• Tidak ada hasil yang ditemukan

STASIUN PENGAMATAN ATMOSFER

Dalam dokumen DISUSUN OLEH TIM LAKIN PSTA 2019 (Halaman 45-51)

1 PENDAHULUAN

1.3 SUMBER DAYA MANUSIA DAN FASILITAS

1.3.2 FASILITAS

1.3.2.7 STASIUN PENGAMATAN ATMOSFER

Gambar 30 Lokasi Pengamatan Atmosfer LAPAN

Balai Pengamatan Antariksa Atmosfer (BPAA) LAPAN Agam adalah salah satu stasiun pengamatan yang terletak dekat dengan ekuator (katulistiwa) di Kototabang, Kec.Palupuh, Kab.Agam, Sumatera Barat dengan posisi 100.32 BT – 0.23 LS dan ketinggian 865 m di atas permukaan laut. BPAA Agam dibangun karena kurangnya data-data meteorologi untuk daerah Indonesia bagian barat. BPAA Kototabang diresmikan oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi DR. AS Hikam pada tanggal 26 Juni 2001.

Berdasarkan Peraturan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Nomor 15 tahun 2015 Tentang Organisasi Tata Kerja Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer. Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Agam mempunyai tugas: “Melaksanakan pengamatan, perekaman, pengolahan, analisis dan pengelolaan data antariksa dan atmosfer”.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Agam menyelenggarakan fungsi :

DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH

NSI DSI EHN HAL

1. Penyusunan rencana kegiatan dan anggaran

2. Pelaksanaan pengamatan, perekaman, pengolahan, analisis dan pengelolaan data antariksa dan atmosfer.

3. Pengembangan, pengoperasian, dan pemeliharaan peralatan pengamatan antariksa dan atmosfer

4. Pelaksanaan kerja sama teknis di bidang pengamatan antariksa dan atmosfer 5. Pemberian layanan publik penerbangan dan antariksa

6. Evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan

7. Pelaksanaan urusan keuangan, sumber daya manusia aparatur, tata usaha, penataausahaan Barang Milik Negara, dan rumah tangga.

Peralatan pengamat dirgantara yang ada di Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Agam adalah sebagai berikut :

Tabel 3 Peralatan pengamat dirgantara

No Instrument Fungsi

1 EAR Profil angin 1,5-20 km,

Irregularitas ionosfer > 90 km

2 Ceilometer Ketinggian awan

3 RASS Profil temperatur

4 Disdrometer Diameter, kecepatan, jumlah butiran hujan 5 Meteor Wind Radar Flux meteor, Angin netral

6 GRBR TEC

7 X-Band Radar Awan

8 Optical Rain Gauge Curah Hujan, Temperatur

9 2DVD Diameter, kecepatan, jumlah butiran hujan

10 Micro Rain Radar Kadar uap air

11 LIDAR Aerosol, awan

12 CO2 Kadar CO2

13 Ionosonda Ionosfer

14 Magnetometer Medan magnet bumi

15 VHF-Radar Ionosfer

16 Airglow Imager Plasma buble

17 FPI Angin netral

18 GPS Scintilasi Scintilasi

19 GPS TEC TEC

20 ALE Ionosphere Layer Frequency

21 Teleskop William Optics Benda antariksa

22 AWS Temperatur, kelembaban, tekanan, arah angin, kecepatan angin, curah hujan dan radiasi matahari

23 EPAM 5000 PM 10

24 GNSS Receeiver TEC

25 Teleskop Celestron Benda antariksa

26 Rain gauge Curah Hujan

27 Cambell Stokes Durasi penyinaran

DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH

NSI DSI EHN HAL

29 TH-CO2 Meter Temperatur, kelembaban, CO2

30 Pyranometer Radiasi matahari

31 Santanu Hujan

32 Gas Monitoring Kadar O2, LEL, CO, H2S, NO2 dan SO2

33 Ozon Monitoring Ozon permukaan

34 SQM Kecerahan langit

35 Sensor Meteo Temperatur, tekanan dan kelembaban udara

1. Equatorial Atmosphere Radar (EAR)

EAR beroperasi Maret 2001 sampai dengan sekarang. EAR merupakan hasil kerjasama antara LAPAN dengan RISH kyoto University Jepang.Alat ini beroperasi di frekuensi 47 MHz dengan kekuatan 100 kW, antena yagi sebanyak 560 pada diameter 110 m, jarak pengamatan 1,5 hingga 20 km atau di atas 90 km pada pengamatan anomali ionosfer. EAR berfungsi untuk mendapakan arah dan kecepatan angin dalam tiga dimensi, baik itu angin zonal, angin meridional, vertikal maupun horizontal.

Gambar 31 Equatorial Atmosphere Radar 2. Optical Rain Gauge (ORG)

ORG merupakan kerjasama LAPAN dengan Shimane University Jepang yang berfungsi untuk mendapatkan data curah hujan (Rainrate) secara terus menerus.

Gambar 32 Optical Rain Gauge (ORG) 3. Ceilometer

Ceilometer merupakan kerjasama LAPAN dengan Kyoto University Jepang. Alat ini berfungsi untuk mendapatkan data ketinggian awan.

DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH

NSI DSI EHN HAL

Gambar 33 Ceilometer

4. Light Detection and Ranging (LIDAR)

LIDAR merupakan hasil kerjasama LAPAN dengan Tokyo Metropolitan University Jepang. LIDAR beroperasi dengan teknik pemantauan jarak jauh secara aktif yang menggunakan sistem laser yang dipancarkan vertikal ke atmosfer. Alat ini berfungsi untuk pengamatan aerosol, debu, ozon dan uap air.

Gambar 34 Light Detection And Ranging (LIDAR) 5. Ionosonda FMCW

Alat ini merupakan kerjasama antara LAPAN – NICT Jepang. Alat ini digunakan untuk mengamati karakteristik, iregularitas dan kerapatan elektron lapisan ionosfer meliputi frekwensi maksimum, minimum dan frekwensi optimum.

Gambar 35 Ionosonda FMCW 6. Automatic Weather Station (AWS)

AWS merupakan peralatan pengadaan tahun 2014. Alat ini beroperasi sejak juni 2014 sampai dengan sekarang. AWS merupakan peralatan yang digunakan untuk mengukur

DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH

NSI DSI EHN HAL

beberapa parameter udara di permukaan tanah yaitu Temperatur, Kelembapan, Tekanan udara, Arah angin, Kecepatan angin, Curah hujan dan Radiasi matahari.

Gambar 36 Automatic Weather Station (AWS)

7. Teleskop

Terdiri dari dua tipe, yaitu William Optic (beroperasi sejak 2014) dan Celestron CPC 925 GPS (beroperasi sejak 2017). Teleskop digunakan untuk pengamatan benda-benda langit dan fenomena antariksa seperti matahari, bulan, hilal, periode bulan, gerhana dan lain-lain.

Gambar 37 Teleskop 8. Pyranometer

Pyranometer berfungsi untuk pengamatan radiasi matahari. Alat ini memiliki perangkat sensor outdoor yang akan mengukur radiasi matahari dan perangkat indoor yang merupakan data logger. Alat ini dapat menyimpan data setian 1 menit dan terhubung dengan PC melalui USB.

DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH

NSI DSI EHN HAL

Gambar 38 Pyranometer 9. Rain Gauge

Rain gauge adalah alat takar hujan yang mengukur curah hujan dengan system typing bucket. Alat ini memiliki resolusi 0.1 mm, data pengamatan setiap 1 menit. dari sensor dapat dihubungkan dengan PC melalui konektor USB.

Gambar 39 Rain gauge 10. SANTANU

SANTANU adalah sistem pemantau hujan spasial menggunakan teknologi pengembangan dari radar kapal. SANTANU memanfaatkan noise hujan dari radar kapal untuk memantau lokasi, intensitas, serta pergerakan hujan di dalam wilayah cakupan radar tersebut.

DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH

NSI DSI EHN HAL

Dalam dokumen DISUSUN OLEH TIM LAKIN PSTA 2019 (Halaman 45-51)

Dokumen terkait