• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skema dampak Crowdfunding dalam ranah Social Responsibility

Dalam dokumen Pengembangan Keterlibatan Warga Negara C (Halaman 113-117)

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Bagan 6 Skema dampak Crowdfunding dalam ranah Social Responsibility

97

komunitas yang positif yang bisa membangun kemampuan saya.”. Dengan bervolunteer di Isbanban dan terlibat aktif dalam crowdfunding, mereka mendapatkan wahana untuk berlatih dan mengembangkan kemampuan mereka, dan beberapa merasa bahwa ilmu yang mereka dapat di kelas bisa dipraktekkan di Isbanban.

Kategori lainnya ialah ranah psikologis, yaitu dikaji dari tingkah laku dan mental atau perasaannya. Pengakuan dari para pelaksana proyek, yang tergabung di Isbanban dan asumsi serta komentar dari pemerhati mulai dari pengelola platform kitabisa dan project leader menjadi acuan untuk mengkaji serta menganalisis hal ini. Para partisipan proyek crowdfunding yaitu anggota dari organisasi Isbanban menjelaskan beberapa aspek yang akhirnya dikerucutkan menjadi tiga hal, yaitu Kepedulian, Attitude dan Kepercayaan Diri.

Aspek kepedulian cukup mengalami perkembangan, yaitu terjadinya penambahan atas kadar kepedulian terhadap orang lain. Seperti yang diakui oleh NL, “... saya semakin care dengan kegiatan masyarakat, jadi mulai berani buat nimbrung dengan kegiatan masyarakat.”, hampir senada dengan NL, IF juga berkata “dampaknya pada kegiatan saya yang jadi lebih banyak berkutat pada isu publik”. Dan observasi di lapangan maupun yang diperlihatkan di sosial media, kepedulian itu juga terlihat jelas. Dimulai dari mengunggah pesan ataupun foto yang mengidentifikasikan bahwa kepedulian mereka justru semakin menguat. Terlepas itu strategi untuk menggaet donatur, tapi di dunia offline, dedikasi mereka justru mencerminkan kepedulian mereka yang cukup tinggi.

Selanjutnya, dilihat dari segi Attitude atau sikap. Seperti yang sudah dikutip diatas, pengakuan dari voluunter Isbanban, yaitu M mengatakan “Saya lebih bisa mengenal orang dan bagaimana memperlakukan mereka, karena lingkungan berbeda-beda”, ataupun dari sudut lain yaitu pengajaran, TF mengatakan terkait keikutsertaannya di Isbanban, yang pada mulanya ia tidak begitu memiliki minat dengan kegiatan mengajar, kini ia jadi suka dengan hal tersebut. Bahkan efeknya juga terasa pada bagaimana perasaan dirinya saat

berhadapan dengan anak-anak, kini ia jadi semakin terbiasa dan menyukai berinteraksi dengan anak-anak.

Masih terkait dengan dimensi psikologis, yaitu kepercayaan diri, hal itu memiliki keterkaitan dengan proses kampanye dan publikasi tentu membawa konsekuensi agar mereka yang menjadi pemilik proyek crowdfunding harus banyak menemui kolega untuk melaksanakan tugasnya. Diperlukan tingkat kepercayaan diri untuk melakukan hal tersebut agar lebih maksimal. Walaupun begitu, aspek ini juga berkembang secara berkelanjutan melalui proses mengajar dan program-program yang dilaksanakan oleh organisasi Isbanban. Seperti pengakuan dari IS, bahwa terjadi peribahan pada kepribadiannya, terutama yang terkait dengan percaya diri, dirinya kini menjadi lebih berani berhadapan dengan orang, menjadi lebih cakap dalam public speaking dan jadi lebih berani untuk mengajar. FA pun merasakan hal yang serupa, dahulu ia adalah orang yang pemalu, tetapi pengalamannya yang terus bertambah menjadikannya lebih percaya diri dari sebelumnya.

Dimensi terakhir yang berhasil dianalisis yaitu dari dampak aktivitas crowdfunding, yakni Kontribusi. Mungkin kata kontribusi bisa juga dikenal dengan partisipasi. Dampaknya pada kontribusi dikerucutkan menjadi tiga, yaitu kontribusi di organisasi, kontribusi di masyarakat dan kontribusi di kampus. Pertama, kontribusi di organisasi khususnya Isbanban, para volunteer semakin mantap dengan keikutsertaannya di Isbanban, seperti pengakuan dari para volunteer mereka sepakat bahwa mereka akan terus bervolunteer karena ini merasa berguna dan bisa membantu orang. Bahkan pemikiran untuk pengembangan organisasi pun sudah dipikirkan, misalkan pengakuan dari M dan APA, mereka merasa bahwa konsep organisasi mereka bisa diadaptasi menjadi lebih meluas cakupannya, misalkan dengan rencana diberi nama Isbantara (Istana Belajar Anak Nusantara). Tentu komitmen mereka untuk terus berkontribusi pada organisasnya tersebut bisa terlihat dengan jelas. Selanjutnya kontribusi di masyarakat, untuk mereka yang terlibat dalam Isbanban yang melaksanakan proyek crowdfunding, tindak lanjutnya bisa semakin mengenal banyak orang, dalam lingkaran terdekat misalkan area RT

99

ataupun desa. Beberapa volunteer mengaku mereka sekarang jadi sering berkontribusi dan mengikuti kegiatan-kegiatan di masyarakat. Dan terakhir, kontribusi di kampus, mungkin locus ini menjadi pamungkas untuk mereka yang berperan sebagai mahasiswa, tindak lanjut dari eksistensi gerakan mereka (di Isbanban) bisa membawa mereka menjadi perhatian banyak orang, dimulai dari mahasiswa sampai birokrat kampus. Branding mereka sebagai orang yang aktif berorganisasi menjadi nilai lebih untuk mereka jika ingin berkontribusi di kampus. Kontribusi mereka jalankan dijalur politik dan non- politik, misalnya dengan membawa nama kampus untuk event proyek sosial, ataupun memimpin organisasi kampus, dan lain-lain.

5. Pengembangan Keterlibatan Warga Negara melalui proyek Crowdfunding

5.1.1. Mekanisme Pengembangan

Berdasarkan temuan saat observasi dan hasil wawancara dengan Founder Kitabisa, Project Leader Isbanban, FGD dengan para volunteer Isbanban dan kajian literatur. Peneliti melihat setidaknya ada beberapa komponen yang dapat menjadi mesin lokomotif pengembangan Civic Engagement dan Sosial Responsibility dalam proyek Crowdfunding. Dimulai dengan tahapan awal yaitu menggagas proyek, mengajukan sampai pertanggung jawaban proyek pada para donatur, semua hal tersebut membawa efek positif untuk pengembangan. Adapun diagram yang dapat menggambarkan bagaimana pengembangan civic engagement dalam proyek crowdfunding bisa dilihat sebagai berikut (lihat Bagan 7):

Berangkat dari causal condition, yaitu kategori kondisi yang mempengaruhi kategori inti (core category/phenomena) secara langsung. Crowdfunding dilaksanakan oleh Isbanban karena ada kebutuhan dana serta untuk kesinambungan organisasi. Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa crowdfunding juga berfungsi sebagai media pemasaran dan rekrutmen bagi calon volunteer selain menjadi tempat untuk penggalangan dana. Hal tersebut juga diperkuat oleh pengalaman sekaligus faktor pendorong sang pencetus mengelola Kitabisa, AFT berkata:

“Personal story adalah hal yang menjadi alasan sekaligus motivasi untuk mendirikan kita bisa. Di mana saat menjadi mahasiswa yang akan memiliki project atau mengadakan sebuah acara tetapi kekurangan dana, padahal idealisme tinggi, semangat tinggi. Padahal saya pikir banyak orang di luar sana yang mau membantu.” Causal Condition Kebutuhan dana Kesinambungan organisasi Intervening Condition Kemampuan/skills Melek teknologi Phenomenon Crowdfunding Experience Condition

Lingkungan yang suportif Bekal pengetahuan

Motivasi Strategies

Pemberian pengalaman Kampanye Online &

Offline Membuka jaringan dan

kesempatan Hubungan resiprokal Consequences Aktif Kontributif Kreatif Mandiri Bertanggung jawab Berkomitmen

Dalam dokumen Pengembangan Keterlibatan Warga Negara C (Halaman 113-117)