Dari penelitian ini disarankan beberapa hal yaitu :
1. Adanya penelitian lebih lanjut mengenai karakteristik yang lain dari metode analisis kuantitatif dengan titrimetri seperti rentang, robustness, reproducibility agar diperoleh data yang lebih lengkap tentang metode tersebut dan dengan menggunakan matriks sampel yang berbeda.
2. Analisis kuantitatif natrium benzoat sebaiknya menggunakan metode ekstraksi dengan shaker karena faktor keragaman seperti tidak konstannya pengocokan dapat dihindari.
3. Perlu dikembangkan metode lain yang lebih cepat, spesifik, dan akurat karena analisis kuantitatif natrium benzoat dengan metode titrimetri membutuhkan waktu yang lama dan tidak spesifik.
AOAC. 1999. Official Methods of Analysis of AOAC International 16th ed.
AOAC International, USA.
Aurand, L. W., A. E. Woods, dan M. R. Wells. 1987. Food Composition and Analysis. Van Nostrand Reinhold, New York.
Badan Standarisasi Nasional. 1995. Standar Nasional Indonesia untuk Bahan Tambahan Makanan. SNI 01-0222-1995. BSN, Jakarta.
Belitz, H. D. dan W. Grosch. 1999. Food Chemistry. Springer-Verlag, Germany.
Branen, A. L. 1983. Introduction to Use of Antimicrobials. Di dalam A. L. Branen dan P. M. Davidson (eds.). Antimicrobials in Foods. Marcel Dekker, New York.
Chipley, J. R. 2005. Sodium Benzoate and Benzoic Acid. Di dalam P. M.
Davidson, J. N. Sofos, dan A. L. Branen (eds.). Antimicrobials in Food 3rd ed. CRC Press Taylor&Francis Group, Boca Raton.
Davidson, P. M. dan V. K. Juneja. 1990. Antimicrobial Agents. Di dalam Branen A. L., P. M. Davidson dan S. Salminen (eds.). Food Additives. Marcel Dekker, New York
Davidson, P. M. dan A. L. Branen. 2005. Food Antimicrobials-An Introduction.
Di dalam P. M. Davidson, J. N. Sofos, dan A. L. Branen (eds.).
Antimicrobials in Food 3rd ed. CRC Press Taylor&Francis Group, Boca Raton.
Day, R. A. dan A. L. Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi keenam. Erlangga, Jakarta.
Fardiaz, S., Suliantari dan R. Dewanti. 1988. Bahan Pengajaran : Senyawa Antimikroba. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Fennema, O. R. 1996. Food Chemistry 3rd ed. Marcel Dekker, Inc., New York.
Garfield, F. G., E. Klesta dan J. Hirsch. 2000. Quality Assurance Principles for Analytical Laboratories. AOAC International, USA.
Gomis, D. B. dan J. J. Mangas Alonso. 1996. Analysis for Organic Acids.
Handbook of Food Analysis Vol. 1. Di dalam Leo, M. dan L. Nollet (eds).
Physical Characterization and Nutrient Analysis. Marcel Dekker, Inc., New York, USA.
Hadi, Anwar. 2007. Pemahaman dan Penerapan ISO/IEC 17025 : 2005. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT Gramedia, Jakarta.
Hauschildt, S., H. Roschlau dan K. Brand. 1983. Effect of Benzoate in Glycine Metabolism in Rats Fed Branched-Chain α-Ketoacids. Journal of Nutrition, Vol 113: 1956-1962.
Hayun, Y. Harahap, dan C. Nur Aziza. 2004. Penetapan Kadar Sakarin, Asam Benzoat, Asam Sorbat, Kofeina, dan Aspartam di Dalam Beberapa Minuman Ringan Bersoda Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.
Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol 1, No. 3 : 148-159.
Holden, A. J. 1999. Solvent and Membrane Extraction in organic Analysis. Di Dalam A. J. Handley (ed.). Extraction Methods in Organic Analysis.
Sheffield Academic Press, England.
Huber, L. 2001. Validation of Analytical Methods. www.labcompliance.com. [6 Maret 2008]
International Conference on Harmonization. 1996. Validation of Analytical Procedures and Methodology. www.ich.org [6 Maret 2008]
Jacobs, T. L., W. E. Truce, dan G. R. Robertson. 1974. Laboratory Practices of Organic Chemistry. fifth edition. Macmillan Publishing Co., Inc., New York, USA.
James, C. S. 1999. Analytical Chemistry of Foods. Aspen Publishers, Inc., Gaithersburg, Maryland.
Lopez M., S. Martinez, J. Ganzales, R. Martin dan A. Bernardo. 1998.
Sensitization of Thermally Injured Spores of Bacillus Stearothermophilus to Sodium Benzoate and Potassium Sorbate. Lett Appl Microbiol 27 : 331-335.
Muchtadi, T. R. 1997. Teknologi Proses Pengolahan Pangan. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Nielsen, S. S. 2003. Introduction to Food Analysis. Di dalam Nielsen, S. S. (ed.).
Food Analysis 3rd ed. Kluwer Academic/Plenum Publishers, New York.
Nurhadi, A. 2008. Validasi Metode. Makalah pada Pelatihan Validasi Metode Uji ISO 17025:2005, 8-9 April 2008, Jakarta.
Pomeranz, Y. dan C. E. Meloan. 1994. Food Analysis Theory and Practice 3rd ed.
Chapman and Hall, New York.
Rohman, A. dan Sumantri. 2007. Analisis Makanan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Rose, D. E. dan C. A. Oscroft. 1993. The Benefits of Laboratory Accreditation.
Food Technology International Europe 189-192. Di dalam Sumner, J., A Guide to Food Quality Assurance. M&S Food Consultants Pty Ltd &
Barton College of TAFE, Australia.
Saragih, M. A. 2007. Kombinasi Metode Spektrofotometri dan Kalibrasi Multivariat Untuk Penentuan Simultan Na-Benzoat dan K-Sorbat. Skripsi.
Departemen Kimia-FMIPA. IPB, Bogor.
White A., P. Handler, dan E. L. Smith. 1964. Principles of Biochemistry 3rd ed.
McGraw-Hill, New York.
WHO. 2000. Concise International Chemicals Assessment Document No. 26 on Benzoic Acid and Sodium Benzoate, Geneva, Switzerland.
www.inchem.org [19 Mei 2008]
Winarno, F. G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia, Jakarta.
Wood, R., L. Foster, A. Damant dan P. Key. 2004. Analytical Methods for Food Additives. Woodhead Publishing Ltd., England.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Karakteristik Metode GC-AOAC dan Liquid Chromatography AOAC (Wood et al., 2004)
Performance characteristics for benzoic acid in almond paste, fish homogenate and apple juice (GC method)
Samples Almond paste Fish homogenate Apple juice No. of
Performance characteristics for benzoic acid in orange juice (liquid chromatography method)
Mean The observed mean. The mean obtained from the collaborative trial data.
r Repeatability (within laboratory variation). The value below which the absolute difference between two single test results obtained with the same method on identical test material under the same conditions may be expected to lie with 95 % probability.
Sr The standard deviation of the repeatability.
RSDr The relative standard deviation of the repeatability (Sr × 100/mean).
R Reproducibility (between-lab variation). The value below which the absolute difference between two single test results obtained with the same method on the identical test material under different conditions may be expected to lie with 95 % probability.
SR The standard deviation of the reproducibility.
RSDR The relative standard deviation of the reproducibility (SR × 100/mean).
HoR The HORRAT value for the reproducibility is the observed RSDR value divided by the RSDR value calculated from the Horwitz equation.
Lampiran 2. Diagram Alir Penentuan Validasi dan Verifikasi
Lampiran 3. Tabel t
Lampiran 4. Tabel F
Lampiran 5. Diagram Alir Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC 910.02B 1999)
Persiapan Sampel
b. Padatan atau semi padatan :
50-100 g bahan + 300-400 ml air
Dihancurkan dalam waring blender
Ditambah NaOH 10 % sampai alkalis
Dibiarkan 2 jam, kemudian disaring b. Cairan :
50-100 ml sampel
Ditambah NaOH 10 % sampai alkalis
Disaring dengan kapas
(jika kadar gula tinggi, encerkan sampai TPT 10-15 %)
Pengujian
Dipipet 100 ml atau lebih filtrat
Dimasukkan ke labu pemisah
Ditambah HCl (1+3) sampai asam, ditambah lagi 5-10 ml HCl (1+3)
Diekstrak dengan 75-100 ml eter
Dicuci ekstrak eter tiga kali dengan masing-masing 5 ml air
@
@
Dimasukkan ekstrak eter ke pinggan porselin, diuapkan dalam penangas air
Dilarutkan residu dalam air (jika perlu, panaskan sampai 80-85oC,10 menit)
Ditambah beberapa tetes NH3 sampai basa
Diuapkan untuk menghilangkan kelebihan NH3
Dilarutkan residu dengan air panas (saring jika perlu)
Ditambah beberapa tetes FeCl3 0.5 %
Endapan Ferribenzoat yang berwarna salmon menunjukkan adanya benzoat
Lampiran 6. Diagram Alir Analisis Kuantitatif Natrium Benzoat Secara Titrimetri (AOAC 963.19 1999)
Persiapan Sampel a. Prosedur Umum
Dihomogenkan sampel
Dimasukkan 150 ml atau 150 gram sampel ke labu takar 500 ml
Ditambahkan NaCl powder
Ditambahkan NaOH 10 % hingga alkalis
Ditepatkan sampai tanda tera dengan larutan NaCl jenuh
Dibiarkan + 2 jam, dikocok berulang kali, disaring
f. Sampel Saus Tomat
100 gram sampel + 15 gram NaCl powder
Dipindahkan campuran ke labu takar 500 ml
Dicuci wadah semula dengan + 150 ml larutan NaCl jenuh
Ditambahkan NaOH 10 % hingga alkalis
Ditepatkan sampai tanda tera dengan larutan NaCl jenuh
Dibiarkan + 2 jam, dikocok berulang kali (sentrifuse bila perlu)
Disaring
Penetapan Sampel
Dipipet 100-200 ml filtrat sampel
Dimasukkan ke dalam labu pemisah
Dinetralkan dengan HCl (1 + 3) dan tambahkan lagi 5 ml HCl sesudah netral
Diekstrak dengan kloroform beberapa kali (70, 50, 40, 30 ml)
Diambil bagian jernih kloroform (Jika kloroform yang diperoleh kurang jernih, perlu dicuci dengan akuades sampai jernih)
Dibilas labu pemisah dengan 5-10 ml CHCl3 tiga kali.
Didistilasi dengan lambat pada suhu rendah sampai volume ekstrak seperempat dari volume semula
Diuapkan sampai kering pada suhu kamar di atas penangas air sampai tinggal beberapa tetes cairan saja yang tinggal.
Dikeringkan residu semalaman (atau sampai bau asam asetat hilang jika sampelnya adalah saus tomat) dalam desikator yang mengandung H2SO4 pekat
Dilarutkan residu asam benzoat dalam 30-50 ml alkohol
Ditambahkan 12-15 ml air dan 1 atau 2 tetes indikator PP
Dititrasi dengan NaOH 0.05 N
Lampiran 7. Data Pengukuran Konsentrasi Natrium Benzoat pada Berbagai Perlakuan KETERANGAN
PERLAKUAN 1PERLAKUAN 2PERLAKUAN 3 Ulangan 1Ulangan 2Ulangan 1Ulangan 2Ulangan 1Ulangan 2 berat benzoat (g) 0.24930.24930.25070.25070.25070.2507 Volume benzoat (ml)250250250250250250 ppm benzoat standar 997.2997.21002.81002.81002.81002.8 ppm benzoat dikali kemurnian 99%987.228987.228992.772992.772992.772992.772 Volume sampel (ml)250250250250250250 Berat sampel (g) 75.0175.0175.3075.3075.097975.0979 Berat KHP (g) 0.22170.16390.16920.16920.09570.0957 ml NaOH utk standarisasi 24.2017.8018.4518.4510.4010.40 N NaOH0.04480.045090.04490.04490.04500.0450 ml NaOH4.604.404.354.454.404.45 ppm benzoat 989.0521952.1738933.7769955.2430949.1610959.9469 Rata-rata benzoat (ppm) 970.61944.51954.55 Standar deviasi (ppm) 26.0815.187.63 RSD (%) 2.691.610.80 Persen recovery (%) 98.3295.1496.15
Lampiran 8. Contoh Perhitungan Konsentrasi Natrium Benzoat, SD, RSD, dan Persen Recovery
Konsentrasi natrium benzoat pada perlakuan 1, ulangan 1
(L)
Dengan cara yang sama, didapat konsentrasi natrium benzoat pada ulangan 2 sebesar 952.1738 ppm.
Rata-rata konsentrasi benzoat sebesar = 970.61 ppm
1
Lampiran 9. Uji t dan F Untuk Perlakuan 1 dan Perlakuan 2
4. Keputusan H0 diterima
5. Kesimpulan: rataan perlakuan 1 tidak berbeda nyata dengan rataan perlakuan 2 Uji F
H0 diterima bila F hitung < Fα (v1,v2)
F tabel = 4052.185 4. Keputusan H0 diterima
5. Kesimpulan : SD perlakuan 1 tidak berbeda nyata dengan SD perlakuan 2
Lampiran 10. Uji t dan F Untuk Perlakuan 2 dan Perlakuan 3
4. Keputusan H0 diterima
5. Kesimpulan: rataan perlakuan 2 tidak berbeda nyata dengan rataan perlakuan 3 Uji F
4. Keputusan H0 diterima
5. Kesimpulan : SD perlakuan 2 tidak berbeda nyata dengan SD perlakuan 3
Lampiran 11. Uji t dan F Untuk Perlakuan 1 dan Perlakuan 3
4. Keputusan H0 diterima
5. Kesimpulan: rataan perlakuan 1 tidak berbeda nyata dengan rataan perlakuan 3 Uji F
H0 diterima bila F hitung < Fα (v1,v3)
F tabel = 4052.185 4. Keputusan H0 diterima
5. Kesimpulan : SD perlakuan 1 tidak berbeda nyata dengan SD perlakuan 3
Lampiran 12. Hasil Uji ANOVA pada Berbagai Perlakuan
Lampiran 13. Rincian Biaya pada Berbagai Perlakuan (satu kali ulangan, duplo)
Jenis
Perlakuan Bahan Kimia Harga Kebutuhan Biaya
NaCl powder p.a Rp 353,600/500 g 100 g Rp 70,720
NaOH p.a Rp 708,900/500 g 1 g Rp 1,418
Perlakuan 1 HCl pekat p.a Rp 222,700/L 5 ml Rp 1,114
Kloroform p.a Rp 344,250/2.5 L 500 ml Rp 68,850
Alkohol p.a Rp 272,850/2.5 L 100 ml Rp 10,914
TOTAL BIAYA Rp153,016
NaCl powder p.a Rp 353,600/500 g 100 g Rp 70,720
NaOH p.a Rp 708,900/500 g 1 g Rp 1,418
Perlakuan 2 HCl pekat p.a Rp 222,700/L 5 ml Rp 1,114
Kloroform teknis Rp 130,000/L 500 ml Rp 65,000
Alkohol teknis Rp 35,000/L 100 ml Rp 3,500
TOTAL BIAYA Rp141,752
NaCl powder teknis Rp 14,000/kg 100 g Rp 1,400
NaOH p.a Rp 708,900/500 g 1 g Rp 1,418
Perlakuan 3 HCl pekat p.a Rp 222,700/L 5 ml Rp 1,114
Kloroform teknis Rp 130,000/L 500 ml Rp 65,000
Alkohol teknis Rp 35,000/L 100 ml Rp 3,500
TOTAL BIAYA Rp 72,032
Lampiran 14. Data Analisis Natrium Benzoat pada Saus Sambal dengan Metode Labu Pemisah KETERANGANUlangan 1Ulangan 2Ulangan 3Ulangan 4Ulangan 5Ulangan 6Ulangan 7 Volume sampel (ml)250250250250250250250 Volume yg diambil (ml)10010085100100100100 Berat sampel (g) 68.183263.179265.897765.500865.940174.658379.8239 Berat KHP (g) 0.09320.07460.08230.08320.07380.07260.0803 ml NaOH utk stdr8.256.557.207.406.656.557.00 N NaOH0.05530.05580.05600.05500.05430.05430.0562 ml NaOH2.752.652.152.602.652.953.20 ppm benzoat802.9397842.5748773.8197785.9446785.5948772.4071811.0654 Rata-rata ppm benzoat796.34 Standar Deviasi24.84 RSD (%) 3.12
Lampiran 15. Data Analisis Natrium Benzoat pada Saus Sambal dengan Metode Shaker KETERANGANUlangan 1Ulangan 2Ulangan 3Ulangan 4Ulangan 5Ulangan 6Ulangan 7 Volume sampel (ml)250250250250250250250 Volume yg diambil (ml)10010010090100100100 Berat sampel (g) 66.526066.717866.378970.199967.541666.740766.8419 Berat KHP (g) 0.07700.07610.07740.07650.07390.08720.0754 ml NaOH utk stdr6.756.606.756.606.407.507.60 N NaOH0.05580.05640.05610.05680.05650.05690.0486 ml NaOH2.652.652.602.602.852.653.10 ppm benzoat800.1864806.4654791.0586841.4827858.271813.3358811.4312 Rata-rata ppm benzoat817.46 Standar Deviasi23.85 RSD (%) 2.92
Lampiran 16. Metode Laboratorium Terakreditasi
Lampiran 17. Hasil Analisis Kuantitatif dari Laboratorium Terakreditasi
Lampiran 18. Uji t dan F Untuk Metode Labu Pemisah (1) dan Shaker (2)
4. Keputusan H0 diterima
5. Kesimpulan: rataan metode 1 tidak berbeda nyata dengan rataan metode 2.
Uji F
H0 diterima bila F hitung < Fα (v1,v2)
F tabel = 8.466 4. Keputusan H0 diterima
5. Kesimpulan : SD metode 1 tidak berbeda nyata dengan SD metode 2
Lampiran 19. Uji t dan F Untuk Metode Labu Pemisah (1) dan Laboratorium
4. Keputusan H0 diterima
5. Kesimpulan: rataan metode 1 tidak berbeda nyata dengan rataan metode 2.
Uji F
H0 diterima bila F hitung < Fα (v1,v2)
F tabel = 5858.950 4. Keputusan H0 diterima
5. Kesimpulan : SD metode 1 tidak berbeda nyata dengan SD metode 2
4. Keputusan H0 diterima
5. Kesimpulan: rataan metode 1 tidak berbeda nyata dengan rataan metode 2 Uji F
H0 diterima bila F hitung < Fα (v1,v2)
F tabel = 5858.950 4. Keputusan H0 diterima
5. Kesimpulan : SD metode 1 tidak berbeda nyata dengan SD metode 2
Lampiran 21. Hasil Uji ANOVA pada Metode Labu Pemisah, Metode Shaker, dan Metode Laboratorium Terakreditasi