TATA KERJA
4.3 Implementasi Kebijakan Pelarangan Alat Tangkap Cantrang di Desa Pasar Sorkam
4.3.2 Sumber daya
Sumber daya merupakan suatu hal yang diperlukan dalam melaksanakan suatu maksud tertentu yang telah ditetapkan. Keberhasilan proses implementasi kebijakan sangat tergantung dari kemampuan memanfaatkan sumber daya yang tersedia, sumber daya yang berguna menunjang implementasi keberhasilan dari suatu kebijakan, sumber daya yang di maksudkan adalah sumber daya manusia dan juga sumber daya non manusia dimana sumber daya manusia sebagai aktor atau yang menjalankan pelaksanaan kebijakan yang dimaksud sumber daya non manusia.
Sumber daya manusia tersebut meliputi sumber daya dari kualitasnya, dari segi kualitas apakah sumber daya yang dimiliki kompetensinya memadai untuk dapat melaksanakan sesuai dengan kebijakan serta pengetahuan yang dimilikinya.
Sedangakn sumber daya non manusia juga dapat dilihat dari sumber daya fisik yang mendukung suatu program kebijakan tertentu dalam proses pelaksanaan kebijakan. Dengan ini dapat dinyatakan bahwa kedua hal tersebut sangat berhubungan erat demi tercapainya tujuan dari program itu sendiri.
Pelaksanaan kebijakan pelarangan alat tangkap cantrang/pukat di jalankan oleh beberapa pihak, diantaranya adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan, konservasi penyu, Kepala Desa, TNI nagkatan laut sebagai penyelenggara
kebijakan pelarangan alat tangkap cantrang/pukat. Dimana semua pihak terkait harus mempunyai koordinasi dan kerja sama yang baik dalam pelaksanaan kebijakan ini serta tanggung jawab yang terpenting dalam hal ini agar seluruh aspekbaik itu masyarakat secara keseluruhan tidak ada yang di rugikan.
Dalam konteks penelitian ini, adapun yang berkaitan dengan kebijakan pelarangan alat tangkap cantrang/pukat di Desa Pasar Sorkam Kecamatan Sorkam Barat Kabupaten Tapanuli Tengah, pihak yang terlibat secara langsung pada penelitian ini yaitu Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tapanuli Tengah serta masayarakat Desa Pasar Sorkam dimana seperti yang sudah di jelaskan oleh peneliti pada bab sebelumnya bahwa Dinas Kelautan dan Perikanan merupakan pihak kunci yang menjembatani pelarangan alat tangkap cantrang/pukat dengan pihak-pihak lain yang terlibat di tingkat Desa hanyalah sebagai pendukung dan perpanjangan tangan yang merupakan sebuah institusi yang melakukan suatu tahapan/proses yang indenpenden dan bertugas melakukan proses pelatihan melalui sosialisasi yang di adakan langsung kepada masyarakat nelayan.
Berkaitan dengan sumber daya manusia dalam kebijakan pelarangan alat tangkap cantrangpukat adapun jumlah kapal di Desa Pasar Sorkam Kecamatan Sorkam Barat berdasarkan data dari observasi yang peneliti lakukan ada 30 kapal yang masih menggunakan alat tangkap cantrang/pukat secara bersembunyi dan 151 kapal yang menggunakan alat tangkap jaring serta tempat pelelangan ikan (TPI) yang sudah memadai, Pabrik es mini, Pos Pengawasan Dinas Kelautan dan Perikanan serta pelabuhan kapal yang sudah memenuhi standar untuk Desa Pasar Sorkam, dan data tersebut dapat dilihat melalui Tabel 4.1
Tabel 4.1
Data sumber daya nelayan non manusia Desa Pasar Sorkam
No Sumber Daya Nelayan Jumlah
1. Pengguna alat tangkap jarring 151
2. Pengguna alat tangkap cantrang/trawl 30
3. Pabrik es mini 1
4. Tempat pelelangan ikan (TPI) 1
5. Pengawasan Dinas Kelautan dan Perikanan (PSDKP) 1
6. Pelabuhan kapal 1
Sumber : Data Desa Pasar Sorkam
Sedangkan untuk jumlah keseluruhan nelayan Desa Pasar Sorkam adalah 447 orang, hal tersebut menjadi suatu motivasi bagi agen pelaksana dalam melaksanakan kebijakan ini, terutama dalam mengukur pengetahuan dari sumber daya manusia yang ada di Desa Pasar Sorkam. karena selama ini alat tangkap cantrang yang mereka gunakan telah membudaya sehingga pada awal implementasi kebijakan ini banyak masyarakat yang menolak kebijakan tersebut, namun pihak Dinas Kelautan dan Perikanan terus mengadakan koordinasi serta sosialisasi kepada masyarakat agar hadirnya pengetahuan-pengetahuan baru dalam hal penangkapan ikan secara lebih sederhana demi untuk meningkatkan sumber daya manusia yang ada di Desa Pasar Sorkam.
Berkaitan dengan penelitian adapun masyarakat nelayan di Desa Pasar Sorkam yang telah mengikuti berbagai sosialisasi yang diadakan oleh pihak Dinas Kelautan dan Perikanan terkait PERMEN KP No 2 Tahun 2015 dimana pemerintah wajib melaksanakan progam ini demi untuk menjaga kelestarian laut serta meningkatkan pendapatan para nelayan dalam hasil tangkapan ikannya, sehingga sosialisasi tersebut bertujuan untuk memberikan suatu pelajaran kepada masyarakat nelayan agar sadar akan selama ini keadaan laut yang sudah mulai punahdengan terumbu karang yang sudah tidak terjaga lagi di akibatkan maraknya kegiatan nelayan dalam hal penggunaan alat tangkap cantrang/pukat dan alat tangkap lainnya yang merusak ekosistem laut. Dengan adanya peraturan tersebut kita dapat melihat secara bersama bahwa dalam tiga tahun berjalan peraturan tersebut sudah mulai memperlihatkan hasil yang maksimal walaupun belum 100%
dan melalui observasi penelti di lapangan sudah sebagian besar dari masyarakat Desa Pasar Sorkam yang selama ini menggunakan alat tangkap cantrang/pukat dan sekarang sudah menggunakan alat tangkap jaring atau pancing sebagai alat tangkap yang ramah lingkungan. Hal ini sesuai yang dikatakan oleh masyarakat nelayan pengguna cantrang Desa Pasar Sorkam yang menyatakan:
‘’Saya hanya butuh perubahan melalui bantuan pemerintah dalam menyesuaikan alat tangkap kami dengan nelayan yang lainnya’’. (Hasil Wawancara Pada Hari Jumat Tanggal 1 Juni 2018, Traskip Wawancara Halaman 149)
Sedangkan menurut informan tokeh kapal dan pembeli ikan masyarakat nelayan Desa Pasar Sorkam menyatakan:
‘’Jujur, setelah peraturan ini diberlakukan, penghasilan saya pada awalnya menurun dalam hal pembelian hasil tangkap ikan cantrang/trawl maupun jaring, namun setelah semua kapal-kapal saya beralih ke alat tangkap jaring keseluruhannya alhamdulillah sudah mulai menampakkan hasil
peningkatan dalam hal pembelian ikan’’. (Hasil Wawancara Pada Hari Senin Tanggal 4 Juni 2018, Transkip Wawancara Halaman 144)
Dilihat dari kinerja Kepala Desa Pasar Sorkam terkait kebijakan pelarangan alat tangkap cantrang/pukat ini menurut masyarakat nelayan bahwa kepala Desa juga turut membantu masyarakat dalam hal mengajukan kendala-kendala serta harapan mereka terkait bantuan yang mereka inginkan dalam hal penggantian alat tangkap cantrang. Dan menurut pernyataan langsung dari Kepala Desa Pasar Sorkam seluruh aparat Desa Pasar Sorkam juga bertanggung jawab dalam hal peningkatan kesejahteraan masyarakat terutama di bidang kelautan karena 90% kehidupan di Desa Pasar Sorkam adalah dari melaut.
Seluruh masyarakat nelayan di Desa Pasar Sorkam sudah mulai terlihat antusias dalam mengimplementasikan kebijakan pelarangan alat tangkap cantrang/pukat karena berdasarkan sosialisasi yang di lakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan masyrakat nelayan mulai sadar akan pentingnya menjaga ekosistem laut demi untuk meningkatkan kelangsungan hidup mereka, yang bergantung kepada keadaan laut. Pendapat Kepala Desa Pasar Sorkam tentang kebijakan pelarangan alat tangkap cantrang yang mnerangkan bahwa :
‘’Dalam hal ini kami juga mendorong Dinas Kelautan dan Perikanan agar dapat merealisasikan bantuan berupa materi maupun non materi kepada masyarakat agar penyetaraan alat tangkap jaring sebagai penngganti dari alat tangkap cantrang/trawl yang mereka gunakan selama ini’’. (Hasil Wawancara Pada hari Senin Tanggal 21 Mei 2018, Transkip Wawancara Halaman 133)
Adapun disamping itu sumber daya yang harus di dukung oleh sumber daya fisik yang mampu, dan bisa dikelolah oleh masyarakat nelayan Desa Pasar Sorkam. Berdasarkan wawancara dengan masyarakat nelayan Desa Pasar Sorkam dalam lampiran 4, poin 1 menunjukkan bahwa adanya perubahan setelah
pelarangan alat tangkap cantrang/pukat ini diberlakukan hanya ada sebagian kecil masyarakat nelayan yang menolak kebijakan tersebut karena mereka merasa puas dengan penghasilan yang mereka dapatkan selama ini, namun tanpa mereka sadari keadaan ekosistem laut berangsung punah dan seluruh terumbu karang tidak dapat tumbuh dengan sempurna sehingga perkembangbiakan biota laut menjadi terganggu. Namun dengan seiring berjalannya waktu dan melalui koordinasi yang diadakan oleh pihak terkait sangat besar kemungkinan sebagian masyarakat nelayan yang menggunakan alat tangkap cantrang/pukatakan berganti dengan alat tangkap yang disahkan oleh pemerintah.
Berdasarkan pengamatan serta observasi peneliti di lapangan dimana peneliti melihat bahwa sosialisasi yang diadakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan serta koordinasi secara langsung kemasyarakat sudah mulai memperlihatkan hasil yang maksimal, karena implementasi kebijakan tersebut sudah berjalan sesuai aturannya namun tuntutan kepada pihak terkait terutama Kepala Desa setempat yang diharapkan oleh masyarakat nelayan Desa Pasar Sorkam dalam hal bantuan fisik yang berupa alat tangkap yang bisa di gunakan oleh masyarakat nelayan Desa Pasar Sorkam sebagai sumber daya yang bisa di manfaatkan.
Kemudian penulis memaparkan dokumentasi tentang kebijakan pelarangan alat tangkap cantrang terkait kesejahteraan sosial nelayan di Desa Pasar Sorkam Kecamatan Sorkam Barat Kabupaten Tapanuli Tengah antara lain sebagai berikut:
Gambar 4.3 alat tangkap cantrang
Sumber gambar: Penulis, 2018
Dokumentasi diatas merupakan bentuk sumber daya alat tangkap cantrang/pukat yang digunakan oleh masyarakat nelayan Desa Pasar Sorkam Kecamatan Sorkam Barat Kabupaten Tapanuli Tengah yang pada saat ini sebagian kecil masyarakatnelayan Desa Pasar Sorkam menggunakan alat tangkap tersebut walaupun resikonya sangat besar dengan hukum pidana sesuai PERMEN KP No 2 Tahun 2015.
Akhirnya penulis mencoba memaparkan berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi yang telah dilakukan oleh penulis bahwa dalam mencapai tujuan yang diinginkan, pihak kunci yang terlibat secara langsung menjebatani PERMEN KP No 2 Tahun 2015 adalah Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tapanuli Tengah dengan pihak-pihak terkait lainnya seperti kelompok konservasi penyu, Kepala Desa, TNI angkatan laut sebagai penyelenggara atau pendukung dan perpanjangan tangan yang melakukan suatu tahapan/proses melalui sosialisasi yang diadakan langsung kepada masyarakat
nelayan untuk memberikan pelajaran kepada masyarakat nelayan agar sadar akan selama ini keadaan laut yang sudah mulai punah dengan terumbu karang yang tidak terjaga dan merusak ekosistem laut diakibatkan alat tangkap cantrang/pukat.
Dimana semua pihak terkait harus mempunyai koordinasi dan kerja sama yang baik dalam pelaksanaan kebijakan ini.
4.3.3Hubungan Antar Organisasi Terkait dengan Kebijakan Pelarangan