• Tidak ada hasil yang ditemukan

VIII STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI DI KAWASAN AGROPOLITAN

1. TK Jlh PAUD

8.1.3. Status dan Faktor Pengungkit Aspek Kesinergian dan Fokus Kebijakan

Berdasarkan hasil analisis RALED untuk aspek kesinergian dan fokus kebijakan PEL di Kabupaten Pohuwato diperoleh indeks mencapai 53,49. Ini menunjukan bahwa status aspek kesinergian dan kokus kebijakan di Kabupaten Pohuwato berada dalam kondisi marginal atau pas-pasan. Hal ini disebabkan karena meskipun sudah berada diantara range 50-75 yang dikategorikan baik, tapi indeks ini hanya sedikit berada dibatas bawah range sehingga sangat rentan dan memerlukan perhatian yang lebih.

Secara skematis hasil analisis Raled untuk aspek Kesinergian dan Fokus Kebijakan dapat dilihat pada Gambar 14 berikut :

GOOD BAD UP DOWN -60 -40 -20 0 20 40 60 0 20 40 60 80 100 120 O the r Di s ti ngi s hi ng Fe a tur e s Fisheries Sustainability RALED Ordination Real Fisheries References Anchors

Gambar 14 Status Aspek Kesinergian dan Fokus Kebijakan di Kabupaten Pohuwato

Dari indeks atau status tersebut, selanjutnya dengan analisis RALED dapat diketahui atau ditentukan faktor faktor apa sajakah yang merupakan faktor pengungkit atau faktor yang sensitif yang dapat diintervensi sehingga dapat memperbaiki atau meningkatkan status aspek kesinergian dan fokus kebijakan mejadi lebih baik lagi. Hasil analisis faktor/atribut pengungkit (leverage attributes) untuk aspek kesinergian dan fokus kebijakan di Kabupaten Pohuwato ditunjukkan dalam Gambar 16. Berdasarkan hasil analisis, sesuai dengan urutan prioritasnya yang menjadi faktor pengungkit utama untuk aspek kesinergian dan fokus kebijakan PEL di Kabupaten Pohuwato adalah :

1) Kebijakan Pengembangan pusat pertumbuhan di perdesaan (agropolitan) dan perkotaan CBD

Pengembangan pusat pertumbuhan di perdesaan (agropolitan) diharapkan dapat mengembangkan ekonomi lokal suatu kawasan. Hal ini disebakan karena kota pertanian dikawasan agropolitan dapat menjadi pusat pertumbuhan baru yang dapat menarik dan menghela desa-desa disekitarnya sebagai daerah hinterland.

di bidang non pertanian juga dapat lebih berkembang seperti UKM dan Industri kecil sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi lokal di wilayah tersebut. Berdasarkan survey lapangan di Kawasan Agropolitan Randangan, aktivitas di bidang pertanian masih sangat dominan dalam kehidupan masyarakatnya. Akan tetapi belum berkembangnya industri pengolahan yang berbasis jagung menyebabkan UKM dan IKM di kawasan agropolitan belum berkembang sehingga kemungkinan membuat faktor ini menjadi faktor pengungkit pertama. Investasi UKM dan IKM di kabupaten masih sangat terbatas padahal masih banyak potensi daerah yang dapat dimanfaatkan dan digali. Jika dibandingkan dengan kabupaten lain di Provinsi Gorontalo, jumlah perusahaan IKM masih dibawah Kabupaten Gorontalo, Bone Bolango dan Kota Gorontalo. Masih terbatasnya jumlah perusahaan yang berinvestasi menyebabkan serapan TK di sektor non pertanian pun menjadi rendah, sehingga tidak dapat mendorong pertumbuhan wilayah .

Gambar 15 Jumlah Perusahaan Industri Kecil, Menengah dan Tenaga Kerja Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo Tahun 2005

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000

Boalemo Gorontalo Pohuw ato Bone Bolango

Kota Gorontalo

Jumlah Perusahaan Tenaga kerja

Sumber : Gorontalo dalam angka, 2007

2) Kebijakan kerjasama antar daerah /pemda

Selanjutnya untuk lebih menigkatkan ekonomi lokal suatu wilayah diperlukan kerjasama antar wilayah sehingga dapat memobilisasi potensi daerah untuk dikembangkan. Kerjasama antar daerah baik di bidang pertanian, perdagangan, perhubungan dan bidang lainnya sangat diperlukan agar alokasi sumberdaya dapat lebih efisien dan efektif. Pada hakekatnya kerjasama antar wilayah sudah menjadi kebijakan di Kabupaten Pohuwato akan tetapi dalam

prakteknya egoisme daerah masih terlihat dan menguasai dalam keseharian pemerintahan. Untuk pengembangan wilayah secara keseluruhan terlihat dengan adanya rencana pemerintah untuk membangun pelabuhan laut di Kabupaten Pohuwato dalam RPJM 2005-2010. Padahal di Kabupaten tetangga Boalemo terdapat pelabuhan laut yang dapat digunakan untuk aktivitas perdagangan dan bongkar muat. Jika hal ini dapat dimanfaatkan dengan baik, dalam arti Pemda Kabupaten Pohuwato dapat menjalin kerjasama dengan Kabupaten Boalemo dengan membagi share yang adil atas penggunaan pelabuhan maka dapat terjalin suatu hubungan dan kerjasama yang baik antar daerah sehingga dapat membentuk suatu keterkaitan yang saling menguntungkan. Model kerjasama yang seperti ini masih belum berjalan sehingga masing-masing wilayah ingin membangun outlet sendiri-sendiri yang memerlukan dana yang tidak sedikit sehingga anggaran pemerintah masih belum teralokasi untuk kepentingan publik yang lebih luas dan mendasar. Sedangkan kerjasama dalam pengembangan agribisnis jagung masih dalam tataran provinsi dimana terjalinya kerjasama antar provinsi dalam hal ini Provinsi Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah. Kerjasama tersebut dalam hal pemasaran dan penyediaan bibit, dimana Provinsi Gorontalo menyediakan bibit komposit hasil penangkaran dan hasil produksi dari provinsi-provinsi tersebut di jual ke Provinsi Gorontalo. Akan tetapi kerjasama seperti ini belum terjadi pada tataran kabupaten, baik untuk memenuhi skala produksi maupun skala ekonomi.

Dengan memberikan perhatian dan memperbaiki kedua faktor diatas maka diharapkan dapat membuat pengembangan ekonomi lokal Kabupaten Pohuwato ke arah yang lebih baik.

Leverage of Attributes

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 Kebijakan peningkatan investasi

Kebijakan promosi daerah Kebijakan persaingan usaha Kebijakan pemberdayaan UKM Kebijakan peningkatan peran Perusahaan Daerah Kebijakan pengembangan jaringan usaha antar

pelaku ekonomi

Kebijakan informasi bursa tenaga kerja Kebijakan Pengembangan keahlian Kebijakan pemberdayaan masyarakat berbasis

kemitraan dengan dunia usaha Kebijakan pengurangan kemiskinan secara

partisipatif

Kebijakan pembangunan kawasan industri hinterland/ industri

Kebijakan pengembangan pusat pertumbuhan di perdesaan (agropolitan) dan perkotaan

Kebijakan pengembangan komunitas sep:perbaikan lingkungan, perbaikan kampung

Kebijakan kerjasama antar daerah/pemda Kebijakan tata ruang PEL Kebijakan pengembangan jaringan usaha antar

sentra usaha

Attribute

Root Mean Square Change in Ordination when Selected Attribute Removed (on Sustainability scale 0 to 100)

Gambar 16 Faktor Pengungkit Aspek Kesinergian dan Fokus Kebijakan di Kabupaten Pohuwato