• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN

SKEMA KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN BRIEF COUNSELING

Masalah : Kecemasan Tunanetra

Siklus ke : I

Jumlah konseli : 5 Tunanetra (4 putri, dan 1putra)

Kelas : SMP dan SMA

No Fase konseling Tindakan Teknik

1 Fase 1

Pra konseling Pembukaan

1. Konselor membangun hubungan pribadi dengan kelompok konseli dengan menyambut kedatangan konseli dan menanyakan kabar setiap konseli.

2. Konselor memperkenalkan diri dan mempersilahkan para konseli untuk memperkenalkan diri

3. Konselor menjelaskan maksud dari kegiatan konseling kelompok pada siklus I.

4. Koselor memberitahukan bahwa mereka memiliki masalah yang sama 5. Memberikan penjelasan-penjelasan

yang diperlukanantara lain tujuan kegiatan kelompok, materi atau masalah yang dibahas, lamanya kegiatan dan frekuensi pertemuan. 6. Konselor bersama konseli sepakat

membuat aturan-aturan main selama proses konseing terjadi. peraturan yang akan berlaku selama proses konseling. Hal tersebut dilakukan agar proses konseling kelompok dapat berjalanan dengan baik.

Ice breaking

7. Selama proses konseling berlangsung, tidak diperkenankan meninggalkan kelompok dengan alasan apapun. 8. Setiap anggota berhak untuk berbicara

dan didengarkan tanpa mengalami tekanan dari siapa pun juga.

9. Selama proses konseling, diharapkan setiap konseli tunjuk jari jika hendak berbicara

10.Setiap cerita dari teman kita hargai dengan mengucapkan terimakasih diakhir cerita mereka.

11.Kewajiban setiap anggota kelompok untuk menjaga kerahasiaan kelompok 12.Konselor mengajak mereka

melakukan “Tepuk Persahabatan”

Tujuan permainan ini adalah untuk membangkitkan semangat mereka dan membuat suasa awal konseling

menjadi lebih santai serta tidak membuat konseli merasa tegang. 13.Konselor mempersilahkan masing-

masing kelompok menceritakan pengalamannya setelah konselor menanyakan apa yang diharapkan konseli dari pertemuan I setelah mengetahui tujuan konseling kelompok ini.

Bercerita bebas

Konselor menanyakan harapan konseli.

Baiklah terimakasih, karena kalian semua sudah mau berbagi cerita, lalu apa yang menjadi harapan kalian dengan mengikuti konseling kelompok pada pertemuan ini?

Apa yang kalian inginkan?

Goal setting

Fase II Terapetik

1. Konselor membantu kelompok menentukan dan memparafrasekan tujuan atau goal yang sudah diceritakan konseli untuk mencapai keinginannya

dengan menggunakan teknik-teknik teraupetik dalam Brief Counseling dan secara minim konselor juga

menggunakan teknik-teknik konseling non verbal namun minim. Misalnya permintaan untuk melanjutkan. Contoh pertanyaan-pertanyaan yang digunakan dalam Brief Counseling dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan-pertanyaan.

a. Nah, dari apa yang adik-adik ceritakan... jika suster skalakan perasaan/niat mu dalam skala 1-10. Dimana angka 10 kamu merasa..., dan angka 1 kamu merasa.., kamu berada di angka berapa?

Langkah kecil apa yang akan kamu lakukan untuk menurunkan skormu ke angka...?

b. Suatu ketika kamu berenang di kolam renang pantai cermin, saat kamu berenang, terjadi keajaiban pada dirimu bahwa kecemasan dalam dirimu berkurang karena bisa

berenang terus dan terus. Bagaimana kalian bisa tahu kalau masalah yang kamu alami sudah selesai? Apa yang berbeda?

c. Adakah hal yang bebeda dalam dirimu?

d. Masing-masing konseli menemukan solusi-solusi atas masalah mereka selama proses konseling terjadi melalui teknik-teknik yang digunakan konselor untuk mengarahkan mereka kepada solusi.

Pen-skalaan

Pertanyaan ajaib

Fase III Penutup

1. Konselor mengakhiri proses kelompok 2. Mempersilahkan masing-masing konseli

mengungkapkan pengalamannya selama pertemuan serta menyatakan perasaan puas atau tidak puas selama proses konseling

3. Menegaskan kembali kemantapan yang telah dicapai oleh kelompok

4. Memberikan bombongan

5. Bagus. Sekarang suster akan merangkum dari proses konseling yang kita lakukan bersama-sama. Diawal tadi kalian sudah merumuskan niat/tujuan kalian agar bisa menjadi lebih baik lagi. Disni saya sudah mencatat apa yang menjadi niat/lankah- langkah kecil yang akan kalian lakukan. Sekarang suster mau bertanya,

a. Kalau boleh suster bertanya kapan masalah kecemasan yang kita bicarakan dalam konseling akan terulang lagi?

b. kira-kira hal-hal apa yang

menghambatmu untuk melaksanakan langkah-langkah kecil yang kalian harapkan atau niat-niat kalian? 6. Konselor memberikan semangat dan

arahan agar apa yang konseli sepakati atau apa yang menjadi niat dan harapan konseli tidak hanya sebatas niat saja, melainkan sunggu dapat mereka terapkan dalam kehidupan nyata.

7. Selain itu konselor meminta konseli untuk salaing memberikan semangat satu sama lain.

8. Konselor mengakhiri pertemuan.

Flagging The Minifield

SKEMA KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN BRIEF COUNSELING II

Masalah : Kecemasan Tunanetra

Siklus ke : I

Jumlah konseli : 5 Tunanetra (4 putri, dan 1putra)

Kelas : SMP dan SMA

No Fase konseling Tindakan Teknik

1 Fase 1

Pra konseling Pembukaan

Ice breaking

1. Konselor mengucapkan salam. 2. Konselor menanyakan kabar konseli. 3. Konselor bersama konseli membuat

kesepakatan peraturan yang akan berlaku selama proses konseling. Hal tersebut dilakukan agar proses konseling

kelompok dapat berjalanan dengan baik. Kesepakatan peraturan:

a. Selama proses konseling berlangsung, tidak diperkenankan meninggalkan kelompok dengan alasan apapun. b. Jika temannya sedang bercerita yang

lain mendengarkan

c. Selama proses konseling, diharapkan setiap konseli tunjuk jari jika hendak berbicara

dengan mengucapkan terimakasih diakhir cerita mereka.

1. Konselor mengajak mereka menyanyikan

“gajah dan kupu-kupu” Tujuan permainan ini adalah untuk

membangkitkan semangat mereka dan membuat suasa awal konseling menjadi lebih santai serta tidak membuat konseli merasa tegang.

2. Setelah selesai permainan, konselor menjelaskan maksud dari kegiatan konseling kelompok siklus II. 3. Koselor memberitahukan bahwa

pertemuan I ini adalah lanjutan dari pertemuan ke II

4. Konselor menanyakan pengalaman konseli setelah pertemuan I, diawali dengan hal yang menyenangkan

Bercerita bebas

5. Konselor menanyakan harapan konseli.

Baiklah terimakasih, karena kalian semua sudah mau berbagi cerita, lalu apa yang menjadi harapan kalian dengan mengikuti konseling kelompok pada pertemuan yang kedua ini?

Goal setting

Fase II Terapetik

1. Konselor memparafrasekan hal yang sudah diceritakan konseli dengan

mengajukan beberapa pertanyaan- pertanyaan.

a. Nah, adik-adik sudah mengetahui hal- hal yang kiranya dapat menghambat niat kalian. Apabila kaliandapat memanage hal-hal tersebut, tentu masalah kalian dapat teratasi. Kini suster mau bertanya akan keoptimisan kalian dalam menjalankan niat ini, jika direntangkan dalam sebuah skala, angka 1 sangat pesimis dalam

menjalankan niatmu ini dan angka 10 kalian optimis dapat menjalankan niat dan langkah-langkah yang kalian ucapkan untuk menyelesaikan masalah kalian, kalian berada di level berapa?

b. Kecemasan yang kalian alami sungguh menempatkanmun pada posisi sulit untuk mencapai mimpi dan mobilitas yang baik. Banyak orang normal bisa melihat namun tidak sanggup mengatasi masalahnya. Apa hal yang berbeda dari dalam dirimu?

Pen-skalaan

Pengecualiaan

Fase III Penutup

1. Baik. Rata-rata kalian optimis berusaha menjalankan niat-niat kalian untuk menyelesaikan masalah kecemasan yang

Flagging The Minifield

kalian alami. Kalian dapat menggunakan pemikiran yang positif pada situasi kecemasan yang kalian alami tanpa harus terganggu dengan orang-orang yang tidak kamu kenal. Hal ini akan membuatmu mudah mengatasi kecemasan yang kalian alami. Mari kita menguatkan satu sama lain dengan kalimat positif.

2. Konselor memberikan semangat dan arahan agar apa yang konseli sepakati atau apa yang menjadi niat dan harapan konseli tidak hanya sebatas niat saja, melainkan sunggu dapat mereka terapkan dalam kehidupan nyata.

3. Semua sudah saling memberi semangat. Konselor mengakhiri pertemuan.

Lampiran . Hasil wawancara dengan subyek setelah tindakan siklus I dan Siklus II

Tanggal: 8 Januari 2015

Tempat: Panti Asuhan Karya Murni Medan

No Pokok-pokok pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana perasaanmu saat ini?

a. Esti

Saya merasa senang suster b. Gema

Biasa-biasa suster c. Axel

Saya merasa senang d. Marni

Saya merasa lebih tenang dan senang suster

e. Silna

Perasaanku sekarang senang

2

Adakah yang berbeda darimu setelah mengikuti kegiatan konseling kelompok dengan pendekatan Brief Counseling?

a. Esti

saya menjadi lebih tenang dan semangat ke sekolah b. Gema

Saya bisa berbicara dengan tenang dan badan dan tangan saya mulai tenang ketika berbicara

c. Axel

Menjadi lebih santai saat berjalan dan bermain musik d. Marni

Ketika berbicara mulai tenang dan badanku mulai tenang.

e. Silna

Saya menjadi tenang suster

3 Sikap dan perasaan apa yang muncul ketika kamu merasa cemas?

a. Esti

Saya mulai menarik diri dan mengalami ketegangan ketika berhadapan dengan orang

baru b. Gema

Saya menghindar dan khawatir

c. Axel

Saya diam dikamar d. Marni

Saya diam dikamar e. Silna

Saya menyendiri, gelisah dan sedih

4 Apa dampaknya bila membiarkan perasaan cemas?

a. Esti

Saya tidak berkembang b. Gema

Saya akan selalu gelisah terus menerus

c. Axel

Saya tidak tenang dan gugup bila berbicara

d. Marni

Saya tidak berkembang dan diam saja

e. Silna

Saya menjadi anak yang suka gelisah dan selalu merasa khawatir

5 Bagaimana perasaanmu jika perasaan cemas bisa kamu atasi dengan solusi-solusi yang baik yang telah kamu niatkan?

Esti

Saya bersyukur dan mengoptimalkan potensi dalam diriku

Gema

Saya merasa bahagia dan mau berlatih untuk berbicara Axel

Sasya merasa tenang dan santai untuk mengikuti lomba music di Sulawesi nantinya

Marni

Saya merasa relaks dan melatih badan saya supaya tenang saat berbicara

Silna

Saya merasa tenang dan bersemangat.

Kesimpulan:

Semua subyek inni mampu menunjukkan perubahan positif setelah mengikuti layanan konseling kelompok dengan pendekatan Brief Counseling. Keinginan mereka untuk berkembang dan berubah cukup tinggi. Mereka berkeinginan untuk mengoptimalkan kemampuan yang mereka miliki dan ingin sukses seperti orang normal tanpa harus merasa ragu, khawatir untuk bersaing brsama dengan anak awas.

Lampiran . Hasil wawancara dengan Pemimpin Panti Asuhan Karya Murni Setelah Tindakan Siklus I dan Siklus II

Tanggal: 19 Mei 2015

Tempat: Panti Asuhan Karya Murni Medan

No Pokok-pokok pertanyaan Jawaban

1

Adakah yang berbeda dari kelima subyek setelah mengikuti kegiatan konseling kelompok dengan pendekatan Brief Counseling?

Esti

Ya kalau esti ini, memang

orangnya agak keras namun kalau dikatakan dengan baik akan didengarnya. Dari yang diamati anaknya ini biasanya diam kalau sudah ditegur dan tidak mau menyapa lagi namun ada hal yang beda bahwa anak ini dengan spontan menyapa. Contohnya; suatu ketika penyumbang beras datang ke panti dan anak ini

langsung bertanya’apa yang mau

dibantu suster?

Ini sesuatu yang berbeda menurut pengamatan saya.

Gema

Gema ini sulit dihadapi selama ini, tidak tahu karena apa kalau kita

panggil namanya langsung lari dan diam di kamar. Aneh.

Setelah pertemuan kalian selama dua kali ada hal yang berbeda pada dirinya. Meskipun masih gugup berbicara namun badannya sudah mulai tenangn saat berbicara dengan kita

Axel

Anaknya semakin tenang dan ketika diminta mengantar barang pada malam hari ke susteran dia biasa berjalan dengan santai Marni

Anak ini sukanya diam di kamar dan seperti tidak bersemangat. Hidupnya biasa-biasa saja seperti tidak ada yang mau dikerjakan. Sejauh yang saya lihat dia sudah mulai cepat beranjak dari

kamarnya jika namanya dipanggil suster.

Silna

Karakter anak ini memang pendiam, gugup dan cepat menangis. Hal yang beda yang saya amati dia sudah mulai mau menyapa suster yang lewat dan langsung memegang tangan orang yang diajaknya berbicara. Dia makin santai saat menjadi MC.

Kesimpulan

Semua subyek megalami perubahan dan menunjukkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Dari pengalaman pemimpin panti, mereka semakin

mampu menjadikan dirinya lebih semangat dan berusaha menyapa orang di dekatnya tanpa merasa ragu-ragu, khawatir, tegang dan yang paling berharga bahwa mereka semakin mengakui kekuatan dalam diri mereka jadi untuk apa cemas ketika berhadapan dengan dunia luar.

Layanan konseling kelompok dengan pendekatan Brief Counseling Siklus I di unit dua Panti Asuhan Karya Murni Medan

Memberi tindakan layan konseling kelompok dengan pendekatan Brief Counseling Siklus II di Aula Panti Asuhan Karya Murni Medan