BAB II Tinjauan Pustaka
2.11 Spektrofotometer UV-Visible
Metode spektrofotometri ultraviolet dan sinar tampak (visible) telah banyak diterapkan untuk penetapan senyawa-senyawa organik yang umumnya dipergunakan untuk penentuan senyawa dalam jumlah yang sangat kecil. Dalam suatu larutan, gugus molekul yang dapat mengabsorpsi cahaya dinamakan gugus kromofor. Molekul-molekul yang hanya mengandung satu gugus kromofor dapat mengalami perubahan pada panjang gelombang. Molekul yang mengandung dua gugus kromofor atau lebih akan mengabsorpsi cahaya pada panjang gelombang yang hampir sama dengan molekul yang hanya mempunyai satu gugus kromofor tertentu, tetapi intensitas absorpsinya adalah sebanding dengan jumlah kromofor yang ada (Triyati, 1985).
15
Spektrofotometri pada dasarnya terdiri dari sumber sinar, monokromator, sel untuk zat yang diperiksa, detektor, penguat arus dan alat ukur atau pencatat.
Spektrofotometri serapan merupakan metode pengukuran serapan radiasi elektromagnetik pada panjang gelombang tertentu yang diserap zat.
Spektrofotometri yang sering digunakan untuk mengukur serapan larutan atau zat yang diperiksa adalah spektrofotometri ultraviolet dengan panjang gelombang antara 200-400 nm dan visibel (cahaya tampak) dengan panjang gelombang antara 400-800 nm (Depkes RI, 1979; Gandjar dan Rohman, 2008).
16 BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental.
Penelitian ini meliputi identifikasi bahan tumbuhan, pengumpulan bahan tumbuhan, pembuatan jus buah naga dan pengujian aktivitas antioksidan jus buah naga merah (Hylocereus polyrhizus (Haw.) Britton & Rose) dan buah naga putih (Hylocereus undatus (Haw.) Britton & Rose) dengan metode pemerangkapan radikal bebas DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) secara spektrofotometri visible. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara pada bulan September 2016 – November 2016.
3.1 Alat
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari alat-alat gelas laboratorium, aluminium foil, blender (Philips), neraca analitik (Boeco Germany), vortex, spektrofotometer UV-Visible (Shimadzu UV-1800), gunting, kertas saring, stopwatch, tissue dan pisau.
3.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah buah naga merah dan buah naga putih segar. Bahan-bahan kimia berkualitas pro analisis produksi Sigma: 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH); produksi E-Merck: metanol.
Bahan berkualitas teknis: Air suling.
17 3.3 Penyiapan Bahan Tumbuhan
Penyiapan bahan tumbuhan meliputi pengumpulan bahan tumbuhan, identifikasi tumbuhan, pembuatan jus buah naga merah dan jus buah naga putih.
3.3.1 Pengumpulan Bahan Tumbuhan
Metode pengumpulan bahan tumbuhan dilakukan secara purposif yaitu tanpa membandingkan dengan bahan tumbuhan yang sama dari daerah lain.
Bahan tumbuhan yang digunakan adalah buah naga segar merah (Hylocereus polyrhizus (Haw.) Britton & Rose) dan buah naga segar putih (Hylocereus undatus (Haw.) Britton & Rose) yang sudah matang, diperoleh dari Pasar Buah Berastagi, Jalan Jendral Gatot Subroto No. 288 Medan, Sumatera Utara.
3.3.2 Identifikasi Tumbuhan
Identifikasi buah naga merah (Hylocereus polyrhizus (Haw.) Britton &
Rose) dan buah naga putih (Hylocereus undatus (Haw.) Britton & Rose) dilakukan di Herbarium Medanense, Laboratorium Herbarium Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sumtera Utara.
3.3.3 Pembuatan Jus Buah Naga Merah dan Jus Buah Naga Putih
Pembuatan jus buah naga merah dan jus buah naga putih dilakukan dengan menimbang buah naga 1,2 kg, dibersihkan dengan air mengalir lalu ditiriskan, dikeringkan menggunakan tisu, dipotong menjadi dua bagian, dipisahkan kulit dengan daging buahnya, dipotong kecil-kecil, lalu dihaluskan dengan blender, sampel yang telah dihaluskan dipisahkan dari biji-bijinya dengan cara disaring menggunakan kertas saring, sehingga diperoleh jus buah naga merah dan jus buah naga putih.
18
3.4 Uji Aktivitas Antioksidan Metode DPPH (1,1 Diphenyl-2-picrylhydrazyl) 3.4.1 Prinsip Metode DPPH (1,1 Diphenyl-2-picrylhydrazyl)
Kemampuan sampel uji dalam meredam proses oksidasi radikal bebas DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) dalam larutan metanol (sehingga terjadi perubahan warna DPPH dari ungu menjadi kuning) dengan nilai IC50 (konsentrasi sampel uji yang mampu meredam radikal bebas 50%) sebagai parameter menentukan aktivitas antioksidan sampel (Molyneux, 2004).
3.4.2 Pembuatan Larutan DPPH 0,5 mM
Timbang 20 mg DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) kemudian di masukkan kedalam labu tentukur 100 ml, dilarutkan dengan metanol dan di cukupkan volumenya dengan metanol hingga garis tanda, maka diperoleh larutan DPPH 0,5 mM (konsentrasi 200 μg/ml). Larutan DPPH 0,5 mM dipipet sebanyak 5 ml, kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml, lalu dicukupkan volumenya dengan metanol sampai garis tanda, maka diperoleh larutan blanko DPPH (konsentrasi 40 μg/ml).
3.4.3 Pengukuran Panjang Gelombang Serapan Maksimum DPPH
Larutan DPPH konsentrasi 40 μg/ml diukur serapannya pada panjang gelombang 400-800 nm yang merupakan panjang gelombang sinar tampak.
3.4.4 Pengukuran Waktu Kerja (Operating time)
Larutan DPPH konsentrasi 40 μg/ml dihomogenkan dan diukur absorbansi larutan pada panjang gelombang 516 nm selama 80 menit diamati waktu larutan tersebut mulai menghasilkan absorbansi yang stabil yang akan digunakan sebagai operating time.
19
3.4.5 Pembuatan Larutan Induk Jus Buah Naga Merah (JBNM) dan Jus Buah Naga Putih (JBNP)
Ditimbang sebanyak 25 mg jus buah naga merah dan jus buah naga putih, dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml dilarutkan dengan air lalu volumenya dicukupkan dengan air sampai garis tanda (konsentrasi 1000 μg/ml).
3.4.6 Pembuatan Larutan Uji Jus Buah Naga Merah (JBNM) dan Jus Buah Naga Putih (JBNP)
Larutan induk dipipet sebanyak 1,25 ml; 2,5 ml; 3,75 ml; dan 5 ml kemudian dimasukkan masing-masing ke dalam labu tentukur 25 ml dicukupkan volumenya dengan metanol sampai garis tanda (untuk mendapatkan konsentrasi 50 μg/ml, 100 μg/ml, 150 μg/ml, dan 200 μg/ml), jus buah naga merah (JBNM) dan jus buah naga putih (JBNP) dengan berbagai konsentrasi masing-masing dipipet sebanyak 0,5 ml dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan 5 ml larutan DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) konsentrasi 40 μg/ml, dihomogenkan dengan vortex, sebagai kontrol digunakan larutan DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) tanpa penambahan larutan uji, didiamkan larutan ditempat gelap selama 60 menit lalu diukur serapannya dengan alat spektrofotometer UV-VIS pada panjang gelombang 516 nm.
3.4.7 Analisis Persen Pemerangkapan Radikal Bebas
Penentuan persen pemerangkapan radikal bebas dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Aktivitas pemerangkapan radikal bebas (%) = x 100%
kontrol
Keterangan: Akontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel Asampel = Absorbansi sampel (Rosidah et al., 2008).
20 3.4.8 Analisis Nilai IC50
Perhitungan yang digunakan dalam penentuan aktivitas pemerangkapan radikal bebas adalah nilai IC50 (Inhibitory Concentration), nilai tersebut menggambarkan besarnya konsentrasi senyawa uji yang dapat memerangkap radikal bebas sebesar 50% (Molyneux, 2004).
Hasil perhitungan dimasukkan ke dalam persamaan regresi dengan konsentrasi sampel (μg/ml) sebagai absis (sumbu x) dan nilai % pemerangkapan (antioksidan) sebagai ordinatnya (sumbu y). Suatu senyawa dikatakan sebagai antioksidan sangat kuat jika nilai IC50 < 50 μg/ml, kuat (50-100) μg/ml, sedang (100-150) μg/ml, dan lemah (151-200) μg/ml (Winarsi, 2014).
21
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan
Hasil identifikasi buah naga yang dilakukan di Herbarium Medanense, Laboratorium Herbarium Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sumtera Utara, menunjukkan bahwa tumbuhan yang diteliti adalah Hylocereus polyrhizus (Haw.) Britton & Rose dan Hylocereus undatus (Haw.) Britton & Rose. Hasil pemeriksaan identifikasi tumbuhan tersebut dapat dilihat pada Lampiran 2 halaman 32-33.
4.2 Hasil Pengujian Aktivitas Antioksidan
4.2.1 Hasil Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum
Pengukuran serapan maksimum larutan DPPH ( 1,1– diphenyl -2- picrylhydrazyl) 40 μg/ml dalam metanol dengan menggunakan spektrofotometer Visibel. Data hasil pengukuran panjang gelombang maksimum dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini:
Gambar 4.1 Kurva Serapan Maksimum Larutan DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) 40 μg/ml Dalam Metanol Menggunakan Spektrofotometer UV-Visible
22
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa larutan DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) 40 μg/ml dalam metanol menghasilkan serapan maksimum pada panjang gelombang 516 nm. Panjang gelombang 516 nm, termasuk dalam kisaran panjang gelombang sinar tampak 400-800 nm, serta termasuk dalam rentang panjang gelombang DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) yang berkisar antara 515-520 nm (Gandjar dan Rohman, 2008; Molyneux, 2004).
4.2.2 Hasil Analisis Waktu Pengukuran (operating time)
Waktu stabil
Gambar 4.2 Hasil Grafik Analisis Waktu Pengukuran (operating time).
Waktu kerja bertujuan untuk mengetahui waktu pengukuran yang stabil.
Ditentukan dengan mengukur hubungan antara waktu pengukuran dengan absorbansi larutan (Gandjar dan Rohman, 2007). Hasil analisis pengukuran waktu kerja (operating time) dengan menggunakan larutan DPPH 0,5 mM dalam metanol dengan konsentrasi 40 μg/ml diukur selama 80 menit, sudah menunjukkan kestabilan pada menit ke 60 sampai dengan menit ke 63. Lama pengukuran metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) menurut beberapa
23
literatur yang direkomendasikan adalah selama 60 menit, tetapi dalam beberapa penelitian waktu yang digunakan sangat bervariasi dari 1 menit hingga 240 menit (Marinova dan Batchvarov, 2011). Hasil analisis waktu pengukuran (operating time) dapat dilihat pada Lampiran 5 halaman 36-37.
4.2.3 Hasil Analisis Aktivitas Antioksidan Jus Buah Naga Merah (JBNM) dan jus Buah Naga Putih (JBNP)
Pada hasil analisis aktivitas antioksidan masing-masing konsentrasi larutan uji jus buah naga merah dan jus buah naga putih terlihat adanya penurunan nilai absorbansi DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) sebanding dengan peningkatan konsentrasi masing-masing jus buah naga merah dan jus buah naga putih.
Penurunan absorbansi DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) dan persen pemerangkapan dengan penambahan masing-masing jus buah naga merah dan jus buah naga putih dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Penurunan absorbansi dan persen pemerangkapan DPPH oleh masing masing jus buah naga merah (JBNM) dan jus buah naga putih (JBNP).
Penurunan nilai absorbansi menunjukkan peningkatan aktivitas antioksidan. Penurunan nilai absorbansi terjadi karena jus buah naga merah dan
24
jus buah naga putih mampu menetralisir DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) dengan memberikan elektron kepada DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) sehingga atom dengan elektron yang tidak berpasangan mendapat pasangan elektron dan tidak lagi menjadi radikal (Silalahi, 2006).
Penangkap radikal bebas menyebabkan elektron menjadi berpasangan yang kemudian menyebabkan penghilangan warna yang sebanding dengan jumlah elektron yang diambil. Setelah bereaksi dengan senyawa antioksidan DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) tersebut akan tereduksi dan warnanya akan berubah.
Perubahan tersebut dapat diukur dengan spektrofotometer dan diplotkan terhadap konsentrasi penurunan intensitas warna yang terjadi disebabkan oleh berkurangnya ikatan rangkap yang terkonjugasi pada DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl). Hal ini dapat terjadi apabila adanya penangkapan satu elektron oleh zat antioksidan, menyebabkan tidak adanya kesempatan elektron tersebut untuk beresonansi. Peredaman warna DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) terjadi disebabkan oleh adanya senyawa yang bisa memberikan radikal hidrogen kepada radikal DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) sehingga direduksi menjadi DPPH-H (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazin) (Sayuti dan Yenrina, 2015).
Pada metode ini absorbansi yang diukur adalah absorbansi larutan DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) yang tidak bereaksi dengan senyawa antioksidan, secara teoritis panjang gelombang maksimum untuk larutan DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) dalam metanol adalah 515-517 nm. Untuk membuktikan bahwa absorbansi yang terukur adalah sisa DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) maka dilakukan pengukuran panjang gelombang maksimum larutan sampel tanpa DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) sehingga disimpulkan bahwa absorbansi yang
25
terukur adalah sisa DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) yang tidak ditangkap oleh senyawa uji (Salamah dan Widyasari, 2015).
Contoh perhitungan persen pemerangkapan dan nilai IC50 dapat dilihat pada Lampiran 7 halaman 39-52. Hubungan antara konsentrasi dengan persen pemerangkapan radikal bebas DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) oleh masing-masing jus buah naga merah dan jus buah naga putih dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 4.3 Grafik Hasil Uji Aktivitas Antioksidan JBNM
Gambar 4.4 Grafik Hasil Uji Aktivitas Antioksidan JBNP
26
Hasil analisis persamaan regresi linier dan hasil analisis nilai IC50 (μg/ml) yang diperoleh dari larutan uji JBNM dan JBNP dapat dilihat pada Tabel 4.2 dibawah ini:
Tabel 4.2 Hasil persamaan regresi linier dan hasil analisis IC50 (μg/ml) yang diperoleh dari jus buah naga merah (JBNM) dan jus buah naga putih (JBNP)
Hasil perbandingan analisis IC50 (μg/ml) pada larutan uji JBNM dan JBNP dapat dilihat pada Gambar 4.5 dibawah ini:
Gambar 4.5 Grafik Hasil Analisis IC50 (μg/ml)
Dari Tabel 4.2 menunjukkan aktivitas antioksidan larutan uji jus buah naga merah (JBNM) memiliki IC50 sebesar 128,3764 μg/ml dan termasuk dalam kategori sedang sedangkan jus buah naga putih (JBNP) memiliki IC50 sebesar 94,7983 μg/ml dan termasuk dalam kategori kuat. Aktivitas antioksidan diperoleh berbeda karena kandungan gizi pada masing-masing buah naga yaitu vitamin C.
27
Perbedaannya dapat dilihat pada Tabel 4.3 dibawah ini:
Tabel 4.3 Kandungan Gizi Buah Naga
Kandungan Per 100 gram Daging Buah
Hylocereus polyrhizus (Buah Naga Merah)
Hylocereus undatus (Buah Naga Putih)
Air (g) 82,5-83,00 89,40
Rhiboflavin (mg) Sangat sedikit -
Niasin (mg) 1,29-1,20 0,20
Vitamin C (mg) 8,00-9,00 25,00
Tingkat kemanisan (brix) 13,00-15,00 10,00-13.00
Nilai pH Tidak diketahui 4,70-5,10
Sumber: Warisno dan Dahana, 2010.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Umayah dan Amrun (2007), yaitu uji aktivitas antioksidan buah naga putih ekstrak metanol diperoleh IC50 sebesar 2,98
% dan pada ekstrak air 1,80 %, sedangkan pada penelitian yang dilakukan Nur Khaidah Siregar (2012), yaitu uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol buah naga putih diperoleh IC50 sebesar 975,501 μg/ml dan sari buah naga putih sebesar 4751,427 μg/ml.
Tabel 4.4 Kategori nilai IC50 sebagai antioksidan
No. Kategori Konsentrasi (μg/ml)
1. Sangat kuat ≤50
2. Kuat 50 – 100
3. Sedang 101 – 150
4. Lemah 151 – 200
Sumber: Winarsi, 2014.
28 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan:
a. Jus buah naga merah dan jus buah naga putih memiliki aktivitas antioksidan.
b. Kategori aktivitas antioksidan jus buah naga merah termasuk kategori yang sedang dengan IC50 sebesar 128,3764 μg/ml dan jus buah naga putih termasuk kategori kuat dengan IC50 sebesar 94,7983 μg/ml
5.2 Saran
a. Disarankan kepada masyarakat untuk mengkonsumsi jus buah naga sebagai minuman sumber antioksidan.
b. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan pengujian aktivitas antioksidan dari buah lain dan metode selain metode pemerangkapan DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl).
29
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2009). Buah Naga. http://buahnaga.us/. Tanggal Akses: 20 Desember 2010.
Cahyono, B. (2009). Sukses Bertanam Buah Naga. Jakarta: Pustaka Mina.
Halaman 14-16, 22-32, 35-45.
Depkes RI. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman 33.
Gandjar, I. G., dan Rohman, A. (2008). Kimia Farmasi Analisis. Cetakan Ketiga.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Halaman 222, 254-255.
Gunasena, H.P.M., dan Pushpakumara, D.K.N.G. (2006). Dragon Fruit (Hylocereus undatus Haw. Britton and Rose). Halaman 118. Diakses:
http://www.worldagroforestry.org.
Ionita, P. (2005). Is DPPH Stable Free Radical a Good Scavenger for Oxygen Active Species?. Bucharest. Chemical Paper. 59(1): 11-16.
Kristanto, D. (2003). Buah Naga Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. Cetakan Pertama. Jakarta: Penebar Swadaya. Halaman 10-15.
Marinova, G. dan V. Batchvarov. (2011). Evaluation of the Methods for Determination of the Free Radical Scavenging Activity by DPPH.
Bulgarian Journal of Agricultural Science. 17(1): 11-24.
Molyneux, P. (2004). The Use of the Stabl e Free Radical Diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) for Estimating Antioxidant Activity. Songklanakarin J. Sci.
Technol. 26(2): 211-219.
Prakash, A. (2001). Antioxidant Activity. Analytical Progress. 19(2): 1-4.
Pranata, R., Wahdaningsih, S., dan Fahrurroji, A. (2016). Uji Aktivitas Antioksidan Fraksi kloroform Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus lemairei Britton and Rose) Menggunakan Metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl). Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura. Halaman 1-10.
Rosidah, Yam, M. F., Sadikun, A., dan Asmawi, M. Z. (2008). Antioxidant Potential of Gynura procumbens. Pharmaceutical Biology. 46(9): 616-625.
Salamah, N., dan Widyasari, E. (2015). Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Daun Kelengkeng (Euphoria longan (L) Steud.) Dengan Metode Penangkapan Radikal 2,2’-difenil-1-pikrilhidrazil. Fakultas Farmasi
30
Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta. Pharmaciana, vol 5, No. 1, 2015:
25-34.
Sayuti, K., dan Yenrina, R. (2015). Antioksidan Alami dan Sintetik. Padang:
Andalas University Press. Halaman 38-47; 61-65; 76.
Silalahi, J. (2006). Makanan Fungsional. Yogyakarta: Kanisius. Halaman 41, 47-48, 121.
Siregar, K. N. (2012) Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Buah Naga (Hylocereus undatus (Haw.) Britton & Rose). Skripsi. Medan: Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
Triyati, E. (1985). Spektrofotometri Ultraviolet dan Sinar Tampak serta Aplikasinya dalam Oseanologi. Jurnal Oseana. 10(1): 1877.
Umayah, U. E., dan Amrun, H. M. (2007). Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Buah Naga (Hylocereus Undatus (Haw.) Britt. & Rose) Staf Pengajar Program Studi Farmasi Universitas Jember. Jurnal Ilmu Dasar Vol. 8 No. 1.
Halaman 83-90.
Warisno, dan Dahana, K. (2010). Buku Pintar Bertanam Buah Naga Di Kebun, Pekarangan dan Dalam Pot. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Halaman 3.
Winarsi, H. (2007). Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta: Kanisius.
Halaman 12, 17.
Winarsi, H. (2014). Antioksidan Daun Kapulaga. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Halaman 38, 42-43.
31
Ditimbang 25 mg
Dimasukkan kedalam labu 25 ml
Dicukupkan volumenya dengan air sampai garis tanda
Dipipet sebanyak 1,25 ml, 2,5 ml, 3,75 ml, 5 ml
Dimasukkan masing-masing ke dalam labu tentukur 25 ml
Dicukupkan volumenya dengan metanol sampai garis tanda
Diperoleh konsentrasi 50 µg/ml, 100 µg/ml, 150 µg/ml, 200 µg/ml
Dipipet masing-masing konsentrasi sebanyak 0,5 ml
Dimasukkan kedalam tabung reaksi Ditambahkan 5 ml larutan DPPH 0,5 mM konsentrasi 40 µg/ml
Dihomogenkan dengan vortex
Digunakan larutan DPPH tanpa penambahan larutan uji sebagai kontrol Didiamkan selama 60 menit
Diukur menggunakan alat spektrofotometer UV-Visible dengan panjang gelombang 516 nm
Ditimbang ± 1,2 kg
Dibersihkan dengan air mengalir lalu ditiriskan
Dikeringan menggunakan tisu Dibagi menjadi dua bagian
Dipisahkan kulit dari daging buahnya Dipotong kecil-kecil
Dihaluskan dengan blender Lampiran 1. Bagan Kerja
Disaring
Buah Naga Segar
Filtrat Sampel yang telah dihaluskan
Larutan induk jus buah naga konsentrasi 1000 µg/ml
Hasil Residu
32 Lampiran 2. Hasil Identifikasi Tumbuhan
1. Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus (Haw.) Britton & Rose)
33
2. Buah Naga Putih (Hylocereus undatus (Haw.) Britton & Rose)
34 Lampiran 3. Gambar Sampel Buah Naga
Gambar 1. Buah Naga Merah
Gambar 2. Buah Naga Putih
35
Lampiran 4. Gambar Seperangkat Alat Spektrofotometer UV-Visibel (UV 1800 - Shimadzu)
Gambar 3. Gambar seperangkat alat spektrofotometer UV - Visibel (UV 1800 - Shimadzu).
36 Lampiran 5. Hasil Pengukuran Operating Time
Time
37
38 Lampiran 6. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan.
39
Lampiran 7. Contoh Perhitungan Persen Pemerangkapan dan Perhitungan Nilai IC50
7.1 Perhitungan persen pemerangkapan JBNM
• Tabel data absorbansi DPPH pengukuran 1
No. Konsentrasi Larutan Uji (μg/ml) Absorbansi
1 0 0,84691
2 50 0,56689
3 100 0,46085
4 150 0,36689
5 200 0,26085
Keterangan : Akontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel Asampel = Absorbansi sampel
1. Konsentrasi 50 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,84691 0,56689
-0,84691
= 33,0637
2. Konsentrasi 100 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,84691 0,46085
-0,84691
= 45,5845
3. Konsentrasi 150 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,84691 0,36689
-0,84691
= 56,6789
4. Konsentrasi 200 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,84691 0,26085
-0,84691
= 69,1997
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
kontrol
40
• Tabel data absorbansi DPPH pengukuran 2
No. Konsentrasi Larutan Uji (µg/ml) Absorbansi
1 0 0,84422
2 50 0,58060
3 100 0,49429
4 150 0,38060
5 200 0,29429
Keterangan : Akontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel Asampel = Absorbansi sampel
1. Konsentrasi 50 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,84422 0,58060
-0,84422
= 31,2264
2. Konsentrasi 100 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,84422 0,49429
-0,84422
= 41,4500
3. Konsentrasi 150 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,84422 0,38060
-0,84422
= 54,9169
4. Konsentrasi 200 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,84422 0,29429
-0,84422
= 65,1406
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
kontrol
41
• Tabel data absorbansi DPPH pengukuran 3
No. Konsentrasi Larutan Uji (μg/ml) Absorbansi
1 0 0,84135
2 50 0,56967
3 100 0,41460
4 150 0,36967
5 200 0,26460
Keterangan : Akontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel Asampel = Absorbansi sampel
1. Konsentrasi 50 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,84135 0,56967
-0,84135
= 32,2909
2. Konsentrasi 100 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,84135 0,41460
-0,84135
= 50,7220
3. Konsentrasi 150 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,84135 0,36967
-0,84135
= 56,0622
4. Konsentrasi 200 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,84135 0,26460
-0,84135
= 68,5505
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
kontrol
42
• Tabel data absorbansi DPPH pengukuran 4
No. Konsentrasi Larutan Uji (μg/ml) Absorbansi
1 0 0,83026
2 50 0,55730
3 100 0,45570
4 150 0,35730
5 200 0,25570
Keterangan : Akontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel Asampel = Absorbansi sampel
1. Konsentrasi 50 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,83026 0,55730
-0,83026
= 32,8764
2. Konsentrasi 100 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,83026 0,45570
-0,83026
= 45,1135
3. Konsentrasi 150 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,83026 0,35730
-0,83026
= 56,9652
4. Konsentrasi 200 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,83026 0,25570
-0,83026
= 69,2024
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
kontrol
43
• Tabel data absorbansi DPPH pengukuran 5
No. Konsentrasi Larutan Uji (μg/ml) Absorbansi
1 0 0,82977
2 50 0,54420
3 100 0,45474
4 150 0,34420
5 200 0,25474
Keterangan : Akontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel Asampel = Absorbansi sampel
1 Konsentrasi 50 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,82977 0,54420
-0,82977
= 34,4155
2. Konsentrasi 100 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,82977 0,45474
-0,82977
= 45,1968
3. Konsentrasi 150 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,82977 0,34420
-0,82977
= 58,5186
4. Konsentrasi 200 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,82977 0,25474
-0,82977
= 69,2999
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
kontrol
44
• Tabel data absorbansi DPPH pengukuran 6
No. Konsentrasi Larutan Uji (μg/ml) Absorbansi
1 0 0,82687
2 50 0,53535
3 100 0,44565
4 150 0,33535
5 200 0,25535
Keterangan : Akontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel Asampel = Absorbansi sampel
1. Konsentrasi 50 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,82687 0,53535
-0,82687
= 35,2558
2. Konsentrasi 100 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,82687 0,44565
-0,82687
= 46,1035
3. Konsentrasi 150 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,82687 0,33535
-0,82687
= 59,4434
4. Konsentrasi 200 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,82687 0,25535
-0,82687
= 69,1184
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
kontrol
45 Perhitungan nilai IC50
Tabel IC50 dari JBNM
Keterangan: X = Konsentrasi (μg/ml) Y = % Pemerangkapan
Jadi, persamaan garis regresi Y = 0,3214x +8,7398 Nilai IC50 = Y = 0,3214x +8,7398
50 = 0,3214x +8,7398 X = 128,3764
IC50 = 128,3764 µg/ml
46 7.2 Perhitungan persen pemerangkapan JBNP
• Tabel data absorbansi DPPH pengukuran 1
No. Konsentrasi Larutan Uji (μg/ml) Absorbansi
1 0 0,80736
2 50 0,49730
3 100 0,39795
4 150 0,29460
5 200 0,19460
Keterangan : Akontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel Asampel = Absorbansi sampel
1. Konsentrasi 50 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,80736 0,49730
-0,80736
= 38,4041
2. Konsentrasi 100 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,80736 0,39795
-0,80736
= 50,7097
3. Konsentrasi 150 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,80736 0,29460
-0,80736
= 63,5107
4. Konsentrasi 200 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,80736 0,19460
-0,80736
= 75,8967
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
kontrol
47
• Tabel data absorbansi DPPH pengukuran 2
No. Konsentrasi Larutan Uji (µg/ml) Absorbansi
1 0 0,82019
2 50 0,47502
3 100 0,31436
4 150 0,21648
5 200 0,11648
Keterangan : Akontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel Asampel = Absorbansi sampel
1. Konsentrasi 50 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,82019 0,47502
-0,82019
= 42,0841
2. Konsentrasi 100 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,82019 0,31436
-0,82019
= 61,6722
3. Konsentrasi 150 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,82019 0,21648
-0,82019
= 73,6061
4. Konsentrasi 200 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,82019 0,11648
-0,82019
= 85,7984
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
kontrol
48
• Tabel data absorbansi DPPH pengukuran 3
No. Konsentrasi Larutan Uji (μg/ml) Absorbansi
1 0 0,82959
2 50 0,41275
3 100 0,31346
4 150 0,21277
5 200 0,11277
Keterangan : Akontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel Asampel = Absorbansi sampel
1. Konsentrasi 50 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,82959 0,41275
-0,82959
= 50,2465
2. Konsentrasi 100 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,82959 0,31346
-0,82959
= 62,2150
3. Konsentrasi 150 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,82959 0,21277
-0,82959
= 74,3523
4. Konsentrasi 200 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,82959 0,11277
-0,82959
= 86,4065
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
kontrol
49
• Tabel data absorbansi DPPH pengukuran 4
No. Konsentrasi Larutan Uji (μg/ml) Absorbansi
1 0 0,83418
2 100 0,47880
3 200 0,37508
4 300 0,27650
5 400 0,17650
Keterangan : Akontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel Asampel = Absorbansi sampel
1. Konsentrasi 50 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,83418 0,47880
-0,83418
= 42,6023
2. Konsentrasi 100 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,83418 0,37508
-0,83418
= 55,0360
3. Konsentrasi 150 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,83418 0,27650
-0,83418
= 66,8536
4. Konsentrasi 200 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,83418 0,17650
-0,83418
= 78,8414
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
kontrol
50
• Tabel data absorbansi DPPH pengukuran 5
No. Konsentrasi Larutan Uji (μg/ml) Absorbansi
1 0 0,84079
2 50 0,44009
3 100 0,31421
4 150 0,21146
5 200 0,11146
Keterangan : Akontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel Asampel = Absorbansi sampel
1. Konsentrasi 50 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,84079 0,44009
-0,84079
= 47,6575
2. Konsentrasi 100 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,84079 0,31421
-0,84079
= 62,6291
3. Konsentrasi 150 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,84079 0,21146
-0,84079
= 74,8498
4. Konsentrasi 200 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,84079 0,11146
-0,84079
= 86,7434
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
kontrol
51
• Tabel data absorbansi DPPH pengukuran 6
No. Konsentrasi Larutan Uji (μg/ml) Absorbansi
1 0 0,84395
2 50 0,40218
3 100 0,30437
4 150 0,20238
5 200 0,10238
Keterangan : Akontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel Asampel = Absorbansi sampel
1. Konsentrasi 50 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,84395 0,40218
-0,84395
= 52,3455
2. Konsentrasi 100 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,84395 0,30437
-0,84395
= 63,9350
3. Konsentrasi 150 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,84395 0,20238
-0,84395
= 76,0199
4. Konsentrasi 200 µg/ml
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,84395 0,10238
-0,84395
= 87,8689
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
kontrol
52 Perhitungan nilai IC50
Tabel IC50 dari JBNP
Keterangan: X = Konsentrasi (μg/ml) Y = % Pemerangkapan
Jadi, persamaan garis regresi Y = 0.3863x+13,3794 Nilai IC50 = Y = 0,3863x+13,3794
50 = 0,3863x+13,3794 X = 94,7983
IC50 = 94,7983 µg/ml