• Tidak ada hasil yang ditemukan

Stigma pada pemandu karaoke

Dalam dokumen KONSEP DIRI PADA PEMANDU KARAOKE SKRIPSI (Halaman 68-72)

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Temuan Seluruh Partisipan dan Pembahasan

5. Stigma pada pemandu karaoke

.Stigma yang ada dalam pemandu karaoke biasanya berbentuk pandangan atau label yang diberikan oleh masyarakat. Selain itu, bentuk lain dari stigma yang terjadi pada pemandu karaoke adalah perlakuan seperti menjadikan bahan perbincangan, pelecehan, dan pengucilan terhadap mereka. Stigma sendiri merupakan label yang diberikan kepada individu atau kelompok oleh orang lain karena dianggap telah melanggar aturan atau norma yang

sangat dihormati (Goffman, 1963). Pemandu karaoke tidak hanya menerima stigma dari masyarakat sekitarnya saja tetapi juga dari tamu yang datang di tempat karaoke. Hal ini dikarenakan tamu-tamu yang datang ini cenderung memandang rendah dan menjadikan pemandu karaoke hanya sebagai obyek dari kesenenagan mereka. Stigma pada pemandu karaoke sendiri muncul

karena terkait dengan status sosial mereka (janda dan pekerjaan) dan perilaku mereka. Terkait dengan perilaku, mereka dipandang negatif oleh masyarakat karena cara berpakaian mereka yang seksi, jarang pulang kerumah, perilaku mereka yang merokok dan minum alkohol. Sedangkan terkait dengan pekerjaan, mereka dipandang negatif karena bekerja di malam hari, bekerja untuk menghibur suami orang dan berpenghasilan tidak halal. Oleh karena itu, stigma pada pemandu karaoke dapat dikatakan termasuk jenis stigma pada orang dengan cacat karakter dalam jenis-jenis stigma menurut Goffman (1963). Stigma yang diterima oleh pemandu karaoke ini membuat mereka cenderung menutup diri dari pergaulan masyarakat (karena tidak ingin mendengarkan cemoohan) dan merasa rendah diri dari pada yang lain. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Crocker dan Mayor (1989) yang menunjukkan bahwa anggota kelompok stigma memilikiself-esteemlebih rendah dari anggota kelompok non-stigma. Stigma sendiri merupakan pandangan dan perlakuan yang kurang adil bagi orang yang dikenai stigma. Hal ini dikarenakan stigma yang diberikan belum tentu sesuai dengan keadaan orang yang diberi stigma. Akan tetapi, stigma juga dapat memberikan motivasi kepada invidu yang dikenai stigma untuk menjadi lebih baik dan lebih membuktikan diri mereka. Gambaran hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3.

Stigma pada Pemandu Karaoke

Partisipan 1 Partisipan 2 Partisipan 3

..sisi negatifnya imej buruk masyarakat pasti buruk.. apalagi tamu, terlalu memandang remeh cewek malem.. kalau berhadapan tamu-tamu yang nakal pasti itu.. kadang tidak sedikitlah tindakkan pelecehan-pelecehan yang kira-kira kurang pantas.. selain itu, sering dimarah-marahin istri orang, dikucilkan masyarakat.. ya kadang suka diomongin jelek sama orang apalagi ibu-ibu atau apalah kalau dilingkungan masyarakat yang ada perbedaan sikap.. ngerasa aja..

..sebagian besar, kebanyakan menganggap itu negatif, dengan penampilan seksi, dengan merokok, kadang harus setiap hari berhadapan dengan alkohol.. kalau masyarakat memandang pekerjaan ini pasti negatif.. dari pulang pagi saja pikiran orang sudah aneh-aneh apalagi berhadapan dengan tamu, alkohol.. kadang nemenin tamu yang kurang baik.. Ya pasti masyarakat memandang negatif.. dari sikap, dari mereka bicara,

..Kalau dimata masyarakat pekerjaan seperti itukan buruk.. ya mungkin ada yang menilai bagus, ada yang menilai buruk.. tapi banyak yang buruknya.. mungkin karna aku wanita pekerja malam.. tapi aku orangnya cuek karna mereka belum tentu tahu apa yang aku hadapi.. ya sembilan puluh persen orang menilainya berbeda.. ya mungkin mereka lebih melihat sisi negatifnya dari pada positifny.. Kalau ada perlindungan untuk pemandu karaoke, karna terkadang banyak tamu yang nakal.. dan belum tentu semua pemandu karaoke itu jelek.. seharusnya tamu itu tahu kehidupan para pemandu.. kalau sebenernya perlu dibantu.. seharusnya pekerjaan itu dianggap seperti pekerjaan orang pada umumnya atau pekerjaan normal, nggak dipandang jelek..

..tapikan mereka tidak tahu yang namanya pemandu karaoke itu sebenarnya kerja atau apa.. padahal ya kerja beneran disana.. tapi kalau dibelakangku aku juga

..negatifnya pekerjaanku nggak bener, dipandang jelek masyarakat itu pasti.. Kalau masyarakat sih.. mereka pandangannya sudah pasti jelek.. intinya udah ngeblacklist aku tuh orang yang nggak bener tapi aku nggak mempermasalahin itu.. yang jelas aku cuma mikir keluargaku.. aku ngasih pengertian orang tuaku dan mereka bisa mengerti.. Kalau liat kerjaan.. ya aku nggak bener.. menghibur suami orang kaya gitu..cuma itu tadi kembali lagi ke tuntutan.. pengen pekerjaan yang lebih baik.. ya kerja seperti biasa kaya mereka-mereka.. dilihatnya kita seneng tapi didalemnya kita juga nggak tahu.. ya intinya nggak sama dengan perasaan kita.. kan kita dituntut untuk buat seneng mereka harus menghibur mereka.. kalau tamu rese kita harus ngemong mereka harus ada dibawah mereka. Kan kalau bisa memilih kan nggak ada yang mau jadi pemandu karaoke..

Bentuk stigma yang terjadi :

pandangan dan label masyarakat

perlakuan (selalu menjadi bahan perbincangan, pelecehan, dikucilkan)

Stigma yang muncul :

stigma terhadap diri : - dipandang buruk (wanita

yang tidak benar) - dipandang rendah

stigma terhadap pekerjaan - pekerjaan yang buruk

(negatif)

- pekerjaan tidak sesuai norma masyarakat Stigma terjadi karena:

terkait dengan status sosial (janda dan pekerjaan)

berpakaian seksi

merokok

minum alkohol

wanita bekerja di malam hari

pekerjaan menghibur suami orang

cara memandang.. selalu dipandang jelek sama orang.. masyarakat, tamu.. ya semua orang bahkan keluarga sendiri.. masalah status.. status sosial seperti pekerjaan. Jelek ya karena status janda dan pekerjaan malam.. ya ngerasa nggak pantes aja.. keluargaku dari keluarga yang selalu menjunjung tinggi norma.. tidak pantesnya imej jelek wanita yang kerja malam pasti dipandang jelek, apalagi dari versi keluargaku karena pulang pagi, minum, merokok yang notabene sebagian besar menganggap imej jelek..

..Tapi terkadang mempengaruhi juga.. aku jadi membatasi diri bergaul dengan orang-orang tertentu.. apalagi dunia siang.. kadang selalu menutup diri karena tidak mau mendengarkan cemoohan atau tanggapan negatif thinking.. sebetulnya tidak semua wanita malam itu jelek cuman imejnya sekarangkan udah terlalu jelek.. pengennya sih orang mandangnya biasa selayak wanita-wanita siang.. cuman imejnya udah susah dirubah..

nggak tahu seperti apa.. ya namanya masyarakat ya gitu omongannya.. ya mungkin menduga-duga aja, tapi kan belum tentu apa yang dipikir mereka seperti yang aku lakukan.. ya jelas semua begitulah.. namanya perempuan kerja malam pasti pada menduga-duga.. tapi walaupun gitu, didepanku masih pada baik.. nggak terus menghindar atau gimana nggak..

..Menurutku penilaian masyarakat kalau menganggap pekerjaan seperti itu buruk atau gimana, bagiku itu nggak adil.. karna mereka belum tentu tahu dan dia tidak pernah mengalami.. jadi nggak seharusnya memandang buruk. Pengen dipandang.. kalau bisa ya baik.. aku pengen buktikan ke mereka kalau aku bisa.. jadi biar mereka pandangnya juga baik..

..ya intinya aku ngerasa udah cacat kaya gitu.. maksudnya kehidupanku.. rumah tanggaku.. Kan kalau bisa memilih kan nggak ada yang mau jadi pemandu karaoke.. menilai aku tuh orangnya nggak bener.. karna aku jarang pulang, rumah tanggaku nggak beres..

..Kadang aku mikirnya nggak adil kenapa sih aku yang harus diomong-omongin.. apalagi yang nggak tak lakuin diomongin.. dijelek-jelekin.. padahal mereka nggak tahu dalemnya aku.. aku seperti itu ya semata-mata buat keluargaku.. Nggak dipandang jelek dari pekerjaannya.. dari rumah tangganya yang nggak jelas dan cara aku berpakaian.. Ingin jadi orang biasa.. yang jalannya nggak seperti ini.. yang bisa kerja biasa yang nggak dipandang jelek oleh masyarakat dan nggak menghibur suami orang kaya gitu..

perlakuan yang tidak adil karena

belum tentu benar

membuat orang yang diberi stigma cenderung untuk menutup diri dan rendah diri (merasa cacat)

stigma juga bisa memberi motivasi terhadap invidu yang dikenai stigma untuk lebih baik

Dalam dokumen KONSEP DIRI PADA PEMANDU KARAOKE SKRIPSI (Halaman 68-72)

Dokumen terkait