• Tidak ada hasil yang ditemukan

Soal Kewarganegaraan Dalam Perkawinan Campuran

YURISDIKSI REPUBLIK INDONESIA

2.4.2. Soal Kewarganegaraan Dalam Perkawinan Campuran

Dalam Pasal 58 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan ditentukan bahwa bagi orang-orang yang berlainan

kewarganegaraan yang melakukan perkawinan campuran, dapat memperoleh kewarganegaraan dari suami/isterinya dan dapat pula kehilangan kewarganegaraannya, menurut cara-cara yang telah ditentukan dalam Undang-Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia yang berlaku. Sejalan dengan hal tersebut diatas dalam relevansinya dengan Perkawinan Campuran maka Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia yang merupakan UU kewarganegaraan yang berlaku saat ini diatur tentang perolehan kewarganegaraan Indonesia, dimana prinsip UU kewarganegaraan ini bahwa orang asing yang berada di Indonesia pada prinsipnya dapat menjadi WNI (Warga Negara Indonesia). Prinsip ini terdapat pada Pasal 2 Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia dimana ditentukan bahwa yang menjadi Warga Negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.

Status WNI dapat diperoleh orang asing melalui 3 (tiga) cara yang bersifat alternatif, yaitu dengan naturalisasi, perkawinan, dan dengan pemberian oleh

pemerintah RI antara lain 49 :

1. Naturalisasi (pewarganegaraan), hal ini dapat dilakukan dengan

mengajukan permohonan ke Presiden.

Untuk dapat memperoleh status WNI maka yang dilakukan orang asing adalah dengan cara naturalisasi (pewarganegaraan) hal ini datur dalam pasal 8 UU Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI. Adapun caranya orang asing mengajukan permohoan naturalisasi di Indonesia. Permohnannya diajukan secara tertulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang dibuat diatas kertas bermaterai cukup kepada Presiden melalui Menteri Hukum dan HAM RI. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk naturalisasi ditentukan dalam pasal 9 sebagai berikut :

a. telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin;

b. pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di

wilayah negara Republik Indonesia paling singkat 5 (lima ) tahun turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak berturut-turut;

c. sehat jasmani dan rohani;

d. dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

e. tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang

diancam dengan pidana penjara 1 (satu)

a. tahun atau lebih;

f. jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi berkewarganegaraan ganda;

g. mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap; dan

h. membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.

i. Persyaratan-persyaratan diatas sifatnya kumulatif, artinya seluruh

persyaratan harus dipenuhi semua tanpa terkecuali.

2. Perkawinan

Orang asing di Indonesia dapat memperoleh kewarganegaraan Indonesia karena melakukan perkawinan dengan WNI, Perolehan WNI tersebut tanpa melihat jenis kelamin WNI yang menikah laki atau perempuan hal ini didasarkan atas asas kesetaraan dan keadilan gender. Perolehan WNI melalui perkawinan ini diatur dalam Pasal 19 ayat (1) ditentukan warga negara asing yang kawin secara sah dengan warga negara Indonesia dapat memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia dengan menyampaikan pernyataan menjadi warga negara di hadapan Pejabat. Bagi laki-laki asing aturan ini merupakan suatu kemudahan yang baru, karena UU yang lama untuk menjadi WNI ia harus melalui prosedur pewarganegaraan. Pada ayat (2) Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2006 ditentukan Pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila yang bersangkutan sudah bertempat tinggal di wilayah negara Republik Indonesia paling singkat 5 (lima) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak berturut-turut, kecuali dengan perolehan kewarganegaraan tersebut mengakibatkan berkewarganegaraan ganda, kemudian dalam ayat (3)

ditentukan dalam hal yang bersangkutan tidak memperoleh

kewarganegaraan ganda sebagaimana dimaksud pada ayat (2), yang bersangkutan dapat diberi Izin Tinggal Tetap sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Kemudian dalam ayat (4) diatur ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara menyampaikan pernyataan untuk menjadi Warga Negara Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.

3. Pemberian Permerintah.

Pemerintah dapat memberikan status WNI kepada orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia karena telah berjasa kepada negara. Ketentuan pasal 20 UU kewarganegaraan mengatur, orang asing yang telah berjasa kepada negara RI atau dengan alasan kepentingan negara dapat diberikan kewarganegaraan RI oleh Presiden setelah memperoleh pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat RI, kecuali dengan pemberian

kewarganegaraan tersebut mengakibatkan yang bersangkutan

berkewarganegaraan ganda. Pemberian kewarganegaraan tersebut merupakan penghargaan karena jasa-jasa orang asing tersebut sangat bermanfaat bagi bangsa dan negara Indonesia. Orang asing yang akan diberikan penghargaan tersebut bersedia menjadi WNI. Adapun kriteria orang asing untuk mendapatkan kewarganegaraan RI menurut penjelasan pasal 20 yaitu :

“Orang asing yang telah berjasa kepada negara RI adalah orang asing

yang karena prestasinya yang luar biasa dibidang kemanusiaan, ilmu pengetahuan dan teknologi, kebudayaan, lingkungan hidup serta

keolahragaan telah memberikan kemajuan dan keharuman nama

bangsa Indonesia.”

Orang asing yang diberikan kewarganegaraan karena alasan kepentingan negara adalah orang asing yang dinilai oleh negara telah dan dapat memberikan sumbangan yang luar biasa untuk kepentingan memantapkan kedaulatan negara dan untuk meningkatkan kemajuan khususnya di bidang perekonomian Indonesia. Dalam memberikan status WNI tersebut pemerintah tidak dapat bertindak sendiri karena merupakan penambahan WNI bukan karena kelahiran melainkan datang dari luar negeri, sehingga sebagai bentuk pengawasan maka para wakil rakyat harus memberikan persetujuan terhadap hal tersebut, dalam artian persetujuan itu hanya dapat dilakukan apabila tidak menyebabkan yang bersangkutan menjadi berkewarganegaraan ganda.

Menurut UU Kewarganegaraan ini ada beberapa hal yang menjadi penyebab WNI kehilangan kewarganegaraan Indonesia antara lain :

A. Masuk menjadi WNA, sebagaimana diatur dalam pasal 23 UU Nomor 12

Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI, ditentukan:

a. memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri;

b. tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain,

sedangkan orang yang bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu;

c. dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas

permohonannya sendiri, yang bersangkutan sudah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin, bertempat tinggal di luar negeri, dan dengan dinyatakan hilang kewarganegaraan Republik Indonesia tidak menjadi tanpa kewarganegaraan;

d. masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari

Presiden;

e. secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam

dinas semacam itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- ndangan hanya dapat dijabat oleh Warga Negara Indonesia;

f. secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing atau bagian dari negara asing tersebut;

g. tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang

bersifat ketatanegaraan untuk suatu negara asing;

h. mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing

atau surat yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas namanya; atau

i. bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama 5

(lima) tahun terus-menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi Warga Negara Indonesia sebelum jangka waktu 5 (lima) tahun itu berakhir, dan setiap 5 (lima) tahun berikutnya yang bersangkutan tidak mengajukan pernyataan ingin tetap menjadi Warga Negara Indonesia kepada Perwakilan Republik Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal yang bersangkutan padahal Perwakilan Republik Indonesia tersebut telah memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan, sepanjang yang bersangkutan tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.

B. Akibat perkawinan dengan WNA

Perkawinan antara WNA dengan WNI dapat menyebabkan suami atau istri memperoleh kewarganegaraan asing sehingga mengakibatkan yang bersangkutan kehilangan kewarganegaraan Indonesia, hal tersebut diatur di dalam Pasal 26 UU Kewarganegaraan yang berbunyi:

(1) Perempuan Warga Negara Indonesia yang kawin dengan laki-laki warga

negara asing kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia jika menurut hukum negara asal suaminya, kewarganegaraan istri mengikuti kewarganegaraan suami sebagai akibat perkawinan tersebut.

(2) Laki-laki Warga Negara Indonesia yang kawin dengan perempuan warga

negara asing kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia jika menurut hukum negara asal istrinya, kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan istri sebagai akibat perkawinan tersebut.

(3) Perempuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau laki-laki

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) jika ingin tetap menjadi Warga Negara Indonesia dapat mengajukan surat pernyataan mengenai keinginannya kepada Pejabat atau Perwakilan Republik Indonesia yang wilayahnya meliputi tempat tinggal perempuan atau laki-laki tersebut, kecuali pengajuan tersebut mengakibatkan kewarganegaraan ganda.

(4) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat diajukan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) setelah 3 (tiga) tahun sejak tanggal perkawinannya berlangsung.

Jika dilihat ketentuan pasal 26 ayat (1) dan (2) diatur mengenai kehilangan kewarganegaraan bagi perempuan WNI maupun laki-laki WNI yang menikah dengan WNA apabila negara istri atau suami menganut ketentuan istri atau suami mengikuti kewarganegaraan asing pasangannya. Jadi dalam UU ini dianut adanya kesatuan hukum didalam keluarga. Sedangkan dalam ayat (3) dan (4) diatur bahwa bila perempuan atau laki-laki WNI tetap ingin mempertahankan kewarganegaraan Republik Indonesia dalam waktu tiga tahun sejak tanggal perkawinannya berlangsung dapat menyatakan kepada

Pejabat, kecuali hal itu mengakibatkan ia menjadi bipatride. 50

Di dalam ketentuan Undang-Undang Kewarganegaraan ini tidak ditentukan bahwa seorang WNA yang kawin dengan WNI maka secara otomatis menjadi WNI, namun mereka dapat memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia dengan menyampaikan pernyataan menjadi warga negara di hadapan Pejabat, sebagaimana diatur dalam Pasal 19 ayat (1) Undang-Undang RI Nmor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI. Namun jika mereka ingin menetap di Indonesia tetap dengan kewarganegaraan mereka maka ketentuan yang berlaku adalah bahwa WNA pelaku kawin campur selama tinggal di Indonesia harus memiliki izin tinggal dan izin tinggal tersebut diberikan berdasarkan visa yang dimiliki.

50 Basuki, Zulfa Djoko, 2007, Kewarganegaraan Dalam Persoalan Perkawninan Campuran, Badan Penerbit fakultas Hukum Universitas Indonesia. jakarta, hal., 92