• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 7 Bagan penarikan contoh

2. SMA 3 Diploma

4. Sarjana 5. Pasca Sarjana 6 Pekerjaan Nominal 1. PNS 2. Pegawai swasta 3. Wiraswasta 4. Ibu rumahtangga 5. Pensiunan 6. Tidak Bekerja 7. Lain-lain

7 Pendapatan per kapita Rasio Berdasarkan BPS (2010) dan rata-rata pendapatan contoh: 1. < Rp 212.210

2. Rp 212.211 – Rp 1.700.000 3. Rp 1.700.001 – Rp 3.400.000 4. Rp 3.400.001 – Rp 5.100.000 5. > Rp 5.100.001

8 Golongan berlangganan listrik (daya)

Nominal 1. 900 VA 2. 1.300 VA 3. ≥2.200 VA

   

Tabel 6 (lanjutan) Variabel, skala data, dan pengkategori data penelitian

No. Variabel Skala data Kategori skor data

9 Pengeluaran rekening listrik Rasio 1. < Rp 47. 392

2. Rp 47. 393 - Rp 160. 738 3. Rp 160.739 - Rp 274.086 4. Rp 274.087- Rp 387.432 5. > Rp 387.433 10 Kepemilikan Usaha Rumahtangga

Nominal 1. Tambal ban 2. Menjahit/konveksi 3. Rental Komputer 4. Pembuatan Makanan 5. Lain-lain

II Akses Informasi

1 Jumlah sumber informasi yang diterima tentang hemat hemat listrik Nominal 1. 1 sumber 2. 2 sumber 3. 3 sumber 4. 4 sumber 5. 5 sumber 6. > 5 sumber 2 Jumlah frekwensi informasi

yang diterima tentang hemat listrik

Ordinal 1. Jarang (1-4 kali) 2. Sedang (5-8 kali) 3. Sering (> 8 kali) 3 Sumber informasi yang

dipercaya tentang hemat listrik

Nominal 1. Media

2. Kelompok acuan III Pengetahuan perilaku

penghematan listrik

Pengetahuan tentang perilaku penggunaan peralatan elektronik

Ordinal Berdasarkan Khomsan (2002):

1. Kurang (<60%) 2. Sedang (60-80%) 3. Baik (>80%) IV Norm Activation Model

1 Kesadaran hemat listrik Ordinal 1. Kurang (<60) 2. Sedang (60-80) 3. Baik (>80) 2 Tanggung jawab hemat listrik

Ordinal

1. Kurang (<60) 2. Sedang (60-80) 3. Baik (>80) 3 Norma personal hemat listrik Ordinal 1. Kurang (<60)

2. Sedang (60-80) 3. Baik (>80) 4 Maksud berperilaku hemat listrik

Ordinal

1. Kurang (<60) 2. Sedang (60-80) 3. Baik (>80) V Perilaku hemat listrik Ordinal 1. Kurang (<60)

2. Sedang (60-80) 3. Baik (>80) Perilaku kebiasaan penggunaan

peralatan elektronik

42

 

 

Instrumen dan Pengukuran

Variabel-variabel penelitian diuji kualitasnya dengan menggunakan uji reliabilitas dan uji validitas. Nilai koefisien α-Cronbach intrumen penelitian dan kisaran nilai validitas item menunjukkan keterandalan dan kesahihan alat ukur yang dipakai.

Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas atau keterandalan merupakan konsistensi suatu alat ukur dalam mengukur hal yang sama. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Reliabilitas suatu alat ukur merupakan keterandalan atau kepercayaan suatu alat pengukur. Hasil pengukuran dapat dipercaya, bila beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama selama aspek yang diukur tidak berubah.

Pada penelitian ini, uji reliabilitas yang digunakan adalah metode Cronbach Alpha atau Cr. Alpha berdasarkan skala Cr. Alpha: 0 sampai dengan 1. Apabila nilai hasil perhitugan (α) dikelompokkan ke dalam lima kelas dengan skala yang sama (0 sampai dengan 1), maka ukuran kemantapan alpha dapat diinterpretasikan sebagai berikut: 1) nilai koefisien alpha berkisar 0,00-0,20 berarti kurang reliabel; 2) nilai koefisien alpha berkisar 0,21-0,40 berarti agak reliabel; 3) nilai koefisien alpha berkisar 0,41-0,60 berarti cukup reliabel; 4) nilai koefisien alpha berkisar 0,61-0,80 berarti reliabel; 5) nilai koefisien alpha berkisar 0,81-1,00 berarti sanagt reliabel.

Suatu instrumen dianggap sudah reliabel (reliabilitas konsisten internal) bila α≥ 0,6. Berdasarkan hasil uji reabilitas terhadap peubah-peubah penelitian ini dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha (Cr-Alpha), diperoleh koefisien Alpha yang menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan pada penelitian ini reliabel (Lampiran 2).

Validitas Instrumen

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah/valid atau tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

   

Pada penelitian ini, uji validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan uji validitas isi (validitas butir) dengan cara menyusun indikator pengukuran operasional berdasarkan kerangka teori atau konsep yang akan diukur. Validitas isi dari sebuah instrumen ditentukan dengan jalan mengkorelasi antara skor masing-masing item dengan total skor masing-masing item. Jika r- hitung untuk tiap butir pertanyaan bernilai positif dan lebih lebih besar dari r tabel maka butir pertanyaan tersebut dikatakan valid (Lampiran 2).

Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dimulai dari pengumpulan data di lapangan sampai siap untuk dianalisis. Langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut:

1. Pengeditan (editing), yaitu memeriksa kuesioner yang telah terisi, untuk melihat data yang tidak terbaca dan data yang belum lengkap pada kuesioner untuk selanjutnya diperbaiki.

2. Pengkodean (coding) memberikan code pada setiap variabel.

3. Membuat struktur data dengan menggunakan program Microsoft Excel. Struktur data di pisah pada beberapa sheet.

4. Memasukkan data kedalam komputer (entry) dari kuesioner kedalam sheet/ file menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel.

5. Pembersihan data (cleaning) dengan cara melihat distribusi frekwensi setiap variabel. Jika ditemukan kesalahan memasukkan data ke komputer, dilakukan pengecekan ulang kuesioner.

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Analisis deskriptif untuk menganalisis metode pendekatan kuantitatif dilakukan untuk menjawab tujuan dengan menggunakan rataan, standart deviasi, minimum, maximum dan pengkategorian peubah.

2. Kelas interval adalah meringkas data asli yang komplek menjadi data yang dapat dikelola. Kelas interval yang digunakan berdasarkan rumus Khomsan (2002) dimana: kurang (<60%), sedang (60-80%) dan baik (>80%).

3. Uji beda mean (rataan) pada penelitian ini menggunakan uji beda Annova Tukey untuk data rasio dan Kruskal Walis untuk data nominal dan ordinal. Uji beda digunakan untuk melihat perbedaan karakteristik contoh, akses informasi, pengetahuan, kesadaran, tanggung jawab, norma personal, maksud perilaku, dan perilaku kebiasaan antar masing-masing kelompok daya listrik.

44

 

 

4. Uji korelasi Rank-Spearman dan uji korelasi Pearson sesuai dengan jenis data, untuk mengetahui kecenderungan hubungan antar variabel dan faktor- faktor yang membentuk perilaku.

5. Uji regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap norm activation model, dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku hemat listrik, pengeluaran rekening listrik, dan perilaku penggunaan peralatan elektronik.

Y1 = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + β7X7 + β8X8 + β9X9 + β10X10 + β11X11 + β12X12 + β13X13 +β14X14 Keterangan: α = konstanta β1, β2, β3,... β12 = Koefisien regresi Y1 = Perilaku hemat listrik

X1 = umur

X2 = jenis kelamin

X3 = jumlah anggota keluarga X4 = lama pendidikan

X5 = pendapatan X6 = daya listrik

X7 = kepemilikan usaha

X8 = kepemilikan alat elektronik X9 = jumlah sumber informasi X10 = pengetahuan perilaku X11 = kesadaran X12 = Tanggung jawab X13 = Norma personal X14 = Maksud perilaku Definisi Operasional

Rumahtangga adalah dua orang atau lebih yang tinggal bersama menempati sebagian atau seluruh bangunan fisik.

Karakteristik rumahtangga adalah berbagai individu yang memiliki karakteristik tertentu dan tinggal dalam satu rumahtangga. Karakteristik individu tersebut dapat mempengaruhi perilaku konsumen.

Contoh adalah pelanggan listrik rumahtangga dari gardu KDK (Kedung Waringin Komplek) lingkungan Taman Cimanggu.

Responden adalah anggota keluarga yang dapat dan mampu bertanggungjawab dalam penggunaan peralatan elektronik di rumah.

Karakteristik contoh adalah informasi tentang usia, jenis kelamin, jumlah anggota rumahtangga, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, daya listrik, dan rekening listrik.

Usia adalah lama hidupnya contoh yang dihitung dalam usia tahun.

Jumlah anggota keluarga adalah jumlah individu yang menempati satu rumahtangga dan akan menentukan jumlah dan pola konsumsi suatu

   

barang dan jasa. Jumlah anggota keluarga dapat menjadi gambaran potensi permintaan terhadap suatu produk dari sebuah rumahtangga. Pendidikan adalah jenjang pendidikan tertinggi yang dilalui oleh contoh. Pekerjaan adalah setiap kegiatan yang menghasilkan uang sebagai sumber penghasilan utama.

Pendapatan adalahpenghasilan yang diterima contoh selama satu bulan. Daya adalah pembagian kelompok pelanggan listrik berdasarkan besar daya listrik yang terpasang pada rumahtangga.

Kepemilikan usaha adalah usaha yang dimiliki oleh rumahtangga dan proses produksinya bertempat di dalam rumahtangga sehingga ikut mempengaruhi besar konsumsi listrik rumahtangga.

Kepemilikan peralatan elektronik adalah jumlah peralatan elektronik yang dimiliki oleh rumahtangga dan lama pemakaian (jam) dalam satu hari. Akses informasi hemat listrik adalah banyaknya sumber informasi, jumlah

informasi serta sumber informasi yang dipercaya.

Pengetahuan hemat listrik adalah pemahaman tentang penggunaan peralatan elektronik secara benar.

Kesadaran adalah perbuatan yang dimiliki oleh manusia yang merupakan bentuk unik dimana dapat menempatkan diri manusia sesuai dengan yang diyakininya dan akan menentukan pola perilaku seseorang.

Tanggungjawab adalah kesediaan untuk melakukan, menanggung akibat yang di timbulkan oleh perilaku atau suatu keadaan, sehingga menimbulkan rasa kewajiban moral untuk melakukannya

Norma personal adalah ukuran yang digunakan oleh individu apakah tindakan yang digunakan merupakan aturan yang sering dilakukan

Maksud perilaku adalah seberapa besar kemungkinan, niat dan harapan seseorang untuk menunjukkan tingkah laku dalam hemat listrik di masa yang akan datang.

Perilaku hemat listrik merupakan bentuk perilaku sosial, karena perilaku kebiasaan hemat listrik tidak hanya menguntungkan untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang lain atau lingkungannya.

46

Dokumen terkait