• Tidak ada hasil yang ditemukan

TATA KERJA

4.3 Implementasi Kebijakan Pelarangan Alat Tangkap Cantrang di Desa Pasar Sorkam

4.3.1 Standar dan Sasaran Kebijakan Pelarangan Alat Tangkap Cantrang

Implementasi kebijakan sangat ditentukan oleh arah dan tujuan kebijakan yang telah ditentukan.untuk membahas suatu proses kebijakan yang sedang berjalan (implementasi) maka kita seharusnya mengetahui dulu seperti apa standar dan sasaran dari sebuah kebijakan itu sendiri. Standar dan sasaran ini di dasarkan pada kepentingan utama terhadap sistem-sistem yang menentukan pencapaian kebijakan, dan untuk mencapai hasil tersebut maka dilakukan sosilisasi yang akan di jadikan sebagai faktor pendukungnya.

Dimana untuk mengukur kinerja implementasi kebijakan tentunya menegaskan standar dan sasaran tertentu yang harus dicapai oleh para pelaksana kebijakan, kinerja kebijakan pada dasarnya merupakan penilaian atas tingkat ketercapaian standar dan sasaran tersebut. Artinya di dalam proses pencapaian kebijakan ini menilai sejauhmana ukuran-ukuran dasar dan tujuan-tujuan kebijakan yang telah di realisasikan sejauh implementasi kebijakan itu di jalankan.

Pelarangan alat tangkapcantrang/pukat adalah kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah untuk meningkatkan pendapatan para nelayan dengan alat tangkap yang sederhana.Adapun standar dan sasaran dari kebijakan pelarangan alat tangkap cantrang/pukat dapat dilihat dari beberapa hal yaitu tujuan dan sasaran kebijakan, mekanisme atau alur kebijakan pelarangan alat tangkap cantrang/pukat yang merupakan sasaran atau target dari kebijakan ini. Maka dari itu dalam penelitian ini standar kebijakan pelarangan alat tangkap cantrang/pukat adalah berdasarakan Undang-undang No 2 Tahun 2015 tentang kelautan dan

perikanan yang menyatakan bahwa penggunaan alat penangkapan ikan pukat hela/trawl di wilayah pengelolaan perikanan negara republik indonesia telah mengakibatkan menurunnya sumber daya ikan dan mengancam kelestarian lingkungan sumber daya ikan sehingga perlu dilakukan pelarangan penggunaan alat penangkapan ikan pukat hela/trawl dan ditetapkan melalui peraturan menteri kelautan dan perikanan. Berkaitan dengan di atas, penulis melakukan wawancara mengenai standar dan sasaran kebijakan pelarangan alat tangkap cantrang di Desa Pasar Sorkam tersebut dengan salah satu Kabid Penangkapan, Perizinan dan Pemberdayaan,yang mengatakan:

“kebijakaan pelarangan alat tangkap cantrang/pukat merupakan peraturan yang di keluarkan oleh kementerian kelautan dan perikanan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara bertahap dan sekaligus menjaga biota laut yang selama ini berangsur punah. Dengan peraturan tersebut maka undang-undang PERMEN KP No 2 Tahun 2015 sudah memiliki standar serta sasaran dan aturan artinya dengan peraturan ini seluruh masyarakat nelayan yang ada di pesisir pantai barat dan pantai timur selatan dan utara diharuskan untuk tidak menggunakan alat tangkap cantrang/pukat.Dengan demikian peraturan yang di buat oleh pemerintah dalam hal pelarangan tersebut demi untuk menentukan nasib para nelayan dalam jangka panjang sehingga kesejahteraan para nelayan dapat menunjang ekonomi yang maksimal dalam meningkatkan taraf hidup di keluarga masing-masing’’.(Hasil Wawancara pada Hari SelasaTanggal 10 April 2018, Traskip Wawancara halaman 97).

Menurut informan di atas, kebijakan pelaranagn alat tangkap cantrang di Desa Pasar Sorkam Kecamatan Sorkam Barat Kabupaten Tapanuli Tengah Dengan demikian peraturan yang dibuat oleh pemerintah dalam hal pelarangan tersebut demi untuk menentukan para nasib nelayan dalam jangka panjang sehingga dapat menunjang kesejahteraan para nelayan serta untuk menjaga biota laut yang berada di dasar laut. Hal serupa disampaikan oleh Kabid Budidaya, Pengelolaan dan Pemasaran Kabupaten Tapanuli Tengah, yang menyatakan:

‘’ Dalam peraturan tersebut memang kita sadari banyak masyarakat nelayan pengguna alat tangkap cantrang yang tidak setuju dengan peraturan ini dikarenakan kebiasaan mereka dalam menggunakan alat tangkap tersebut sangat memuaskan dengan hasil yang mereka dapatkan, namun tidak memikirkan seberapa banyak hasil yang didapatkan oleh pengguna alat tangkap yang disahkan oleh pemrintah. Dan kami sebagai pihak penyelenggara kebijakan tersebut sangat mendengar jeritan-jeritan pengguna alat tangkap jaring yang tidak menuai hasil tangkapan yang memuaskan oleh karena itu peraturan ini sangat mendukung dari seluruh aspek dalam meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat nelayan secara bertahap’’. (Hasil Wawancara pada Hari Rabu Tanggal 11 April 2018, Traskip Wawancara Halaman 99)

Pendapat yang tidak jauh beda disampaikan oleh Ketua Kepala Desa Pasar Sorkam yang menyatakan :

‘’Sebagai seorang kepala Desa saya telah melihat bagaimana cara masyarakat menghadapi kebijakan pelarangan alat tangkap cantang/pukat tersebut yang sebelumnya telah membudidaya menggunakan alat tangkap cantrang/pukat, sehingga kendala yang terlihat di lapangan pada awalnya sangat banyak namun seiring proses implementasi kebijakan tersebut yang telah disosialisasikan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan secara bertahap sudah mulai membuahkan hasil kepada nelayan yang saat ini sudah mulai menggunakan alat tangkap jaring walaupun masih ada masyarakat yang secara bersembunyi menggunakan alat tangkap cantrang, dan pengawasan Dinas Kelautan dan Perikanan yang ada di Desa ini sudah semaksimal mungkin dalam mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya ’’. (Hasil Wawancara pada Hari senin Tanggal 21Mei 2018, Traskip Wawancara Halaman 131)

Dari informan di atas, pihak Dinas Kelautan dan perikanan Kabupaten TapanuliTengah serta Kepala Desa Pasar Sorkam telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat nelayan yang bisa mengerti tentang PERMEN KP No 2 Tahun 2015 yang di keluarkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan banwa pentingnya menjaga ekosistem laut dari kerusakan yang diakibatkan oleh cantrang/pukat tersebut. Sedangkan Ketua Konservasi Penyu yang termasuk sangat medukung Peraturan tersebut menyatakan bahwa :

‘’Dalam kebijakan pelarangan alat tangkap cantrang/trawl tersebut semua pihak sudah mengetahui melalui PERMEN KP No 2 Tahun 2015 dimana undang-undang tersebut mengatur tentang pelarangan operasional alat

tangkap cantrang/trawl dan disini sudah sangat mengetahui standar dan sasaran serta aturan yang sudah dibuat dalam undang-undang tersebut dan saya sangat mendukung program pemerintah ini’’. ( Hasil Wawancara pada Hari Senin Tanggal 23 April 2018, Traskip Wawancara Halaman 117)

Menurut informan di atas, Maka dari itu proses atau pelaksanaan dalam kebijakan pelaranga alat tangkap cantrang/pukatdimulai dari penetapan PERMEN KP No 2 Tahun 2015 hingga pembentukan sosialisasi oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tapanuli Tengah dan pihak terkait terlibat dalam kebijakan ini sangat mendorong semangat dari seluruh agen pelaksana, terutama tertuju pada pelaku konservasi penyu yang selama ini turut dalam memelihara biota laut yang sedang berkembang. Namun berdasarkan sosialisasi yang akan dilakukan secara terus-menerus diharapkan masyarakat dapat mengerti sehingga kendala-kendala yang selama ini mereka kemukakan dapat mereka rasakan dampak positifnya untuk jangka panjang karena setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah sudah di pikirkan bagaimana standar dan sasarannya kepada masyarakat.

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan pada tanggal 27 Maret 2018 mengenai standar dan sasaran kebijakan jelas terlihat bahwa para nelayan sebagai sasaran kebijakan pelarangan alat tangkap cantrang/pukat di Desa Pasar Sorkam Kecamatan Sorkam Barat Kabupaten Tapanuli Tengah telah terlaksana dengan baik. Sasaran ini jelas di peruntukkan bagi masyarakat nelayan yang telah mnegikuti proses pelaksanaan kebijakan pelarangan alat tangkap cantrang yang di mulai semenjak tahun 2015 di seluruh indonesia. Adapun di lapangan peneliti melihat bahwa antara Dinas Kelautan dan Perikanan dan nelayan pengguna cantrang mengikuti jalur yang berbeda dalam pelaksanaan kebijakan ini. Sebagai sasaran kebijakan sebagian besar nelayan pengguna cantrang sudah mulai

menggunakan alat tangkap jaring dalam beberapa tahun terakhir dan sudah memperlihatakan tanda-tanda peningkatan dari hasil tangkapnya masing-masing, ini berarti bahwa sasaran kebijakan pelarangan alat tangkap cantrang/pukat di Desa ini sudah berhasil dilaksanakan karena hampir seluruh masyarakat nelayan pengguna cantrang/pukat sudah mulai menggunakan alat tangkap jaring sebagai standar yang ada dalam kebijakan tersebut.

Kemudian penulis juga memaparkan hasil dokumentasi kebijakan pelarangan alat tangkap cantrang/pukat yang telah di amanatkan oleh undang-undang no 2 tahun 2015. Dimana masyarakat sudah diatur dalam hal penangkapan ikan yang berlebih sehingga mengakibatkan rusaknya biota laut yang sedang berkembang biak dan sebagai sasaran dari kebijakan ini adalah untuk menjaga biota laut dan meningkatkan penghasilan nelayan secara menyeluruh dengan alat tangkap yang sederhana sehingga menghindarkan penangkapan ikan secara berlebih.

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokmentasi yang telah dikemukakan oleh PERMEN KP No 2 Tahun 2015 tentang pelarangan alat tangkap cantrang/pukat di Desa Pasar Sorkam Kecamatan Sorkam Barat Kabupaten Tapanuli Tengah masih dalam proses pelaksanaan kebijakan, hal ini dapat dilihat dari masih adanya masyarakat nelayan yang menggunakan alat tangkap cantrang/pukat yang masih nekat beroperasi secara bersembunyi-sembunyi, hal tersebut dikarenakan kurangnya perataan bantuan alat tangkap yang disahkan oleh pemerintah yang berupa materi ataupun non materi berupa alat tangkap yang dapat menjaga ekosistem laut dan menjaga biota-biota laut yang berada di dasar laut yang selama ini sudah mulai berangsur-angsur punah maka

dengan peraturan tersebut standar dan sasaran dalam peraturan ini seluruh masyarakat diharuskan tidak menggunakan alat tangkap cantrang/pukat demi untuk menentukan para nasib nelayan dalam jangka waktu panjang sehingga kesejahteraan sosial nelayan dapat menunjang ekonomi yang maksimal.