• Tidak ada hasil yang ditemukan

Smash Bola Voli

Dalam dokumen PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SMASH (Halaman 36-42)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

2. Smash Bola Voli

Smash dalam permainan bola voli merupakan bentuk serangan yang dilakuka dengan keras dan tajam ke daerah permainan lawan oleh msahser atau spiker. Permainan bola voli akan kelihatan menaraik, jika terjadi msash yang keras dan tajam serta variatif. Ma’mum & Subroto (2001: 66) menyatakan, “Spike merupakan salah satu bentuk serangan dalam permainan bola voli yang paling memikat para pemain dan juga selalu mengundang kekaguman para penonton”. Menurut Viera &Ferguson (1996: 72) bahwa, “Spike keras adalah senjata utama bagi penyerangan dalam bola voli. Kebanyakan tim memperoleh sebagian besar angkanya melalui spike yang berhasil baik”.

Berdasarkan pengertian smash yang dikemukakan dua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, smash merupakan senjata serangan dalam permainan bola voli yang dilakukan dengan keras dan tajam untuk mendapatkan angka. Disisi lain pukulan smash yang keras dan tajam dapat mengagumkan para penonton. Banyak para pemain bola voli yang terkenal karena kepandaiannya dalam melakukan smash.

Smash merupakan senjata utama untuk melakukan serangan dalam permainan bola voli. Kemenangan suatu tim dapat diperoleh melalui smash, karena smash yang keras dan tajam serta diarahkan daerah yang kosong atau pemain lemah, maka lawa akan sulit mengembalikannya. Yunus (1992: 108) menyatakan, “Smash adalah pukulan yang utama dalam penyerangan dalam usaha mencapai kemenangan”. Menurut Beutelstahl (2005: 24-25) bahwa, “Kalau pemain hendak memenangkan pertandingan volley, maka mau tak mau mereka harus menguasai smash. Smash merupakan suatu keahlian yang esensial, cara termudah untuk memenangkan angka”.

Secara keseluruhan smash dalam permainan bola voli memiliki kontribusi yang besar untuk memperoleh angka atau kemenangan suatu tim.

Untuk itu, seorang pemain bola voli harus menguasai macam-macam jenis smash bola voli. Kemampuan seorang pemain bola voli menguasai macam-macam smash bola voli akan menyulitkan lawan dalam usaha menggagalkannya. Apalagi smash yang dilakukan dapat dilakukan dengan berbagai variasi, maka lawan akan kesulitan memprediksi arah bola dan sulit untuk membendung bola.

a. Smash Semi Bola voli

Berdasarkan jenisnya pukulan smash bola voli dikelompokkan menjadi beberapa macam. Muslimin (2004) 15 Juni 2012 menyatakan, “Macam smash menurut macam umpannya yaitu: (1) smash normal,(2) smash semi,(3) smash push, (4) smash pull, (5) smash pull jalan,(6) smash pull straight, (7) smash cekis, (8) smash langsung, dan (9) smash dari belakang”. Menurut Soedarwo, Sunardi & Margono (2000: 15-17) mengelompokkan smash bola voli menjadi tiga yaitu, “(1) Normal smash, (2) semi smash dan (3) push smash”.

Berdasarkan macam umpan smash bola voli dikelompokkan menjadi sembilan (9) macam. Dari macam-macam umpan smash tersebut, seorang pemain bola voli harus menguasainya, agar memiliki keterampilan smash bola voli. Seorang pemain bola voli yang memiliki keterampilan smash akan mampu melakukan variasi smash, sehingga lawa akan sulit untuk membendung dan memprediksi smash yang akan dilakukan. Untuk memperoleh keterampilan smash bola voli harus dilakukan latihan secara sistematis dan kontinyu.

Smash semi merupakan salah satu jenis smash bola voli yang dilakukan dengan cepat dan tajam. Sajian bola pada smash semi kurang lebih 1 meter di atas net. Dinata (2004: 10) menyatakan, “Teknik umpan sedang adalah bola diumpan kira-kira 1 meter sampai 3 meter di atas net, baik dengan pass atas maupun dengan pass bawah. Bola jatuh antara 10 cm sampai 15 cm dari net”. Jibram (2003) 15 Jni 2012 menyatakan, “Setelah bola lepas di passing ke arah pengumpan, pemukul harus mulai

bergerak perlahan kedepan dengan langkah tetap menuju ke arah pengumpan. Begitu pengumpan menyajikan bola dengan ketinggian 1 meter di tepi atas net maka secepatnya pemukul meloncat ke atas dan memukul bola”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, smash semi merupakan jenis smash bola voli yang dilakukan dengan cepat, keras dan tajam. Smash semi dilakukan dengan cepat karena sajian bola di atas net kurang lebih 1 meter di atas net. Untuk dapat melakukan smash semi pada timing yang tepat, maka antara smasher dan set-uper harus bekerjasama dengan baik. Suharno (1991: 23) menyatakan, “Di dalam melakukan smash semi sangat diperlukan adanya kerjasama dan pengertian yang baik antara smasher dan set-uper”.

Kerja sama dan pengertian yang baik antara smasher dan set-uper sangat dibutuhkan dalam melakukan smash semi. Karena smash semi dilakukan dalam tempo yang cepat, sehingga pengertian yang salah antara smasher dengan set-uper mengakibatkan pukulan smash semi yang dilakukan tidak berhasil atau gagal.

b. Teknik Smash Semi Bola Voli

Peningkatan prestasi olahraga menuntut adanya perbaikan dan pengembangan unsur teknik untuk mencapai tujuannya. Teknik dikatakan baik apabila ditinjau dari segi anatomis, fisiologis, mekanika, biomekanika dan mental terpenuhi persyaratannya secara baik, dapat diterapkan dalam praktek dan memberikan sumbangan terhadap pencapaian prestasi maksimal.

Pukulan smash semi bola voli pada prinsipnya dilakukan melalui beberapa tahapan. Yunus (1992: 109) menyatakan, “Tahapan smash bola voli terdiri dari: sikap permulaan, gerak pelaksanaan dan gerak lanjutan”. Dalam http://www.tnol.co.id/id/community/ groups/ viewdiscussion/ 158

-teknik-dasar .html/groupid=36215 Juni 2012 dijelaskan teknik smash bola

1) Awalan

Berdiri dengan salah satu kaki dibelakang sesuai dengan kebiasaan individu (tergantung smasher normal atau smasher kidal). Langkahkan kaki satu langkah ke depan (pemain yang baik, dapat mengambil ancang-ancang sebanyak 2 sampai 4 langkah), kedua lengan mulai bergerak kebelakang, berat badan berangsur-angsur merendah untuk membantu tolakan. 2) Tolakan

Langkahkan kaki selanjutnya, hingga kedua telapak kaki hampir sejajar dan salah satu kaki agak kedepan sedikit untuk mengerem gerak ke depan dan sebagai persiapan meloncat ke arah vertical. Ayunkan kedua lengan ke belakang atas sebatas kemampuan, kaki ditekuk sehingga lutut membuat sudut ±110º, badan siap untuk meloncat dengan berat badan lebih banyak bertumpu pada kaki bagian depan.

3) Meloncat

Mulailah meloncat dengan tumit dan jari kaki menghentak lantai dan mengayunkan kedua lengan ke depan atas saat kedua kaki mendorong naik ke atas. Telapak kaki, pergelangan tangan, pinggul dan batang tubuh digerakkan serasi merupakan rangkaian gerak yang sempurna. Gerakan eksplosif dan loncatan vertikal.

4) Memukul bola

Jarak bola didepan atas sejangkauan lengan pemukul, segera lecutkan lengan kebelakang kepala dan dengan cepat lecutkan kedepan sejangkauan lengan terpanjang dan tertinggi terhadap bola. Pukul bola secepat dan setinggi mungkin, perkenaan bola dengan telapak tangan tepat diatas tengah bola bagian atas. Pergelangan tangan aktif menghentak kedepan dengan telapak tangan & jari menutup bola. Setelah perkenaan bola lengan pemukul membuat gerakan lanjutan ke arah garis tengah badan dengan diikuti gerak tubuh membungkuk. Gerak lecutan lengan, telapak tangan, badan, tangan yang tidak memukul dan kaki harus harmonis dan eksplosif untuk menjaga keseimbangan saat berada diudara. Pukulan yang benar akan menghasilkan bola keras dan cepat turun ke lantai.

5) Mendarat

Mendarat dengan kedua kaki mengeper. Lutut lentur saat mendarat untuk meredam perkenaan kaki dengan lantai, mendarat dengan jari-jari kaki (telapak kaki bagian depan) dan sikap badan condong kedepan. Usahakan tempat mendarat kedua kaki hampir sama dengan tempat saat meloncat.

Berikut ini disajikan ilustrasi rangkaian gerakan smash semi bola voli sebagai berikut:

Gambar 5. Rangkaian Gerakan Smash Semi Bola Voli (Viera & Ferguson, 1996: 76)

3. Latihan

a. Hakikat Latihan

Latihan merupakan suatu proses yang dilakukan secara teratur guna mencapai tujuan. Russel, Pate, Clenaghan & Rotella (1993: 317) menyatakan, “Latihan dapat didefinisikan sebagai peran serta yang sistematis dalam latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasistas fungsional fisik dan daya tahan latihan. Dalam bidang olahraga tujuan akhir latihan adalah untuk meningkatkan penampilan olahraga”. Menurut Suhendro (2007: 3.6) bahwa, “Latihan (training) merupakan proses kerja yang sistematis dan dilakukan secara berulang-ulang dengan beban latihan yang makin meningkat”. Menurut Adisasmita & Syarifuddin (1996: 145) bahwa, “Latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan serta intensitas latihannya”.

Berdasarkan pengertian latihan yang dikemukakan tiga ahli tersebut dapat dismpulkan bahwa, latihan merupakan proses kerja atau berlatih yang sistematis dan kontinyu, dilakukan secara berulang-ulang dengan beban latihan yang semakin meningkat dengan tujuan untuk meningkatkan penampilan dalam kegiatan olahraga. Berkaitan dengan

utama latihan adalah untuk membantu atlet meningkatkan keterampilan dan prestasi olahraganya semaksimal mungkin”. Sedangkan Bompa (1990: 4) menyatakan tujuan umum latihan yaitu:

1) Untuk mencapai dan meningkatkan perkembangan fisik secara multiralteral.

2) Untuk meningkatkan dan mengamankan perkembangan fisik yang spesifik, sesuai dengan kebutuhan olahraga yang ditekuni. 3) Untuk menghaluskan dan menyempurnakan teknik dari cabang

olahraganya.

4) Untuk meningkatkan dan menyempurnakan teknik maupun strategi yang diperlukan.

5) Untuk mengelola kualitas kemauan.

6) Untuk menjamin dan mengamankan persiapan individu maupun tim secara optimal.

7) Untuk memperkuat tingkat kesehatan tiap atlet. 8) Untuk pencegahan cidera.

9) Untuk meningkatkan pengetahuan teori.

Tujuan umum latihan pada prinsipnya sangat luas. Namun hal yang utama dari latihan olahraga prestasi yaitu, untuk meningkatkan keterampilan dan mencapai prestasi setinggi mungkin dari atlet yang berlatih. Menurut Adisasmita & Syarifuddin (1996: 12-127) bahwa, “Untuk mencapai tujuan tersebut, ada empat aspek yang harus diperhatikan dalam latihan yaitu, “(1) Latihan fisik, (2) latihan teknik, (3) latihan taktik dan, (4) latihan mental”. Dari keempat aspek tersebut saling berkaitan antara aspek yang satu dengan aspek yang lainnya. Untuk mencapai prestasi yang tinggi, maka keempat aspek tersebut harus dilatih dan ditingkatkan secara maksimal.

b. Prinsip-Prinsip Latihan

Dalam setiap kali latihan, baik atlet maupun pelatih harus memperhatikan prinsip-prinsip latihan. Dengan memperhatikan dan mempertimbangkan prinsip-prinsip latihan diharapkan latihan yang dilakukan dapat meningkat dengan cepat, dan tidak berakibat buruk baik pada fisik maupun teknik atlet. Nosseck (1982: 14) menyatakan, “Prinsip latihan adalah garis pedoman yang hendaknya dipergunakan dalam latihan

yang terorganisir dengan baik”. Sedangkan Russel Pate., Clenaghan & Rotella (1993: 317) menyatakan, “Program latihan optimal adalah latihan-latihan yang dilakukan sesuai dengan azas-azas umum tertentu. Azas-azas ini apabila diterapkan dengan bersungguh-sungguh memungkinkan pelatih untuk membiasakan teknik latihan sehingga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan olahragawan”.

Prinsip latihan pada dasarnya merupakan suatu pedoman dalam memberikan beban latihan, sehingga beban latihan dapat diberikan dengan tepat, sehingga akan terjadi peningkatan. Latihan yang didasarkan prinsip latihan yang tepat, maka program latihan yang telah ditetapkan dapat dijalankan dengan baik, sehingga akan mendukung pencapaian tujuan latihan lebih optimal. Menurut Noer (1996: 8-11) bahwa, “Prinsip-prinsip latihan dalam olahraga meliputi: (1) latihan yang dilakukan hendaknya diulang-ulang, (2) latihan yang diberikan harus cukup berat, (3) latihan yang diberikan harus cukup meningkat, (4) latihan harus dilakukan secara teratur dan, (5) kemampuan berprestasi”.

Tujuan latihan dapat dicapai secara maksimal harus berpedoman pada prinsip-rinsip latihan yang benar. Prinsip-prinsip latihan yang harus diperhatikan meliputi: latihan yang dilakukan hendaknya diulang-ulang, latihan yang diberikan harus cukup berat, latihan yang diberikan harus cukup meningkat, latihan harus dilakukan secara teratur dan, kemampuan berprestasi. Dari setiap prinsip latihan tersebut memiliki penekanan secara khusus, oleh karenanya harus dipahami dan dikuasai dengan baik. Untuk lebih jelasnya prinsip-prinsip latihan tersebut dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut:

Dalam dokumen PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SMASH (Halaman 36-42)

Dokumen terkait