DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
NSI DSI EHN HAL
DISUSUN OLEH TIM LAKIN PSTA 2019
Ir. Halimurrahman, MT Dr. Didi Satiadi, M.Sc
Dr. Lilik Slamet S, M.Si Sudirman, SH, MAP
Nur Rahmayanti, SE, MM R.Yayan Heriana, S.Sos Prof. Dr.Ir. Eddy Hermawan, M.Sc Prof. Dr. Ninong Komala, M.Sc.
Drs. Afif Budiyono, MT. Drs. Mahmud
Dr. Teguh Harjana,M.Sc Drs. Bambang Siswanto, M.Sc Drs. Waluyo Eko Cahyono, M.I.L Dr. R.R. Laras Toersilowati, M.Si
Suaydhi, M.Sc Dr. Trismidianto, M.Si
Dr. Ibnu Fathrio, M.Si Dr. Wiwiek Setyawati
Farid Lasmono, ST Asri Indrawati, S.Si, MT
Harries Satya Wardhana, MSi Edy Maryadi, ST, MT
Risyanto, MSc Gammamerdianti, SSi
Nenden Sanidianti, S.E Mamat Suhermat, S.T
Eka Putri Wulandari, S.Si Listi Restu Triani, S.T Dita Fatria Andarini, S.Si Amalia Nurlatifah, S.Si Agung Febrian Putra, S.Kom Elfira Saufina, S.Si
DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
NSI DSI EHN HAL
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji dan syukur ke hadirat Allah SWT penyusunan Laporan Kinerja (LAKIN) Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer – LAPAN tahun anggaran 2019 dapat terselesaikan. Laporan Kinerja (LAKIN) ini merupakan pertanggungjawaban Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer – LAPAN dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.
Laporan Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer tahun 2019 ini disusun sebagai laporan kinerja atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi berdasarkan atas: (1) Keputusan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional nomor: KEP/116/IX/2002 tentang uraian tugas di lingkungan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, dan yang terakhir diperbaiki kembali dengan Peraturan Kepala LAPAN Nomor 8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja LAPAN, Pasal 73, (2) Renstra Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional 2015 – 2019, (3) Renstra Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer-LAPAN 2015 – 2019, dan (4) Rencana Kerja Tahunan Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer tahun 2019, (5) DIPA Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer tahun 2019.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah juga merupakan suatu media yang dapat digunakan sebagai sarana komunikasi pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah, yang dalam hal ini adalah Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer – Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. Tentunya media ini sangat penting untuk digunakan sebagai umpan balik pengambilan keputusan pihak-pihak terkait dalam mengevaluasi akuntabilitas kinerja lembaga termasuk individu atau pejabat publik yang bertanggung jawab atas mandat tersebut.
Dalam LAKIN Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer – LAPAN ini disajikan target dan capaian kinerja Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer – LAPAN di dalam melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsinya selama tahun anggaran 2019.
Dengan rasa penuh kesadaran bahwa Laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran kami harapkan untuk perbaikan atau penyempurnaan dalam penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah di tahun-tahun mendatang.
DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
NSI DSI EHN HAL
Akhir kata, semoga Laporan Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer – LAPAN ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan landasan untuk kesinambungan/kebijakan program dan kegiatan dalam membangun Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer – LAPAN di masa yang akan datang.
Bandung, 15 Januari 2020
Kepala Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer – LAPAN
Ir. Halimurrahman, MT 196705031991011001
DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
NSI DSI EHN HAL
RINGKASAN EKSEKUTIF
Indonesia sebagai negara kepulauan yang berada pada pertemuan dua samudera dan dua benua serta hutan tropis yang luas, menjadikan dinamika atmosfer di atas wilayah Indonesia merupakan wilayah energi tinggi, turbulen, disipatif, non-adiabatik dan non-linear sehingga lebih sulit untuk diprediksi dibandingkan dengan wilayah di lintang tinggi. Wilayah ini menjadi penting karena merupakan penggerak sirkulasi atmosfer global dan sumber ketidakpastian serta wilayah kunci perubahan iklim global. Isu Perubahan iklim merupakan salah satu isu strategis yang perlu mendapat perhatian khusus di samping peningkatan pemahaman mekanisme dinamika atmosfer Indonesia sendiri.
Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer mengambil peran dalam penelitian atmosfer Indonesia meliputi (i) sirkulasi atmosfer lokal, regional dan global; (ii) penelitian fisika atmosfer termasuk proses konveksi, awan dan hujan; (iii) penelitian variabilitas, anomali, ekstrimitas dan perubahan atmosfer termasuk monsun, fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), El-Nino Southern Oscillation (ENSO), Indian Ocean Dipole (IOD), perubahan iklim; (iv) penelitian interaksi atmosfer dengan daratan dan lautan; (v) penelitian hubungan matahari dan atmosfer bumi, dan (vi) pemodelan, simulasi dan prediksi atmosfer jangka pendek, menengah dan panjang serta (vii) penelitian tentang komposisi atmosfer di Indonesia meliputi ozon, aerosol, gas rumah kaca, polusi udara, hujan asam, kualitas udara beserta dampaknya. Untuk mendukung penelitian di bidang sains atmosfer tersebut di atas sangat dibutuhkan penelitian dan pengembangan teknologi atmosfer seperti (i) sistem pengamatan atmosfer berbasis satelit, radar dan insitu; (ii) pengembangan sensor CO2, payload roket sonda, sensor satelit, mini-lidar; (iii) pengembangan database atmosfer Indonesia; dan (iv) pengembangan sistem peringatan dini berbasis satelit. Pusat Sains dan Teknologi Amosfer mempunyai VISI menjadi “Pusat Keunggulan Sains Atmosfer”, dengan tujuan: “Terwujudnya pengelolaan kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang sains dan teknologi atmosfer yang optimal dan Terwujudnya layanan prima di bidang sains dan teknologi atmosfer”.
Dalam Penetapan Kinerja PSTA tahun 2019 terdapat 6 Indikator Kinerja Utama (IKU) anatara lain IKU-1 jumlah model pemanfaatan iptek di bidang atmosfer yang operasional untuk pemantauan lingkungan, mitigasi bencana dan perubahan iklim dengan target 5 model, IKU-2 jumlah publikasi nasional terakreditasi di bidang sains atmosfer dengan target 17
DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
NSI DSI EHN HAL
Makalah, IKU-3 jumlah publikasi internasional yang terindeks di bidang sains atmosfer dengan target 7 makalah, IKU-4 jumlah HKI yang diusulkan di bidang sains atmosfer dengan target 1 judul, IKU-5 jumlah instansi pengguna yang memanfaatkan layanan iptek di bidang sains atmosfer dengan target 75 instansi serta IKU-6 Indeks Kepuasan Masyarakat atas layanan iptek di bidang sains atmosfer dengan target nilai 80.
Hasil kinerja Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer tahun 2019 memperlihatkan capaian kinerja PSTA yang didasarkan pada Penetapan Kinerja 2019, diperoleh nilai rata-rata 156,5%, nilai tersebut diperoleh dari persentase capaian IKU-1 sebesar 100%, IKU-2 sebesar 47%, IKU-3 sebesar 428%, IKU-4 100%, IKU-5 156%, IKU-6 108%. Dalam pencapaian indikator kinerja, masih ada beberapa kendala yang dihadapi, yaitu belum optimumnya para peneliti dalam menerbitkan hasil-hasil karya penelitiannya pada jurnal nasional.
Sementara nilai daya serap penggunaan dana/anggaran DIPA 2019 mencapai 97,86% atau Rp. 33.170.631.325,- (Tiga puluh tiga miliar serratus tujuh puluh juta enam ratus tiga puluh satu ribu tiga ratus dua puluh lima rupiah) dari nilai pagu 33.894.471.000,- (Tiga puluh tiga miliar delapan ratus sembilan puluh empat juta empat ratus tujuh puluh satu ribu rupiah) setelah mengalami revisi dari pagu awal sebesar Rp. 33.652.000.000,- (Tiga puluh tiga miliar enam ratus lima puluh dua juta rupiah ). Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hasil capaian kinerja Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer tahun 2019 adalah baik dengan rata-rata sebesar 156,5%. Keberhasilan tersebut didukung oleh usaha keras dan kerjasama yang baik antara pejabat struktural, fungsional dan seluruh staf administrasi, dengan memanfaatkan seluruh sarana dan prasarana yang ada dengan sebaik-baiknya.
DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
NSI DSI EHN HAL
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... xii
1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 LATAR BELAKANG ... 1
1.1.1 TUGAS POKOK DAN FUNGSI ... 1
1.1.2 STRUKTUR ORGANISASI ... 2
1.2 ASPEK STRATEGIS ORGANISASI DAN PERMASALAHAN UTAMA ... 3
1.3 SUMBER DAYA MANUSIA DAN FASILITAS ... 13
1.3.1 SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) ... 13
1.3.2 FASILITAS ... 16
1.3.2.1 GEDUNG DAN BANGUNAN ... 17
1.3.2.2 LABORATORIUM OBSERVASI ... 17
1.3.2.3 LABORATORIUM ELEKTRONIKA ... 24
1.3.2.4 LABORATORIUM KOMPUTASI ... 25
1.3.2.5 LABORATORIUM KIMIA ... 28
1.3.2.6 LABORATORIUM PROGRAM ... 30
1.3.2.7 STASIUN PENGAMATAN ATMOSFER ... 30
1.4 SISTEMATIKA PENYAJIAN LAPORAN ... 36
2 PERENCANAAN KINERJA ... 38
2.1 VISI DAN MISI ... 39
2.2 TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS... 40
2.2.1 TUJUAN STRATEGIS ... 40
2.2.2 SASARAN STRATEGIS ... 40
2.3 INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) ... 41
2.4 RENCANA KINERJA TAHUN 2019 ... 42
DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
NSI DSI EHN HAL
2.6 MEKANISME PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI LAKIN ... 48
3AKUNTABILITAS KINERJA ... 50
3.1 ANALISIS CAPAIAN KINERJA TAHUN 2019 ... 50
3.1.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA 1: JUMLAH MODEL PEMANFAATAN IPTEK DI BIDANG SAINS ATMOSFER YANG OPERASIONAL UNTUK PEMANTAUAN LINGKUNGAN, MITIGASI BENCANA DAN PERUBAHAN IKLIM ... 52
3.1.1.1 MODEL PERINGATAN DINI BENCANA SADEWA ... 53
3.1.1.2 MODEL KEMARITIMAN SEMAR ... 58
3.1.1.3 MODEL LINGKUNGAN SRIKANDI ... 63
3.1.1.4 MODEL PERUBAHAN IKLIM SRIRAMA ... 74
3.1.1.5 MODEL PEMANTAUAN HUJAN SPASIAL SANTANU ... 87
3.1.2 INDIKATOR KINERJA UTAMA 2 : JUMLAH PUBLIKASI NASIONAL TERAKREDITASI DI BIDANG SAINS ATMOSFER ... 90
3.1.3 INDIKATOR KINERJA UTAMA 3 : JUMLAH PUBLIKASI INTERNASIONAL YANG TERINDEKS DI BIDANG SAINS ATMOSFER ... 94
3.1.4 INDIKATOR KINERJA UTAMA 4: JUMLAH HKI YANG DIUSULKAN DI BIDANG SAINS ATMOSFER ... 100
3.1.5 INDIKATOR KINERJA UTAMA 5: JUMLAH INSTANSI PENGGUNA YANG MEMANFAATKAN LAYANAN IPTEK DI BIDANG SAINS ATMOSFER ... 102
3.1.6 INDIKATOR KINERJA UTAMA 6: INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT ATAS LAYANAN IPTEK DI BIDANG SAINS ATMOSFER ... 138
3.2 CAPAIAN LAIN ... 140
3.2.1 PUBLIKASI LAINNYA ... 140
3.2.2 KERJASAMA ... 146
3.2.3 STANDAR PENGOLAHAN DATA ... 148
3.2.3 STANDAR PENGELOLAAN DATA ... 150
3.2.4 COMPETENCY GAP INDEX ... 152
3.2.5 PENGELOLAAN PUSAT UNGGULAN IPTEK (PUI) ... 154
3.2.6 RENOVASI LABORATORIUM OBSERVASI ... 157
3.2.7 KEGIATAN DAN SURVEILLANCE KNAPPP ... 159
DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
NSI DSI EHN HAL
3.2.9 PENETAPAN ZI MENUJU WBK ... 172
3.2.10PENGHARGAAN PEGAWAI BERPRESTASI ... 172
3.2.11IMPLEMENTASI VIRTUAL OFFICE NARADA ... 173
3.2.12PENGEMBANGAN CLOUD STORAGE CAKRA ... 178
3.2.13PENGEMBANGAN HPC DAN STORAGE BIG DATA ... 179
3.2.14HILIRISASI PRODUK LITBANG DAN LAYANAN PNBP ... 181
3.2.15PENGHARGAAN PPID ... 187
3.2.16REALISASI ANGGARAN ... 188
3.2.17ANALISIS EFISIENSI ... 192
3.2.17.1 EFISIENSI SUMBER DAYA MANUSIA (TRAINING) ... 193
3.2.17.2 EFISIENSI SUMBER DAYA ENERGI DAN AIR ... 196
3.2.17.3 EFISIENSI SUMBER DAYA ANGGARAN ... 200
4INISIATIF PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA PSTA ... 202
5PENUTUP ... 204
DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
NSI DSI EHN HAL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Bagan Struktur Organisasi Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer – LAPAN ... 3
Gambar 2 Pengamatan Atmosfer dari Ruang Angkasa (Ref. NASA) ... 4
Gambar 3 Sistem Matahari - Bumi ... 5
Gambar 4 Kompleksitas Dinamika Atmosfer di Wilayah Ekuator ... 6
Gambar 5 Kebutuhan Nasional di berbagai Sektor Pembangunan ... 9
Gambar 6 Sistem Pendukung Keputusan ... 10
Gambar 7 Roadmap Pengembangan DSS ... 13
Gambar 8 Grafik Sumber Daya SDM PSTA berdasarkan jenjang pendidikan ... 14
Gambar 9 Grafik Komposisi SDM PSTA berdasarkan Pangkat dan Golongan ... 14
Gambar 10 Komposisi SDM PSTA berdasarkan Jabatan Fungsional Tertentu dan Umum ... 15
Gambar 11 Pengelompokan SDM Berdasarkan Kelompok Penelitian ... 15
Gambar 12 Kantor Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer ... 17
Gambar 13 Skema proses penyimpanan data di Lab. Observasi ... 18
Gambar 14 Brewer Spectrophotometer ... 18
Gambar 15 Ozon monitor dasibi di PSTA ... 19
Gambar 16 Light Detection and Ranging (LIDAR) di PSTA ... 19
Gambar 17 Instrumen pengukur radiasi di PSTA ... 20
Gambar 18 Air Quality Monitoring System (AQMS) di PSTA ... 20
Gambar 19 Mobile Air Polution Monitoring System (M-AQMS) ... 21
Gambar 20 Transportable X-Band Radar ... 21
Gambar 21 Radar Furuno ... 22
Gambar 22 Sensor CO2 ... 22
Gambar 23 Automatic Weather Station (AWS) ... 23
Gambar 24 HimawariCast Satellite receiver ... 23
Gambar 25 Skema radiosonde receiver ... 24
Gambar 26 ArtCarm Pro ... 25
Gambar 27 High Performance Computing (HPC) ... 27
Gambar 28 Ion Cromatography ... 29
Gambar 29 Microbalance ... 29
Gambar 30 Lokasi Pengamatan Atmosfer LAPAN ... 30
Gambar 31 Equatorial Atmosphere Radar ... 32
Gambar 32 Optical Rain Gauge (ORG) ... 32
Gambar 33 Ceilometer ... 33
Gambar 34 Light Detection And Ranging (LIDAR) ... 33
DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
NSI DSI EHN HAL
Gambar 36 Automatic Weather Station (AWS) ... 34
Gambar 37 Teleskop ... 34
Gambar 38 Pyranometer ... 35
Gambar 39 Rain gauge ... 35
Gambar 40 Radar Hujan Santanu ... 35
Gambar 41 Kerangka Penyusunan Renstra PSTA 2015-2019 ... 38
Gambar 42 Tampilan PSTA Intranet & Virtual Office (Narada ... 49
Gambar 43 (Dari kiri ke kanan) Deret waktu IOD dan Indek Nino3.4, ... 55
Gambar 44 Hasil simulasi MASK berturut-turut untuk waktu simulasi 3500 detik, 7000 detik ... 56
Gambar 45 Tampilan Online DSS SADEWA ... 57
Gambar 46. Prediksi tinggi gelombang laut yang mencakup 5 hari ke dapan. ... 60
Gambar 47 Alur pengerjaan rekonstruksi curah hujan prediksi untuk simulasi musim hujan ... 61
Gambar 48 Siklon tropis yang terjadi di laut Banda dan laut Arafura antara tahun 1980 dan 2018. ... 62
Gambar 49 Kegiatan Bimtek DSS SEMAR di Pelabuhan Perikanan Pantai Sadeng, DIY, ... 63
Gambar 50 (Dari kiri ke kanan) profil ozon bulan Januari – Desember rata-rata 2002 sd 2017 ... 66
Gambar 51 (Dari kiri ke kanan) Rata-rata perjam dari paparan terhadap (kiri) CO dan (kanan) PM2.5 ... 68
Gambar 52 Total Emisi CO2 yang Dihasilkan oleh Lahan Gambut ... 69
Gambar 53 validasi antara trayektori prediksi GFS dan GDAS, ... 70
Gambar 54 Variabilitas temporal aerosol optical depth (AOD) dari observasi satelit ... 72
Gambar 55 Indeks Kualitatas Udara Luaran Model MASINGAR ... 73
Gambar 56 Komparasi anatara AQMS dengan Passive Sampler untuk NO2 diperoleh koefisien korelasi yang cukup baik, yaitu sebesar 0.54. 74 Gambar 57 Halaman Utama (Dashboard) ... 76
Gambar 58 Halaman Informasi Dampak Perubaha Iklim ... 77
Gambar 59 Halaman Analisis ... 77
Gambar 60 Tampilan Awal dengan tambahan menu Dampak ... 78
Gambar 61 Informasi SPI dalam Bentuk Spasial ... 79
Gambar 62 Informasi Energi Terbarukan dalam Bentuk Spasial ... 79
Gambar 63 Variabilitas dan pola curah hujan Jogyakarta ... 82
Gambar 64 peta spasial indek potensi transmisi Demam berdarah ... 86
Gambar 65 Peta spasial Indek Potensi Transmisi tahun 2017 ... 86
Gambar 66 Tampilan Online DSS Santanu ... 87
Gambar 67 Bimtek dan Sosialisasi SANTANU ... 88
Gambar 68 Kiri: Operasional (Sampling rate 1 MS/s tanpa perataan tiap resolusi bearing (sudut)), ... 89
Gambar 69 Kegiatan Litbang Radar SANTANU, ... 89
Gambar 70 Kegiatan Litbang Radiosonde ... 90
Gambar 71 Praktek Kerja Lapangan UPI (Kiri) dan UNHAS (Kanan) ... 119
DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
NSI DSI EHN HAL
Gambar 73 Praktek Kerja Lapangan ITB (Kiri) dan Universitas Udayanan dan SMK 4 Padalarang ... 119
Gambar 74 Prakek Kerja Lapangan Poltek POS ... 120
Gambar 75 Prakek Kerja Lapangan Poltek POS ... 120
Gambar 76 Praktek Kerja Lapangan UNPAD (Kiri) dan SMK Indonesia Raya ... 120
Gambar 77 Dokumentasi PKL, Permohonan PKL dari SMK Pugarabaya dan SMK Putra Padjajaran ... 121
Gambar 78 Penerimaan PKL dari SMK 2 dan SMK 3 Cimahi ... 121
Gambar 79 Permohonan PKL dari SMK Widya Dirgantara dan Penerimaan dan pelepasam PKL ... 122
Gambar 80 Permohonan PKL dari Telkom University dan UPI ... 122
Gambar 81 Kegiatan layanan data PSTA untuk PT. PINDAD ... 124
Gambar 82 Dokumentasi Layanan Kunjungan Instansi... 127
Gambar 83 Foto-foto kegiatan Sosialisasi di Yogyakarta, 18 Februari 2019 ... 132
Gambar 84 Kegiatan Bimtek di Surabaya, 22 Februari 2019 ... 133
Gambar 85 Kegiatan Sosialisasi dan Diseminasi Produk PSTA di Pontianak tanggal 30 April 2019 ... 134
Gambar 86 Kegiatan Sosialisasi Kegiatan PSTA di Garut Pada tahun 2019 ... 134
Gambar 87 Peserta mengadakan uji dimensi dan uji frekuensi radio ... 136
Gambar 88 Screenshot pendaftaran layanan kunjungan di PSTA ... 137
Gambar 89 Screenshot permohonan layanan Praktek kerja mahasiswa ... 138
Gambar 90 Buletin Antasena 2019 ... 143
Gambar 91 Logo SNI Radar Hujan ... 148
Gambar 92 Rapat konsensus yang dihari tim konseptor RSNI radar hujan dan tim komisi teknis ... 149
Gambar 93 Renovasi Laboratorium Observasi ... 158
Gambar 94 Surveilans KNAPPP pada tanggal 27 – 28 Juni 2019 ... 161
Gambar 95 Audit internal PSTA, pada tanggal 9-10 September 2019 ... 163
Gambar 96 Tinjauan Manajemen PSTA,pada tanggal 20 dan 23 Desember 2019 ... 164
Gambar 97 Tim ISQUAR ... 165
Gambar 98 Dokumentasi Kegiatan ISQUAR ... 167
Gambar 99 Foto Bersama peserta Paracita Adventure Camp 2019 – SDGs for Young Leaders ... 169
Gambar 100 Foto Bersama peserta Paracita Adventure Camp 2019 – SDGs for Young Leaders ... 170
Gambar 101 Penyampaian materi oleh Dr. Susanti Withaningsih ... 170
Gambar 102 Penyampaian materi oleh Dr. Noersomadi ... 170
Gambar 103 Penyerahan Paracita Atmaloka Award 2019 ... 171
Gambar 104 Forum Visitasi Lapangan Pembangunan Zona Intergritas WBBM... 172
Gambar 105 Piagam penghargaan pegawai berdedikasi tinggi ... 173
Gambar 106 Skema Komunikasi PSTA (a) sebelum dan (b) setelah menggunakan Narada ... 175
Gambar 107 Tampilan PSTA Intranet & Virtual Office (Narada) ... 176
Gambar 108 Fitur Monitoring Barang, Menu Entri Stock Persediaan ... 176
Gambar 109 Fitur Monitoring Barang, Menu Entri Pengajuan Barang ... 177
DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
NSI DSI EHN HAL
Gambar 111 Fitur Monitoring Barang, Proses Pengajuan barang ... 178
Gambar 112 Tampilan antarmuka CAKRA ... 178
Gambar 113 Desain antarmuka aplikasi CAKRA ... 179
Gambar 114 High Performance Computing Litbang Pengembangan 2015 (kiri), ... 180
Gambar 115 NAS dan SAN (kiri) Storage Big Data (kanan) ... 181
Gambar 116 Foto bersama BNPB, BPBD, PSTA LAPAN, dan para peserta saat kegiatan knowledge sharing di (a) Kab. Sukabumi (b) Kota Bima (c) Kota Sorong ... 182
Gambar 117 Radar hujan (SANTANU) yang telah terpasang di kantor BPBD ... 183
Gambar 118 Arsitektur sistem peringatan dini PT. Timah Tbk. ... 184
Gambar 119 Tampilan user interface sistem peringatan dini PT. Timah Tbk. untuk pengamatan ... 185
Gambar 120 Kegiatan Pengujian Sampel di Lab. Kimia ... 187
Gambar 121 Proses Pengisian Lembar Kerja Pemeringkatan PPID dan Serah Terima Piagam/Plakat Juara... 188
Gambar 122 Dokumentasi Pemasangan Tirai vertikal di PSTA ... 198
Gambar 123 Dokumentasi Pemasangan Atribut Gerakan Hemat Energi di PSTA ... 199
Gambar 124 Dokumentasi kegiatan sosialisasi dan himbauan hemat energi dan air pada saat coffee morning199 Gambar 125 Piagam Predikat Juara Harapan II Hemat Energi dan Air tingkat Nasional ... 200
DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
NSI DSI EHN HAL
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Komposisi SDM Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer Berdasarkan Bidang Kepakaran pada Desember
2019 ... 16
Tabel 2 Pengembangan HPC ... 27
Tabel 3 Peralatan pengamat dirgantara ... 31
Tabel 4 Indikator Kinerja Utama (IKU) ... 41
Tabel 5 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) PSTA TA. 2019 ... 44
Tabel 6 Penetapan Kinerja (PK) PSTA TA. 2019 ... 48
Tabel 7 Analisis Capaian Kinerja Tahun 2019 ... 50
Tabel 8 Perbandingan Capaian IKU 1 (T=Target, R=Realisasi, C=Capaian)... 52
Tabel 9 Model Pemanfaatan Iptek Di Bidang Atmosfer ... 53
Tabel 10 Litbang Potensi Bencana Hidrometeorologis ... 54
Tabel 11 Perkembangan DSS SADEWA ... 57
Tabel 12 Perkembangan DSS SEMAR ... 59
Tabel 13 Litbang Atmosfer Maritim ... 60
Tabel 14 Perkembangan DSS SRIKANDI ... 64
Tabel 15 Litbang Poklit Lingkungan Atmosfer ... 64
Tabel 16 Perkembangan DSS SRIRAMA ... 76
Tabel 17 Litbang Perubahan Iklim ... 80
Tabel 18 Litbang Teknologi Atmosfer ... 88
Tabel 19 Perbandingan IKU 2 (T=Target, R=Realisasi, C=Capaian) ... 90
Tabel 20 Judul Publikasi Ilmiah Nasional Terakreditasi (Terbit) ... 91
Tabel 21 Judul Publikasi Ilmiah Nasional Terakreditasi (Submit) ... 92
Tabel 22 Perbandingan IKU 3 ... 94
Tabel 23 Judul makalah ilmiah yang terbit/submit pada publikasi internasional terakreditasi (Terbit) ... 94
Tabel 24 Judul makalah ilmiah yang terbit/submit pada publikasi internasional terakreditasi (Submit) ... 98
Tabel 25 Perbandingan Capaian IKU 4 ... 101
Tabel 26 HKI yang diusulkan PSTA pada tahun 2019 ... 101
Tabel 27 Perbandingan Capaian IKU 5 ... 102
Tabel 28 Instansi pengguna yang memanfaatkan layanan Iptek di bidang sains atmosfer ... 102
Tabel 29 Daftar Instansi yang telah mendapatkan layanan iptek ... 103
Tabel 30 Layanan Praktek Kerja Tahun 2019 ... 115
Tabel 31 Layanan Permohonan Data ... 123
Tabel 32 Layanan Tugas Akhir/Pembimbing ... 124
Tabel 33 Rekapitulasi Layanan Kunjungan Instansi Tahun 2019 ... 125
DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
NSI DSI EHN HAL
Tabel 35 Daftar Layanan Bimtek dan Sosialisasi ... 129
Tabel 36 Hasil Lomba Kombat 2018 - 2019 ... 135
Tabel 37 Rekapitulasi Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Tahun 2019 ... 138
Tabel 38 Perbandingan Capaian IKU 6 ... 138
Tabel 39 Perbandingan Capaian Publikasi Lainnya... 140
Tabel 40 Buku Tahun 2019 ... 140
Tabel 41 Daftar Kelompok Penelitian 2019 ... 144
Tabel 42 Daftar Penulis dan penerbit tahun 2019 ... 144
Tabel 43 Rekap Jumlah Kerjasama Litbang Tahun 2019 ... 146
Tabel 44 Pengajuan Radar Hujan SNI ... 148
Tabel 45 Standar Pengolahan Data ... 150
Tabel 46 Competency Gap Index Bimtek PSTA Tahun 2019 ... 152
Tabel 47 Data Sinergi antara Puslitbang yang telah ditetapkan sebagai PUI dan PUI yang masih dalam taraf pembinaan ... 155
Tabel 48 Daftar kunjungan tamu dari luar negeri ke PSTA ... 156
Tabel 49 Jadwal Dokumentasi Mutu tahun 2019 ... 160
Tabel 50 Timeline Pelaksanaan Kegiatan Audit Internal PSTA ... 162
Tabel 51 Rekapitulasi Peserta ISQUAR ... 166
Tabel 52 Pengembangan HPC ... 179
Tabel 53 Jasa Pengujian Laboratorium Kualitas Udara untuk Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jambi ... 186
Tabel 54 Jasa Pengujian Laboratorium Kualitas Udara untuk Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Garut ... 186
Tabel 55 Jasa Pengujian Laboratorium Kualitas Udara untuk Teknik lingkungan ITB ... 187
Tabel 56 Realisasi Anggaran PSTA TA. 2019 ... 189
Tabel 57 Realisasi Anggaran PSTA TA 2019 berdasarakan Output ... 189
Tabel 58 Capaian IKU dan Realisasi Anggaran Per Sasaran Tahun 2019 ... 190
Tabel 59 Realisasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja ... 191
Tabel 60 Perbandingan PAGU Anggaran dan Realisasi PSTA Tahun 2015 sampai Tahun 2019 ... 192
Tabel 61 Rekapitulasi Training yang di Ikuti Pegawai PSTA Tahun 2019 ... 194
DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
NSI DSI EHN HAL
1
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Dalam rangka mewujudkan Pemerintahan yang baik (Good Governance) sejalan dengan Ketetapan MPR No. XI/1998 dan Undang-Undang No. 28 Tahun 1999, mengharuskan instansi pemerintah menyelenggarakan manajemen pemerintahan yang transparan, partisipatif, akuntabel, berdayaguna dan berhasilguna serta bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Untuk mewujudkan kondisi tersebut, Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer harus mampu menciptakan suatu sistem yang kondusif bagi terlaksananya proses pembangunan sejak dari langkah awal yaitu perencanaan hingga proses evaluasinya. Sehingga apa yang diharapkan dari setiap program kegiatan dapat terwujud dan bermanfaat bagi masyarakat.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer tahun 2019 ini disusun sebagai laporan kinerja atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi berdasarkan atas : (1) Keputusan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional nomor : KEP/116/IX/2002 tentang uraian tugas di lingkungan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, dan yang terakhir diperbaiki kembali dengan Peraturan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Nomor 8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Pasal 73, (2) Rencana Strategis Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional 2015 – 2019, (3) Rencana Strategis Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer – LAPAN 2015 – 2019, dan (4) Rencana Kerja Tahunan Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer tahun 2019, (5) DIPA Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer tahun 2019.
Tahun 2019 merupakan tahun keempat pelaksanaan Rencana Strategis (Renstra) Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer 2015-2019 yang merujuk pada Rencana Strategis Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional 2015-2019. Guna mengukur pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran, telah pula dibuat Indikator Kinerja Utama (IKU), baik IKU di tingkat LAPAN, Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer serta IKU di tingkat teknis atau Satuan Kerja Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer.
1.1.1 TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Berdasarkan Peraturan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Nomor 8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja LAPAN, Pasal 73, PSTA mempunyai tugas melaksanakan penelitian, pengembangan, perekayasaan, dan pemanfaatan serta
DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
NSI DSI EHN HAL
penyelenggaraan keantariksaan di bidang sains dan teknologi atmosfer. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Perka LAPAN Nomor 8 tahun 2015 Pasal 73 tersebut, Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer menyelenggarakan fungsi:
1. Penyusunan rencana, program, kegiatan, dan anggaran di bidang sains dan teknologi atmosfer;
2. Penyiapan bahan rumusan kebijakan teknis di bidang sains dan teknologi atmosfer; 3. Penelitian, pengembangan, dan perekayasaan serta pemanfaatan sains dan teknologi
atmosfer;
4. Pengelolaan fasilitas penelitian, pengembangan, perekayasaan, dan pemanfaatan di bidang sains dan teknologi atmosfer;
5. Pelaksanaan kegiatan diseminasi hasil penelitian, pengembangan, perekayasaan, dan pemanfaatan di bidang sains dan teknologi atmosfer;
6. Pembinaan dan pemberian bimbingan di bidang penelitian, pengembangan, perekayasaan, dan pemanfaatan sains dan teknologi atmosfer;
7. Pelaksanaan kerja sama teknis di bidang sains dan teknologi atmosfer; dan pelaksanaan administrasi keuangan, penatausahaan Barang Milik Negara, pengelolaan rumah tangga, sumber daya manusia aparatur, dan tata usaha pusat.
1.1.2 STRUKTUR ORGANISASI
Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer dan meyelenggarakan fungsi penelitian dan pengembangan sains dan teknologi atmosfer serta pemanfaatannya.
Sesuai Peraturan Kepala LAPAN Nomor 8 tahun 2015, sebagaimana dimaksud Pasal 75 bahwa Susunan Organisasi Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer terdiri dari :
DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
NSI DSI EHN HAL
a. Kepala Pusat
b. Bagian Administrasi, terdiri dari :
a) Sub Bagian Keuangan dan Barang Milik Negara b) Sub Bagian Sumber Daya Manusia dan Tata usaha c. Bidang Program dan Fasilitas
d. Bidang Diseminasi
e. Kelompok Jabatan Fungsional
Adapun Struktur Organisasi Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer berdasarkan Peraturan Kepala LAPAN Nomor 8 tahun 2015 Pasal 75 tampak pada Gambar 1 :
Gambar 1 Bagan Struktur Organisasi Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer – LAPAN
1.2
ASPEK STRATEGIS ORGANISASI DAN PERMASALAHAN UTAMA
Atmosfer merupakan lapisan tipis gas yang menyelimuti planet bumi. Atmosfer sangat penting dalam mendukung kehidupan di bumi. Atmosfer dibutuhkan dalam metabolisme mahluk hidup, serta menyediakan habitat dan perlindungan bagi kehidupan. Atmosfer juga memungkinkan distribusi massa dan energi di seluruh planet bumi antara lain melalui siklus hidrologi. Atmosfer juga menjadi media yang memungkinkan transportasi udara. Namun, kondisi ekstrim di atmosfer juga dapat menimbulkan kejadian bencana hidrometeorologis yang dapat mengakibatkan kerugian yang besar terhadap manusia dan lingkungan. Kondisi dan dinamika atmosfer mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan manusia. Oleh karena itu sangat penting untuk memahami atmosfer dan memanfaatkannya untuk meningkatkan kualitas
DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
NSI DSI EHN HAL
kehidupan di muka bumi. Salah satu aplikasi utama dari kegiatan keantariksaaan adalah mengamati atmosfer planet bumi dari ruang angkasa dengan menggunakan satelit penginderaan jauh untuk mempelajari dan memahami bagaimana atmosfer bekerja. Pengamatan atmosfer dari ruang angkasa dengan dengan memanfaatkan satelit penginderaan jauh memiliki beberapa keunggulan antara lain: (1) wilayah cakupan yang luas di atas daratan dan lautan seluruh Indonesia, (2) pengamatan yang seragam, bersamaan, dan terus-menerus, (3) dapat menjangkau wilayah yang sulit untuk diakses. Satelit penginderaan jauh juga telah digunakan untuk mendukung prakiraan cuaca melalui asimilasi data satelit ke dalam model prakiraan cuaca. Pengamatan yang luas dan terintegrasi dengan menggunakan satelit penginderaan jauh telah membantu pemahaman mengenai pemanasan global dan perubahan iklim. PSTA memanfaatkan keunggulan teknologi pengamatan berbasis satelit dan model-model atmosfer untuk mempelajari dinamika atmosfer bumi, agar dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk mendukung pembangunan nasional di berbagai sektor.
Gambar 2 Pengamatan Atmosfer dari Ruang Angkasa (Ref. NASA)
Sebagai bagian dari lembaga keantariksaan, PSTA mempelajari atmosfer sebagai bagian dari planet bumi, yang merupakan bagian dari sistem matahari-bumi. Sistem bumi terdirid ari lithosfer (daratan), hidrosfer (lautan), kreosfer (lapisan es), atmosfer (udara), dan biosfer (kehidupan). Seluruh komponen dari sistem bumi ini berinteraksi secara dinamis dan terus-menerus sehingga menciptakan suatu kondisi kesetimbangan yang memungkinkan kehidupan berkembang di dalamnya. Energi yang diterima oleh sistem bumi berasal dari energi radiasi matahari, sehingga dinamika di dalam sistem bumi merupakan bagian dari dinamika sistem matahari-bumi. Hampir 30% dari energi radiasi matahari yang diterima planet bumi digunakan
DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
NSI DSI EHN HAL
untuk menggerakkan siklus hidrologi. Melalui proses fotosintesis, energi matahari juga digunakan untuk pertumbuhan tanaman. Lingkungan radiasi matahari di sekeliling planet bumi sesungguhnya merupakan lingkungan esktrim energi tinggi yang sangat dinamis sehingga tidak memungkinkan untuk mendukung kehidupan. Namun, planet bumi dilindungi oleh medan geomagnet dan lapisan ozon yang memberikan perlindungan dan stabilisator bagi berkembangnya kehidupan di muka bumi. Pada saat ini, bumi merupakan satu-satunya planet yang diketahui dapat menopang kehidupan manusia.
Gambar 3 Sistem Matahari - Bumi
Kegiatan penelitian mengenai atmosfer merupakan bagian penting dari kegiatan keantariksaan di LAPAN. Hal ini karena: (1) atmosfer merupakan media yang mendukung kegiatan penerbangan dan antariksa, dan (2) atmosfer merupakan media yang sangat mempengaruhi kehidupan di muka bumi. Sebagai lembaga keantariksaan, salah satu tujuan dari pemanfaatan teknologi keantariksaan adalah untuk mengamati dan memahami bagaimana atmosfer bekerja serta memanfaatkannya untuk meningkatkan kualitas kehidupan di muka bumi. Dengan demikian, kegiatan penelitian mengenai atmosfer di LAPAN memiliki dua tujuan yaitu: (1) untuk mendukung kegiatan pengembangan teknologi penerbangan dan antariksa, dan (2) untuk mendukung aplikasi dari sains dan teknologi atmosfer dalam pembangunan nasional. Kegiatan sains atmosfer merupakan bagian dari kegiatan kedeputian sains yang terdiri dari: (1) sains dan teknologi atmosfer dan (2) sains antariksa.
Dinamika atmosfer di wilayah ekuator memiliki karakteristik yang unik dan peran yang penting dalam dinamika atmosfer lokal maupun global. Dari sudut pandang dinamika atmosfer, wilayah ekuator secara umum merupakan wilayah energi tinggi, turbulen, disipatif, non-adiabatik, dan non-linear, sehingga dinamika atmosfer di wilayah ini lebih sulit untuk
DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
NSI DSI EHN HAL
diprediksi dibandingkan dengan wilayah di lintang tinggi. Wilayah ini menjadi penting karena dinamika atmosfer di wilayah ini merupakan penggerak sirkulasi atmosfer global dan menjadi sumber ketidakpastian serta wilayah kunci perubahan iklim global. Namun demikian, disamping pentingnya wilayah ini dari sudut pandang dinamika atmosfer, pengamatan atmosfer di wilayah ini masih sangat kurang, sehingga pengetahuan dan model yang representatif untuk wilayah ini juga masih sangat kurang.
Gambar 4 Kompleksitas Dinamika Atmosfer di Wilayah Ekuator
Dinamika atmosfer di wilayah ekuator memiliki karakteristik yang unik. Berada dalam posisi tegak lurus dengan sinar matahari, wilayah ekuator menerima energi radiasi matahari yang terbesar. Wilayah ini umumnya merupakan wilayah yang hangat dengan banyak uap air, keduanya merupakan pendorong terjadinya proses konveksi aktif yang menghasilkan awan dan hujan terbesar di dunia. Wilayah ekuator juga merupakan wilayah konvergensi angin meridional, sehingga proses konveksi yang terjadi cenderung terkunci dengan konvergensi tersebut dan membentuk Inter-Tropical Convergence Zone (ITCZ). ITCZ menghasilkan banyak hujan di mana panas laten yang dibebaskan merupakan penggerak sirkulasi global. Wilayah ekuator juga dipengaruhi oleh efek Corriolis yang kecil sehingga dinamika atmosfer di wilayah ini lebih banyak diatur oleh kesetimbangan hidrostropis antara gaya gravitasi dan gaya buoyancy. Kesetimbangan antara kedua gaya ini menghasilkan gelombang atmosfer sedangkan ketidaksetimbangan menghasilkan konveksi. Dengan demikian dinamika atmosfer wilayah ekuator banyak didominasi oleh gelombang atmosfer dan konveksi yang saling mempengaruhi.
DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
NSI DSI EHN HAL
dan Samudra Hindia, serta berada di antara dua Benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia. Wilayah ini dibentuk oleh banyak kepulauan besar dan kecil dengan topografi pegunungan yang kompleks. Komposisi daratan-lautan yang kompleks di wilayah Benua-Maritim memberikan efek hotspot dan meningkatkan modulasi diurnal konveksi. Sedangkan topografi pegunungan yang kompleks memberikan efek orografis pengangkatan massa udara yang mendorong terbentuknya awan dan hujan orografis. Secara umum wilayah Benua-Maritim banyak dipengaruhi oleh sirkulasi monsunal yang menghasilkan perbedaan yang mencolok antara musim basah dan musim kering. Namun, kondisi musim yang terjadi juga banyak dipengaruhi oleh beberapa fenomena yang lain seperti Madden Julian Oscillation (MJO), El-Nino Southern Oscillation (ENSO), Indian Ocean Dipole Mode (IODM), dan juga efek siklon tropis yang jarang terjadi di wilayah Indonesia namun dapat mempengaruhinya.
Sebagai wilayah surplus energi dengan banyak uap air dan hujan, wilayah Indonesia juga merupakan wilayah yang ekstrim secara hidro-meteorologis. Kejadian ekstrim dapat terjadi karena pada dasarnya atmosfer merupakan sebuah sistem kompleks yang digerakan secara perlahan oleh energi dari matahari, sehingga memperlihatkan perilaku kekritisan yang diatur-sendiri (Self-Organized Criticallity) di mana pada waktu-waktu tertentu terjadi pengumpulan energi yang cukup besar dan dilepaskan sebagai kejadian ekstrim. Selain itu, wilayah Indonesia banyak dipengaruhi oleh gelombang-gelombang atmosfer yang pada waktu-waktu tertentu dapat saling menguatkan atau melemahkan sehingga menimbulkan kejadian-kejadian ekstrim. Bencana hidro-meteorologis yang banyak terjadi di Indonesia antara lain banjir, longsor, puting beliung dan juga kekeringan. Data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan bahwa frekuensi kejadian bencana yang paling tinggi di Indonesia merupakan bencana yang bersifat hidro-meteorologis. Kejadian bencana ini tentunya dapat menimbulkan kerugian berupa kerusakan infrastruktur, kerugian harta benda, bahkan korban cedera dan hilangnya jiwa manusia, dan gangguan terhadap aktivitas masyarakat, pemerintahan dan dunia usaha. Pengetahuan mengenai atmosfer dapat berkontribusi untuk memahami dan memprediksi kejadian ekstrim dalam rangka mengurangi resiko bencana.
Informasi yang akurat dan tepat waktu mengenai kondisi atmosfer serta prediksi dan proyeksinya sangat dibutuhkan sebagai dasar pengambilan keputusan manajemen dan kebijakan untuk meningkatkan kinerja di berbagai sektor pembangunan seperti pertanian, perhubungan, energi, lingkungan hidup, sumber daya air, kesehatan dan penanggulangan bencana. Peningkatan jumlah penduduk Indonesia dalam 25 tahun ke depan berpotensi untuk
DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
NSI DSI EHN HAL
menimbulkan berbagai tantangan yang berkaitan antara lain dengan krisis pangan, krisis air, krisis energi, perubahan iklim, bencana, kerusakan lingkungan, penyakit, konflik dan sebagainya. Masalah perubahan iklim global dipandang sebagai tantangan terbesar bagi umat manusia di bumi pada saat ini dan di masa yang akan datang. Pengetahuan mengenai atmosfer dan bumi tempat kita hidup dapat berkontribusi terhadap solusi dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut. Pengetahuan dan informasi mengenai atmosfer sangat dibutuhkan dalam pengembangan teknologi pertanian presisi dan pertanian cerdas-iklim; pengelolaan sumber daya air; pengelolaan sumber daya energi terbarukan seperti energi hidro, matahari, angin dan gelombang; proyeksi, mitigasi dan adaptasi perubahan iklim; pengelolaan resiko bencana dan peringatan dini; pengelolaan lingkungan; peringatan dini epidemi penyakit; serta pertahanan dan keamanan.
Sebagai lembaga yang merupakan bagian dari pemerintah, maka kegiatan penelitian dan pengembangan sains atmosfer di LAPAN bertujuan untuk mendukung pemerintah melalui kementrian-kementrian (Pertanian, Pekerjaan Umum, Perhubungan, Energi, Lingkungan, Kehutanan, Kesehatan, Kebencanaan), badan-badan operasional terkait (BMKG, BNPB, BRG) dan Pemerintah Daerah dalam rangka meningkatkan kinerja di sektor-sektor pembangunan. Dukungan ini juga untuk memastikan akuntabilitas lembaga terhadap anggaran negara dan pembayar pajak. Salah satu tantangan yang perlu dihadapi adalah bagaimana kegiatan penelitian dan pengembangan sains atmosfer yang dilakukan dapat memberikan kontribusi nyata terhadap pengambilan keputusan kebijakan dan keputusan manajemen di sektor-sektor pembangunan. Gambar di bawah ini memperlihatkan kebutuhan nasional di Bidang Sains dan Teknologi Atmosfer di berbagai sektor pembangunan yang dapat didukung oleh kegiatan PSTA. Dukungan ini diharapkan pada akhirnya dapat memberikan dampak pada keunggulan kompetitif ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
NSI DSI EHN HAL
Gambar 5 Kebutuhan Nasional di berbagai Sektor Pembangunan
Kegiatan pengembangan sains dan teknologi atmosfer di PSTA secara umum terdiri dari 3 bagian kegiatan yang saling terkait dan mendukung, yaitu: (1) sains, (2) aplikasi, dan (3) teknologi. Kegiatan sains bertujuan untuk memahami bagaimana atmosfer bekerja, terutama di wilayah Benua-Maritim Indonesia, dengan tujuan akhir untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas prediksi atmosfer jangka pendek, menengah dan panjang di wilayah ini. Kegiatan sains didukung oleh kegiatan pengamatan atmosfer dan kegiatan simulasi atmosfer, di mana keduanya didukung oleh kegiatan teknologi atmosfer, seperti pengembangan sistem pengamatan atmosfer berbasis satelit, radar, dan in-situ, serta pengembangan sistem simulasi atmosfer berbasis High Performance Computing (HPC). Kegiatan sains atmosfer meliputi penelitian mengenai fisika, dinamika, dan kimia atmosfer. Penelitian fisika atmosfer meliputi: (a) proses radiasi, (b) lapisan batas, (c) konveksi, (d) mikrofisika awan, (e) presipitasi, (f) interaksi atmosfer-daratan, (g) interaksi atmosfer-lautan, (h) interaksi atmosfer-antariksa. Penelitian dinamika atmosfer meliputi: (a) siklus diurnal, (b) monsun, (c) Madden Julian Oscilation (MJO), (d) Indian Ocean Dipole (IOD), (e) El-Nino Southern Oscillation (ENSO), (f) Tropical Cyclone (TC), (g) gelombang atmosfer, (h) interaksi multi-skala. Penelitian kimia atmlosfer meliputi: (a) ozon, (b) radiasi dan fotokimia, (c) Gas Rumah Kaca, (d) aerosol, (e) polusi udara, (f) deposisi asam, (g) kualitas udara.
Kegiatan aplikasi bertujuan untuk memanfaatkan seluruh data, informasi dan pengetahuan yang diperoleh untuk memenuhi kebutuhan aplikasi di berbagai sektor pembangunan sebagai perwujudan dari akuntabilitas PSTA sebagai lembaga penelitian kepada stakeholder. Sebagai lembaga penelitian, peran PSTA berada di hulu untuk mendukung K/L dan Pemerintah Daerah
DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
NSI DSI EHN HAL
dalam kegiatan pembangunan, antara lain dalam proses pengambilan keputusan yang akan berdampak kepada masyarakat. Untuk mendukung kegiatan layanan informasi yang berorientasi kepada kebutuhan pengguna, maka strategi yang dikembangkan oleh PSTA adalah dengan mengembangkan Sistem Pendukung Keputusan atau Decision Support System (DSS) berbasis pengamatan, prediksi, dan pengetahuan atmosfer untuk mendukung pengambilan keputusan kebijakan dan manajemen oleh kementerian-kementerian terkait dalam rangka meningkatkan kinerja pembangunan. Sistem Pendukung Keputusan atau Decision Support System (DSS) merupakan sistem berbasis komputer yang interaktif, yang membantu pengambil keputusan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tidak terstruktur. Sistem Pendukung Keputusan (DSS) meningkatkan kualitas keputusan kebijakan dan manajemen oleh kementerian-kementerian terkait dengan memanfaatkan data dan informasi yang cepat, tepat, akurat serta mudah diakses dan diperoleh. Pembangunan DSS merupakan kegiatan kemitraan yang dilaksanakan bersama-sama pengguna untuk memastikan bahwa informasi yang dihasilkan (output) dapat meningkatkan kinerja pengguna (outcome) dan memberikan manfaat bagi stakeholder (impact), sehingga memastikan akuntabilitas. Gambar di bawah ini memperlihatkan alur kerja dari sebuah Sistem Pendukung Keputusan :
Gambar 6 Sistem Pendukung Keputusan
Teknologi memberikan pengaruh yang besar terhadap sains maupun aplikasi. Kegiatan teknologi di PSTA bertujuan untuk menyediakan mendukung kegiatan penelitian dan aplikasi melalui Sistem Pendukung Keputusan. Kegiatan teknologi menyediakan sistem pengamatan atmosfer berbasis satelit, radar dan in-situ. Kegiatan teknologi juga bertujuan untuk mendukung hilirisasi dan komersialisasi produk-produk teknologi atmosfer untuk mendukung
DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
NSI DSI EHN HAL
kebutuhan nasional dengan bekerjasama dengan industri terkait. Seluruh kegiatan sains, aplikasi, dan teknologi seperti dijelaskan di atas, serta kegiatan pengembangan laboratorium dan operasional pengamatan dan prediksi atmosfer, dilaksanakan secara terintegrasi sebagaimana digambarkan di dalam proses bisnis PSTA.
Dengan mempertimbangkan optimalisasi sumber daya yang ada di PSTA maka kegiatan litbang difokuskan untuk meningkatkan kualitas dari Sistem Pendukung Keputusan. Mengikuti komponen-komponen utama dari sebuah DSS, ada tiga jenis kegiatan litbang yang dilakukan untuk mendukung pengembangan DSS, yaitu: (1) penelitian berbasis observasi atmosfer, (2) penelitian berbasis model atau simulasi atmosfer, dan (3) pengembangan aplikasi DSS.
Penelitian berbasis observasi atmosfer bertujuan untuk memahami proses dan mekanisma yang terjadi di atmosfer dalam rangka untuk meningkatkan representasinya di dalam model atmosfer sehingga diperoleh peningkatkan kinerja dan akurasi dari model atmosfer yang digunakan. Topik-topik penelitian yang penting dalam meningkatkan kinerja model pada saat ini antara lain interaksi atmosfer-daratan-lautan, lapisan batas, proses konveksi, dan proses-proses terkait uap air di atmosfer dan siklus hidrologi. Penelitian dinamika atmosfer terkait mekanisma terjadinya kondisi ekstrim juga penting dalam memahami precursor dan membangun sistem peringatan dini bencana hidrometeorologis. Penelitian berbasis observasi atmosfer juga bertujuan untuk memperoleh data dan informasi atmosfer yang dibutuhkan oleh DSS yang juga digunakan untuk keperluan verifikasi, validasi, dan asimilasi data.
Penelitian berbasis model simulasi atmosfer bertujuan untuk mempelajari dan mengembangkan teknik-teknik prediksi yang dapat digunakan untuk mendukung DSS, dan juga untuk memahami proses dan mekanisme yang terjadi di atmosfer dengan menggunakan alat simulasi. Kegiatan penelitian berbasis model atmosfer juga meliputi kegiatan verifikasi dan validasi, serta peningkatan akurasi model melalui studi sensitivitas dan pemilihan skema fisis dalam model, peningkatkan resolusi model, downscaling, teknik asimilasi data, dan teknik ensembel. Karena dinamika atmosfer di wilayah Indonesia banyak didominasi oleh proses konveksi yang dimodulasi oleh gelombang atmosfer, maka skema parameterisasi konveksi menjadi penting untuk diteliti, terutama mengenai trigger, model awan, dan juga closure dari proses konveksi. Penggunaan skema parameterisasi diperkirakan masih dibutuhkan dalam dekade ke depan, karena kemampuan komputasi pada saat ini umumnya belum memungkinkan simulasi global dengan resolusi yang sangat tinggi untuk menghitung konveksi secara eksplisit. Kegiatan pengembangan aplikasi DSS meliputi pengembangan aplikasi berbasis web
DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
NSI DSI EHN HAL
ataupun platform mobile, pengembangan dan pengelolaan basis data, pengembangan teknik parallel computation dengan High Performance Computing (HPC), Cloud Computing, Artificial Intelligence (AI), Machine Learning, dan Internet of Things (IoT). HPC merupakan fasilitas utama yang digunakan untuk menjalankan model-model atmosfer untuk keperluan simulasi maupun prediksi, sehingga teknologi ini perlu dikuasai dengan baik oleh PSTA. Pada saat ini juga berkembang pemanfaatan Graphical Processing Unit (GPU) untuk komputasi paralel. Demikian pula pemanfaatan AI dalam prediksi cuaca pada saat ini sedang berkembang dan berkontribusi pada peningkatan akurasi model.
Seluruh kegiatan di atas didukung oleh kegiatan pengembangan teknologi atmosfer yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pengamatan atmosfer untuk mendukung kegiatan penelitian, pelayanan, dan aplikasi DSS, melalui pengembangan sistem pengamatan atmosfer berbasis satelit, radar, airborne dan sensor-sensor permukaan. Dalam hal ini pengembangan sensor pengamatan atmosfer pada pesawat terbang dan satelit menjadi strategis bagi PSTA sebagai bagian dari lembaga penerbangan dan antariksa. Demikian pula pengembangan sistem pengamatan atmosfer berbasis radar dan pengukuran in-situ dibutuhkan untuk validasi hasil pengukuran berbasis penginderaan jauh.
Pengembangan DSS melibatkan sumber daya multi-disiplin yang meliputi sains atmosfer dan oseanografi, teknologi informasi, elektronika dan instrumentasi. Sebagai Pusat Unggulan Iptek (PUI) di bidang Pemodelan Atmosfer Indonesia, PSTA perlu memperkuat sumber daya dan kompetensi di bidang pemodelan atmosfer di Indonesia dengan meningkatkan fasilitas komputasi didukung oleh fasilitas observasi, serta meningkatkan kompetensi SDM di bidang pemodelan atmosfer, yang didukung oleh kompetensi di bidang sains atmosfer, informatika, dan elektronika. Kegiatan riset perlu diarahkan untuk mendukung peningkatan kinerja model atmosfer di wilayah Indonesia. Gambar di bawah ini memperlihatkan roadmap pengembangan DSS di PSTA serta kebutuhan sumber daya sistem observasi dan sistem prediksi yang mendukungnya.
DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
NSI DSI EHN HAL
Gambar 7 Roadmap Pengembangan DSS
1.3
SUMBER DAYA MANUSIA DAN FASILITAS
1.3.1 SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
Sumber Daya Manusia (SDM) PSTA LAPAN pada Bulan Desember Tahun 2019 berjumlah 80 orang. Komposisi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan yaitu S3 sebanyak 12 orang (15%), S2 sebanyak 24 orang (30%), S1 sebanyak 38 orang (48%), Diploma III sebanyak 1 orang (1%), SLTA sebanyak 4 orang (5%), SLTP sebanyak 1 orang (1%).
DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
NSI DSI EHN HAL
Gambar 8 Grafik Sumber Daya SDM PSTA berdasarkan jenjang pendidikan
Komposisi pegawai berdasarkan Pangkat dan Golongan yaitu Golongan IV sebanyak 26 orang (15%), S2 sebanyak 24 orang (30%), S1 sebanyak 38 orang (48%), Diploma III sebanyak 1 orang (1%), SLTA sebanyak 4 orang (5%), SLTP sebanyak 1 orang (1%).
Gambar 9 Grafik Komposisi SDM PSTA berdasarkan Pangkat dan Golongan
Komposisi pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Tertentu dan Umum yaitu Peneliti sebanyak 39 orang (49%), Perekayasa sebanyak 7 orang (9%), Teknisi Litkayasa sebanyak 3
12 15% 24 30% 38 48% 1 1% 4 5% 1 1%
Komposisi Pegawai PSTA LAPAN
Berdasarkan Pendidikan
S3 S2 S1 D3 SLTA SLTP 26 33% 53 66% 1 1% Komposisi SDM PSTAberdasarkan pangkat dan golongan
Golongan IV Golongan III Golongan II
DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
NSI DSI EHN HAL
orang (4%), Arsiparis sebanyak 7 orang (9%), Pranata Humas sebanyak 2 orang (3%), dan Jabatan Fungsional Umum sebanyak 22 orang (27%).
Gambar 10 Komposisi SDM PSTA berdasarkan Jabatan Fungsional Tertentu dan Umum
Selanjutnya pengorganisasian SDM di PSTA tahun 2019 dijelaskan seperti gambar sebagai berikut :
Gambar 11 Pengelompokan SDM Berdasarkan Kelompok Penelitian 39 49% 7 9% 3 4% 2 2% 7 9% 22 27%
Komposisi Pegawai PSTA LAPAN
Berdasarkan Jabatan Fungsional Tertentu dan
Umum
Peneliti Perekayasa Teknisi Lit Humas Arsiparis JFUDISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
NSI DSI EHN HAL
Tabel 1 Komposisi SDM Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer Berdasarkan Bidang Kepakaran pada Desember 2019
Bidang Kepakaran
Peneli ti
Utama Madya Muda Pertama
S1 S2 S3 S1 S2 S3 S1 S2 S3 S1 S2 S3 04.06.01 Bidang Meteorologi 1 2 2 1 04.06.02 Bidang Klimatologi 1 04.06.04 Bidang Lingkungan Atmosfer dan Aplikasinya 1 4 2 2 1 04.07.04 Bidang Lingkungan dan Aplikasinya 3 3 2 6 1 1 04.07.07 Bidang Ilmu Atmosfer Meteorologi dan Klimatologi 1 1 04.07.09 Bidang Ilmu Meteorologi, Klimatologi dan Kelautan 1 04.07.10 Bidang Ilmu Atmosfer Meteorologi dan Klimatologi lainnya 1 02.01.01 Bidang Astronomi dan Astrofisik 1 14.04.01 Bidang Pengembangan Perangkat Lunak 1 1.3.2 FASILITAS
Untuk mendukung kegiatan litbang maupun pelayanan, Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer didukung oleh 4 Laboratorium utama, yaitu:
1. Laboratorium Elektronika 2. Laboratorium Observasi 3. Laboratorium Komputasi 4. Laboratorium Kimia 5. Laboratorium Program
DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
NSI DSI EHN HAL
1.3.2.1 GEDUNG DAN BANGUNAN
Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan litbangyasa di Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer, telah tersedia sarana dan prasarana serta fasilitas pendukung lainnya. Prasarana bangunan mencakup lahan dan bangunan gedung yang meliputi ruang kerja, ruang laboratorium, ruang diseminasi, prasarana olahraga. Prasarana umum meliputi air, listrik, jaringan telekomunikasi, internet, sarana ibadah, parkir kendaraan, dan taman. Prasarana ini berlokasi di Jl. Dr. Djundjunan No. 133 Bandung.
Gambar 12 Kantor Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer
1.3.2.2 LABORATORIUM OBSERVASI Laboratorium Observasi memiliki tugas untuk:
1. Pengelolaan fasilitas pengamatan atmosfer di lingkungan PSTA
2. Operasional pemantauan atmosfer untuk mendukung penelitian/pelayanan/DSS
3. Pengembangan sistem pemantauan atmosfer yang otomatis, real time, online, dan terintegrasi dengan Bisma.
DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
NSI DSI EHN HAL
Gambar 13 Skema proses penyimpanan data di Lab. Observasi
Fasilitas di Laboratorium Observasi antara lain: 1. Brewer Spectrophotometer
Berfungsi untuk Pengukuran UV, Ozon, SO4, NO2 (stratosfer & troposfer, pagi & sore), massa udara. Terdapat 2 unit Brewer yang salah satunya akan diletakkan di BPAA – Pontianak.
DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
NSI DSI EHN HAL
2. Ozon Monitor DASIBI
Berfungsi untuk pengukuran ozon permukaan.
Gambar 15 Ozon monitor dasibi di PSTA
3. Light Detection and Ranging (LIDAR)
Berfungsi untuk pengukuran rasio depolarisasi dan rasio backscattering untuk uap air dan aerosol.
Gambar 16 Light Detection and Ranging (LIDAR) di PSTA
4. Instrumen Radiasi
Berfungsi untuk pengukuran UV-A, UV-B, radiasi global, Lama Penyinaran Matahari (LPM). Terdapat dua set instrumen radiasi yang salah satunya diletakkan di BPAA – Watukosek.
DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
NSI DSI EHN HAL
Gambar 17 Instrumen pengukur radiasi di PSTA
5. Air Quality Monitoring System (AQMS)
Berfungsi untuk pengukuran SO2, CO, NO, NOx, CH4, NMHC. Pengukuran harian ditampilkan di monitor display (videotron) AQMS di PSTA.
Gambar 18 Air Quality Monitoring System (AQMS) di PSTA
6. Mobile Air Polution Monitoring System (M-AQMS)
Berfungsi untuk pengukuran CO, SO2, NO, NOx, Ozon, Partikel (PM10) yang dipergunakan secara mobile.
DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
NSI DSI EHN HAL
Gambar 19 Mobile Air Polution Monitoring System (M-AQMS)
7. Transportable X-Band Radar
Berfungsi untuk pengukuran reflektivitas awan, radial wind velocity, spectral width secara mobile.
Gambar 20 Transportable X-Band Radar
8. Radar Furuno
Berfungsi untuk pengukuran reflektivitas. Digunakan sebagai bagian dari aplikasi Santanu. Terdapat 6 unit lain yang telah terpasang selain di PSTA, yaitu: BPAA Sumedang, BPAA Pontianak, BPAA Kototabang, BMKG - Lembang, PT. Inti – Bandung, KKP – Sadeng.
DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
NSI DSI EHN HAL
Gambar 21 Radar Furuno
9. Sensor CO2
Berfungsi untuk pengukuran konsentrasi CO2. Terdapat dua unit yang salah satunya terpasang di BPAA – Pontianak.
Gambar 22 Sensor CO2
10. Automatic Weather Station (AWS)
Berfungsi untuk pengukuran parameter-parameter cuaca (angin, kelembapan, curah hujan, tekanan, suhu, radiasi, dll) secara otomatis. Terdapat 3 unit lain yang telah terpasang selain di PSTA, yaitu: BPAA Biak, Unhas Makassar, UBD Palembang.
DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
NSI DSI EHN HAL
Gambar 23 Automatic Weather Station (AWS)
11. HimawariCast Satellite receiver
Berfungsi untuk menerima dan mengolah data pemantauan awan dari satelit Himawari-8. Informasi yang telah diolah ditampilkan di aplikasi Sadewa dan Semar.
Gambar 24 HimawariCast Satellite receiver 12. Radiosonde receiver
Berfungsi untuk pengukuran parameter atmosfer (tekanan, suhu, kelembapan, arah dan kecepatan angin) vertikal.
DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
NSI DSI EHN HAL
Gambar 25 Skema radiosonde receiver 1.3.2.3 LABORATORIUM ELEKTRONIKA
Laboratorium Elektronika mempunyai tugas untuk: (1) Pengelolaan fasilitas laboratorium elektronika dan mekanika; (2) Dukungan pengembangan & perbaikan sensor pengamatan atmosfer untuk mendukung penelitian/pelayanan/DSS; (3) Dukungan untuk pengajuan paten. Fasilitas di Laboratorium Elektronika antara lain:
1. Programmable power suplai Rigol 2. Screwdriver cordless
3. Hand crimp tool
4. Temperature control Soldering Station 5. Infrared Thermometer
6. Hand grinder Bosch 7. Osiloskop 1 GHz Digital 8. Osiloskop 600 MHz Analog 9. Spectrum Analyzer 3 GHz Digital 10. Signal generator
11. Multimeter Digital 12. Antena analyzer
13. Vector network analyzer 14. Variable power supply 15. Microcontroller simulator 16. DJI phantom 2 + GoPro 3 17. Automatic Antena Tracker 18. Solder
DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
NSI DSI EHN HAL
19. Toolset
20. Mesin Drill/Bor
21. Analog Barometric Sensor 22. Mesin CNC
23. Vector Network Analyzer 24. Software
a. PSTRotator b. Serial Splitter c. Free CAD Design d. Arduino IDE e. DipTrace f. ArtCam Pro
Gambar 26 ArtCarm Pro
1.3.2.4 LABORATORIUM KOMPUTASI
Laboratorium Komputasi mempunyai tugas: (1) Mengelola fasilitas komputasi di lingkungan PSTA untuk mendukung kegiatan penelitian/pelayanan/DSS; (2) Mengembangkan infrastruktur untuk mendukung DSS (termasuk infrastruktur sistem observasi, sistem prediksi, database, dan server DSS). Fasilitas Laboratorium Komputasi antara lain:
1. Atmospheric Science Data Center Indraprasta (Tier-2) 2. Server HPC
3. DSS Server 4. Database Server
DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
NSI DSI EHN HAL
5. Hardware, Jaringan, Internet
6. Ruang Edukasi dan Media Center Astina 7. Software:
a. Relational Database Management System (RDBMS) Oracle. b. ENVI dan IDL
c. Matlab d. Fortran Compiler e. Arc Gis f. Arc View g. PCI Geomatika h. Visual Studio i. RAOB 8. Model Atmosfer:
a. Weather Research and Forecasting (WRF).
b. The Consortium for Small-scale Modeling (COSMO). c. Conformal-Cubic Atmospheric Model (CCAM).
d. Division Atmospheric Research Limited Area Model (DARLAM). e. General Circulation Model (GCM)
f. FLEXPART.
g. The Air Pollution Model (TAPM). h. Taiwan Air Quality Model (TAQM). i. SimCLIM.
Pada tahun 2019, Atmospheric Science Data Center Indraprasta menambahkan 2 unit Precision Air Conditioner (PAC). Dua unit PAC tersebut digunakan untuk menjaga kondisi temperatur ruangan data center berada di antara 19-22 derajat celcius, mengingat penambahan server storage dan HPC.
High Performance Computing (HPC) adalah sistem komputasi yang memiliki kinerja tinggi. Sistem tersebut digunakan untuk menjalankan perangkat lunak model atmosfer atau yang dikenal Numerical Weather Prediction (NWP). Pengembangkan sistem komputasi kinerja dilakukan untuk mendukung kegiatan penelitian di bidang atmosfer yang dilakakukan PSTA. Pengembangan dilakukan setiap tahun dari 2015 sampai dengan 2019.
DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
NSI DSI EHN HAL
Pengembangan HPC dilakukan dengan penambahan server node untuk memenuhi kebutuhan pemodelan dinamik dengan resolusi yang lebih tinggi. Resolusi yang lebih tinggi untuk wilayah Indonesia dibutuhkan terutama untuk simulasi dan prediksi curah hujan yang sangat sensitif terhadap akurasi model karena pola strukturnya yang halus, dan untuk menangkap modulasi orografis akibat pegunungan serta pengaruh siklon tropis.
Gambar 27 High Performance Computing (HPC)
Pengembangan dilakukan baik dengan menambah compute node pada HPC yang sudah ada maupun membangun HPC baru yang terdiri dari master node dan compute node. Pengembangan HPC dari tahun 2015 sampai dengan 2019 adalah sebagai berikut :
Tabel 2 Pengembangan HPC 2015 2016 2017 2018 2019 Hardware HPC Cluster Penambahan Compute Node Penambahan Compute Node Penambahan Sistem HPC Baru Penambahan Compute Node Penambahan Processor Pertahun (Core) 1264 136 320 1152 640 Total Processor Keseluruhan (Cores) 1.264 1.400 1.720 2.872 3.512
DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
NSI DSI EHN HAL
Sampai dengan tahun 2019 jumlah processor dalam core untuk HPC PSTA adalah 3512 core. HPC PSTA dibagi menjadi 3 sistem HCP yaitu 2 HPC untuk mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan dan 1 HPC untuk mendukung sistem pendukung keputusan (DSS). Dari total processor sebanyak 3512 core tersebut dibagi menjadi 2 sistem HPC, yaitu HPC untuk mendukung kegiatan penelitian memiliki jumlah proceseor 1.720 core, dan HPC untuk mendukung sistem pendukung keputusan adalah 1.792 core.
Selain HPC, komponen penting lainnya dari DSS adalah storage atau media penyimpanan yang mendukung pemrosesan Big Data. PSTA mengembangkan storage sejak 2012. Sistem storage yang dimiliki adalah Network Attached Storage (NAS) pada tahun 2015 total kapasitas adalah 28 TB. Pada tahun 2016 ditambahkan sehingga total kapasitas penyimpanan menjadi 150 TB. Selain NAS, sistem storage yang dimiliki PSTA adalah Storage Area Network dengan total kapasitas 7 T. Pada tahun 2017 PSTA mengembangkan storage untuk Big Data dengan mengadopsi sistem hadoop. kapasitas yang dimiliki pada tahun 2017 adalah 180TB.
Pada tahun 2018, PSTA mengembangkan storage server hadoop, dengan menambahkan datanode server sebanyak 15 unit server, dengan spesifikasi masing- masing 24 core CPU, 12x32 Gb Memory, dan 10x12 T kapasitas storage. Sehingga total kapasitas penyimpanan adalah 1.6 P.
Kapasitas untuk NAS yang telah terpakai sampai dengan 2019 adalah 50%, sedangkan untuk SAN adalah 80%. Adapun kapasitas yang terpakai untuk hadoop adalah 23%.
Untuk komunikasi data PSTA memiliki jaringan komputer yang digunakan untuk akses internet, unduh data dari pihak ketiga dan mendukung operasional DSS. Layanan jaringan komputer khususnya akses internet didukung oleh Pustikpan. Ruang Edukasi dan media center Astina adalah ruangan representatif untuk menampilkan produk PSTA terutama DSS. Fasiltas yang ada didalamnya yaitu PC dan monitor untuk masing-masing DSS PSTA.
1.3.2.5 LABORATORIUM KIMIA
Laboratorium Kimia mempunyai tugas: (1) Mengelola fasilitas laboratorium kimia; (2) Memberikan layanan fasilitas laboratorium kimia dan pengujian/analisis untuk mendukung penelitian/pelayanan; (3) Memelihara akreditasi laboratorium kimia. Peralatan di Laboratorium Kimia antara lain:
1. Ion Chromatography 2. Spectrophotometer
DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
NSI DSI EHN HAL
3. Atomic Absorption Spectrometer 4. Automatic Rain Sampler
5. Filter Pack 6. Passive Sampler 7. Rain Gauge
8. High Volume Sampler
9. Minivol for sampling PM10 and PM2.5 10. pH meter
11. Electric Conductivity Meter 12. Microbalance
13. Peralatan Handheld (CO/CO2 Monitor, Digital Dust Indicator (DDI), Sound Meter Level, ECOM)
Gambar 28 Ion Cromatography
DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
NSI DSI EHN HAL
1.3.2.6 LABORATORIUM PROGRAM
Tugas Laboratorium Program adalah: (1) Penyiapan bahan rancangan program, kegiatan dan anggaran PSTA; (2) Monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan PSTA; (3) Mengembangkan sistem pelaporan, monitoring dan evaluasi online di lingkungan PSTA dalam bentuk Virtual Office (Narada).
1.3.2.7 STASIUN PENGAMATAN ATMOSFER
Gambar 30 Lokasi Pengamatan Atmosfer LAPAN
Balai Pengamatan Antariksa Atmosfer (BPAA) LAPAN Agam adalah salah satu stasiun pengamatan yang terletak dekat dengan ekuator (katulistiwa) di Kototabang, Kec.Palupuh, Kab.Agam, Sumatera Barat dengan posisi 100.32 BT – 0.23 LS dan ketinggian 865 m di atas permukaan laut. BPAA Agam dibangun karena kurangnya data-data meteorologi untuk daerah Indonesia bagian barat. BPAA Kototabang diresmikan oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi DR. AS Hikam pada tanggal 26 Juni 2001.
Berdasarkan Peraturan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Nomor 15 tahun 2015 Tentang Organisasi Tata Kerja Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer. Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Agam mempunyai tugas: “Melaksanakan pengamatan, perekaman, pengolahan, analisis dan pengelolaan data antariksa dan atmosfer”.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Agam menyelenggarakan fungsi :
DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH PERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
NSI DSI EHN HAL
1. Penyusunan rencana kegiatan dan anggaran
2. Pelaksanaan pengamatan, perekaman, pengolahan, analisis dan pengelolaan data antariksa dan atmosfer.
3. Pengembangan, pengoperasian, dan pemeliharaan peralatan pengamatan antariksa dan atmosfer
4. Pelaksanaan kerja sama teknis di bidang pengamatan antariksa dan atmosfer 5. Pemberian layanan publik penerbangan dan antariksa
6. Evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan
7. Pelaksanaan urusan keuangan, sumber daya manusia aparatur, tata usaha, penataausahaan Barang Milik Negara, dan rumah tangga.
Peralatan pengamat dirgantara yang ada di Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Agam adalah sebagai berikut :
Tabel 3 Peralatan pengamat dirgantara
No Instrument Fungsi
1 EAR Profil angin 1,5-20 km,
Irregularitas ionosfer > 90 km
2 Ceilometer Ketinggian awan
3 RASS Profil temperatur
4 Disdrometer Diameter, kecepatan, jumlah butiran hujan 5 Meteor Wind Radar Flux meteor, Angin netral
6 GRBR TEC
7 X-Band Radar Awan
8 Optical Rain Gauge Curah Hujan, Temperatur
9 2DVD Diameter, kecepatan, jumlah butiran hujan
10 Micro Rain Radar Kadar uap air
11 LIDAR Aerosol, awan
12 CO2 Kadar CO2
13 Ionosonda Ionosfer
14 Magnetometer Medan magnet bumi
15 VHF-Radar Ionosfer
16 Airglow Imager Plasma buble
17 FPI Angin netral
18 GPS Scintilasi Scintilasi
19 GPS TEC TEC
20 ALE Ionosphere Layer Frequency
21 Teleskop William Optics Benda antariksa
22 AWS Temperatur, kelembaban, tekanan, arah angin, kecepatan angin, curah hujan dan radiasi matahari
23 EPAM 5000 PM 10
24 GNSS Receeiver TEC
25 Teleskop Celestron Benda antariksa
26 Rain gauge Curah Hujan
27 Cambell Stokes Durasi penyinaran