasa GO memberi jaminan nilai yang baik dan kelulusan kepada siswa dilihat dari sebanyak 25 responden (44.6%) menjawab sangat setuju dan 25 responden (44.6%) menjawab setuju. Jaminan nilai dan kelulusan menjadi salah satu daya tarik bagi siswa dalam mengikuti bimbingan belajar di GO.
5. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Empati (Empathy) Tabel 4.14
Jawaban Responden Tentang Pengajar Mampu Memahami Apa Yang Menjadi Kebutuhan Siswa
No. Jawaban Responden Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 25 44.6%
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2020)
Berdasarkan tabel 4.14 tentang pengajar mampu memahami apa yang menjadi kebutuhan siswa, responden secara dominan merasa setuju dilihat dari jawaban responde yang menyatakan “setuju” sebanyak 29 responden (51.8%). Hal
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ini menunjukkan bahwa pengajar memang mampu memahami apa yang menjadi kebutuhan siswa. Pengajar mampu memberi mengajaran sesuai yang dibutuhkan oleh siswa sseperti siswa kelas X dan kelas XI yang lebih dominan ingin mendapat nilai raport yang baik, namun siswa kelas XII lebih membutuhkan untuk dapat lulus di Pergutuan Tinggi Negeri favorit. Setiap siswa membutuhkan perhatian dan motifasi atas apa yang mereka butuhkan. Banyak siswa yang merasa gagal ketika melihat nilai try out yang tidak memuaskan. Ada juga siswa yang merasa lelah belajar sehingga malas untuk belajar. Pengajar atau tentor harus mampu menjadi sahabat yang memberi perhatian dan motivasi kepada siswa.
Terlihat pada tabel 4.15 menunjukkan bahwa siswa merasa setuju bahwa pengajar memberi perhatian dan motivasi kepada siswa dilihat dari secara dominan siswa menjawab setuju yaitu sebanyak 29 responden (51.8%).
Tabel 4.15
Jawaban Responden Tentang Pengajar Memberikan Perhatian dan Motivasi Kepada Siswa
No. Jawaban Responden Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 27 48.2%
2 Setuju 29 51.8%
3 Kurang setuju - -
4 Tidak Setuju - -
5 Sangat Tidak Setuju - -
Total 56 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2020)
Berdasarkan jawaban responden tentang Ganesha Operation mengutamakan kepentingan terbaik siswa, responden merasa puas dengan pelayanan GO dilihat dari tabel 4.16 yang secara dominan responden menjawab “sangat setuju” yaitu sebanyak 32 responden (57.1%). Kepentingan siswa dalam menuntut ilmu diutamakan GO. Sebagai conto GO memberi diskon agar siswa dapat mengikuti
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
bimbingan di GO untuk meraih cita-cita dan mendapat nilai terbaik seperti yang diharapkan.
Tabel 4.16
Jawaban Responden Tentang Ganesha Operation Mengutamakan Kepentingan Terbaik Siswa
No. Jawaban Responden Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 32 57.1%
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2020)
4.2.2.2. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kepuasan Peserta Didik (Y)
Berdasarkan kuisioner yang telah dibagikan maka diperoleh skor jawaban responden untuk variabel kepuasan peserta didik (Y). Variabel kepuasan peserta didik dikembangkan menjadi 9 pernyataan yaitu:
Tabel 4.17
Jawaban Responden Tentang Saya Merasa Puas Dengan Layanan Yang Diberikan Ganesha Operation
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2020)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Berdasarkan tabel 4.17 tentang saya merasa puas dengan pelayanan yang diberikan Ganesha Operation menunjukkan bahwa secara dominan siswa merasa
“sangat setuju” yaitu sebanyak 31 responden (55.4%). Hal ini menunjukkan bahwa GO sudah mampu memberikan pelayanan yang baik terhadap siswa yang belajar di Ganesha Operation Kabanjahe. Kuota belajar di kelas juga merupakan suatu wujud pelayanan yang diberikan GO. Kuota belajar yang dibatasi akan memberi kenyamanan saat belajar di dalam kelas. Hal ini dapat dilihat dalam tabel 4.18 tentang saya merasa nyaman dengan kuota siswa dalam kelas bahwa secara
“sangat setuju” yaitu sebanyak 31 responden (55.4%). Hal ini menunjukkan bahwa GO sudah mampu memberikan pelayanan yang baik terhadap siswa yang belajar di Ganesha Operation Kabanjahe. Kuota belajar di kelas juga merupakan suatu wujud pelayanan yang diberikan GO. Kuota belajar yang dibatasi akan memberi kenyamanan saat belajar di dalam kelas. Hal ini dapat dilihat dalam tabel 4.18 tentang saya merasa nyaman dengan kuota siswa dalam kelas bahwa secara