• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONDISI KERJA PEKERJA CV MEKAR PLASTIK INDUSTR

5.2 Status Kerja

Status kerja pekerja menggambarkan tingkat kerentanan pekerja untuk dikeluarkan jika terjadi pemecatan. Status kerja merupakan variabel untuk melihat kondisi kerja pekerja dalam suatu perusahaan, apakah telah baik atau tidak. Status kerja pekerja di CV. Mekar Plastik dibedakan menjadi dua, yaitu pekerja tetap dan pekerja harian lepas. Pekerja tetap disebut juga karyawan atau pekerja waktu tidak tertentu (tidak rentan dipecat), sedangkan pekerja harian lepas disebut juga pekerja waktu tertentu (rentan dipecat). Pekerja tetap memiliki status dan kondisi kerja yang lebih baik dibandingkan pekerja harian lepas, seperti mendapatkan berbagai tunjangan dan fasilitas perusahaan. Status pekerja ini sangat berpengaruh pada pembagian upah kepada pekerja, terlepas dari adanya pembagian kerja seksual berdasarkan gender. Status pekerja dapat menyebakan ketimpangan apabila pekerja laki-laki dan perempuan diperlakukan berbeda.

Pada Tabel 5 disajikan data komposisi jumlah responden pekerja CV. Mekar Plastik Industri berdasarkan jenis kelamin dan status pekerja. Seperti yang dapat dilihat pada Tabel 5 bahwa jumlah pekerja laki-laki yang statusnya pekerja tetap di CV. Mekar Plastik Industri lebih banyak dibandingkan perempuan, yaitu 63,3% dari total pekerja laki-laki, sedangkan jumlah pekerja perempuan yang statusnya pekerja tetap yaitu 46,7% dari total pekerja perempuan. Untuk pekerja harian lepas, jumlah pekerja perempuan lebih banyak dibandingkan pekerja laki-laki, yaitu 53,3% dari total pekerja perempuan, sedangkan pekerja laki-laki yang status kerjanya sebagai pekerja harian lepas sebesar 36,7% dari total pekerja laki-laki.

Tabel 5. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Status Pekerja, CV. Mekar Plastik Industri, 2009

Jenis Pekerjaan

Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Harian Lepas 11 36,7 16 53,3

Pekerja Tetap 19 63,3 14 46,7

Total 30 100 30 100

Jenis pekerjaan laki-laki seperti mesin dan ekspedisi membutuhkan keahlian dan keterampilan khusus dalam mengoperasikannya, tingkat kesulitannya juga lebih tinggi dibandingkan denga bagian packing (pengepakan), sehingga tingkat kerentanan dipecat juga kecil pada bagian mesin. Sebaliknya, jenis pekerjaan

packing dianggap sepele dan tidak membutuhkan keahlian khusus seperti bagian mesin, sehingga tingkat kerentanan dipecatnya lebih tinggi dibandingkan dengan bagian mesin yang biasa dipegang oleh laki-laki. Pada posisi ini, perempuan kembali mengalami ketimpangan/ketidakadilan karena merasa berada pada posisi yang rentan atau tidak aman dalam hal pekerjaan, sehingga mereka cenderung pasrah dan tidak berani melawan atau meminta haknya kepada perusahaan karena takut dipecat.

5.3 Pengupahan

Dalam hal pengupahan, CV. Mekar Plastik Industri dianggap belum memenuhi syarat Upah Minimum Regional seperti yang telah ditetapkan Gubernur Jawa Barat dalam Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 561/Kep.684- Bangsos/2008, sebesar Rp.1.000.950,- untuk wilayah Kabupaten Bandung. Upah yang diberikan perusahaan terdiri atas dua tingkat, yaitu Rp31.000,- per hari untuk karyawan tetap, baik pekerja laki-laki maupun pekerja perempuan, dan pekerja laki-laki harian lepas, dan Rp.25.000,- per hari untuk pekerja perempuan yang harian lepas. Pembagian upah ini dianggap tidak adil oleh pekerja perempuan namun mereka tidak dapat menuntut hak lebih karena itu adalah kebijakan perusahaan, selain itu mereka juga takut dipecat tanpa uang pesangon. Pembagian upah ini dipengaruhi oleh adanya pembagian kerja secara seksual dan pembagian

status kerja. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, sebagian besar laki-laki yang menjadi operator mesin memiliki tingkat kerentanan dipecat yang lebih kecil dibandingkan dengan perempuan sebagai operator packing yang jenis pekerjaanya diaanggap sepele. Data Tabel 6 menunjukkan komposisi jumlah responden pekerja CV. Mekar Plastik Industri berdasarkan gender dan upah.

Tabel 6. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Upah, CV. Mekar Plastik Industri, 2009

Upah

Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Rendah (<UMR) 0 0 14 46,7

Tinggi (≥ UMR) 30 100 16 53,3

Total 30 100 30 100

Dapat dilihat pada Tabel 6 bahwa pekerja laki-laki memiliki upah yang lebih tinggi daripada pekerja perempuan. Tinggi rendahnya upah ditentukan berdasarkan Upah Minimum Regional (UMR) wilayah regional kajian penelitian, yaitu Kabupaten Bandung, sebesar Rp.1.000.950,- untuk industri plastik. Bila upah di atas UMR, maka dapat dikatakan, upah yang diterima pekerja lebih tinggi, begitupun sebaliknya, bila upah yang diterima kurang dari UMR, maka dapat dikatakan upah yang diterima pekerja adalah di bawah rata-rata.

Berdasarkan persentase jumlah responden berdasarkan jenis kelamin dan upah, sebanyak 100% pekerja laki-laki mendapatkan upah yang tinggi (≥ UMR) dan hanya 53,3% pekerja perempuan yang mendapatkan upah tinggi, dan 46,7% pekerja perempuan mendapatkan upah yang rendah (< UMR). Dapat dilihat juga, hampir tidak ada (0%) pekerja laki-laki yang mendapatkan upah di bawah UMR. Hal ini dikarenakan pekerja laki-laki memiliki tanggung jawab yang lebih besar dan membutuhkan tenaga yang lebih banyak dalam proses produksi dibandingkan perempuan, sehingga upahnya diberikan lebih besar oleh perusahaan (bias gender perusahaan terhadap pekerja). Perbedaan upah ini merupakan salah satu ketimpangan yang dialami oleh pekerja perempuan karena mereka berada dalam posisi yang termarjinalisasikan dan mereka tidak dapat berbuat apa-apa karena

takut dipecat, namun hal ini ternyata tidaklah menjadi suatu masalah yang besar bagi pekerja perempuan, karena mereka merasa bahwa uang yang mereka dapatkan dari hasil bekerja bukanlah suatu nafkah utama untuk keluarga, tetapi merupakan uang tambahan nafkah untuk membantu suami dalam memenuhi kebutuhan rumahtangga.

Di samping gender sebagai pembanding utama pembagian upah, hal yang perlu diperhatikan lebih spesifik adalah status pekerja. Status pekerja sangat mempengaruhi perusahaan dalam hal memberikan upah kepada pekerja. Besarnya upah yang diterima pekerja tergantung dari bagaimana statusnya sebagai pekerja di CV. Mekar Plastik Industri, yaitu sebagai pekerja harian lepas atau pekerja tetap. Tabel 7 menunjukkan komposisi pekerja berdasarkan status pekerja dan upah/gaji yang diterima pekerja.

Tabel 7. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Status Pekerja, dan Upah, CV. Mekar Plastik Industri, 2009

Jenis Kelamin Status Pekerja

Upah

≥ UMR < UMR

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Laki-laki Pekerja Tetap 19 100 0 0

Harian Lepas 11 100 0 0

Perempuan Pekerja Tetap 14 100 0 0

Harian Lepas 0 0 16 100

Dapat dilihat pada Tabel 7 bahwa pekerja yang berstatus pekerja tetap memiliki upah yang lebih tinggi daripada pekerja yang berstatus pekerja harian lepas. Upah yang lebih tinggi tersebut adalah upah yang besarnya sama atau di atas UMR, begitupun sebaliknya, bila upah yang diterima kurang dari UMR, maka dapat dikatakan upah yang diterima pekerja adalah rendah.

Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa jumlah laki-laki pekerja tetap dan menerima upah yang tinggi lebih banyak dibandingkan perempuan yang sebagian besar berstatus pekerja harian lepas dan menerima upah yang lebih rendah. Perbedaan upah ini adalah salah satu bentuk ketidakadilan gender (marginalisasi) yang dilakukan perusahaan terhadap pekerja, apalagi sebagian besar korbannya

adalah pihak perempuan yang ditempatkan sebagai pekerja harian lepas, walaupun entah secara sengaja atau tidak perusahaan menempatkan perempuan dalam posisi tersebut. Perempuan masih saja dianggap sebagai makhluk yang lemah dan tidak berdaya dalam sektor publik, dan mereka juga takut untuk menuntut hak-haknya karena menganggap dirinya akan kalah jika melawan pihak perusahaan yang besar dan berkuasa tersebut.

Dokumen terkait