5.3 Hal-Hal yang Berhubungan dengan
Rencana Tes
Tes
mer Defined” – “TBD”
bagian-bagian dari rencana yang belum diketahui. Ter
dari embangan.
5.
ter dapat menjadi frustasi dalam menyelesaikan rencana tes sebelum detil sistem yang eka testing diselesaikan. Berdasarkan pada hal ini, skenario “To Be
dapat digunakan sebagai tanda untuk
minologi ini juga menyediakan suatu mekanisme sederana untuk pencarian bagian-bagian rencana yang masih membutuhkan peng
4 Kerangka Rencana Tes Sederhana
Secduk testing yang
s, data masukan, sil yang diharapkan.
si tentang daftar tugas-tugas testing secara berurutan ncana tes ulang, batasan waktu secara umum.
n.
ndentifikasi tim tes, jam-perorang yang dibutuhkan untuk testing, s otomatis yang digunakan (bila ada).
sting Terstruktur vs Testing Tidak
r
ara sederhana dokumen rencana tes, terdiri dari:
Obyektifitas, berisi tujuan akhir yang akan dicapai oleh testing, dan pro diharapkan.
Strategi dan pendekatan, berisi diskripsi lingkungan tes, dan cakupan dari testing. Spesifikasi tes, untuk tiap bagian-bagian dari tes, berisi diskripsi te
kondisi inisial yang dibutuhkan, dan ha Rencana kerja dan jadual tes, beri (sekuensial), kriteria dan re
Kriteria pemenuha Sumber daya, berisi i dan alat bantu te
5.5 Te
Terstruktu
Suatu tes yang terstruktur adalah yang direncanakan, didefinisikan, dan didokumentasikan. Testing yang terstruktur menggunakan suatu strategi yang dapat diharapkan berdasar pada
ncanakan sebelumnya, dilakukan berdasarkan
erada usa
ters k dapat diketahui dan tidak diulang secara konsisten. Idealnya analisa rasional dari sistem, lingkungan, kegunaan dan resiko.
Suatu tes yang tidak terstruktur tidak dire spontanitas dan kreatifitas.
Testing tidak dapat 100% terstruktur ataupun 100% tidak terstruktur. Testing selalu b diantaranya. Karena testing yang hanya menggunakan metode terstruktur membutuhkan
ha yang amat keras dalam pembuatan rencana tes. Sedangkan untuk testing yang tidak truktur, cakupan tes tida
perbandingan bobot antara terstruktur dan tidak terstruktur adalah 75% dan 25%.
By Hendranet
Bab V Perencanaan Testing Halaman 119
5.6 Spesifikasi Tes Tingkat Tinggi vs
Spesifikasi Tes Detil
Tingkat kedetilan dari suatu spesifikasi tes tergantung pada beberapa faktor, antara lain: Tingkat kekomplitan dan stabilitas spesifikasi sistem. Jika spesifikasi belum komplit,
siko internal produk atau fitur yang dites.
man dari orang yang akan melakukan tes.
emakin tinggi pergantian, rencana tes dan
ster kunci untuk berhalangan hadir di
i. Sistem manual lebih sedikit memerlukan arahan yang presisi
okumentasi yang lankannya kembali secara konsisten.
spesifikasi tes tingkat tinggi dibuat. Tingkat re
Kredibilitas, kemampuan, dan pengala Tingkat stabilitas vs pergantian tester (s dokumentasi yang lebih baik semakin dibutuhkan).
Back-up dan pergantian sumber daya. Walaupun pergantian staf tidak diantisipasi, namun selalu saja terdapat kemungkinan dari te
waktu kritis. Untuk itu diperlukan adanya dokumentasi yang detil dan jelas, agar dapat digantikan oleh orang lain, walaupun bersifat sementara waktu.
Tingkat otomatisas daripada sistem otomatis.
Ekstensi tes yang harus diulangi (misal untuk versi selanjutnya). Test cases harus didisain untuk dapat diulangi, dan untuk keperluan tersebut dibutuhkan d
cukup detil untuk dapat menja
5.7 Berapa Banyak Tes Dinyatakan
Cukup?
Merupakan pertanyaan yang penting, sebagai bagian dari identifikasi obyektifitas dan strategi. Penentuan berapa banyak tes dianggap mencukupi tergantung pada situasi tertentu yang dihadapi. Faktor-faktor yang yang membantu untuk menentukan berapa banyak tes
Cakupan fungsional yang diinginkan.
rasi.
Kemampuan untuk memenuhi standar audit yang telah ditetapkan, kriteria pemenuhan tes dan tujuan akhir kualitas sistem.
Hambatan usaha tes, seperti waktu dan sumber daya yang ada untuk testing, dan fisibilitas, kesulitan dan biaya testing.
dinyatakan cukup, antara lain:
Tingkat kualitas, reliabilitas atau kejelasan batasan yang dibutuhkan dari produk yang diserahkan.
Jangkauan tipe tes yang dibutuhkan untuk dicakup, misal kegunaan, performansi, keamanan dan kendali, kompatibilitas/konfigu
Tingkat antisipasi kualitas yang telah ada di dalam sistem, bilamana diserahkan untuk dilakukan system testing.
Resiko dan konsekuensi dari defects yang tersembunyi dalam fitur-fitur atau aspek-aspek dari sistem tertentu.
Bab V Perencanaan Testing Halaman 120
Salah satu metode untuk menentukan jumlah tes yang dibutuhkan adalah justifikasi inkremental, yaitu dengan mendefinisikan dan mengakumulasikan spesifikasi tes dalam suatu
a
dapat tiga faktor utama yang harus diseimbangkan dalam membuat suatu
sumber daya yang dibutuhkan untuk membuat dan rangkaian siklus iteratif. Tes diprioritaskan dengan penilaian tingkat kritis atau kepentingan, dimana tiap iterasi, seiring dengan bertambahnya waktu dan biaya dari tes yang baru ditambahkan harus dijustifikasi, hingga terjadi dimana iterasi dari penambahan tes berikutny tidak lagi dapat dijustifikasi, maka sekumpulan tes yang ada dapat dinyatakan telah mencukupi.
Pada dasarnya ter rencana tes, yaitu:
Tingkat kedetilan (seperti waktu dan merawat rencana tes).
Tingkat organisasi dan kendali tes yang dibutuhkan.
Kebutuhan tester dalam pengarahan tugas, otonomi dan kreatifitas.
5.8 Sekuensialisasi Tes
Pertanyaan penting lainnya dalam perencanaan tes secara detil adalah bagaimana aliran kerja yang seharusnya berjalan? Jawaban untuk pertanyaan ini tergantung pada situasi tes.
ng Keberadaan produk testing
n –
bungan depedensi antara test cases. Mana n dari kebutuhan dari tiap test case terhadap
kan terlebih dahulu. Keberadaan sumber daya testing
Aliran kerja tes ditinjau berdasarkan pada sumber daya testing mana yang paling mencukupi terlebih dahulu.
Keberadaan sumber daya debugging dan perbaikan
Aliran kerja tes ditinjau berdasarkan pada sumber daya debugging dan perbaikan mana yang paling mencukupi terlebih dahulu.
Defect masking
Defect masking terjadi bila defect tertentu tidak dapat dilihat di awal, karena efeknya Faktor-faktor yang dapat membantu dalam menentukan sekuensial terbaik bagi aliran kerja tes, antara lain:
Kepentingan relatif dari tes
Aliran kerja tes ditinjau berdasarkan pada perkiraan beban tanggung jawab, dari ya paling besar ke yang paling kecil.
Aliran kerja tes ditinjau berdasarkan pada produk testing mana yang dapat dihasilkan terlebih dahulu dalam kaitannya dengan kerja bagian lainnya (misal pengembanga development).
Interdependensi natural dari tes
Aliran kerja tes ditinjau berdasarkan pada hu yang lebih dahulu dari yang lain ditentuka
pemenuhan pelaksanaan test case lainnya. Test case yang paling sedikit membutuhkan pemenuhan pelaksanaan test case lainnya dilaksana
Bab V Perencanaan Testing Halaman 121
defect yang menutupinya telah ditemukan dan dihilangkan. Idealnya, urutan eksekusi tes
beraw dimana terdapat kemu n di defect
yang proses testing.
Pola aliran kerja
Aliran n pada l misal tes
akan dilakukan dari unit test terlebih dahul ana yang
lebih m an positive test atau ne ulu
Kesul
Aliran u berdasarkan pada ba ang paling s k dilakukan perbaikan bilamana terjadi defect.
an kerja berdasarkan pada pengalaman tes adalah yang paling banyak berhasil.
al dari tempat ngkinan tertinggi aka temukannya sulit dibenahi dalam
kerja tes ditinjau berdasarka ogika atau pengalaman kerja tes, u ke arah integration test, atau m udah melakuk gative test terlebih dah .
itan dalam pengulangan kerja
kerja tes ditinja gian sistem y ulit untu
Pengalaman tes
Dari banyak metode di atas, penetapan sekuensial alir
5.9 Teknik Estimasi Usaha Tes
Dal ring Economics”, Barry Boehm mengidentifikasikan
sejuml testing, yaitu:
Top- al-Estimating
Cost Averagi
Re-E se
5.9
am bukunya, “Software Enginee
ah teknik estimasi yang dapat digunakan pada proyek Bottom-Up atau Micro-Estimating
Down atau Glob Formulae atau Models Parkinson’s Law Pricing to Win ng Consensus of Experts SWAG stimating by Pha
.1 Bottom-Up atau Micro-Estimating
Menge waktu dan sumber daya
ecil dari rencana kerja. Ter
Bot k dapat dilakukan sampai daftar tugas detil telah dibuat.
endapatkan nilai ki kecenderungan untuk berada dalam
tidak dapat mengidentifikasikan bias isi under-estimate 30% per tugas, mbangkan rencana kerja tes detil, dan membuat estimasi
untuk tiap tugas terk
dapat tiga keterbatasan dari teknik ini, yaitu: tom-up estimating tida
Jam kerja untuk tugas-tugas yang terabaikan secara otomatis akan m kosong, yang berarti bahwa teknik ini memili
konsisi under-estimate.
Jika terdapat suatu bias yang konsisten, teknik ini tersebut. Contoh, jika semua tugas berada dalam kond
maka total estimasi yang diakumulasi juga akan berada di bawah 30%.
By Hendranet
Bab V Perencanaan Testing Halaman 122
5.9.2 Top-Down or Global-Estimating
Esti
kes rip dan menetapkan waktu sumber daya
yan
si yang dikembangkan dengan met
5.9
masi dimulai dari gambaran besar, dengan membandingkan cakupan dan usaha eluruhan tes dengan usaha-usaha lain yang mi
g dibutuhkan.
Menyediakan sanity-check atau cross-check bagi estima ode lain.